Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Strategi Guru Akidah Akhlak dalam Pembentukan Akhlak Siswa di Mts Ma’arif Karangasem Bali Ali Mustofa; Ali Firman Ali Firman
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan Vol. 12 No. 1 (2021): Maret
Publisher : STAI Attanwir Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v12i1.43

Abstract

Akhlak adalah suatu yang sangat penting. Penelitian ini membahas penerapan strategi pembelajaran guru akidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa di MTs Ma’arif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi guru akidah akhlak, akhlak siswa, dan faktor pendukung dan penghambat dalam pembentukan akhlak. Untuk mendapatkan jawaban terhadap permasalahan di atas maka penulis melakukan penelitian dengan kualitatif, Setelah melakukan analisis terhadap data yang diperoleh maka hasilnya menunjukkan adanya peningkatan akhlak siswa di MTs Ma’arif, yang meliputi sifat al-amanah (setia, jujur dan dapat dipercaya), al-wafa (menepati janji), tawadhu’ (rendah hati) dan benar/jujur. Semua itu bisa dicapai melalui penerapan strategi pembelajaran dengan berbagai macam strategi pembelajaran yaitu strategi pembelajaran langsung, inkuiri dan kooperatif. Adapun proses penerapan strategi pembelajaran tersebut yang secara umum dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap permulaan (praintruksional), tahap pengajaran (intruksional) dan tahap penilaian tindak lanjut.Implikasi dalam penelitian ini adalah, berbagai proses penerapan strategi pembelajaran guru akidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa di MTs Ma’arif harus tetap diterapkan, dan ditingkatkan dengan berbagai kreativitas yang mampu menunjang proses pembinaan akhlak mulia bagi peserta didik. Selain itu, upaya maksimal yang telah dilakukan guru akidah akhlak dalam pembentukan akhlak mulia peserta didik juga perlu inovasi dengan semakin menggali potensi-potensi sumber daya pendidikan yang ada guna pembinaan yang berkelanjutan. Dukungan seluruh aspek pendidikan hendaklah sejalan dengan program pembentukan yang dilakukan guru akidah akhlak, turutama keteladanan, pembiasaan dan pengawasan dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.
METODE KETELADANAN PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Ali Mustofa
CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman Vol. 5 No. 1 (2019): JUNI 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Hasan Jufri Bawean

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37348/cendekia.v5i1.63

Abstract

Based on phenomena At present, children experience an exemplary crisis. This happened because, at least the mass media raised the theme of exemplary figures for children. Television shows, for example, are dominated by entertainment programs in various variations, soap operas, or celebrity gossip shows that cannot be expected to provide examples of Islamic life as a whole. In this exemplary crisis, educators are an important base. Therefore, educators must have high awareness, to be role models in the process of forming Islamic moral character of children. The results of this study prove that: exemplary in education is an effective method / way of preparing children in terms of morals, mental and social. Psychologically exemplary as a method of Islamic education because it sees basically human beings from a young age already have a sense of wanting to imitate the movements or behavior of parents, teachers, and the environment. In this regard parents are required, the teacher has qualities that are exemplary as practiced by the Prophet. like the nature of patience, affection, morality, tawadhu ', zuhud and just.
Tafsir Surat Ar-Rahman Ayat 1-4 : Karakteristik Guru Ali Mustofa; Ragil Saifulloh
Qolamuna : Jurnal Studi Islam Vol. 3 No. 1 (2017): Juli 2017
Publisher : STIS MIFTAHUL ULUM LUMAJANG PRESS (STISMU PRESS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1031.332 KB)

Abstract

Artikel ini membahas karakteristik guru dalam pendidikan Islam perspektif tafsir al-Qur’an surat ar-Rahman ayat 1-4 yaitu; pada ayat 1, maka dapat diketahui karakteristik seorang guru yang berjiwa Rahman terhadap murid dan berhati ikhlash dalam menjalankan tugas mengajarnya. Pada ayat 2, dapat diketahui bahwa seorang guru selain berjiwa rahman dalam menjalankan tugas mengajarnya juga dituntut untuk berilmu (‘aalim) atau menguasai materi yang diajarkan pada murid, termasuk menguasai berbagai metode dalam ilmu pendidikan. Pada ayat 3, kita ketahui bahwa guru yang baik ialah orang sabar dan suka menasehati, memberi pengertian, mengingatkan muridnya yang terlanjur bersalah atau melanggar. Pada ayat 4, guru berkarakteristik sebagai seorang perancang pengajaran (Designer of instruction), yaitu seorang guru berperan aktif dalam mengarahkan murid atau peserta didiknya kepada target yang akan dicapai dalam pembelajaran. Kata Kunci: Karakteristik Guru, Surat Ar-Rahman 1-4
The Implementation of Jigsaw to Improve Madrasah Tsanawiyah Students’ Fiqih Achievement Qurrotul Ainiyah; Ali Mustofa
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 14, No 4 (2022): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35445/alishlah.v14i4.2331

