Ayu Dekawaty
STIKes Muhammadiyah Palembang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEKANISME KOPING YANG BERFOKUS PADA MASALAH DENGAN KENAKALAN PADA REMAJA Ayu Dekawaty
Masker Medika Vol 8 No 1 (2020): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/maskermedika.v8i1.384

Abstract

Latar Belakang: Remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menjadi dewasa, terjadi perubahan-perubahan mulai dari perubahan fisik, proses berfikir, emosi, dan perasaan mampu untuk menjadi dewasa. Remaja adalah individu yang berusia 11-21 tahun dan belum menikah. Pada masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya secara adekuat berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional dan teknik purposive sampling pada siswa Panti Sosial X. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 80 responden. Variabel independen adalah mekanisme koping yang berfokus pada masalah (causioness, instrumental action, dan negotiation) dan variabel dependen kenakalan pada remaja di Panti Sosial Marsudi Putra Dharmapala Indralaya (kenakalan biasa/ringan, kenakalan sedang, serta kenakalan khusus/ berat). Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Penelitian ini menggunakan uji Chi-square (X2) dengan tingkat kesalahan 5% atau 0,05. Hasil penelitian: menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara penggunaan mekanisme koping yang berfokus pada masalah dengan kenakalan pada remaja (ρ value 0,000). Secara spesifik didapatkan hasil ρ value 0,002 untuk ‘instrumental action’ serta ρ value 0,005 untuk ‘negotiation’, yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kedua variabel tersebut. Sedangkan ‘causioness’ memiliki ρ value 0,0819 yang artinya tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Diskusi: siswa diharapkan dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif sehingga dapat menyelesaikan setiap permasalahan dengan baik. Introduction: Adolescent is a transition period from child to adult, there are many changes from physical, thought process, and feeling can be an adult. Adolescent is a person of 11-21 years old and not yet marriage. In the transition period may be can lead a crisis period, that will be a juvenile delinquency. The adolescentia’s potency to solve a problem adequately influences how easily he looks for problem solving. Method: The method of this research is analytic with cross sectional design and purposive sampling technique to student at Social Building X. The responden of this research is 80 people. The independent variable isproblem focused coping mechanism (causionee, instrumental action, and negotiation) and the dependent variable is juvenile delinquency (general delinquency, moderate delinquency, and heavy delinquency). Data is collected by questioner. This research use chi-square test with significant level 5% (0,05). Result: This research result show there is a significant correlation of problem focused coping mechanism’s utilization and juvenile (ρ value 0,000). Spesificaly, ρ value 0,002 for instrumental action and ρ value 0,005 for negotiation, that show there is correlation of that variable. Even though causioness have ρ value 0,0819, thatmeans there is not significant correlation of that variable. Discussion: we have to expect for student to use adaptively’s coping mechanism so can solve many problems well.
Pengaruh Pedidikan Kesehatan Dengan Meda Video Terhadap Kecemasaan Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas V Di Sekolah Dasar Negeri 88 Palembang Tahun 2019 Elvi Eka Wahyuni; Yudi Abdul Majid; Ayu Dekawaty
HealthCare Nursing Journal Vol. 2 No. 1 (2019): Healtcare Nursing Journal: Vol.2, No.1 Agustus 2019
Publisher : Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.414 KB) | DOI: 10.35568/healthcare.v2i1.517

Abstract

Pubertas merupakan masa perubahan antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Pada masa pubertas organ-organ reproduksi mulai berfungsi. Pada masa pubertas terjadi perubahan fisik yang ditandai dengan menarche. Kejadian menarche yang cenderung lebih awal ditambah dengan kurangnya pengetahuan menimbulkan kecemasan, bingung, tidak nyaman bahkan menggap bahwa menarche adalah suatu penyakit. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media vidio terhadap kecemasan siswi menghadapi menarche di SD Negeri 88 Palembang. Metode penelitian : Bentuk penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimet dengan rancangan one group pre post test without control dengan teknik kuantitatif menggunakan kuesioner HARS, teknik sampling adalah total sampling. Jumlah responden adalah 120. Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata nilai kecemasan sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 24,00 dan kecemasan setelah diberikan pendidikan kesehatan adalah 14,00 sedangkan Pvalue : 0,000 hal ini menunjukan terdapat penurunan kecemasan secara signifikan antara sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Kesimpulan : Ada Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video terhadap kecemasan sisiwi dalam menghadapi menarche.
PLANT THERAPY UNTUK MENINGKATKAN HARGA DIRI RENDAH PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH DI PANTI REHABILITASI PENGEMIS, GELANDANGAN DAN ORANG TERLANTAR (PR-PGOT) Puji Setya Rini; Siti Romadoni; Ayu Dekawaty
Khidmah Vol 2 No 1 (2020): Khidmah
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/khidmah.v2i1.300

