Kresna Tri Dewi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FORAMINIFERA BENTONIK KAITANNYA DENGAN KUALITAS PERAIRAN DI WILAYAH BARAT DAYA PULAU MOROTAI, MALUKU UTARA Amir Sidiq; Suwarno Hadisusanto; Kresna Tri Dewi
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.179 KB) | DOI: 10.32693/jgk.14.1.2016.336

Abstract

Pulau Morotai, Maluku Utara merupakan salah satu pulau yang terletak di kawasan segitiga terumbu karang  sebagai pusat kenakeragaman biota laut global. Kesehatan ekosistem terumbu karang dapat dipantau dengan menggunakan komposisi foraminifera bentonik. Maksud dan tujuan studi ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas foraminifera bentoni terkait dengan kualitas perairan sebelah barat daya Pulau Morotai. Studi ini menggunakan enam sampel sedimen dasar laut dengan tiga kali perulangan yang diambil pada  kedalaman antara 16 dan 36 m. Hasilnya menunjukkan ada 28 spesies foraminifera bentonik, dicirikan oleh kehadiran Amphistegina dan Operculina dalam jumlah sangat melimpah. Amphistegina radiata merupakan spesies dengan densitas tertinggi di stasiun dekat pantai. Nilai indeks keanekaragaman foraminifera antara 1,49 dan 2,31 yang tergolong dalam kondisidengan tingkat keanekaragaman sedang. Indeks keseragaman umumnya lebih besar dari 0,6 yang menunjukkan lingkungan stabil. Nilai indeks FORAM (FI) berkisar dari 6,32 hingga 9,16 yang memperlihatkan  kondisi lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan terumbu karang. Kata kunci: struktur komunitas, foraminifera bentonik, terumbu karang, MorotaiMorotai Island, North Molucca is one of islands that is located in the Coral triangle region as the global centre of marine biodiversity.  The health of this coral ecosystem could be monitored by using benthonic foraminferal composition. The purpose of this study are re recognized community structure of benthic foraminifera related to water quality off southwest Morotai, Island. This study used six marine sediments samples with three times of replication that collected from 16 -36 m water depth. The result shows that there are 28 spesies of benthonic foraminifera characterized by occurences of Amphistegina and Operculina abundantly. Amphistegina radiata is a highest density species that is found in the near shore station. The diversity index is between 1,49 and 2,31 as moderate diversity;  evenness index generally is more than 0,6 that indicates stable environment. FORAM index (FI) is more than 4 (6,32 to 9,16) that shows of  condusif environmental condition for reef growth.Keywords: community structure, benthonic foraminifera, coral reef, Morotai
OSTRACODA SEBAGAI INDIKATOR PERUBAHAN LINGKUNGAN PERAIRAN SEKITAR PLTU TARAHAN, TELUK LAMPUNG, SUMATERA Kresna Tri Dewi; Indra Adhirana; Yusuf Adam Priohandono; Luli Gustiantini
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.054 KB) | DOI: 10.32693/jgk.14.1.2016.335

Abstract

Teluk Lampung terletak di bagian selatan Pulau Sumatera yang berhadapan dengan Selat Sunda.  Kualitas ingkungan perairan ini secara perlahan menurun sebagai akibat pertumbuhan berbagai aktifitas manusia di kawasan pesisir.  Tujuan dari studi ini adalah untuk memahami  struktur komunitas ostracoda sebagai komponen sedimen laut terkait dengan perubahan lingkungan perairan ini. Studi ini menggunakan  22 sub-sampel sedimen dari 4 titik lokasi di lepas pantai sekitar PLTU Tarahan dan beberapa sampel sedimen permukaan yang mewakili kondisi lingkungan saat ini. Kemudian sampel sedimen ini dicuci dalam ayakan berbukaan 0.063 mm, dikeringkan dan digunakan untuk studi ostracoda dengan bantuan mikroskop binokuler. Hasilnya menunjukkan bahwa secara vertikal kelimpahan ostracoda menurun atau tidak hadir di beberapa lapisan bawah dasar laut. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan erupsi Gunung Krakatau tahun 1883 yang ditunjang oleh keterdapatan material batu apung di lapisan-lapisan sedimen ini. Secara horizontal, ostracoda dari sampel permukaan atau dasar laut cukup bervariasi dan melimpah namun juga menemukan spesimen abnormal seperti rusak dan terisi atau tertutup oleh material berwarna gelap yang mengandung Al2O3 (17,54%) and SiO2 (37,52%). Hal ini kemungkinan berkaitan dengan menurunnya kondisi lingkungan daerah penelitian yang berpengaruh pada habitat ostracoda.Katakunci: ostracoda, spesimen abnormal, perubahan lingkungan, Teluk Lampung Lampung Bay is located in the southern part of Sumatera island that facing to the Sunda Strait. This bay is gradually degradation environment as a result of growing various human activities in the coastal area.  The purpose of this study is to understand the community structure of ostracoda as component of marine sediments related to environmental changes of this area.  This study used 22 sediment sub-samples from four sites in the offshore area of Tarahan power plant and several surface sediment samples represented the present environmental condition. These samples were then washed through 0.063 mm sieve, dried and used for  ostracod study under a binocular microscope. The result shows that,  the ostracoda assemblages, vertically, are decrease or disappear at certain layers below seafloor. It may related to the eruption of Krakatau Volcano in 1883 that was supported by finding of pumice materials in these layers. Horizontally,  ostracod from surface sediments is quite diverse and abundant but we also found abnormal specimens such as abraded and filled or covered by Al2O3 (17,54%) and SiO2 (37,52%).  It may related to decline environment in the study area that likely affect the habitat of ostracoda. Keywords: ostracoda, abnormal specimens, Tarahan power plant.