Sukenda Sukenda
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DESAIN PRIMER SPESIFIK UNTUK DETEKSI DINI PENYAKIT VIBRIOSIS PADA UDANG PENAEID Ince Ayu Khairana Kadriah; Endang Susianingsih; Sukenda Sukenda; Munti Yuhana; Enang Harris
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 1 (2013): (April 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.543 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.1.2013.131-143

Abstract

Serangan Vibriosis, yang disebabkan oleh Vibrio harveyi berpendar pada budidaya udang telah menyebabkan penurunan yang signifikan dalam produksi, baik pada pembenihan maupun di tambak pembesaran. Pengembangan metode deteksi cepat berbasis PCR (Polymerase Chain Reaction) sangat penting untuk mencegah penularan vibriosis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode cepat deteksi vibriosis pada udang penaeid dengan menggunakan penanda molekuler yang spesifik. PCR berbasis deteksi gen spesifik dilakukan menggunakan primer spesifik toxR, haemolysin (vvh), dan gyrB. Dari 35 isolat, 22 isolat yang terdeteksi memiliki gen spesifik toxR, haemolysin (vvh) dan gen gyrB dan 9 isolat terdeteksi memiliki dua gen tertentu. Penanda molekuler spesifik telah dirancang menggunakan data urutan gen penyandi protein haemolysin dan gyrase. Desain pasangan primer yang didasarkan pada program perangkat lunak dari Primer3 dan secara manual menggunakan program perangkat lunak Bioedit. Tiga pasangan primer untuk gen haemolysin dan dua primer gyrase telah diperoleh dan dipilih sebagai primer.
STATUS KESEHATAN IKAN SIDAT (Anguilla sp.) PADA PERAIRAN UMUM DAN WADAH PEMELIHARAAN SEMENTARA Agung Cahyo Setyawan; Sukenda Sukenda; Sri Nuryati
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 1 (2015): (Maret 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1231.567 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.1.2015.69-77

Abstract

Status kesehatan ikan sidat (Anguilla sp.) telah dianalisis untuk menunjukkan terjadinya penurunan stok karena infeksi patogen dan penangkapan benih berlebihan untuk budidaya. Di Indonesia, ketiadaan standar penangkapan, pemeliharaan dan budidaya menyebabkan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas produksi ikan sidat. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi status kesehatan ikan sidat di perairan Indonesia dengan sampel dari Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah. Sampling dilakukan pada awal musim penghujan, yaitu bulan September hingga November 2012. Sebanyak 113 ekor ikan sidat ditangkap dan dianalisis dalam penelitian ini, dengan perincian 57 ekor diamati langsung setelah ditangkap dan 56 ekor diamati setelah dipelihara selama 10 hari oleh pengepul. Pengamatan dilakukan dengan metode observasi langsung menggunakan mikroskop untuk parasit, kit API 20NE (Biomeureux®) untuk bakteri dan pewarnaan standar haematoxylin-eosin untuk histopatologi. Terdapat empat jenis parasit (Nematoda: Camallanidae dan Anguillicoloides; Platyhelminthes: Monogenea dan Digenea) dan lima bakteri (Aeromonas hydrophylla, Pseudomonas luteola, Vibrio fluvialis, Aeromonas sobria, dan Aeromonas caviae) dari sampel ikan sidat dalam penelitian ini. Tidak terdapat perbedaan dalam komposisi patogen, namun terjadi perubahan dalam kondisi histopatologi sehingga pemeliharaan sementara oleh pengepul sebelum ikan sidat dibudidayakan memiliki potensi menurunkan kualitas benih untuk budidaya. 
PENGEMBANGAN METODE ELISA UNTUK MENDETEKSI RESPON IMUN SPESIFIK PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIVAKSINASI TERHADAP Aeromonas hydrophila DAN Streptococcus agalactiae Tuti Sumiati; Sukenda Sukenda; Sri Nuryati; Angela Mariana Lusiastuti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.171 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.2.2015.243-250

Abstract

Ko-infeksi bakteri Aeromonas hydrophila dan Streptococcus agalactiae rentan terjadi pada budidaya nila, sehingga pencegahan menggunakan vaksin koktail yang mengandung kedua bakteri tersebut merupakan langkah yang tepat untuk pengendaliannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa respon imun spesifik (antibodi) serum ikan nila yang divaksinasi dengan vaksin koktail A. hydrophila dan S. agalactiae dengan menggunakan ELISA. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah optimalisasi ELISA, yang terdiri atas persiapan antigen dan penentuan konsentrasi optimum antigen untuk deteksi antibodi dan tahap kedua adalah mendeteksi antibodi pasca vaksinasi ikan nila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi optimum antigen A. hydrophila dan S. agalactiae untuk penentuan antibodi dalam ikan nila masing-masing sebesar 10 μg/mL. Konsentrasi tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi serum pada ikan nila setelah diberi vaksin koktail A. hydrophila dan S. agalactiae. Titer antibodi ikan nila pada minggu kedua sampai pada minggu kelima pada kelompok vaksinasi secara signifikan lebih tinggi dibanding kontrol (P<0,05).
TOKSISITAS PROTEIN 89 kDa PRODUK EKSTRASELULER Streptococcus agalactiae PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Amrullah Amrullah; Sukenda Sukenda; Enang Harris; Alimuddin Alimuddin; Angela Mariana Lusiastuti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 3 (2015): (September 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.612 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.3.2015.397-403

Abstract

Identifikasi protein toksin yang bersifat antigenik dari produk ekstraselular (ECP) crude Streptococcus agalactiae penting dilakukan untuk pengembangan vaksin protein toksoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi toksisitas protein dengan berat molekul 89 kDa dari ECP Streptococcus agalactiae hasil fraksinasi dengan SDS-PAGE (ECPP89). Ikan nila dengan bobot sekitar 25 g masing-masing diinjeksi secara intraperitonial dengan protein ECPP89 dosis 1, 2, 4, 8, dan 16 μg/mL/ekor ikan (secara berturut-turut diberi kode ECPP89-1, ECPP89-2, ECPP89-4, ECPP89-8, dan ECPP89-16). Sebagai kontrol positif ikan diinjeksi dengan bakteri utuh S. agalactiae 1 x 104 cfu/mL (WCB) dan ECP crude S. agalactiae (ECPC), sementara kontrol negatif ikan diinjeksi larutan PBS. Ikan dipelihara selama 15 hari dengan kepadatan 10 ekor (70 L air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan nila yang diinjeksi dengan ECPP89 mengalami gejala seperti perubahan morfologi, perubahan nafsu makan, dan perubahan renang ikan. Mortalitas pada perlakuan ECPP89 secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan ECPC, namun lebih rendah (p<0,05) dibandingkan dengan WCB. Mortalitas ikan pada perlakuan ECPP89-4, ECPP89-8, dan ECPP89-16 tidak berbeda tetapi secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan ECPC dan dua dosis perlakuan ECPP89 lainnya (p<0,05). Ikan kontrol negatif tidak mengalami kematian maupun perubahan klinis. Hasil ini menunjukkan bahwa ECPP89 merupakan protein toksin dari ECP S. agalactiae.