Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Analisa Ukuran Butiran Sedimen Pantai Desa Aeng Kabupaten Takalar dan Pantai Padongko Kabupaten Barru Hasdinar Umar; Taufiqur Rachman; Sabaruddin Rahman; Chairul Paotonan; Achmad Yasir Baeda; Taufiqurrahman Taufiqurrahman; Ilham Alkhaer
Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Edisi Maret 2020
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/zl.v1i1.9653

Abstract

Beach is an area that is physically subject to change. This change is caused by natural processes and human activities. Physical changes that generally occur on the beach are erosion and sedimentation. The dynamic processes that occur atthe beach are the result of a combination of various forces at work on the beach, which include the force of waves,currents, sedimentary movements, wind and so on. To analyze sediment transport in coastal areas, one of the main thingsthat need to be known is the characteristics of coastal sediments. The study was carried out on beaches prone to erosion and sedimentation, the location of sample data research at several points taken in the area around the Aeng TakalarVillage Beach and Padongko Barru Beach. The analysis carried out is the analysis of the distribution of sediment grainsto determine the characteristics of existing sediments on the beach. The results showed that the sizes of the sediment samples on the beach in Aeng Village, Takalar District were a mixture of fine sand and medium sand which had a diameterof 0.125 mm - 0.5 mm and the size of the sediment grains on the Padongko beach. Kabru was a mixture of fine sand and medium sand which has a diameter of 0.125 - 0.5 mm.
Kajian Keselamatan Peroses Bongkar Muat Barang Yang Menimbulkan Cacat Produk Muatan Di Pelabuhan Paotere Adriani Phady; Taufiqur Rachman; Chairul Paotonan
Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 3, Edisi November 2020
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/zl.v1i3.12012

Abstract

This article discusses the worker's safety assessment of the loading and unloading process that causes cargo product defects at Paotere Harbour. Makassar, which is the capital of South Sulawesi province, is known as the city with the largest majority population and is a dense flow of inter-island freight traffic. One of the Harbours that transportation the economy in Makassar is the Harbour of Paotere which provides dock services for fishing boats, passenger ships and cargo ships. Phinisi motor sailing ships are equipped with lifting equipment, namely cranes that can lift goods to facilitate the loading and unloading process of goods from the ship to the edge of the pier. However, the loading and unloading process ignores the safety and health aspects of work on the deck of the ship and on the dock. In addition, the results of the products being trans Harboured must also be considered if someone experiences product defects due to loading and unloading activities at the Harbour of Paotere. J-hook, a tool used to lift and move the sack by stabbing it in any place, can cause the sack to tear and the grain inside will slowly spill out due to gaps in the sack. The method used in this research is the descriptive method, namely: providing an overview of certain phenomena or certain aspects of the location under study. Descriptive methods are not only limited to data collection but include direct observation and interviews with workers. The strategic solution needed is the replacement of the cargo lift knot rope on the crane with a mooring rope net that facilitates the lifting process from the ship's deck to the Paotere Harbor pier. Replacing the J-hook whose function is to shift and flip the sack with an enlarged Jar Lifter tool and an adjustment of the material that is comfortable to hold and is not dangerous if it falls and hits the limbs of workers who are carrying out loading and unloading activities Paotere Harbor.
Indeks Kerentanan Wilayah Pesisir Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar Taufiqur Rachman; Muhammad Alif Alim Arifki
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 26 No 1 (2022)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan di wilayah pesisir sangat sensitif dan rentan terhadap fenomena alam karena merupakan suatu wilayah yang rentan terhadap faktor lingkungan antara lain laju perubahan garis pantai, kemiringan pantai, gelombang, pasang surut dan kenaikan muka air laut. Analisis penentuan kerentanan wilayah pesisir dapat dilakukan dengan penilaian terhadap kondisi fisik daerah pesisir. Penilaian tingkat kerentanan pesisir pada penelitian ini menggunakan metode CVI (Coastal Vulnerability Index). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan pesisir Kecamatan Galesong dan menentukan solusi atas tingkat kerentanan pesisir Kecamatan Galesong. Pada penelitian ini dilakukan studi dokumenter, yaitu menyaring dan menganalisis data sekunder dari berbagai aplikasi, web dan jurnal yang relevan dengan penelitian ini serta dilakukan survei lapangan secara langsung untuk mengetahui kondisi eksisting terkait fenomena yang ada. Tingkat kerentanan pesisir Kecamatan Galesong menggunakan metode CVI berada di satu kategori yaitu kerentanan tinggi. Terdapat lima desa yang ada di kawasan pesisir Kecamatan Galesong yaitu Desa Palalakkang, Desa Galesong Baru, Desa Galesong Kota, Desa Boddia dan Desa Mappakalompo. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kerentanan kawasan pesisir Kecamatan Galesong yaitu dengan melakukan penataan pemukiman/fasilitas umum, memodifikasi bangunan pelindung pantai yang telah ada dan membangun struktur pelindung pantai. Struktur pelindung yang disarankan untuk dibangun adalah revetment dan detached breakwater.
