Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR TIMBAL (pB) DALAM DARAH TUKANG BECAK DI JALAN BANTEN PALEMBANG TAHUN 2017 Heri Shatriadi; Zairinayati Zairinayati
Masker Medika Vol 5 No 2 (2017): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Timbal (Pb) adalah logam berat yang secara alami terdapat di dalam kerak bumi. Dapat juga berasal dari kegiatan manusia bahkan mampu mencapai jumlah 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami. Emisi Pb bentuk gas terutama berasal dari buangan gas kendaraan bermotor, merupakan hasil sampingan dari pembakaran mesin-masin kendaraan dari senyawa tetrametil-Pb dan tetraetil Pb dalam bahan bakar kendaraan bermotor. Dampak dari timbal sendiri sangat membahayakan bagi manusia,paparan timbaldalam jangka waktu panjang menimbulkan berbagai kelainan pada orang dewasadapat menyebabkan anoreksia, muntah, nyeri perut, diare atau konstipasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antaraumur, jarak rumah, lamanya bekerja, jumlah jam kerja dalam sehari dan penggunaanalat pelindung diri dengan kadar timbal dalam darah tukang becak. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancanganCross-sectional study. Pengambilan sampel dilakukan secara Non-probabilitysampling dengan teknik consecutive sampling artinya semua subjek yangmemenuhi kriteria pemilihan dimasukkan kedalam penelitian. Reponden berjumlah 30 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang diperoleh diuji dengan Chi Square test pada taraf siginifikan 0,05 karena data memenuhi asumsi normal dalam distribusinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai P yang dihasilkan dari semua hasil uji statistik lebih besar dari nilai (α) 0,005 artinya dapat diinterpretasikan bahwa faktor umur, jarak rumah,lamanya bekerja, jumlah jam kerja dalam sehari tidak berpengaruh terjadap kadar timbal dalam darah tukang becak. Berdasarkan hasil uji laboratorium bahwa kadar Pb dalam darah masih dibawah batas normal yaitu tidak melebihi 25 μ/dlyang paling rendah 0,153 μ/dl dan paling tinggi 0,629 μ/dl. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara faktor risiko umur, jarak rumah, lama kerja, waktu kerja dan penggunaan APD dengan kadar Pb dalam Darah tukang becak di Jalan Banten Palembang
EFEKTIVITAS KULIT PISANG DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN DAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR SUMUR GALI M Rian Maliandra; Heri Shatriadi; Zairinayati Zairinayati
Masker Medika Vol 4 No 2 (2016): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air sumur gali merupakan salah satu sarana yang paling umum digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air minum dan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Kenyataannya air sumur gali yang biasa digunakan masyarakat masih belum memenuhi persyaratan salah satunya yaitu kekeruhan. Kekeruhan air disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi di dalam air seperti tanah liat, pasir dan lumpur. Adanya unsur-unsur besi(Fe) dalam air dapat menimbulkan bau dan warna pada air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kulit pisang kepok (Musa acuminate balbisiana C) dalam pengolahan air sumur gali yang mencakup kekeruhan dan besi(Fe). Bahan yang digunakan sebagai adsorben adalah kulit pisang kepok (Musa acuminate balbisiana C). Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 kelompok perlakuan yang masing-masing dilakukan 3 kali pengulangan. Air sumur gali diberi perlakuan dengan cara adsorbsi dan filtrasi dengan kulit pisang kepok (Musa acuminate balbisiana C) sebagai adsorben. Kelompok I sebagai kontrol(tanpa perlakuan), kelompok II, III, dan IV diberi perlakuan dengan dosis kulit pisang 40 g , 50 g, dan 60 g masing-masing untuk 250 mL air sumur gali. Kelompok V diberi perlakuan tanpa menggunakan kulit pisang. Data pengamatan diuji dengan Uji Statistik Regresi Linear untuk melihat pengaruh penggunaan kulit pisang dalam penjernihan air dan penurunan kadar besi(Fe) air sumur gali. Hasil uji menunjukkan rata-rata penurunan tingkat kekeruhan air sumur gali berturut-turut yaitu, Po(kontrol) 57 NTU, P1( 40 g dosis kulit pisang) rata-rata penurunannya yaitu 34,97 NTU, P2 ( 50 g dosis kulit pisang) rata-rata penurunannya yaitu 28,87 NTU dan P3(60 g dosis kulit pisang) rata-rata penurunannya yaitu 26,1 NTU. Dan penurunan kadar Besi(Fe), Po(kontrol) 0,09 mg/L, P1( 40 g dosis kulit pisang) rata-rata penurunannya yaitu 0,026 mg/L, P2 ( 50 g dosis kulit pisang) rata-rata penurunannya yaitu 0,063 mg/L dan P3(60 g dosis kulit pisang) rata-rata penurunannya yaitu 0,02 mg/L. Simpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh berbagai dosis kulit pisang kepok (Musa acuminate balbisiana C) dalam menurunkan kekeruhan dan kadar besi(Fe) pada air sumur gali.Keke
