Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Immune response and growth performance of crayfish Cherax quadricarinatus fed with supplementary diet of synbiotic Amrullah Amrullah; Wahidah Wahidah
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 18 No. 1 (2019): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3468.013 KB) | DOI: 10.19027/jai.18.1.33-45

Abstract

ABSTRACT This study aimed to investigate the effectiveness of synbiotic (prebiotic alginate and probiotic bacteria Micrococcus spp) on the immune responses, growth performance, and bacterial resistance of freshwater crayfish. The experimental diets were formulated in three levels of synbiotic: the probiotic bacteria Micrococcus spp+100 mg/L alginate (Syn100), Micrococcus spp+200 mg/L alginate (Syn200), Micrococcus spp+300 mg/L alginate (Syn300), each level was mixed with tested feed. The basal diet (without synbiotics) served as the control diet. During 40 days of rearing, immune responses observations were conducted every 10 days, while the crayfish weight were recorded on day 40. Furthermore, the challenge test was performed against the pathogenic bacteria of A. hydrophila and reared for a week. The result showed that synbiotics treatment of Syn300 and Syn200 could improve the immune response and increased the growth rate (P<0.05). Both were also heavier than the Syn100 treatment. The highest resistance to A. hydrophila pathogenic bacteria by demonstrating a higher survival rate was Syn300 and followed by Syn200 (70.00 ± 0% and 73.33 ± 5.77%, respectively), compared to Syn100 (56.67 ± 3.33%) and the control (33.33 ± 3.33%). The synbiotic Micrococcus spp. combined with alginate potentially induced immune responses, increased growth performance, and improved bacterial pathogens resistance, making it an ideal synbiotic to be developed. Keywords: synbiotic, prebiotic, probiotic, Sargassum sp., alginate, brown algae  ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan sinbiotik (prebiotik alginat dan probiotik Micrococcus spp) terhadap respons imun,  performa pertumbuhan dan resistensi lobster air tawar. Tiga perlakuan sinbiotik yaitu Micrococcus spp+100 mg/L alginat (Syn100), Micrococcus spp+200 mg/L alginat (Syn200), Micrococcus spp+300 mg/L alginat (Syn300), masing-masing dicampurkan ke dalam pakan dan diberikan ke lobster. Pakan tanpa campuran prebiotik digunakan sebagai pakan kontrol. Selama 40 hari pemeliharaan, pengamatan respon imun dilakukan setiap 10 hari dan pada hari ke-40 pemeliharaan dilakukan pengukuran bobot lobster. Selanjutnya, lobster di uji tantang dengan bakteri A. hydrophila dan dipelihara kembali selama satu minggu.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan yang mengandung sinbiotik Syn300 dan Syn200 dapat meningkatkan respon imun dan pertumbuhan (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan Syn100, sementara bobot tubuh terendah didapat pada perlakuan kontrol. Resistensi lobster tertinggi terhadap bakteri A. hydrophila yang ditunjukkan dengan sintasan tertinggi didapatkan pada perlakuan Syn300 (70.00±0.00%) dan Syn200 (73.33±5.77%) dibandingkan dengan perlakuan Syn100 (56.67±3.33%) dan kontrol (33.33±3.33%). Penelitian ini membuktikan bahwa sinbiotik Micrococcus spp. yang dikombinasikan dengan alginat dapat menginduksi respons imun, meningkatkan performa pertumbuhan ,dan resistensi terhadap patogen sehingga merupakan sinbiotik yang ideal untuk dikembangkan. Kata kunci : sinbiotik, prebiotik, probiotik, Sargassum sp., alginat, alga coklat 
PENGARUH PENAMBAHAN FUKOIDAN PADA PAKAN TERHADAP RESPON IMUN NON SPESIFIK INDUK IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) Asrianti Sani; Dahlia Dahlia; Amrullah Amrullah; Yuliadi Yuliadi
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 3 No 3 (2014)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.341 KB) | DOI: 10.31850/jgt.v3i3.89