KESADARAN MASYARAKAT KOTA SUNGGUMINASA TENTANG SEMPADAN SUNGAI SESUAI UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 2014 Putri Sriwahyuni Kasba; Taufiqur Rachman; Chairul Paotonan
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sempadan sungai merupakan kawasan lindung tepi sungai yang menjadi satu kesatuan dengan sungai. Sempadansungai melindungi sungai dari gerusan, erosi, dan pencemaran, selain juga memiliki keanekaragaman hayati dan nilaiproperti/keindahan lanskap yang tinggi. Sempadan sungai berfungsi sebagai upaya agar kegiatan perlindungan,penggunaan dan pengendalian atas sumber daya yang ada pada sungai termasuk danau dan waduk dapat dilaksanakansesuai dengan tujuannya. Penetapan garis sempadan sungai bertujuan agar fungsi sungai termasuk danau dan waduktidak terganggu oleh aktivitas yang berkembang di sekitarnya, agar kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilaimanfaat sumber daya yang ada di sungai dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus menjaga fungsi sungai danagar daya rusak air terhadap sungai dan lingkungannya dapat dibatasi. Penelitian ini memberikan gambaran tentangseberapa besar kesadaran masyarakat perkotaan tentang sempadan sungai Pengumpulan data yang bekaitan dengansempadan sungai meliputi data atau dokumen yang ada, sisi kehidupan masyarakat dan lokasi yang ditinjau. Kesadaranmasyarakat perkotaan dan implementasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2011 tentangsempadan sungai masih sangat rendah. Untuk itu diperlukan sosialisasi pemahaman mengenai batas sempadan sungaioleh pemerintah. Dengan adanya daerah sempadan sungai, maka kelestarian sungai akan tetap terjaga sesuai denganfungsi yang diharapkan.
TINJAUAN DEGRADASI LINGKUNGAN PESISIR DAN LAUT KOTA MAKASSAR TERHADAP KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR Yuliani Suleman; Chairul Paotonan; Taufiqur Rachman
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Makassar merupakan salah satu kota dari 30 kota pantai di Indonesia yang diperkirakan potensial terkena dampakkenaikan muka air laut. Kawasan pesisir Makassar mengalami degradasi daya dukung lingkungan yang cukupsignifikan yang diakibatkan oleh adanya pemanfaatan ruang yang kurang terkendali dari kegiatan pembangunan sertakondisi geomorfologi kawasan pesisir yang rawan terhadap resiko bencana. Kajian ini dilakukan untuk mengetahuifaktor penyebab perubahan/degradasi lingkungan yang terjadi di Kota Makassar dengan acuan data dan informasiyang berkaitan dengan pengimplementasian kebijakan pengelolaan kawasan pesisir. Metode penelitian yangdigunakan berupa memberikan gambaran tentang fenomena tertentu atau aspek kehidupan tertentu dari lokasi danmasyarakat yang ditinjau. Pengumpulan data meliputi data atau dokumen yang telah ada. Penyebab terjadinyadegradasi ekosistem yang paling signifikan adalah kurangnya kemampuan masyarakat untuk dapat menyelesaikanpersoalan lingkungan, kurangnya kapasitas masyarakat untuk memberikan masukan kepada pihak-pihak yangberkepentingan dan berkewajiban mengelola dan melindungi lingkungan, serta kegagalan kebijakan pemerintah untukmenginplementasikan peraturan perundang undangan tentang pengelolahan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecilyang tercantum dalam UU No 1 tahun 2014 yang merupakan hasil perubahan atas UU No 27 tahun 2007. Sebagianbesar dampak kerusakan dirasakan berpengaruh terhadap aktivitas manusia dan lingkungan, seperti rusaknya biotalaut, terancamnya pemukiman dan mata pencaharian nelayan, dan sebagainya. Pemerintah hendaknya dapatbekerjasama dengan masyarakat untuk menyelamatkan pemasalahan degradasi lingkungan pesisir dan laut kotamakassar.
