Godwin Latuputty
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RESPON MIKROFAUNA (OSTRACODA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR PULAU BANGKA, SULAWESI UTARA Kresna Tri Dewi; Godwin Latuputty; Yusuf Adam Priohandono; Catur Purwanto
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 15, No 1 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1471.564 KB) | DOI: 10.32693/jgk.15.1.2017.375

Abstract

Ostracoda merupakan kelompok mikro-organisme yang dapat terawetkan dalam sedimen dasar laut, termasuk dasar perairan sekitar Pulau Bangka, Sulawesi Utara. Pulau ini terkenal akan keindahan alam bawah laut dan penambangan bijih besi di kawasan pesisir. Perubahan lingkungan di pesisir tersebut secara tidak langsung berpengaruh terhadap kondisi dasar perairan laut sebagai habitat biota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon ostracoda terhadap perubahan lingkungan perairan tersebut. Studi ini menggunakan 10 sampel sedimen dasar laut hasil cucian dilanjutkan dengan analisa mikropaleontologi (tahap penjentikan, identifikasi spesies, penghitungan spesimen dari setiap spesies, pengolahan data, dokumentasi spesimen) dan analisa sedimentologi (SEM-EDX). Keterdapatan Bairdopillata, Neonesidea, Paranesidea dan Quadracythere (BL16-010) yang hidup berasosiasi dengan kondisi terumbu karang mencerminkan suatu perairan dalam kondisi cukup bagus. Di titik lokasi lain (BL16-015 dan BL16-030) ditemukan mikrofauna dengan cangkang abnormal (rusak, kehitaman) yang mengandung C (59-86%), Al2O3(2%), SiO2 (1-7%), dan MnO (2%). Dijumpainya cangkang abnormal merupakan salah satu respon mikrofauna terhadap perubahan lingkungan di daerah penelitian.Kata Kunci: ostracoda, cangkang abnormal, SEM-EDX, Pulau Bangka, Sulawesi Utara Ostracoda is a group of micro-organism that could be preserved in marine sediments, including on the seafloor of Bangka Island, North Sulawesi. This island is famous as beautiful underwater place and iron mining in the coastal area. The environmental changes in the coastal area indirectly influence the seafloor condition as biotic habitats. The purpose of this study is to know the response of ostracoda to this coastal environmental change. This study used ten washed residue of surface sediment samples followed by micropaleontological analysis (picking, identification of species, specimen calculation every species, data processing, specimen documentation), and sedimentological analysis (SEM-EDX). The occurrences of Bairdopillata, Neonesidea, Paranesidea dan Quadracythere (BL16-010) that associated with coral reef communities reflect a good marine condition. In another sampling location (BL16-015 and BL16-030), it is found abnormal microfaunas (broken, blackish) that composed of C (59-86%), Al2O3 (2%), SiO2 (1-7%), and MnO (2%). The finding of these abnormal shells is one of the microfaunal response to environmental changes in the study area. Keywords : ostracoda, abnormal shell, SEM-EDX,Bangka Island, North Sulawesi
KEBENCANAAN GEOLOGI KELAUTAN DI BAGIAN UTARA PULAU OBI, MALUKU Nineu Yayu Geurhaneu; Fauzi Budi Prasetio; Godwin Latuputty
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4832.768 KB) | DOI: 10.32693/jgk.14.1.2016.337

Abstract

Lokasi penelitian terletak di bagian utara pulau Obi, Maluku. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji aspek kebencanaan geologi kelautan berupa pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer meliputi hasil pengukuran kedalaman dan pemetaan karakteristik pantai. Data sekunder berupa energi gelombang yang dihitung melalui pendekatan energi fluks dari data angin di stasiun pengamatan Labuha/Taliabu tahun 2004 – 2013. Hasil penelitian berupa peta karakteristik pantai dan peta batimetri. Kedalaman daerah penelitian berkisar dari 0 sampai 310 meter dan perairan terdalam terletak di antara Pulau Obi dan Pulau Bisa. Kebencanaan geologi di Pulau Obi berupa banjir bandang, abrasi pantai dan tsunami.Kata kunci : kebencanaan geologi, energi fluks, banjir bandang, abrasi pantai dan tsunami, Pulau ObiThe study area is located on northern part of  Obi Island, Moluccas.  The research objective is to determine the potential of marine geological hazard by primary and secondary data collecting. Primary data consists of bathymetric and coastal characteristic mapping. Secondary data is from calculated wave energy flux by using wind data from Labuha / Taliabu observation stations (2004 – 2013). The result composed of coastal characteristic and bathymetric maps. The water depth range from 0 to 310 metres and the deepest part in between Obi and Bisa islands. The geological hazard on Obi Island consist of  flooding,coastal abrasion and tsunami.Keywords :  geological hazard, flux energy, flooding, coastal abrasion and tsunami, Obi Island
KETEBALAN ENDAPAN SEDIMEN PASIR LAUT BERDASARKAN DATA SEISMIK DANGKAL SALURAN TUNGGAL DI PERAIRAN TAKALAR, SELAT MAKASSAR Purnomo Raharjo; Mario Dwi Saputra; Godwin Latuputty; Nine Yayu Geurhaneu; Delyuzar Ilahude
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 17, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4491.71 KB) | DOI: 10.32693/jgk.17.1.2019.593