Abstract

Learning fiqih needs more time to make students understand and practice it. One of the successes of learning process is learning model. Jigsaw as leaning model causes students actively involved in learning process therefore, it increases their cognitive, affective, and psychomotor ability. This research was aimed to describe the implementation of jigsaw as model and the improvement of students’ fiqih ability at a private Madrasah Tsanawiyah Mojokerto. This study used qualitative descriptive. The data was collected by observation, documentation, and interview.  Data then was analyzed with interactive model, such as collecting, display, condensation, and verification data. The research result were the implementation of the model consisted of five stages, namely identification of problems; representation of problems; implementation of problem solving plans, implementing plans and assessing solution results. The results were the cognitive aspect (knowledge) was increasing students learning achievement in terms of their daily test scores. The affective aspect (attitude) was the student became more enthusiastic in participating the teaching and learning process. Meanwhile, from the psychomotor aspect (skills) was the students became more self-confidence to appear in front of the class. The conclusion is the implementation of jigsaw in fiqih learning is in accordance with theory, and it causes the students are more accomplished. 
A Comparative Study on Forming Sincere and Honest Characteristics Based on Sufism View in Al Urwatul Wutqo and Jampes Boarding School Ali Mustofa
TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam Vol 17 No 1 (2022)
Publisher : State Islamic Institute of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1038.432 KB) | DOI: 10.19105/tjpi.v17i1.5670

Abstract

Pendidikan karakter baru sampai pada ranah IQ dan EQ saja. Sedangkan ranah SQ yang sangat erat kaitannya dengan pembersihan jiwa belum banyak tersentuh. Kajian tentang pembersihan jiwa mengarah kepada tasawuf (pendidikan jiwa). Model pembentukan karakter di dua lokasi bervariasi. 1) Pendidikan tasawuf di Al Urwatul Wutsqo berafiliasi t}ari<qah Syadziliyah Al-Mas’udiyyah. Tahap-tahap pendidikan tasawuf adalah syari>’ah, t}ari>qah, h}aqi>qah, dan ma’rifah. Model pembentukan karakter jujur dan ikhlas melalui pemberian pengetahuan dan pembiasaan. Tahap pemberian pengetahuan adalah tahap syari>’ah. Diajarkan baca tulis al-Qur’a>n, terjemah al-Qur’a>n, nahwu, sharaf, baca kitab, hukum-hukum syari>’ah, mulai fiqih Ibadah, fiqih muamalah, fiqih munakahat, dan jinayah, dan tafsir Amaly. Pembelajaran menggunakan metode yang relevan diantaranya ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan pemberian tugas. Tahap pembiasaan adalah belajar t}ari<qah , haqiqah dan ma’rifah. Dilatih jama’ah, dzikir, dan istighas|ah, dengan menggunakan metode muhasaba, mujahada, talqin, dan khalwat. Pada tahapan ini sampai pada al-maqa>mat terdiri dari: taubat, sabar, syukur, rajak, khauf, faqir, zuhud, tauhid, tawakkal, mahabbah. 2) Pendidikan tasawuf di Al Ihsan Jampes tidak berafiliasi pada salah satu t}ari<qah mu’tabarah, tetapi menerapkan tahapan pendidikan tasawuf. Tahap pemberian pengetahuan diajarkan tentang imlak, fikih dan tasawuf melalui kajian kitab Sira>j Al-Tha>libi>n dengan metode bandongan dan shorogan (. Tahap pembiasaan dilatih jama’ah, dzikir, dan istighas|ah dengan menggunakan metode muhasaba serta mujahada. Pada tahap ini al-maqa>mat bersifat alami karena tidak dibimbinga guru musyid. 3) Bentuk-bentuk karakter ikhlas dan jujur melalui pendidikan tasawuf yaitu: a) Ikhlas amal dan ikhlas memperoleh pahala b) Jujur pada diri sendiri, jujur dalam berjanji, jujur dalam perkataan dan perbuatan. .
The Internalization of Religious Moderation Values Towards The Youth Through Qurany Song in Jombang Ali Mustofa; Nurul Indana
Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars Vol 7 No 1 (2023): AnCoMS, Desember 2023
Publisher : Koordinatorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta Wilayah IV Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/ancoms.v7i1.503