EFEKTIFITAS LARUTAN ASAM CUKA DALAM MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT CADMIUM (Cd) DALAM DAGING KERANG Zairinayati Zairinayati
Masker Medika Vol 4 No 1 (2016): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pembangunan, terutama di sektor industri yang pada prinsipnya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, juga dapat menurunkan derajat kesehatan masyarakat. Keberadaan industri yang bergerak dalam bidang electro plating dapat mempengaruhi perairan sehingga terjadi pencemaran air sungai dan laut. Peningkatan kadar logam berat dalam air tersebut akan diikuti peningkatan logam kadar logam berat dalam biota air khususnya golongan kerang-kerangan dan udang-udangan, yang memiliki sifat menyaring air, lebih banyak menetap dan mengakumulasi bahan-bahan kedalam jaringan tubuh. Konsentrasi tinggi kandungan logam berat Cadmium (Cd) dalam kerangakan mempengaruhi kesehatan melalui rantai makanan, seperti keracunan akut dan kronis, hingga efek karsinogenik. Untuk mengurangi kandungan logam berat Cd dalam daging kerang salah satu metode yang digunakan adalah dengan perendaman menggunakan larutan asam cuka. Tujuan dari penelitian in iadalah untuk mengukur efektivitas larutan asam cuka terhadap penurunan kandungan logam berat Cd dalam daging kerang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan menentukan nilai kontrol dan nilai intervensi dengan 10 perlakuan. Sampel diambil 5 gram dalam 25 cc air dengan persentase 25%, 22,5, 20, 17,5, 15, 12,5,10, 7,5, 5, 2,5 di rendam selama 1 jam. Hasil penelitian menunjukkan kandungan logam berat Cadmium (Cd) dalam daging kerang sebelum diberi perlakuan adalah 0,0142 ppm dan setelah diberi perlakuan terjadi penurunan yang paling tinggi 0,0003 ppm (79,9%) terdapat pada dosis 20% dan terendah adalah 0,0130 (8,4%) pada dosis 5%. Kesimpulan dari penelitian adalah dosis larutan asam cuka yang efektif dalam menurunkan kandungan logam berat Cadmium (Cd) dalam daging kerang terjadi pada perlakuan 20%. Development activities , particularly in the industrial sector in principle is to improve the quality of human life but it could also degrade level of public health. The existence of an industry of electroplating could affect waters and become pollution of a river and sea. The enhancement of heavy metals in the water will be followed by the increasing metal levels of heavy metals in aquatic particular class of shellfish and crustaceans, which has the property of filtering water, reraly moving sedentary and accumulating materials into body tissues . A high concentration of heavy metals Cadmium (Cd) in shellfish will affect health from the food chain, such as acute and chronic poisoning, until a carcinogenic effect. To reduce the content of heavy metal cadmium in shellfish flesh used immersion of vinegar. The purpose of this study was to measure the effectiveness of a solution of acetic acid to degradethe number of heavy metals cadmium in shellfish flesh. This study was an experimental study was conducted to determined and intervention values with 10 treatments. 5 grams samples were taken in 25 cc of water with a percentage of 25 % , 22.5 , 20 , 17.5 , 15 , 12.5 , 10 , 7.5 , 5 , 2.5 in soaking for 1 hour . The result showed that the heavy metal content of Cadmium (Cd) in the shellfish flesh before treatment 0.0142 ppm and after treatment decreasefor 20% and also decrease 0.0003 ppm ( 79.9 % ) was at 20 % and the lowest is 0 , 0130 ( 8.4 % ) at a dose of 5 % . The conclusion of the study is a dose of vinegar acid solution that is effective for this immersion af vinegar reducing the heavy metal content of Cadmium ( Cd ) in the mussel meat occurred in the treatment of 20% .Overall, 20% of vinegar acid solution was very effective to reduce cadmium and improvment of awarness of consumtion should help improving the situation shellfish.
ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOSIAL KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG Zairinayati Zairinayati; Ari Udiyono; Yusniar Hanani
Masker Medika Vol 1 No 2 (2013): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pneumonia masih menjadi penyakit terbesar penyebab kematian anak dan kaum lanjut usia di dunia. Word Health Organization (WHO) tahun 2005 memperkirakan kematian balita akibat pneumonia di seluruh dunia sekitar 19% atau berkisar 1,6 - 2,2 juta. Pada tahun 2005 ada sekitar 303 kasus pneumonia. Tiga perempat kasus pneumonia di dunia terdapat di 15 negara dan Indonesia menduduki peringkat ke 6. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor-faktor lingkungan fisik rumah dengan kejadian pneumonia pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Sosial Kecamatan Sukarame Palembang. Penelitian ini merupakan kasus-kontrol dengan metode retrospective study. Kelompok kasus sebanyak 65 responden dan kelompok kontrol 65 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan Chi Square dan besarnya resiko dengan Odd Ratio serta analisis multivariat untuk mengetahui kemaknaan hubungan (p) variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat dengan regresi logistik. Hasil penelitian ada hubungan antara jenis lantai dengan kejadian pneumonia (p=0,011; OR = 3,3; CI 95%), kualitas suhu dalam rumah (p = 0,031; OR = 2,6; CI 95%), tingkat kelembaban dalam rumah (p=0,006; OR = 3,4; CI 95%), kualitas pencahayaan (p=0,001; OR = 4,3; CI 95%), luas ventilasi (p=0,002; OR = 3,9; CI 95%), kepadatan hunian (p=0,018; OR = 2,8; CI 95%), Kesimpulan hasil penelitian: jenis lantai, kualitas suhu, tingkat kelembaban, kualitas pencahayaan mempunyai hubungan dengan kejadian pneumonia pada balita.
IDENTIFIKASI BAKTERI STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE UDARA RUANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI WILAYAH SEBERANG ULU PALEMBANG TAHUN 2013 Heri Shatriadi Shatriadi; Zairinayati Zairinayati; RA. Hoetary Tirta Amalia
Masker Medika Vol 1 No 1 (2013): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Udara merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan manusia, tanpa ada udaramanusia tidak dapat bertahan hidup. Adanya ventilasi di dalam ruangan akanmemudahkan pergerakan udara, dari luar ruang akan masuk ke dalam ruangan, sehinggaada pergantian udara. Kualitas udara yang buruk dalam ruangan sering menimbulkankeluhan pada penghuninya seperti sakit kepala, tenggorokan kering, iritasi pada mata dankulit, kehilangan konsentrasi, ISPA. Mikroorganisme di udara merupakan unsurpencemaran yang sangat berarti sebagai penyebab gejala berbagai penyakit antara lainiritasi mata, kulit, saluran pernapasan dengan penumonia dan lain-lain. Pneumoniamerupakan penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru yangdisebabkan oleh mikroorganisme. Golongan penyakit ini rentan menyerang anak-anak.Pada umumnya penyakit pneumonia nini disebabkan oleh bakteri streptococcus.Streptococcus pneumoniae secara normal berada di dalam rongga hidung dantenggorokan anak-anak dan dewasa yang sehat. Streptococcus pneumonicae, yang jugadikenal sebagai pneumococcus, adalah bakteri gram positif, dienkapsulasi diakui sebagaipenyebab penting pneumonia, meningitis dan sepsis di seluruh dunia. Tujuan penelitianini adalah untuk untuk mengidentifikasi keberadaan bakteri Streptococcus pneumoniapada udara ruangan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang ada di wilayah Seberang UluKota Palembang tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PAUD yangada di wilayah Seberang Ulu Palembang yang berjumlah 42, dan sampelnya adalah totalpopulasi yang masih aktif, diambil dengan metode purposive random sampling denganjumlah sampel 11. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil bahwa dari11 PAUD tersebut yang diteliti ditemukan PAUD yang positif bakteri S. Pneumoniae
HUBUNGAN PEMICUAN TERHADAP PERILAKU STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI DUSUN 2 DESA KEDU KECAMATAN BUAY MADANG TIMUR KABUPATEN OKU TIMUR Wiwi Andriani; Zairinayati Zairinayati
