Mahiswara Mahiswara
Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

ANALISIS BUKAAN MULUT JARING TRAWL DASAR PADA KAPAL RISET BAWAL PUTIH Tri Wahyu Budiarti; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 16, No 4 (2010): (Desember 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.491 KB) | DOI: 10.15578/jppi.16.4.2010.323-331

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bukaan mulut jaring dan panjang tali slambar ideal pada jaring trawl dasar tipe shrimp trawl dan thailand trawl yang dioperasikan pada Kapal Riset Bawal Putih sebagai alat pengambilan contoh. Penelitian ini dilaksanakan di perairan utara Jawa pada bulan Mei 2006. Hubungan antara panjang tali penarik atau slambar dan bukaan mulut jaring pada kedua tipe trawl dihitung dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai rata-rata panjang tali slambar ideal untuk kedalaman 46,30 m adalah 144,26 m dengan bukaan mulut yang terjadi 18,86 m untuk tipe shrimp trawl. Pada tipe thailand trawl, rata rata panjang tali slambar ideal 141,57 m dengan bukaan mulut 27,36 m. The aim of this study was to determine an ideal warp length and mouth opening of shrimp trawl and Thailand trawl operated at North Java Sea using Reaserch Vessel Bawal Putih on May 2006. By using the description analysis method, it is possible to obtain a correlation of warp length and mouth opening of those trawl gears. The results showed the average of ideal warp length operated at 46.30 m depth was 144.26 m and created mouth opening of about 18.86 m for shrimp trawl. For Thailand trawl, the average of ideal warp length was 141.57 m and created mouth opening of about 27.36 m.
KEBERADAAN IKAN PELAGIS RUMPON LAUT DALAM PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA SEBELAH SELATAN TELUK PELABUHAN RATU DENGAN METODE HIDROAKUSTIK Asep Priatna; Duto Nugroho; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 16, No 2 (2010): (Juni 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.088 KB) | DOI: 10.15578/jppi.16.2.2010.83-91

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi sumber daya ikan pelagis di sekitar rumpon laut dalam berdasarkan atas metode hidroakustik. Penelitian ini dilaksanakan di dua rumpon dengan posisi 7°34,798 LS/106°14,709 BT dan 7°12,223 LS/105° 35,397 BT pada bulan Agustus 2009 di perairan Samudera Hindia tepatnya di sebelah selatan Teluk Pelabuhan Ratu. Akuisisi data akustik menggunakan echosounder split beam Simrad EK60 dengan frekuensi 120 kHz. Data kondisi lingkungan perairan dan hasil tangkapan juga digunakan dalam tulisan ini sebagai pendukung dalam pembahasan. Rata-rata densitas yang paling tinggi ditemukan pada lapisan permukaan sampai kedalaman 25 m, yaitu 16 ekor/1.000m3 pada rumpon 1 dan 5 ekor/1.000m3 pada rumpon 2. Densitas semakin rendah dengan bertambahnya kedalaman, serta pola agregasi ikan cenderung berada di depan rumpon terhadap datangnya arus. Ukuran ikan semakin besar dengan bertambahnya kedalaman, rata-rata ukuran ikan di sekitar rumpon 1 lebih besar daripada di rumpon 2. Sekitar 80% ukuran ikan yang terdeteksi berdasarkan atas nilai target strength berkisar -40 sampai -34 dB atau 40-70 cm, di mana 50% dari ukuran tersebut terdapat pada kedalaman 25-50 m. The aim of the research was to study the distribution of pelagic fish resources around deepsea fish aggregating device based on acoustic survey. The survey was conducted around two fish aggregating devices (7°34,798 S/106°14,709 E and 7°12,223 S/105° 35,397 E) on August 2009 in Indian Ocean (southern of Pelabuhan Ratu Bay). Simrad EY60 split beam Echosounder with frequency 120 kHz was used for acquisition of acoustic data. Oceanographic and catch data was used to enrich the analyzis. The highest mean fish density was detected on surface layer until 25 m of water depth; 16 fish/1,000m3 around fish aggregating device 1 while 5 fish/1,000m3 around fish aggregating device 2. The fish density was decreased from surface layer to lower strata, and fish aggregation was tend to occupied in front of fish aggregating device, between flow direction and fish aggregating device. The fish length was increased from surface layer to lower strata. Fish length around fish aggregating device 1 was bigger than that fish around aggregating device 2. There were about 80% of fish length was detected in range of -40 to -34 dB or about 40 70 cm, and 50% of the fish in those size were detected on 25-50 m.
STANDARDISASI UPAYAPENANGKAPAN PUKAT CINCIN DI LAUT JAWA Mahiswara Mahiswara; Mohamad Natsir; Tri Wahyu Budiarti
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 17, No 4 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.416 KB) | DOI: 10.15578/jppi.17.4.2011.247-255