Abstract

Ketebalan dan jenis sedimen dasar laut di suatu lokasi penelitian dapat diketahui dari pengambilan data geologi permukaan dan bawah permukaan dasar laut. Metoda yang digunakan untuk mendapatkan data tersebut di atas antara lain geofisika laut (batimetri, seismik refleksi), geologi (pengambilan contoh sedimen dasar laut). Kegiatan penelitian ini berada di perairan Selat Makassar, di muara sungai sekitar pantai Takalar sebagai sumber sedimen pasir ke arah lepas pantai. Sumber sedimen pasir tersebut diketahui dari hasil pengamatan di lapangan ternyata dipengaruhi oleh energi gelombang, arus sejajar pantai (longshore current) dan arus pasang surut (tidal current). Data geologi bawah permukaan (sub bottom profiling) didapat dengan menganalisa rekaman seismik pantul dangkal untuk mengetahui ketebalan dan luasan sebaran sedimen pasir. Dari analisis data tersebut dilakukan pendekatan perhitungan secara kualitatif sehingga diketahui deposit endapan pasir dengan luas area kurang lebih 9,764 km², dengan asumsi ketebalan rata-rata 3,84 meter maka deposit kurang lebih 224 juta meter³.Kata Kunci : Seismik refleksi, sedimen pasiran, Takalar, Selat Makasar The thickness and type of seabed sediments at a research location can be known from surface and subsurface geological data collection. The methods used to obtain the above data include marine geophysics (bathymetry, seismic reflection), geology (sampling of sea floor sediments). This research activity was located in the Makassar Strait waters, at the mouth of the river around the Takalar coast as a source of sand sediment towards the offshore. The source of the sand sediment known from observations in the field was influenced by wave energy, longshore currents and tidal currents. Sub-bottom profiling is obtained by analyzing shallow reflected seismic records to determine the thickness and sand deposition distribution. From the analysis of the data the qualitative calculation approach is carried out so that it is known that the deposition of sand deposits with an area of approximately 9,764 km², assuming an average thickness of 3,84 meters, the deposit reserves of approximately 224 million meters³. Keyword : seismic reflection, sandy sediment, Takalar, Makasar strait
DATA GEOLOGI DAN GEOFISIKA SELAT LEMBEH SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PELABUHAN Nineu Yayu Geurhaneu; Godwin Latuputty; Delyuzar Ilahude
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2356.078 KB) | DOI: 10.32693/jgk.16.2.2018.379

Abstract

Selat Lembeh sepanjang 16 km dengan lebar sekitar 1 km mempunyai kedalaman laut mencapai 380 m di bagian utaranya, memasuki selatnya mendangkal (20 m) dan ke arah selatannya mendalam (120 m). Dasar laut Selat Lembeh ditutupi oleh sedimen permukaan pasir kerikilan dan kerikil pasiran yang berkomposisi volkanoklastik dan bioklastik bersifat gampingan. Ke dua jenis sedimen ini relatif mempunyai kesesuaian dengan hasil interpretasi sidescan sonar dan seismik, masing-masing sebagai pasir dan sedimen berbutir sedang-kasar (Runtunan D). Daratannya, berdasarkan peta geologi Daerah Bitung dan sekitarnya didominasi oleh batuan gunungapi muda dengan kemiringan pantai antara 0-5o dan tidak ditemukan adanya indikasi sesar. Daerah penelitian mempunyai besaran kegempaan magnitudo kecil dan tsunami terlindung oleh Pulau Lembeh. Kawasan ini berdasarkan peta hidrogeologi termasuk kedalam akuifer setempat, produktif sampai produktif sedang penyebaran luas. Data dasar geologi dan geofisika ini sangat berperan dalam pengembangan Selat Lembeh terutama rencana pengembangan infrastruktur di kawasan Bitung dan sekitarnya. Kata kunci: Kedalaman laut, sedimen permukaan, batuan gunungapi muda, topografi, akuifer dan pengembangan Selat Lembeh.The Lembeh Strait with a length of 16 km and a width of about 1 km has a depth of 380 m in its northern part, entering the strait has a shallow depth of 20 m and to the south it has a depth of 120 m. The seabed of the Lembeh Strait is covered by surface sediment of gravelly sand and sandy gravel formed by volcanoclastic and bioclastic materials. The two types of sediments are relatively similar to the results of the side scan sonar and seismic interpretations, each of which is sand and medium-coarse grain sediments (Sequence D). In the mainland, based on the geological data of the Bitung Region and its surroundings, its lithology is dominated by young volcanic rocks with a slope on the coast between 0-5o and no indications of faults were found. This area is valued of seismicity relatively small magnitude and safe from tsunami waves because it is protected by Pulau Lembeh. This area based on hydrogeological data is classified into local aquifers, productive to medium productive with wide distribution. The basic data of the geological and geophysical aspects play a part in the development of the Lembeh Strait, especially the infrastructure development plan in the Bitung area and its surroundings.Keywords: Depth of sea, surface sediment, young volcanic rocks, topography, aquifers and development of Lembeh Strait.