Temy M. E. Ingunau
Universitas Persatuan Guru 1945 NTT

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tuturan Ritual Be’eula dalam Upacara Kematian pada Masyarakat Desa Oetutulu Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao Rudolof J. Isu; Temy M. E. Ingunau
Ciencias : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 3 No 2 (2020): Juli
Publisher : Universitas Persatuan Guru 1945 NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe the meaning and function contained in the Ritual Speech of Be'eula in the death ceremony at the Oetutulu Village Community, North West Rote District, Rote Ndao District. Be'eula's ritual speech is the process of handing over betel nut sites from families who are grieving to parents or traditional elders who have selected the same age as those who have died after the funeral process. Attitudes to maintain cultural traditions, especially beeeula in the community of Oetutulu Village, North West Rote Subdistrict, Rote Ndao District illustrate people's obedience to ancestral heritage. The people of Oetutulu Village, North West Rote Subdistrict, Rote Ndao District are aware that Be'eula Ritual speech has meaning and function that is very important for their lives. The intended meaning and function also describe their existence or identity as a civilized society. The results of the study showed that in the ritual speech of be’eula in the death ceremony that occurred in the community of Oetutulu Village, Rote Barat Laut District, Rote Ndao District contained several meanings. The meanings meant here are (1) Religious Meaning; (2) Meaning of Togetherness; and (3) The Meaning of Affection. While the function in the ritual speech be'eula in Oetutulu Village community, North West Rote District, Rote Ndao Regency, consists of three functions, namely: (1) Poetic Function; (2) Religious functions; and (3) Function of Directive.
Paralelisme Makna Tuturan Ritual Saeba Bunuk Hau No Pada Guyub Tutur Etnik Dawan di Desa Nunle’u, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur Rudolof Jibrael Isu; Agnes Odiyanti Manek; Temy M. E. Ingunau
Retorika: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Program Studi Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.254 KB) | DOI: 10.37478/rjpbsi.v3i1.1849

Abstract

Tulisan ini bertajuk Paralelisme Makna Tuturan Ritual Saeba Bunuk Hau no pada Guyub Tutur Etnik Dawan di Desa Nunle’u, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur Tuturan. Penelitian ini merupakan kajian linguistik kebudayaan yang berlandaskan pada pendekatan etnografi, paralelisme, dan teori semiotik sosial. Data bersumber pada data lisan berupa tuturan ritual Saeba Bunuk Hau no. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan wawancara dengan teknik rekam dan teknik catat. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan metode padan dengan teknik ganti dan teknik perluas. Hasil analisis disajikan dengan metode penyajian formal dan informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk paralelisme semantik dalam tuturan ritual berladang Saeba Bunuk Hau no pada guyub tutur etnik Dawan terdiri atas hubungan makna antarperangkat diad dan hubungan makna antarunsur paralel. Selain bentuk paralelisme semantik, ditemukan juga makna budaya yang terkandung dalam tuturan ritual tersebut, seperti makna yang menggambarkan hubungan manusia dengan sesamanya..