TINJAUAN BATASAN SEMPADAN PANTAI TANJUNG BUNGA SEBAGAI IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 2014 Reskiyanti Reskiyanti; Taufiqur Rachman; Chairul Paotonan
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.500 pulau besar dan kecil dengan panjang garispantai kurang lebih 81.000 km. Daerah pantai merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan, baikperubahan akibat ulah manusia maupun perubahan alam. Desakan kebutuhan ekonomi menyebabkan wilayah pantaiyang seharusnya menjadi wilayah penyangga daratan menjadi tidak dapat mempertahankan fungsinya sehinggakerusakan lingkungan pesisir pun terjadi. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pantai lebih jauh diperlukan adanyakawasan sempadan pantai. Kriteria kawasan lindung untuk sempadan pantai menurut Undang-Undang No. 1 Tahun2014 yaitu daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Penelitian ini memaparkan tinjauan inplementasi Undang-UndangNo. 1 Tahun 2014 perihal sempadan pantai yang berada di Pantai Tanjung Bunga Kota Makassar. Implementasiperaturan UU No. 1 tahun 2014 di kawasan tersebut masih sangat lemah. Sempadan pantai dapat melindungi danmenjaga kelestarian fungsi ekosistem dan segenap sumber daya di wilayah pesisir, kehidupan masyarakat di wilayahpesisir dari ancaman bencana alam, alokasi ruang untuk akses publik melewati pantai, dan alokasi ruang untuk saluranair dan limbah
ANALISIS PENGARUH DIMENSI RANGKAIAN PIPA HORISONTAL TERHADAP TRANSMISI DAN REFLEKSI GELOMBANG PADA PEMECAH GELOMBANG BERPORI A. M. Syamsuri; Dadang A. Suriamiharja; Muhammad Arsyad Thaha; Taufiqur Rachman
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu aspek penting dalam pengembangan di bidang maritim adalah pembangunan struktur pelindung pantaisekaligus penjaga kelestarian ekosistem laut. Oleh karena itu, munculah beberapa ide untuk masalah erosi dan abrasidi sepanjang garis pantai Indonesia. Salah satunya struktur peredam gelombang yang sekarang mengalamiperkembangan penelitian adalah pemecah gelombang berpori, pemecah gelombang berpori atau berlubang diharapkanselain meminimalisir refleksi gelombang juga mampu mereduksi gelombang transmisi. Struktur pemecah gelombangtersebut dengan maksud memberi dimensi bidang gesek pada permukaan dinding lubang pipa tersebut yaitumenganalisis parameter dimensi dinding gesek terhadap diameter lubang dan panjang lubang pada model, sehinggadiharapkan mampu lebih efektif dalam mereduksi gelombang yang datang. Jenis penelitian ini adalah penelitianeksperimen di laboratorium, penelitian ini menggunakan model pemecah gelombang dengan memvariasikan diameterdan panjang dinding pada lubang pipa disusun sedemikian rupa sehingga lubang gesek dinding pada model tegak lurusterhadap arah datangnya gelombang, tinggi air, diameter model dan panjang model pemecah gelombang diaturberdasarkan kebutuhan. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah diameter dan luas dinding gesek pipa mampumereduksi terhadap pengurangan tinggi gelombang dalam bentuk hubungan parameter tak berdimensi, sehinggadiharapkan mampu lebih efektif dalam perlindungan pengamanan pantai.
EFEK PROPERTI PENAMPANG KAPAL TANKER TERHADAP KEKUATAN Putri Ayu Novia Lestari; Taufiqur Rachman; Muhammad Zubair Muis Alie
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

lingkungan, salah satunya adalah beban gelombang laut. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efek propertipenampang kapal terhadap kekuatan-batas kapal double hull tanker T3. Dengan penelitian ini diharapkan dapatmengetahui hubungan pengaruh modulus penampang kapal terhadap kekuatan batas kapal antara analisis denganmetode liniear terhadap metode NLFEA (Non-linear Finite Element Analysis). Investigasi efek properti penampangkapal terhadap kekuatan batas kapal dilakukan dengan menggunakan metode liniear, dengan memperhitungkandimensi elemen dari tiap-tiap plate dan stiffener penyusun konstruksi kapal double hull tanker tersebut, yang hasilnyaakan di compare dengan hasil penelitian sebelumnya dengan metode NLFEA. Hasil penelitian menunjukkan bahwakapal double hull tanker T3 memiliki modulus penampang kapal (w) sebesar 93,692 m3. efek properti penampangkapal terhadap kekuatan batas kapal (Mu) berbanding lurus dengan nilai tegangan kerja kapal (σ) dimana semakinbesar modulus penampang kapal (w) maka semakin kecil tegangan kerja (σ) yang terjadi pada kapal. Kekuatan bataskapal double hull tanker T3 kondisi hogging sebesar 5,750 x 1012 Nmm dan -6,089 x 1012 Nmm untuk kondisi sagging,dengan perbandingan nilai kekuatan batas kapal antara metode Linear dan metode NLFEA dari penelitian yang telahdilakukan sebelumnya menunjukkan hasil dari metode NLFEA lebih besar, dengan rasio perbandingan kekuatan batassebesar 32,31-58,63 %.