Abstract

Strategi penguatan sistem inovasi daerah (SIDa) berbasis komoditas unggulan daerah Kab. Pangkajene dan Kepulauan Arham Rusli; Darmawan Darmawan; Amrullah Amrullah; Muhammad Ali Arsyad; Ratnawati Mentari
Agrokompleks Vol 22 No 1 (2022): Agrokompleks Edisi Januari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v22i1.373

Abstract

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan merupakan salah satu kabupaten di Indonesia dengan kekayaan sumberdaya alam yang cukup lengkap karena wilayahnya terdiri dari pegunungan, daratan dan kepulauan. Ketersediaan sumberdaya alam yang melimpah hendaknya dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan sumberdaya alam tersebut harus dikelola secara bijaksana untuk menjamin keberlanjutannya. Oleh karena itu dibutuhkan penguatan sistem inovasi daerah (SIDa) dalam pengelolaan sumberdaya alam khususnya komoditas unggulan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi penguatan SIDa berbasis komoditas unggulan dalam rangka peningkatan daya saing daerah dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yaitu bulan April sampai September 2021. Komoditas unggulan yang dikaji pada penelitian ini adalah jeruk pangkep, ikan bandeng dan garam. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan melalui metode Focus Group Discussion (FGD), wawancara, dan studi literatur. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis SWOT untuk menentukan strategi penguatan SIDa berbasis komoditas unggulan. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa posisi relatif strategi penguatan SIDa berbasis komoditas unggulan daerah di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terletak pada koordinat (2,19;1,33) yaitu berada pada kuadran pertama yang berarti bahwa strategi penguatan inovasi berbasis komoditas unggulan ditempuh melalui strategi SO. Berdasarkan hasil analisis maka secara berurutan prioritas strategi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan inovasi pengelolaan komoditas unggulan daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah: peningkatan produktivitas lahan untuk komoditas unggulan (Skor 6,51); pengembangan industri pengolahan komoditas unggulan (Skor 6,14); peningkatan akses permodalan untuk pengembangan usaha komoditas unggulan (Skor 5,93); inisiasi ekspor produk komoditas unggulan (Skor 5,65 ); pengembangan program inovasi desa berbasis komoditas unggulan (skor 4,83).
TOKSISITAS PROTEIN 89 kDa PRODUK EKSTRASELULER Streptococcus agalactiae PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Amrullah Amrullah; Sukenda Sukenda; Enang Harris; Alimuddin Alimuddin; Angela Mariana Lusiastuti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 3 (2015): (September 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.612 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.3.2015.397-403

Abstract

Identifikasi protein toksin yang bersifat antigenik dari produk ekstraselular (ECP) crude Streptococcus agalactiae penting dilakukan untuk pengembangan vaksin protein toksoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi toksisitas protein dengan berat molekul 89 kDa dari ECP Streptococcus agalactiae hasil fraksinasi dengan SDS-PAGE (ECPP89). Ikan nila dengan bobot sekitar 25 g masing-masing diinjeksi secara intraperitonial dengan protein ECPP89 dosis 1, 2, 4, 8, dan 16 μg/mL/ekor ikan (secara berturut-turut diberi kode ECPP89-1, ECPP89-2, ECPP89-4, ECPP89-8, dan ECPP89-16). Sebagai kontrol positif ikan diinjeksi dengan bakteri utuh S. agalactiae 1 x 104 cfu/mL (WCB) dan ECP crude S. agalactiae (ECPC), sementara kontrol negatif ikan diinjeksi larutan PBS. Ikan dipelihara selama 15 hari dengan kepadatan 10 ekor (70 L air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan nila yang diinjeksi dengan ECPP89 mengalami gejala seperti perubahan morfologi, perubahan nafsu makan, dan perubahan renang ikan. Mortalitas pada perlakuan ECPP89 secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan ECPC, namun lebih rendah (p<0,05) dibandingkan dengan WCB. Mortalitas ikan pada perlakuan ECPP89-4, ECPP89-8, dan ECPP89-16 tidak berbeda tetapi secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan ECPC dan dua dosis perlakuan ECPP89 lainnya (p<0,05). Ikan kontrol negatif tidak mengalami kematian maupun perubahan klinis. Hasil ini menunjukkan bahwa ECPP89 merupakan protein toksin dari ECP S. agalactiae.
Karakteristik Probiotik Bakteri Fakultatif Mixotrofik yang Diisolasi dari Tambak Udang Ardiansyah Ardiansyah; Andi Asdar Jaya; Amrullah Amrullah; Dahlia Dahlia; Indrayani Indrayani
SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science Vol 2 No 2 (2021): SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/siganus.v2i2.985