Abstract

Pasien gangguan mental harga diri rendah seringkali diasingkan di lingkungan, terbuang dari keluarga, dan mendapat perlakuan fisik yang kurang manusiawi sehingga upaya –upaya dalam memodifikasi lingkungan menjadi sangat penting. Terapi lingkungan merupakan suatu tindakan penyembuhan pasien dengan gangguan jiwa melalui manipulasi dan modifikasi unsur yang ada di lingkungan dan berpengaruh terhadap proses penyembuhan. Tujuan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk membantu peningkatan harga diri bagi klien dengan harga diri rendah, dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klien dengan harga diri rendah sehingga punya kegiatan untuk mengisi waktu luang di panti dan dapat dijadikan sebagai lahan enterpreneur bagi klien dengan harga diri rendah. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode ceramah dan diskusi terkait mekanisme pelaksanaan kegiatan di lapangan, kemudian dilanjutkan kegiatan dilapangan diawali dengan demonstrasi dan pelaksanaan Plant Therapy yang dibentuk dalam kelompok kecil untuk membentuk Team Work masing – masing kelompok. Sasaran dalam kegiatan ini yaitu penghuni PR-PGOT dengan harga diri rendah yang sudah kooperatif. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan kegiatan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil yang didapatkan yaitu adanya peningkatan harga diri klien sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan Plant Therapy dengan pembentukan kelompok – kelompok kecil yang dapat dilihat dari tanda dan gejala klien yaitu klien lebih terbuka terhadap dirinya sendiri (memiliki kemampuan dalam hal berkebun) dan akan meneruskan kegiatan berkebun, klien mencoba untuk lebih menerima dirinya sendiri, klien tampak tertarik dan antusias untuk mengikuti terapi berkebun, klien tampak sudah mencoba untuk saling membantu dalam berkebun dan klien mengatakan hasil kebun akan digunakan bersama warga panti lainnya. Mental disorders patients with low self-esteem are often ostracized in the environment, banished from the family, and eceived inhumane physical treatment so that efforts in modifying the environment are very important. Millieu Therapy is an act of healing patients with mental disorders through manipulation and modification of elements in the environment and affect the healing process. The purpose of this community service activity to help increase selfesteem for clients with low self-esteem, can increase the knowledge and skills of clients with low self-esteem so that they have activities to fill spare time at the Panti and can be used as entrepreneur land for clients with low self-esteem. The implementation of this activity uses the lecture and discussion method related to the mechanism of implementing activities in the field, then continued with field activities beginning with demonstrations and implementation Plant Therapy formed in small groups to form a Team Work of each group. The target in this activity is the occupants of PR-PGOT with low self-esteem that is already cooperative. These service activities are carried out in three stages, namely preparation, implementation and evaluation.Evaluation of activities is carried out to see an increase in client self-esteem through the signs and symptoms shown by the client. The results obtained are an increase in client's self-esteem before and after the Plant Therapy activity is carried out by forming small groups which can be seen from the signs and symptoms of the client which is the client more open to himself (has the ability in terms of gardening) and will continue gardening, the client tries to be more accepting of himself, the client seems interested and enthusiastic about attending gardening therapy, the client seems to have tried to help each other in gardening and the client said the garden would be shared with other residents of Panti.
PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA SISWA SMA NEGERI I KECAMATAN SUNGSANG Ayu Dekawaty; Imardiani Imardiani
Khidmah Vol 2 No 2 (2020): Khidmah
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/khidmah.v2i2.323

Abstract

Proses globalisasi menimbulkan transformasi komunikasi dan informasi di berbagai kawasan dunia yang memberikan dampak terhadap perubahan nilai-nilai sosial dan budaya. Keadaan ini membutuhkan kemampuan penyesuaian dan mengatasi masalah yang tinggi, disamping dukungan lingkungan yang kondusif untuk berkembangnya nilai-nilai sosial dan budaya yang tanggap terhadap berbagai perubahan. Kondisi demikian sangat rentan terhadap stres, anisietas, konflik, ketergantungan terhadap NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), perilaku seksual yang menyimpang, yang dapat digolongkan sebagai masalah psikososial (Wirawan, 2007). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh tim panitia pengabdian masyarakat Milad STIKes Muhammadiyah Palembang, didapatkan data bahwa angka kejadian penyalahgunaan NAPZA masih tinggi, terutama pada remaja. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memberikan pendidikan kesehatan tentang Penyalahgunaan NAPZA pada siswa SMA Negeri I Sungsang dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab dengan tujuam agar siswa SMA Negeri I Sungsang mengetahui bahaya dari Penyalahgunaan NAPZA. Hasil dari pemberian edukasi adalah meningkatnya pengetahuan siswa tentang penyalahgunaan NAPZA setelah diberikan intervensi, dari 24% yang berpengetahuan baik menjadi 96% berpengetahuan baik. The process of globalization has led to the transformation of communication and information in various regions of the world that have an impact on changes insocial and cultural values. This situation requires high ability to adapt and overcome problems, in addition to supporting the environment conducive to thedevelopment of social and cultural values that are responsive to various changes. Such conditions are very vulnerable to stress, anxiety, conflict, dependence ondrugs (Narcotics, Psychotropics and other addictive substances), deviant sexual behavior that can be classified as psychosocial problems (Wirawan, 2007). Basedon observations made by the community service committee team of the Muhammadiyah Palembang STIKes Milad, it was found that the incidence of drugabuse was very high. Based on the description above, the authors provide health education about Drug Abuse to Students at Sungsang Senior High School,discussion and question and answer methods with the aim that the Sungsang Senior High School students know the dangers of Drug Abuse. The result of providing education is to increase students' knowledge of drug abuse after an intervention has been given, from 24% to 96% have good knowledge.