Abstract

This study was about internalization of religious moderation values to Jombang youth and Sufism poetry (Qur'any songs), the research was aimed to analyze the process of religious moderation internalization values to the youth through Sufism poetry (Qur'any songs). This research used qualitative case study. Data was collected through interviews, observation and documentation, the data then was analyzed using data display, condensation, and drawing conclusions. To test the validity of data, the researcher used sources and techniques triangulation. The result showed that the internalization of the religious moderation values was done through three stages, such as: transformation value was done through teaching poetry (Qur'anic songs) by holding regular recitations. The transaction value was done through explaining the meaning of the poetry content and the Trans internalization was conducted through practicing amaliyah of the poetry. The moderate values appeared were tawassuth, tasammuh, i'tidal, tawazzun and shidiq
Government Policy in Strengthening Education Quality Assurance in Islamic Education Institutions Nurul Indana; Ali Mustofa; Mujamil Qomar; Abd Aziz; Imam Junaris
QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama Vol 16 No 1 (2024): Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Program Pascasarjana IAI Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/qalamuna.v16i1.3245

Abstract

This article discusses government policies to strengthen education quality assurance in Islamic educational institutions. This is library research, with documentary data collection methods analysis using content or content analysis. The results showed that the education quality policy refers to eight SNP: Content Standards, Process Standards, Graduate Competency Standards, Educator and Education Personnel Standards, Management Standards, Facilities and Infrastructure Standards, Financing Standards, and Assessment Standards. Of the eight National Education Standards, each has its policy. To measure the implementation of quality standardization nationally, which includes 8 (eight) national standards of education, measuring the achievement of reference standards and evaluating the quality of education is carried out on educational units/programs through 1). Education Unit/Program Self Evaluation (EDS); 2). Monitoring of Education Units/Programs by Local Government (MSPD); 3). Accreditation; 4). Certification; 5). National Examination; and 6). Database and Information Data Collection. The conclusion of the quality assurance system policy is divided into SPMI and SPME. The internal campus carries out SPMI, while SPME is external if the school is BAN SM and the college is BAN-PT and LAM.
Konsep Pendidikan Islam Menurut Imam Al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah dan Implementasinya di  Pesantren Darul Faqih Malang Zahrotul Muzdalifah; Ali Mustofa
RABBAYANI: Jurnal Pendidikan dan Peradaban Islami Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring berjalannya waktu dan kemajuan ilmu pengetahuan, pendidikan Islam saat ini dihadapkan dengan tantangan dan problematika yang akan selalu berkembang. Salah satunya adalah dekadensi moral, hingga pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tidak hanya harus concern terhadap tujuan pembelajaran yang bersifat kognitif namun juga afektif yang berhubungan langsung dengan pembentukan karakter, dan perbaikan Akhlak peserta didik dengan pengembangan pembelajaran yang adaptif. Pendidikan Akhlak dapat dimulai dengan mengimplementasikan pelajaran yang ada misalnya di kitab Bidayatul Hidayah. Tujuan artikel ini untuk mengetahui konsep pendidikan Islam menurut Imam al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah dan implementasi pembelajarannya di Pondok Pesantren Darul Faqih (PPDF) Malang. Adapun metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif yang dielaborasikan dengan pendekatan library research. Temuan artikel ini yakni Imam Ghazali dalam Bidayatul Hidayah terdapat tiga pedoman Akhlak yakni: 1) Akhlak kepada Allah SWT yang berupa ketaatan dan adab dalam beribadah, 2) Akhlak pada diri sendiri yang berupa ketaatan kepada-Nya dan menjauhi maksiat serta, 3) Akhlak kepada orang lain yang berisi adab berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan implementasi pembelajaran kitab Bidayatul Hidayah di PPDF Malang yakni dengan 1) Uswah hasanah: contoh yang baik, 2) Pembiasaan atau habituasi terbimbing pada setiap kegiatan dan 3) Learning society: Pembelajaran berbasis masyarakat. Kata Kunci: Bidayatul Hidayah; Imam Ghazali; Pendidikan Akhlak; Pendidikan Islam.