Abstract

ABSTRACT: The shrimp farming industry continuously requires new technology in an effort to increase production output. Probiotics are non-pathogenic microorganisms, non-toxic, and without any adverse side effects when administered to aquatic organisms. Mixotrophic facultative bacteria isolated from intensive shrimp ponds are able to decompose ammonia and hydrogen sulfide in pond water. However, the potential of mixotrophic facultative bacteria to become probiotics still needs to be evaluated. The aim of this study was to evaluate the potential of mixotrophic facultative bacteria in producing extracellular proteolytic, amylolytic and lipolytic. Data obtained in the form of the enzyme activity from four selected isolates of facultative mixotrophic bacteria were statistically analyzed using SPSS. The test results showed that isolates AOB1 isolates did not have extracellular proteolytic activity, AOB1, AOB13, AOB28 isolates had proteolytic and lipolytic activities, while isolates SOB31 had proteolytic, amylolytic, and lipolytic activities. SOB31 isolate showed the largest proteolytic, amylolytic, and lipolytic activity based on the resulting clear zone. ABSTRACT: Industri budidaya udang senantiasa membutuhkan teknologi baru dalam upaya peningkatan hasil produksi. Probiotik adalah mikroorganisme nonpatogenik, tidak beracun dan tanpa efek samping yang merugikan bila diberikan pada organisme akuatik. Bakteri fakultatif mixotrofik yang diisolasi dari tambak udang intensif mampu menguraikan amonia dan hidrogen sulfida dalam air tambak. Namun potensi bakteri fakultatif mixotrofik un menjadi probiotik masih perlu dievaluasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi potensi bakteri fakultatif mixotrofik dalam menghasilkan proteolitik, amilolitik dan lipolitik ekstraseluler. Penelitian ini menggunakan metode desriptif berupa aktivitas enzimatis empat isolat terpilih bakteri fakultatif mixotrofik. Hasil uji menunjukkan bahwa isolat AOB1 tidak memiliki aktivitas proteolitik ekstraseluler, isolat AOB13, AOB28 mempunyai aktivitas proteolitik, amilolitik, dan lipolitik. Isolat SOB31 memiliki aktivitas proteolitik, amilolitik dan lipolitik terbesar berdasarkan zona bening yang dihasilkan.
EFEKTIVITAS MULTIVITAMIN VITALIQUID DAN AMINOLIQUID PADA PEMBESARAN IKAN NILA (Oerochromis niloticus) Rahmiati Rahmiati; Amrullah Amrullah; Suryati Suryati
Prosiding Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pertama Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Tekno
Publisher : Yayasan Pendidikan dan Research Indonesia (YAPRI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.441 KB)