Abstract

Pemanfaatan sumber daya ikan pelagis kecil di Laut Jawa didominasi oleh armada pukat cincin. Pukat cincin merupakan jenis alat tangkap yang efektif yang dalam kajian stok sumber daya ikan pelagis sering dijadikan sebagai alat tangkap standard. Oleh karena armada pukat cincin memiliki variasi karakteristik teknis, maka untuk menghindari bias perlu dilakukan standardisasi upaya. Standardisasi upaya penangkapan kapal pukat cincin di Laut Jawa periode 2006-2008 dilakukan menggunakan metode analisis komponen utama dari karakteristik teknis; panjang kapal, lebar kapal, dalam kapal, tonase, tenaga penggerak, daya lampu, dimensi jaring, kapasitas palka, dan jumlah ABK. Tiga komponen utama telah dapat menjelaskan lebih dari 60 % total varians yang difungsikan untuk menghitung fishing power masing-masing kapal. Metode analisis komponen utama menghindarkan ketergantungan terhadap satu karakter sehingga memungkinkan untuk melakukan penghitungan nilai fishing power bagi kapal pukat cincin baru yang masuk ke dalam armada pukat cincin. Berdasarkan hasil analisis diperoleh fungsi hasil tangkapan per satuan upaya (CPUE) CPUE = 353.4 * 16.95.Ci dan Fishing Power Indeks (FP) = 1 +(16.59) * (353.4)-1. Ci. Exploitation of small pelagic fish resources in Java Sea was dominated by purse seiners fishery. Purse seine is an effective type of fishing gear, this gear was often used as standard fishing gear for pelagic fish stock assessment. Since purse seiners has a variety of technical characteristics, standardization efforts need to be done to avoid the bias during analysis. Catch effort of purse seiners in Java Sea on the period of 2006-2008 was standardized using principal components analysis method of the boat characteristics, boat length, boat width, boat depth, gross tonnage, engine propulsion, light power, net dimensions, fish hold capacity and total number of crews. Three new major components have explained more than 60% of the total variance which enabled to calculate the fishing power of each boat. Principal components analysis method was used to avoid dependence on a single character to allow the calculation of the value of fishing power for new purse seine fleet. Based on the results obtained by analyzing the function of catch per unit effort formula was CPUE = 353.4 * 16.95.Ci and Fishing Power Index (FP) = 1 + (16.59) * (353.4) -1. Ci.
PENGARUH CAHAYA LAMPU TERHADAP POLA AGREGASI IKAN DI BAGAN TANCAP PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU Asep Priatna; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 15, No 2 (2009): (Juni 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.073 KB) | DOI: 10.15578/jppi.15.2.2009.141-149

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola agregasi ikan di bawah pengaruh cahaya lampu bagan tancap. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2005 di Kepulauan Seribu. Pengamatan pola agregasi ikan dilakukan dengan menggunakan alat akustik Simrad EY500. Data intensitas cahaya diambil dengan menggunakan light meter LI-250, serta verifikasi hasil tangkapan untuk memperkuat hasil analisis. Analisis meliputi interpretasi visual berbasis pada presentasi grafik yang merupakan dasar bagi penafsiran data dan penyusunan informasi. Pengaruh intensitas cahaya yang berbeda terhadap agregasi ikan mempunyai pola yang tidak sama, baik nilai intensitas cahaya optimumnya, besarnya agregasi, maupun posisi kedalaman untuk nilai agregasi terbesar. Proses pengumpulan ikan pada awal penyinaran dengan perlakuan jenis lampu petromak lebih cepat dibanding dengan hasil perlakuan lampu mercuri. Ikan akan beradaptasi terhadap variasi iluminasi cahaya sehingga selama proses pencahayaan terjadi migrasi. The research objective was to study fish aggregation pattern under light influence set in stationary bamboo lift net. This research was conducted on May 2005 in Seribu Islands waters. Simrad EY-500 echosounder was used to observe the fish aggregation. Light meter LI 250 was used to measure light intensity level and catch data for supporting the analysis result. Data analyzed by visual description based on graph presentation were used as data interpretation and information. The influence of different light intensity on fish aggregation had different pattern especially for optimum value of light intensity, maximumvalue of fish aggregation, and depth layer of the maximum value of fish aggregation. For fish aggregation under light of kerosene pressured lamps was quicker than mercury lamps in the early of illumination process. Fish will adapt to various light illumination, so that during illumination process the migration of fish is occured.
POLA AGREGASI IKAN PELAGIS TERHADAP PENGARUH CAHAYA PADA ALAT TANGKAP MINI PURSE SEINE Mohammad Natsir; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 16, No 1 (2010): (Maret 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.685 KB) | DOI: 10.15578/jppi.16.1.2010.63-73