Masker Medika Vol 7 No 1 (2019): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang Sanitasi adalah kebutuhan dasar manusia yang menjadi tuntutan pemerintah yang harus dituntaskan. Sebagaimana tertuang dalam target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 ditetapkan bahwa secara universal akses air minum 100%, pemukiman kumuh 0% dan stop bebas buang air besar sembarangan 100%, hal ini yang dilakukan di Indonesia melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Tujuan Penelitian: untuk mengetahui adanya perbedaan terhadap perubahan perilaku yang ditimbulkan pemicuan yang diberikan pada masyarakat di Dusun II Desa Kedu Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur agar tidak lagi Buang Air Besar Sembarangan. Metode Penelitian: ini adalah deskiriptif analitik dengan desain adalah Cross Sectional dengan mengukur perubahan perilaku sebelum dan sesudah intervensi, sampel diambil dengan tehnik Purposive Sampling didapatkan sebanyak 166 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Uji T. Hasil penelitian: menunjukan bahwa setelah diadakan pemicuan didapatkan ada perbedaan yang bermakna terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan buang air besar sembarangan masyarakat Dusun II Desa Kedu Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur Background Sanitation is a basic human need that the government demands that must be completed. As stated in the 2015-2019 National Medium Term Development Plan (RPJMN), it is stipulated that universal access to drinking water is 100%, slum settlements is 0% and stop is open to defecate 100%, this is done in Indonesia through the Total Based Sanitation program Community (STBM). This research study aims to research is To find out the differences in behavioral changes from a triggering given to the community in hamlet 2 kedu village east buay madang district, east oku regency so as not to defecate. Research methods used was cross sectional with the designed before and after intervention. Samples taken with purposive sampling technique were 166 people.data analysis was performed using T test. The results showed that after triggering,there were significant differences in knowledge,attitudes,and behavior in open defecation in the hamlet 2 of kedu village, east buay madang district, east oku regency
EFEKTIVITAS ABATE DAN EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle) DALAM MEMATIKAN LARVA Aedes Aegypti L INSTAR III Triana Oktaviani; Zairinayati Zairinayati
Masker Medika Vol 8 No 1 (2020): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/maskermedika.v8i1.398

Abstract

Latar Belakang: Aedes aegypti merupakan nyamuk yang dapat berperan sebagai vektor Demam Berdarah Dengue (DBD). Upaya promotif dan preventif menjadi mutlak dilakukan untuk memutus mata rantai penularan dengan membunuh larva nyamuk dengan larvasida alami menggunakan ekstrak daun sirih (Piper betle) sebagai insektisida alami. Tujuan dari penelitian: ini adalah untuk mengetahui perbedaan abate dan ekstrak daun sirih (Piper betle) dalam mematikan larva Aedes aegypti L instar III. Desain penelitian: ini bersifat eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan 1 kontrol dan 8 kali pengulangan percobaan. Hasil Penelitian: dapat diketahui bahwa untuk penggunaan ekstrak daun sirih (Piper betle) dengan konsentrasi 5% dapat mematikan larva sebanyak 8 ekor, sedangkan konsentrasi 10% tidak dapat mematikan larva (0 larva) dan konsentrasi 15% dapat mematikan larva sebanyak 17 (85%) sedangkan untuk penggunaan abate dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% dapat mematikan larva sebanyak 160 larva (100%). Kesimpulan: bahwa abate mempunyai efektifitas lebih tinggi di banding dengan ekstrak daun sirh (Piper betle). Background: Aedes aegypti is a mosquito that can act as a vector of dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Promotove and preventive effort are absolutely necessary to break the chain to transmission by killing mosquito larvae with natural larvacides using betel leaf extract (Piper betle) as a natural insecticides. The purposes of this study: this was to determine the differences in abate and betel leaf extract (Piper batle) in kliing Aedes aegypti instar III larvae. Research methods this is an experimental study using a completely randomized design (CRD) consisting of 3 treatments 1 control and 8 repetitions of the experiment. The results: it can be seen that for the use of betel leaf extract(Piper betle) with a concentration cannot kill larvae in 17 (85%) whilke for the use of abate with a concentration of 5%, 10% and 15% can kill larvae of 160 (100%). Conclusion: that the abate has a higher effectiveness compared to sirih leaf extract.
PENGGUNAAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN AIR Elly January; Heri Shatriadi Chandra Putra; Zairinayati Zairinayati
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : Department of Environmental Health, Tanjungkarang Health Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v15i1.2152

Abstract

Dug wells are the most widely used clean water facilities in the community, but they often have high turbidity levels. So that processing must be done using a coagulant material. Aloe vera is a natural ingredient that contains complex carbohydrates, sugars, and mucilages which can bind particles in water. This study aims to determine the effect of variations in Aloe vera doses on reducing water turbidity. This study used a completely randomized design (CRD) with three dose variations (0.1 ml, 0.2 ml, and 0.3 ml) and six repetitions. A total of 500 ml of raw water from resident wells was used for each treatment. The results showed that at a dose of 0.1 ml, the turbidity decreased by 3.7%, from 41.1 NTU to 39.6 NTU (SD = 0.54). The dose was 0.2 ml, decreased by 6.8% (38.3 NTU; SD = 1.54), and the dose was 0.3 ml decreased by 13.9% (35.4 NTU; SD = 1.02). Statistically, it showed a significant difference in turbidity in each treatment group (p-value <0.05). Research has shown that Aloe vera can be used as a natural coagulant, but further research is needed to determine the correct dosage.
ANALISIS KEBERADAAN RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT YANG BEREDAR DI PASAR KOTA PALEMBANG Rizky Amelia; Zairinayati Zairinayati
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Department of Environmental Health, Tanjungkarang Health Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v14i2.2153

Abstract

Coloring substances in food are generally classified into two categories, namely natural dyes and synthetic dyes. Rhodamine B is a synthetic dye which is widely used in the textile industry. The use of Rhodamine B in food can cause irritation to digestion, inhalation, and eyes. This research was conducted to detect rhodamine B content in tomato sauce by adding detergent. The design of this study was a qualitative descriptive study conducted on tomato sauce on the market. The test results for the presence of rhodamine B in tomato sauce with the addition of detergent solution showed that from 6 samples examined, there were 4 samples that had a color change from bright red to pale red. The color change indicates that there is Rhodamine B in tomato sauce. Positive tomato sauce contains the harmful dye rhodamine B using a detergent solution as a medium to determine the content of synthetic dyes qualitatively.
ANALISIS KEJADIAN DIARE BERDASARKAN SANITASI LINGKUNGAN Zairinayati Zairinayati; Alan Sumadi
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 12, No 1 (2020): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v12i1.361

Abstract

Latar belakang: Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Tiga faktor yang dominan adalah sarana air bersih, pembuangan tinja, dan limbah. Ketiga faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku buruk manusia. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara sumber air, kepemilikan jamban dan pengelolaan sampah dengan kejadian diare. Metode: Metode yang digunakan adalah penelitian analitik dengan rancangan Cross Sectional. Analisis data yang digunakan adalah Chi Cquare test. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun 2019 yang berlokasi di Desa Gading Raja Kecamatan Pedamaran Timur Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan jumlah sampel 86 rumah. Hasil: Ada hubungan antara sumber air (P-value:0,000), kepemilikan jamban (P-value:0,000) dan pengelolaan sampah (P-value:0,011) dengan kejadian diare di Desa Gading Raja Kecamatan Pedamaran Timur Kabupaten Ogan Komering Ilir. Saran: Diharapkan kepada kepala desa bekerjasama dengan puskesmas agar memberikan informasi dan sosialisasi terkait air bersih, jamban sehat dan pengolahan sampah dan kepada masyarakat agar menggunakan sumber air bersih yang memenuhi syarat dan jamban jenis leher angsa, serta tidak membuang sampah disungai. Kata Kunci: Diare, Sumber Air, Kepemilikan Jamban, Pengelolaan Sampah