Abstract

Ikan nila telah lama dibudidayakan oleh masyarakat karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya pertumbuhannya cepat dan mampu memanfaatkan berbagai jenis pakan murah. Efesiensi pemanfaatan pakan murah pada ikan nila dapat dilakukan dengan pemanfaatan vitamin vitaliquid dan aminoliquid yang dapat digunakan sebagai campuran dalam pakan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian vitamin pada pakan ikan nila. Metode yang dilakukan adalah pemberian vitamin vitaliquid dan aminoliquid pada pakan ikan nila, selanjutnya akan dievaluasi pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup (Survival Rate SR) pada ikan nila yang dipelihara. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa pakan yang difermentasi dengan vitamin vitaliquid dan aminoliquid akan diserap 80-85% dari total pakan yang diberikan. Sedangkan ikan yang tidak mendapat pemberian vitamin vitaliquid dan aminoliquid yang difermentasi hanya diserap sebanyak 50-60%. Pakan yang diberikan vitaliquid dan aminoliquid menunjukkan pertumbuhan panjang 13,5 cm dan bobot rata-rata 84,28 gr selama masa pemeliharaan 78 hari, sedangkan SR ikan nila mencapai 99.68%.
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Rezkyana Amalia; Amrullah Amrullah; Suriati Suriati
Prosiding Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 1 (2018): Prosiding Seminar Nasional Pertama Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Tekno
Publisher : Yayasan Pendidikan dan Research Indonesia (YAPRI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.878 KB)

Abstract

Salah satu jenis ikan yang sangat banyak dibudidayakan saat ini adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Budidaya ikan nila diminati oleh pembudidaya ikan karena mudah dipelihara, laju pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat, serta tahan terhadap gangguan hama dan penyakit. Meskipun ikan nila merupakan komoditas yang mudah dibudidayakan terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat keberhasilan produksi ikan nila, yaitu penyediaan makanan alami secara berkesinambungan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan budidaya adalah pakan. Pakan merupakan biaya terbesar dalam pemeliharaan ikan, biasanya berkisar 60-75% dari total biaya produksi. Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen pemberian pakan pada pembesaran ikan nila di kolam beton. Metode pelaksanaan adalah mengamati pertumbuhan ikan nila selama masa pemeliharaan, kelangsungan hidup (Surviral Rate SR) dan parameter kualitas air. Hasil yang diperoleh adalah dengan melakukan manajemen pemberian pakan pada pembesaran ikan nila, akan menghasilkan biomassa sebesar 504 kg dengan bobot rata-rata 180 gr/ekor dan tingkat kelangsungan hidup ikan sebesar 93,2 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan penerapan manajemen pemberian pakan yang didukung oleh parameter kualitas air yang optimal akan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup ikan yang tinggi.
Penggunaan pakan alami Chlorella sp. dan Thalassiosira sp. untuk mempercepat perkembangan dan meningkatkan sintasan larva udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada stadia zoea sampai mysis Devianti Devianti; Yani Narayana; Amrullah Amrullah
Agrokompleks Vol 22 No 2 (2022): Agrokompleks Edisi Juli
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v22i2.455

Abstract

Penelitian bertujuan mengevaluasi penggunaan pakan alami mikroalga Chlorella sp. dan Thalassiosira sp. yang diberikan secara tunggal dan kombinasi terhadap sintasan dan perkembangan larva udang vaname stadia zoea sampai mysis. Penelitian merupakan penelitian eksperimen menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), sebagai perlakuan adalah pakan alami Chlorella sp. dan Thalasissira sp. dengan komposisi tunggal dan gabungan, diberikan pada larva udang vaname, masing-masing dengan 3 kali ulangan. Perlakuan penelitian terdiri dari Chlorella sp. 100% (A) Thalassiosira sp. 100% (B), Chlorella sp. dan Thalassiosira sp. 50 % :50% (C), Chlorella sp. dan Thalassiosira sp. 25% : 75% (D) dan Chlorella sp. dan Thalassiosira sp. 75% : 25% (E). Hewan uji adalah larva udang vaname stadia zoea 1 sampai mysis 3 dipelihara menggunakan wadah berupa ember dengan kapasitas 20 liter, dipelihara selama enam hari dan diberi pakan dengan dosis yang berbeda pada setiap perlakuan dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali/hari. Parameter yang dikaji adalah perkembangan larva, sintasan dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan larva udang vaname pada lima perlakuan komposisi pakan alami tidak menunjukkan adanya perbedaan. Lama waktu yang dicapai stadia zoea 1 sampai zoea 3 dicapai selama 3 hari. Stadia mysis 1 sampai mysis 3 berlangsung selama 3 hari. Sedangkan penggunan pakan alami Chlorella sp. dan Thalassiosira sp. secara tunggal atau kombinasi diperoleh sintasan terbaik pada perlakuan D yaitu 92%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pakan alami Thalassiosira sp. secara tunggal maupun kombinasi dengan Chlorella sp dapat mempercepat perkembangan dan meningkatkan sintasan larva udang vaname lebih tinggi dibandingkan dengan Chlorella sp secara tunggal.
Penggunaan ekstrak bawang putih (Allium sativum) untuk meningkatkan performa imunitas dan pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus) Nur Hismah; Amrullah Amrullah; Dahlia Dahlia
Agrokompleks Vol 22 No 2 (2022): Agrokompleks Edisi Juli
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v22i2.456