Abstract

Penggunaan akustik dalam pengkuantifikasian pengelompokan ikan telah banyak digunakan dalam penelitian bertema kajian sumber daya perikanan. Teknologi akustik telah berkembang dengan pesat dan begitu pula dengan akurasinya. Penelitian ini dilakukan dengan metode akustik dan mini purse seine untuk mengamati pola agregasi dan variabilitas densitas ikan pelagis terhadap pengaruh stimulus cahaya. Pengamatan dilakukan di perairan Pemalang, Jawa Tengah pada tanggal 14-18 September 2004, terbagi dalam tiga perlakuan daya dan jenis lampu yaitu enam buah lampu jenis merkuri 400 watt, dua buah lampu jenis galaksi dengan daya 500 watt dikombinasi lima buah lampu merkuri 400 watt, terakhir adalah menggunakan stimulus dua buah lampu jenis galaksi 500 watt dikombinasi enam buah lampu merkuri 400 watt. Pengumpulan data akustik dilakukan dengan menggunakan portable scientific echosounder SIMRAD EY 500 dengan tranduser 38 kHz. Pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan menggunakan quantummeter. Pada saat penelitian dilakukan juga pengambilan contoh dan pengamatan biologi hasil tangkapan dengan menggunakan alat pengambilan contoh berupa mini purse seine. Aspek biologi yang diamati meliputi identifikasi spesies, pengukuran ukuran, dan bobot hasil tangkapan. Hasil analisis menunjukan bahwa ikan-ikan dengan target strength kecil akan lebih cepat tertarik mendekati pusat cahaya pada awal penyinaran. Ikanikan dengan target strength yang besar cenderung berada pada daerah transisi (transition zone) antara gelap dan terang. Jarak terhadap sumber cahaya mempengaruhi pengelompokan ikan, semakin jauh terhadap sumber cahaya nilai kepadatan kelompok ikan cenderung menurun. Terlihat adanya waktu jenuh dari ketertarikan ikan terhadap cahaya, di mana terlihat jumlah kepadatan ikan yang berada di bawah sumber cahaya relatif tetap atau bahkan cenderung menurun. Acoustic has been used to study about the quantifications of fish aggregation in fisheries research. Acoustic technology was rapidly developed and followed by it accuracy. This study was using acoustic technique and mini purse seine to observed aggregation pattern and density variability from pelagic fish under light stimulus. Research was conducted in Pemalang-Central Jawa Waters from September 14th 18th 2004. The study was conducted on a light boat with 3 different light stimulus; 6 number of 400 watt mercury lamps, 5 number of 400 watt mercury lamps combine with 2 flood-lights (1,000 watt metal halide lamp) and 6 number of 400 watt mercury lamps combine with 2 flood-lights. Acoustic data was collected using portable scientific echosounder SIMRAD EY 500 with 38 kHz split beam acoustic transduser. Light intensity measurement was conducted using quantummeter. Simultaneously with the other measurement, biological sampling also conducted using mini purse seine. Biological aspect observation consist of species identification, lenght distribution and also the weigth of the catch. Result from the observation shows that fishes with small target strength was more attracted to the light stimulus during the early setting. Big fishes tend to occupy the area between light zone and dark zone (transition zone). The distance from the light plays important effect to fish density, fish density was decreasing when the distance increased. From the correlation between duration of the operation and the density, there is saturation time in every operations, the density was more stable or gradually decreasing on that point.
SELEKTIVITAS KISI-KISI JUVENILE AND TRASH EXCLUDER DEVICES PADAALAT TANGKAP TRAWL MINI DI PERAIRAN UTARA JAWA Hufiadi Hufiadi; Mahiswara Mahiswara; Erfind Nurdin
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 14, No 4 (2008): (Desember 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.493 KB) | DOI: 10.15578/jppi.14.4.2008.353-361

