Agustinus Anung Widodo
Pusat Riset Perikanan Tangkap, Ancol-Jakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia

KERAGAAN TEDs TYPE SUPER SHOOTER PADA TRAWL UDANG YANG BEROPERASI DI LAUT ARAFURA Agustinus Anung Widodo; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 14, No 1 (2008): (Maret 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.77 KB) | DOI: 10.15578/jppi.14.1.2008.133-145

Abstract

Arafura merupakan satu-satunya daerah penangkapan trawl udang di Indonesia sesuai yang direkomendasikan melalui Keputusan Presiden No.85 tahun 1982 terkait peraturan pengoperasian trawl udang di Indonesia. Salah satu butir penting pada Keputusan Presiden tersebut adalah trawl udang dilengkapi alat pereduksi hasil tangkap sampingan ikan atau alat pemisah ikan. TEDs type super shooter merupakan alat pemisah ikan yang saat ini direkomendasikan penggunaannya oleh Departemen Kelautan dan Perikanan. Dalam rangka mengetahui kinerja TEDs type super shooter pada trawl udang di Indonesia, pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2003 telah dilakukan penelitian melalui ujicoba pada kapal trawler double 180,17 GT milik PT. Nusantara Fisheries yang beroperasi di Laut Arafura. Kinerja TEDs type super shooter dalam hal ini meliputi efektivitas mereduksi bycatch (ikan dan penyu) dan tingkat reduksi hasil tangkapan udang secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasangan TEDs pada trawl udang mampu mereduksi bycatch ikan rata-rata 38,34% dan penyu 100%. Di sisi pemasangan, TEDs mengurangi hasil tangkapan utama yaitu udang rata-rata 18,43% dari total tangkapan. Arafura was only the shrimp trawl ground that recommended in accordance with the President Decree No.85 Year of 1982 regarding the shrimp trawl operating in Indonesia. One of the important content of that decree, the shrimp trawl must be equiped by the bycatch excluder devices. The kind of the bycatch excluder devices that recommended by Indonesian Ministry of Marine Affairs and Fisheries is TEDs type super shooter. In order to understand the performance of turtle excluder devices TEDs type super shooter on the commercial shrimp trawling, a research was carried out on July until August 2003 through experimental fishing by using a double rig trawler 180.17 GT, belonging to Nusantara Fisheries, a private shrimp fishing company. The performance of TEDs type super shooter in this case covered the effectiveness in reducing bycatch (fish and sea turtle) and retaining rate of shrimp. The result show that TEDs type super shooter reduced bycatch (fish) 38.34% and turtle 100% in average, but in other hand the loss of shrimp was 18.43% in average of total catch. 
KOMPOSISI DAN FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN CUCUT DOMINAN YANG TERTANGKAP RAWAI TUNA PERMUKAAN Dharmadi Dharmadi; Suprapto Suprapto; Agustinus Anung Widodo
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 14, No 4 (2008): (Desember 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.98 KB) | DOI: 10.15578/jppi.14.4.2008.371-377

Abstract

Perikanan rawai tuna memiliki kontribusi cukup besar terhadap hasil tangkapan ikan cucut (Requiem shark sp.) di perairan Samudera Hindia. Hasil tangkapan rawai tuna sebagian besar didaratkan di 2 pendaratan ikan utama yaitu Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Ratu dan Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Kegiatan penelitian untuk mengetahui komposisi dan fluktuasi hasil tangkapan ikan cucut (Requiem shark sp.) dominan pada rawai tuna permukaan berbasis di 2 lokasi pendaratan ikan tersebut dilakukan pada tahun 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi hasil tangkapan cucut (Requiem shark sp.) pada rawai tuna permukaan didominansi oleh jenis ikan cucut karet atau selendang (Prionace glauca) antara 40 sampai dengan 90%, sedangkan komposisi jenis ikan cucut lain seperti ikan cucut lanjaman (Carcharhinus falciformis dan Carcharhinus sorrah), cucut paitan (Alopias superciliosus), cucut tikusan (Alopias pelagicus), dan cucut mako (Isurus sp.) antara 3 sampai dengan 30%. Hasil tangkapan ikan cucut (Requiem shark sp.) terhadap hasil tangkapan total rawai tuna permukaan antara 5 sampai dengan 25% pada tahun 2004 dari rata-rata 85 unit kapal rawai tuna yang beroperasi di perairan Samudera Hindia. Hasil tangkapan ikan cucut (Requiem shark sp.) tertinggi terjadi pada bulan Juli sampai dengan Agustus. Hasil tangkapan ini berkaitan dengan kondisi cuaca (Requiem shark sp.) pada saat nelayan melakukan penangkapan ikan di laut. Tuna long lines fisheries have more contributed on the catch of shark (Requiem shark sp.) in the Indian Ocean. Most of catch from tuna long lines landed at two main landing sites of tuna long line which operated in the Indian Ocean were Pelabuhan Ratu and Cilacap. This study was conducted at that two landing sites during 2004. The result showed that shark (Requiemshark sp.) catch composition on tuna long line was dominated by blue shark, Prionace glauca (40 to 90%), while other sharks i.e. silky shark (Carcharhinus falciformis), spot tail shark (Carcharhinus sorrah), big eye thresher (Alopias superciliosus), pelagic thresher (Alopias pelagicus), and mako shark (Isurus sp.) between 3 to 30% from the total catch of shark (Requiem shark sp.). Percentage catch of sharks (Requiem shark sp.) againts total catch of tuna surface long line during 2004 was ranging 5 to 25% from everage of 85 unit of tuna long line boat that operated in the Indian Ocean. Catch fluctuation related with the weather conditon when the fishers are fishing activity at sea. The high catch of shark (Requiem shark sp.) was occur on July until August.