Abstract

Peningkatan produksi ikan nila dapat diwujudkan dengan metode budidaya intensif, namun pada kondisi budidaya dengan taraf intensif dapat meningkatkan peluang ikan nila untuk terserang berbagai penyakit. Berbagai upaya dilakukan untuk mengendalikan penyakit bakteri, diantaranya adalah melalui penggunaan bahan imunostimulan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan ekstrak bawang putih dalam meningkatkan performa imunitas dan pertumbuhan benih ikan nila. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari-Maret 2022 di Labolatorium dan Hatchery Ikan Air Laut, Jurusan Budidaya Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Perlakuan P0 (kontrol/tanpa penambahan ekstrak bawang putih), P1 (5 g/kg pakan), P2 (10 g/kg pakan), P3 (15 g/kg pakan). Benih yang digunakan berkuran 2-3 cm dengan padat tebar 15 ekor/wadah, menggunakan wadah ember plastik volume 20 liter. Parameter uji terdiri atas total leukosit, aktivitas fagositosis, pertumbuhan bobot mutlak, dan kelangsungan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak bawang putih pada pakan dapat meningkatkan respon imun dan pertumbuhan ikan nila. Uji lanjut menunjukkan bahwa perlakuan dengan dosis 10 g/kg pakan (perlakuan P2) merupakan dosis terbaik, dengan meningkatkan total leukosit (770.417 sel/mL), aktivitas fagositosis (70,67%), pertumbuhan bobot mutlak (0,63 g), dan meningkatkan kelangsungan hidup ikan (82,22%).
Respon Imun Larva Udang Vanamei (Litopenaeus vannamei) dengan Bioenkapsulasi Vitamin C pada Artemia salina A Ardiansyah; R Rahmatia; A Amrullah
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 12 No 1 (2023)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v12i1.990

Abstract

The low quality of vannamei shrimp seeds during larval rearing causes vannamei shrimp seeds to be more susceptible to disease, thus affecting production success. This situation can be overcome by increasing the immune response of vanamei larvae through the administration of vitamin C. This study aims to evaluate the effectiveness of Artemia salina bio encapsulation with vitamin C to increase immunity against vibriosis disease of vannamei shrimp larvae. The treatment tried was the addition of vitamin C through A. salina bio encapsulation with four different doses, 20, 30, 40, and 50 ppm as well as control (without vitamin C), each with three replicates using a Completely Randomized Design (CRD). Vaname shrimp seeds were reared from Mysis-PL11 stadia in 50-liter capacity crates, 40-liter volume of media water with a density of 40 fish/liter, then checked Total hemocyte count (THC), Differential hemocyte count (DHC) before and after the challenge test was carried out by using Vibrio harveyii bacteria. The results showed that the effectiveness of the immunostimulant vitamin C through A. salina bio encapsulation to prevent vibriosis had a significant effect on the immune system of Mysis-PL11 stadia vannamei shrimp larvae with the highest THC value of 41 x 104 cells/mm, DHC (66.67% hyaline, 27 .67% semi-granular, 67.67% granular) in the treatment with the addition of 50 ppm vitamin C.