Abstract

Perikanan trawl mini dasar yang berkembang merupakan alat tangkap yang efektif dalam memanfaatkan sumber daya ikan demersal. Permasalahan utama pada perikanan ini banyak jumlah hasil tangkap sampingan berukuran kecil yang belum layak tangkap. Penelitian observasi dan uji coba operasi penangkapan untuk mengetahui tipe perikanan trawl mini dan upaya untuk mengurangi tangkapan ikan muda telah dilakukan di perairan utara Jawa. Uji coba operasi penangkapan dilakukan melalui penggunaan perangkat juvenile and trash excluder devices pada alat tangkap trawl mini. Perangkat juvenile and trash excluder devices yang digunakan dibedakan pada ukuran jarak antar kisi-kisi 10,0; 17,5; dan 25,4 mm. Analisis selektivitas kisi menggunakan model kurva logistik dengan bantuan solver pada microsoft excel. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan juvenile and trash excluder devices pada trawl mini dapat meloloskan ikan muda atau ukuran kecil berkisar 2,42 sampai dengan 63,45%. Juvenile and trash excluder devices dengan ukuran kisi-kisi 17,5 mm memiliki tingkat pelolosan ikan-ikan muda atau rucah paling efektif pada tingkat seleksi 50% (FL50%). Mini bottom trawls are effective fishing gear to exploit demersal fish resources. However, the gears operation have serious problem on amount of bycatch caught especially for juvenile and trash fish. Observation and experimental fishing were conducted to know type of mini bottom trawls in northern Java waters and to reduce catches of juvenile and trash fish. Juvenile and trash excluder devices are a selective device that equipped on mini trawl in the experimental fishing with different space bar of the juvenile and trash excluder devices (i.e.10.0; 17.5; and 25.4 mm). The selectivity analysis of logistic curve by using solver on microsoft excel was applied. The results show that juvenile and trash excluder devices could reduced catches of juvenile and trash fish about 2.42 to 63.45%. Juvenile and trash excluder devices with 17.5 mm of the space bar was better for juvenile selection length of 50% (FL50%) selection level.
KARAKTERISTIK PERIKANAN JARING CUMI DI UTARA JAWA Hufiadi Hufiadi; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 13, No 2 (2007): (Agustus 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1977.489 KB) | DOI: 10.15578/jppi.13.2.2007.133-144

Abstract

Saat ini, perikanan jaring cumi khusus di Pulau Jawa berkembang pesat, keberadaannya dapat dijumpai terutama di Pelabuhan Perikanan Jakarta (Muara Baru dan Muara Angke), Indramayu, dan Juwana. Tulisan ini didasarkan pada hasil penelitian jaring nus (jaring cumi) di Juwana pada bulan Oktober 2004. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dasar secara deskriptif mengenai karakteristik perikanan jaring cumi di perairan Laut Jawa meliputi intensitas cahaya lampu, alat tangkap, dan armada, aktivitas penangkapan, komposisi hasil tangkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapal jaring cumi yang berbasis di Juwana diperoleh kisaran panjang 14,30 sampai dengan 19,10 m; lebar 4,35 sampai dengan 6,60 m; dalam 2,0 sampai dengan 2,5 m. Nelayan jaring cumi Juwana beroperasi di perairan utara Jawa pada posisi 03 04° LS dan 110–114° BT. Dari hasil tangkapan jaring cumi didominasi oleh ikan siro (Ambygaster sirm) mencapai (83,58%). Dari ke-3 titik pengukuran intensitas cahaya (pusat, tengah, dan haluan kapal), diperoleh variasi nilai pemudaran cahaya 0,1028 sampai dengan 0,2566 μmol s-1 m-2 per m.Based on the of used lighting of lamp, stick held dipnet is belong to the light fishing classification. The stick held dipnet fisheries especially in Java grow rapidly, its existence can be met in Jakarta fishery port (Nizam Zahman and Muara Angke), Indramayu, and Juwana. This paper is based on the results of studies and observer on stick held dipnet boat in Juwana at October 2004. The stick held dipnet research was conducted to know of fishing gear, light illumination intensity, fishing activities, catch composition, and body length of dominated catch. The stick held dipnet boats based in Juwana has dimention with range i.e. Length (L) 14,30 to 19,10 m; Broad (B) 4,35 to 6,60 m; Depth (D) 2,0 to 2,5 m. The stick held dipnet Java waters fishing ground was S 03-04° and E 110-114° positions. From the catch of stick held dipnet are dominated by Ambygaster Sirm (83,58%). From third point of measurement of light intensity (center, middle, and ship lower) on boat, it was found the variation of dull light illumination ranging from 0,1028 to 0,2566 μ mole of s- 1 m-2 per m. 
PARAMETER BIOMETRIK HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN DI LAUT JAWA TERKAIT DENGAN KERAGAAN SELEKTIVITAS Wijopriono Wijopriono; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 14, No 3 (2008): (September 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.75 KB) | DOI: 10.15578/jppi.14.3.2008.285-293

