Bakhtiar Ardiansyah
Universitas Mataram

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh “Malartamia” Sebagai Media Pembelajaran Kimia Melalui Strategi Team Game Tournament (Tgt) Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Muhammadiyah Mataram Bakhtiar Ardiansyah; Wildan Wildan; Aris Doyan
Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia Vol 1, No 2 (2013): Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.052 KB) | DOI: 10.33394/hjkk.v1i2.627

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui adanya pengaruh prestasi belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media “Malartamia” dengan yang tidak menggunakan media “Malartamia” melalui strategi Team Game Tournament (TGT), 2) mengetahui adanya pengaruh prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi yang diajar dengan menggunakan media “Malartamia” dengan yang tidak menggunakan media “Malartamia” melalui strategi Team Game Tournament (TGT), 3) mengetahui adanya pengaruh prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah yang diajar dengan menggunakan media “Malartamia” dengan yang tidak menggunakan media “Malartamia” melalui strategi Team Game Tournament (TGT), 4) mengetahui adakah interaksi antara siswa berkemampuan awal tinggi dengan siswa berkemampuan awal rendah yang menggunakan media “Malartamia” melalui strategi Team Game Tournament (TGT). Sampel penelitian adalah 2 kelas dari 3 kelas X SMA Muhammadiyah Mataram yang berjumlah 91 orang. Penelitian ini menggunakan desain faktorial 2 x 2. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis varian (ANOVA) dua arah. Dari hasil analisis diperoleh Fhitung = 32,89 sedangkan harga Ftabel = 4,03 sehingga Fhitung > Ftabel. Hasil uji analisis varians menunjukkan pengaruh yang signifikan penggunaan media “malartamia” dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) terhadap prestasi belajar siswa. Hasil uji lanjut dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa t hitung = 10,71 dan ttabel = 2,00. Dalam hal ini thitung > ttabel. sehingga ada pengaruh perbedaan kemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Selanjutnya dari hasil analisis data diperoleh Fhitung = 1,04 sedangkan harga Ftabel = 4,03. Berdasarkan data tersebut, maka harga Fhitung< Ftabel, sehingga menunjukkan bahwa tidak ada interaksi penggunaan media “malartamia”  dalam pembelajaran kooperatif TGT antara siswa berkemampuan awal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa
Kerangka Kerja TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) dalam Perspektif Filsafat Ilmu Untuk Menyongsong Pendidikan Masa Depan Rindu Rahmatiah; Muhammad Sarjan; Agus Muliadi; Asrorul Azizi; Hamidi Hamidi; Iswari Fauzi; Muhammad Yamin; Muh. Zaini Hasanul Muttaqin; Bakhtiar Ardiansyah; Mulia Rasyidi; Sudirman Sudirman; Yusran Khery
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4.1069

Abstract

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berdampak besar pada pembelajaran abad 21. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, guru perlu menguasai teknologi agar dapat memanfaatkannya sebagai alat penunjang kegiatan pembelajaran. Istilah PCK (Pedagogical Content Knowledge) berkembang menjadi TPCK (Technological Pedagogical Content Knowledge) dengan tambahan “T” yaitu teknologi. Artikel ini membahas tentang "Kerangka Kerja TPACK dalam Perspektif Filosofis Pendidikan untuk Menyongsong Pendidikan Masa Depan ". Dari perspektif ontologi, kesadaran guru dan siswa akan meningkat melalui interaksi dalam proses pengajaran menggunakan IT dalam proses pembelajaran untuk membangun Indonesia maju dengan sumber daya manusia yang unggul. Dari perspektif epistemologis, kerangka kerja TPACK dapat menjadi referensi yang produktif untuk mempertimbangkan bagaimana guru dapat mengintegrasikan teknologi instruksional ke dalam kelas. Dari sudut pandang aksiologis, seorang guru yang berpengalaman harus mampu menciptakan hubungan kreatif antara apa yang dipelajari (konten), apa yang diajarkan (pedagogi) dan alat yang tepat (teknologi). Untuk melengkapi gagasan TPACK yang sangat baik dari Mishra dan Koehler (2006), guru membutuhkan moral yang baik sebagai panutan bagi siswa. Akronim TPACK dapat dirumuskan kembali sebagai "teknologi, pedagogi, akhlak (moralitas), konten, dan pengetahuan".
Kerangka Kerja TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) dalam Perspektif Filsafat Ilmu Untuk Menyongsong Pendidikan Masa Depan Rindu Rahmatiah; Muhammad Sarjan; Agus Muliadi; Asrorul Azizi; Hamidi Hamidi; Iswari Fauzi; Muhammad Yamin; Muh. Zaini Hasanul Muttaqin; Bakhtiar Ardiansyah; Mulia Rasyidi; Sudirman Sudirman; Yusran Khery
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4.1069

Abstract

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berdampak besar pada pembelajaran abad 21. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, guru perlu menguasai teknologi agar dapat memanfaatkannya sebagai alat penunjang kegiatan pembelajaran. Istilah PCK (Pedagogical Content Knowledge) berkembang menjadi TPCK (Technological Pedagogical Content Knowledge) dengan tambahan “T” yaitu teknologi. Artikel ini membahas tentang "Kerangka Kerja TPACK dalam Perspektif Filosofis Pendidikan untuk Menyongsong Pendidikan Masa Depan ". Dari perspektif ontologi, kesadaran guru dan siswa akan meningkat melalui interaksi dalam proses pengajaran menggunakan IT dalam proses pembelajaran untuk membangun Indonesia maju dengan sumber daya manusia yang unggul. Dari perspektif epistemologis, kerangka kerja TPACK dapat menjadi referensi yang produktif untuk mempertimbangkan bagaimana guru dapat mengintegrasikan teknologi instruksional ke dalam kelas. Dari sudut pandang aksiologis, seorang guru yang berpengalaman harus mampu menciptakan hubungan kreatif antara apa yang dipelajari (konten), apa yang diajarkan (pedagogi) dan alat yang tepat (teknologi). Untuk melengkapi gagasan TPACK yang sangat baik dari Mishra dan Koehler (2006), guru membutuhkan moral yang baik sebagai panutan bagi siswa. Akronim TPACK dapat dirumuskan kembali sebagai "teknologi, pedagogi, akhlak (moralitas), konten, dan pengetahuan".