ANALISIS KEKUATAN VARIASI PELAT BERPENEGAR PADA DASAR KAPAL FPSO DENGAN KAPASITAS 370.000 BOPD Safitri Safitri; Muhammad Zubair Muis Alie; Taufiqur Rachman
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspek terpenting dari struktur FPSO ialah konfigurasi material dan kekuatan struktur yang digunakan dalamdesainnya. Dalam penelitian ini dilakukan analisis kekuatan pelat berpenegar pada dasar kapal FPSO dengan kapasitas370.000 BOPD dengan tujuan menganalisa tegangan kerja dan deformasi yang terjadi pada pelat berpenegar kapalpada kondisi beban merata yang diterima oleh struktur pelat bottom. Pembebanan momen lentur batas vertikal yaknipada kondisi tekan. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode elemen hingga dengan caramemodelkan pelat dengan jarak gading 600 mm, kondisi syarat batas jepit keliling, dan sendi keliling lima stiffener.Hasil yang diperoleh menunjukkan grafik hubungan antara tegangan dan regangan sebagai akibat dari pengaruhkonfigurasi material dan pembebanan yang terjadi. Pemodelan dilakukan dengan jumlah stiffener yang diamati 5stiffener menggunakan software ANSYSTM. Hasil tegangan kerja tertinggi terjadi pada kondisi syarat batas sendikeliling sebesar 363,698 N/mm2 dan tegangan terendah terjadi pada kondisi syarat batas jepit keliling dengan tegangansebesar 320,925 N/mm2.
KAJIAN PERANGKAT KESELAMATAN PELAYARAN BAGI KAPALKAPAL YANG BERSANDAR DI PELABUHAN KAYU BANGKOA Irma Handayani; Riska Damayant; Taufiqur Rachman; Chairul Paotonan
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makassar adalah salah satu kota yang memiliki beberapa dermaga kecil atau dermaga bantu tempat berlabuhnyabeberapa kapal dari berbagai pulau-pulau sekitar. Salah satu dermaga di Kota Makassar yang mendukungperekonomian adalah Dermaga Kayu Bangkoa. Dermaga yang telah difungsikan sejak tahun 1970an ini melayaniberbagai jenis kapal mulai dari kapal jenis fiber ukuran 8 meter hingga kapal kayu yang berkapasitas 10 hingga 20GT dengan trayek penyeberangan dari Kota Makassar menuju Pulau Barrang Lompo, Barrang Caddi, PulauKodinggareng Keke, dan pulau lain sekitarnya. Namun, dari sekian banyak kapal yang berlabuh ini tidak dilengkapidengan perangkat keselamatan pelayaran yang memadai. Kajian ini meninjau seberapa besar perhatian pihakpenyelenggara kapal dan pelabuhan terhadap perangkat kesalamatan pelayaran bagi kapal-kapal yang bersandar diPelabuhan Kayu Bangkoa. Metode kajian yang digunakan adalah deskriptif, yakni memberikan gambaran tentangfenomena tertentu atau aspek tertentu dari lokasi yang dikaji, tidak hanya terbatas pada pengumpulan data, tetapimeliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut. Dengan kajian ini diharapkan pihak pemerintah setempatdapat lebih menggiatkan aktifitas sosialisasi keselamatan pelayaran dan penerapannya di lapangan sehingga akanmeminimalisir korban dan resiko kecelakaan yang terjadi pada saat kapal berlayar bagi kapal-kapal yang bersandar diPelabuhan Kayu Bangkoa. Dengan adanya perhatian penuh atas mutu pelayanan pelayaran dan bongkar muat barangdan penumpang dapat meningkatkan minat pengguna jasa pelayaran yang pada akhirnya memberikan dampak positifterhadap peningkatan perekonomian.