Abstract

Pukat cincin merupakan alat tangkap utama perikanan pelagis di Laut Jawa dengan sasaran kelompok ikan pelagis kecil. Nelayan menggunakan mata jaring ukuran 19 mm (bagian kantong) dan 25 mm (bagian badan dan sayap). Sementara itu, pemerintah telah menetapkan ukuran mata jaring minimal 25 mm (bagian kantong) dan 51 mm (bagian sayap). Penelitian terhadap pukat cincin telah dilakukan untuk mengevaluasi selektivitas alat tangkap tersebut dan resistensi nelayan dalam menerapkan regulasi yang telah ditetapkan. Evaluasi selektivitas dilakukan melalui pendekatan karakteristik biometrik. Wawancara dilakukan untuk mengetahui masalah resistensi nelayan terhadap regulasi. Berdasarkan pada perbandingan antara hubungan fungsional parameter biometrik ikan sasaran tangkap dan bukaan mata jaring, rentang ukuran panjang ikan yang terjerat telah diestimasi. Diketahui bahwa pada ukuran mata jaring yang sama, ikan dapat terjerat pada ukuran panjang cagak (FL) yang berbeda tergantung dari morfologi. Hasil estimasi maupun aktual ikan yang terjerat menunjukkan kecenderungan yang sama, di mana rata-rata ukuran D. russelli dan S. crumenophthalmus yang terjerat lebih kecil dari D. macrosoma maupun R. kanagurta. Fakta bahwa aktual rentang ukuran ikan yang terjerat 25% lebih kecil dan 13% lebih besar dari hasil estimasi. Hal ini, membuktikan ada pengaruh faktor konstruksi jaring, khususnya hanging ratio, dan perilaku ikan terhadap, selain ukuran mata jaring yang berpengaruh terhadap selektivitas. Masalah resistensi nelayan terhadap regulasi dibahas dalam tulisan ini. Purse seine is the main fishing gear for pelagic fisheries in Java Sea with target species of small pelagic fish. The fishers applied mesh size of 19 mm at the bunt and 25 mm at the body and wing. While, the government has established to use mesh size of not less than 25 mm for the bunt and 51 mm for the wing. Research on the purse seine was done to evaluate its selectivity and to identify technical problems related to the resistence of the fishers in applying mesh regulation issued. Selectivity was evaluated using biometric characteristic approach, while the technical problems were identified through interviews. Based on the comparison of functional relationships among biometric parameters of the target species against mesh opening, the ranges of fish size enmeshed were estimated. It was found that for the same mesh size, fishes can be enmeshed at different fork length (FL) depending on their morphology. Both estimated and actual fish enmeshed showed the same tendency, where average sizes of D. russelli and S. crumenophthalmus enmeshed were smaller than those of D. macrosoma and R. kanagurta. The fact that range of actual size was 25% smaller and 13% larger than that of estimated size. This result revealed the existing of factors other than mesh size that influenced the selectivity. These factors considered as net construction, especially hanging ratio, and fish behaviour. Technical problems related to the resistence of fishers to the mesh regulation issue were discussed in this paper.
KERAGAAN TEDs TYPE SUPER SHOOTER PADA TRAWL UDANG YANG BEROPERASI DI LAUT ARAFURA Agustinus Anung Widodo; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 14, No 1 (2008): (Maret 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.77 KB) | DOI: 10.15578/jppi.14.1.2008.133-145

