Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Variasi Temperatur Air 7°C, 17°C, dan 27°C Pada Campuran Beton Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton Struktural Niken Indriyani; Mirza Ghulam Rifqi; M. Galuh Khomari
Journal of Applied Civil Engineering and Infrastructure Technology Vol 2 No 1 (2021): Agustus 2021
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52158/jaceit.v2i1.77

Abstract

This study discusses the effect of water temperature variations of 7°C, 17°C, and 27°C on concrete mixes on compressive strength values ​​of structural concrete. Concrete is a material that is often used in civil engineering construction. The use of concrete in large volumes causes the heat temperature of the hydration reaction to increase. It is necessary to monitor the temperature of the water in the concrete mixture to reduce the excess heat due to the hydration reaction. Water temperature is adjusted according to the planned temperature of 7°C, 17°C, and 27°C to determine the effect on the compressive strength and workability values. Concrete compressive strength testing is carried out at 3, 7, 14, and 28 days. The number of specimens needed was 36 cylindrical samples with a diameter of 15 cm and a height of 30 cm. The results of slump testing at 7°C, 17°C, and 27°C respectively 3 cm, 5 cm and 10 cm. And for testing the compressive strength of concrete obtained data respectively 30.06 MPa, 35.31 MPa and 45.09 MPa. Increased compressive strength of concrete in each variation of 0.2%, 17.7% and 24.3%.
Eksperimen Bukaan Persegi Pada Badan Balok Beton Bertulang Akibat Beban Lentur Elvin Ikrima Nisa; M. Galuh Khomari; Yuni Ulfiyati; Ahmad Utanaka; Mirza Ghulam Rifqi
Jurnal TESLINK : Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 5 No 2 (2023): Next Issue on, September 2023
Publisher : Universitas Nusa Putra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52005/teslink.v5i2.281

Abstract

Bukaan pada badan balok merupakan suatu ruang kosong yang dibuat pada struktur balok untuk memberikan jalur akses jaringan utilitas pada bangunan gedung. Penempatan bukaan pada daerah lapangan lebih baik dalam menahan beban yang bekerja pada balok, selain berfungsi sebagai pendukung utilitas. Bukaan berbentuk persegi dapat mengakomodasi perpipaan, instalasi AC, listrik, dan jaringan komputer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bukaan persegi pada badan balok beton bertulang akibat beban lentur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan pengujian lentur balok beton bertulang. Balok beton bertulang berukuran 10 x 15 x 60 cm, dengan variasi balok normal tanpa bukaan (BN), balok bukaan dimensi 5 x 5 cm (BBD1), dan balok bukaan dimensi 5 x 10 cm (BBD2) dan di uji 28 hari. Berdasarkan hasil eksperimen dan analisis data balok (BN) memiliki kuat lentur rata-rata sebesar 14,472 MPa. Sedangkan balok (BBD1) dengan ukuran bukaan 5 x 5 cm lebih kecil 2,8% dari balok normal (BN) dengan kuat lentur rata-rata sebesar 14,072 MPa. Dan balok (BBD2) dengan ukuran bukaan 5 x 10 cm lebih kecil 21,2% dari balok normal (BN), 17,9% dari (BBD1) dengan kuat lentur rata-rata sebesar 11,938 MPa. Sehingga, bukaan persegi pada badan balok beton bertulang berpengaruh terhadap kuat lentur.
Perbandingan Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Dengan Variasi Jumlah Tulangan Pada Zona Tekan Adi Candra Prayoga; M. Galuh Khomari; Siska Aprilia Hardiyanti; Mirza Ghulam Rifqi; Dadang Dwi Pranowo
Jurnal TESLINK : Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 5 No 2 (2023): Next Issue on, September 2023
Publisher : Universitas Nusa Putra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52005/teslink.v5i2.283

Abstract

Bangunan sederhana seperti rumah tinggal merupakan bangunan yang memiliki desain struktur relatif lebih kecil dibandingkan dengan bangunan gedung bertingkat lainnya. Pekerjaan balok dalam penggunaan tulangan terdapat empat buah tulangan longitudinal yang berada pada sudut-sudut balok di daerah tekan dan daerah tarik. Dari penggunaan tulangan pada balok tersebut penelitian ini akan sedikit memvariasikan jumlah tulangan pada zona tekan agar lebih menghemat material. Balok yang digunakan adalah balok bertulangan tunggal, balok ini hanya memerlukan tulangan didaerah tarik saja dan tulangan di daerah tekan diabaikan. Tujuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kelebihan dan kekurangan dari kedua variasi balok serta dapat menghemat penggunaan material baja tulangan, terutama pada elemen struktur balok pada bangunan rumah sederhana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan pengujian lentur balok beton bertulang. benda uji balok berukuran 10 x 15 x 60 cm, dengan variasi balok (BN) terdapat 4 buah tulangan longitudinal, sedangkan balok (BT) terdapat 3 buah tulangan longitudinal, untuk perawatan dilakukan selama 28 hari. Berdasarkan hasil pengujian dan analisa data balok variasi 1 (BN) memiliki kuat lentur rata-rata sebesar 14,472 MPa. Sedangkan balok variasi 2 (BT) lebih besar 5,758% dari balok variasi 1 (BN) dengan kuat lentur rata-rata sebesar 15,305 MPa. Sehingga, penggunaan balok variasi 2 (BT) tidak mempengaruhi kuat lentur.