Abstract

Arafura merupakan satu-satunya daerah penangkapan trawl udang di Indonesia sesuai yang direkomendasikan melalui Keputusan Presiden No.85 tahun 1982 terkait peraturan pengoperasian trawl udang di Indonesia. Salah satu butir penting pada Keputusan Presiden tersebut adalah trawl udang dilengkapi alat pereduksi hasil tangkap sampingan ikan atau alat pemisah ikan. TEDs type super shooter merupakan alat pemisah ikan yang saat ini direkomendasikan penggunaannya oleh Departemen Kelautan dan Perikanan. Dalam rangka mengetahui kinerja TEDs type super shooter pada trawl udang di Indonesia, pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2003 telah dilakukan penelitian melalui ujicoba pada kapal trawler double 180,17 GT milik PT. Nusantara Fisheries yang beroperasi di Laut Arafura. Kinerja TEDs type super shooter dalam hal ini meliputi efektivitas mereduksi bycatch (ikan dan penyu) dan tingkat reduksi hasil tangkapan udang secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasangan TEDs pada trawl udang mampu mereduksi bycatch ikan rata-rata 38,34% dan penyu 100%. Di sisi pemasangan, TEDs mengurangi hasil tangkapan utama yaitu udang rata-rata 18,43% dari total tangkapan. Arafura was only the shrimp trawl ground that recommended in accordance with the President Decree No.85 Year of 1982 regarding the shrimp trawl operating in Indonesia. One of the important content of that decree, the shrimp trawl must be equiped by the bycatch excluder devices. The kind of the bycatch excluder devices that recommended by Indonesian Ministry of Marine Affairs and Fisheries is TEDs type super shooter. In order to understand the performance of turtle excluder devices TEDs type super shooter on the commercial shrimp trawling, a research was carried out on July until August 2003 through experimental fishing by using a double rig trawler 180.17 GT, belonging to Nusantara Fisheries, a private shrimp fishing company. The performance of TEDs type super shooter in this case covered the effectiveness in reducing bycatch (fish and sea turtle) and retaining rate of shrimp. The result show that TEDs type super shooter reduced bycatch (fish) 38.34% and turtle 100% in average, but in other hand the loss of shrimp was 18.43% in average of total catch. 
SEBARAN KEPADATAN AKUSTIK IKAN PELAGIS DI BAWAH PENGARUH CAHAYA LAMPU PADA PERIKANAN PUKAT CINCIN DI LAUT JAWA Mahiswara Mahiswara; Agustinus Anung Wiodo; Asep Priatna
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 15, No 2 (2009): (Juni 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.541 KB) | DOI: 10.15578/jppi.15.2.2009.151-159

Abstract

Persaingan penggunaan cahaya lampu sebagai alat bantu penangkapan pada perikanan pukat cincin cenderung semakin meningkat. Suatu penelitian untuk mengetahui pola agregasi ikan di bawah pengaruh cahaya lampu telah dilaksanakan pada bulan Juli 2005 di perairan Laut Jawa. Pengamatan terhadap kapal pukat cincin dengan daya lampu 10.000-20.000 watt menggunakan perangkat akustik SIMRAD EY-500 dilakukan untuk mengetahui sebaran ikan di dalam air dan luxmeter tipe Licor LI 250 untuk mengukur intensitas cahaya. Analisis akustik, statistik, dan deskripsi digunakan untuk menjelaskan data dan informasi yang diperoleh. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan lampu fluorocent 20.000 watt diperoleh jumlah kepadatan akustik pada nilai >10 m2/ n.mi2 lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan lampu fluorocent 10.000 dan 15.000 watt. Terdapat hubungan antara jumlah daya lampu yang digunakan dengan hasil tangkapan pada perikanan pukatcincin. The competition on utilization of lights in purse seine fisheries tends to be more increased. A research to obtain fish aggregation pattern under light on purse seiner with 10,000-20,000 watt in power was conducted on July 2005 in Java Sea. SIMRAD EY-500 to observe underwater fish aggregation and luxmeter type LI-250 to measure light intensity was operated during the research result. Data were analyzed with acoustic, statistic and descriptive methods to figure out of the research. The results showed that acoustic density was >10 m2 /n.mi2 on fluorescent lamp by 20,000 watt in power, which was higher than 10,000 and 15,000 watt. There is a correlation between numbers of lights with catches of purseseiner.