Siti Mardlijah
Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ASPEK BIOLOGI IKAN KENYAR Sarda orientalis FAMILI: SCOMBRIDAE DARI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA Wiwiet An Pralampita; Siti Mardlijah; Umi Chodriyah
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 13, No 3 (2007): (Desember 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1051.938 KB) | DOI: 10.15578/jppi.13.3.2007.233-241

Abstract

Ikan kenyar (Sarda orientalis), merupakan komoditi perikanan yang tergolong ekonomis penting, selain sebagai komoditi ekspor juga untuk memenuhi permintaan pasar domestik, namun data dan informasi mengenai ikan tersebut sangat kurang, baik data statistik, maupun data biologi serta potensi dan distribusi kelimpahan. Penelitian tentang aspek biologi kenyar hasil tangkapan dari perairan Samudera Hindia telah dilakukan. Selama ini penelitian khusus mengenai ikan kenyar secara mendalam belum pernah dilakukan di Indonesia. Menurut hasil penghitungan nisbah kelamin, perbandingan kelamin ikan kenyar jantan dan betina berada dalam keadaan tidak seimbang, dan didapatkan betina lebih banyak. Kisaran ukuran panjang (FL) ikan kenyar dari Samudera Hindia 17,0 sampai dengan 69,0 cm. Hubungan panjang bobot ikan kenyar bersifat isometrik, dengan demikian pertambahan panjang ikan kenyar, seimbang dengan pertambahan bobot. Komposisi kenyar betina selama bulan pengamatan didominasi oleh kenyar dengan tingkat kematangan gonad III dan IV, yaitu lebih dari 50% jumlah, hampir di setiap bulan pengamatan. Striped bonito (Sarda orientalis) is fishery commodity which has important economic value. However, there is still lack of data and information about the fish, not only in statistic data but also biology data, potent, and distribution data. Research on biology aspect of striped bonito Sarda orientalis from Indian Ocean waters was conducted. Intensif research in striped bonito (Sarda orientalis) has not been done in Indonesia. Based on calculation of sex rate, ratio of male and female kenyar is very unbalance where the female is much more then the male. The length rate of striped bonito which is landed in Binuangeun, Pelabuhan Ratu, Cilacap, and Kedonganan vary from 17.0 until 69.0 cm. The length weight corelation is isometric, indicate the more length the fish get, the more weight the fish get. The composition of in female striped bonito during the observation is dominated by the fish with gonate mature III and IV, which is more than 50% from all the fish that observed.
VARIASI UKURAN DAN JENIS MANGSA DARI IKAN MADIDIHANG MUDA (IMMATURE) DAN DEWASA (MATURE) Siti Mardlijah; Mufti Petala Patria
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 1 (2010): (April 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.079 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.1.2010.65-70

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mangsa dan pemangsa (ikan madidihang) di perairan Marisa. Pengambilan contoh dilakukan di Marisa, Provinsi Gorontalo, pada perusahaan fillet ikan tuna. Pengamatan isi lambung dilakukan secara visual. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara pertambahan ukuran mangsa dengan ukuran ikan pemangsa (madidihang), tapi terdapat hubungan antara jenis mangsa dengan ukuran ikan pemangsa. Ikan madidihang yang berukuran besar (matang gonad) memakan tuna kecil (Auxis rochei) dan ikan pelagis kecil (Brama dussumieri dan Selar crumenopthalmus), sedangkan ikan madidihang yang belum matang gonad banyak memakan Canthigaster spp., Monacanthidae, dan Balistidae. Kanibalisme tidak terjadi di perairan Teluk Tomini. The objective of this research was to study on the relationship between predator and prey for yellowfin tuna in Tomini Bay. Sampling site were located at Marisa, Gorontalo Province in 2007. Prey composition of yellowfin tuna was visually determined. The results showed that there was no relationship between the size of yellowfin tuna and their preys, however, there was indication that different size of yellowfin tuna feed on different item of foods. Adults yellowfin tuna feed little tuna (Auxis rochei) and small pelagic fish Brama dussumieri and Selar cromenopthalmus), while immature yellowfin tuna feed mostly Canthigaster spp., Monacanthidae and Balistidae.
KOMPOSISI UKURAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) HASIL TANGKAPAN HUHATE YANG DIDARATKAN DI TULEHU, AMBON Budi Nugraha; Siti Mardlijah; Enjah Rahmat
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 3 (2010): (Desember 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1514.356 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.3.2010.199-207

Abstract

Eksploitasi sumber daya ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Laut Banda telah berlangsung lama. Saat ini sumber daya ikan cakalang telah memperlihatkan tanda-tanda overfishing. Indikasi ini antara lain ditandai oleh penurunan hasil tangkapan dan ukuran individu, perubahan komposisi hasil tangkapan, serta kecenderungan meningkatnya proporsi beberapa jenis ikan berukuran kecil. Data frekuensi panjang dikumpulkan dari bulan Maret sampai Desember 2007 berjumlah 4.293 ekor. Pengukuran panjang dan bobot untuk mengetahui hubungan panjang dan bobot ikan dilakukan pada bulan Maret, Mei, Juli, dan Desember 2007 dengan jumlah contoh 296 ekor. Tulisan ini menyajikan informasi tentang distribusi ukuran panjang dan bobot, hubungan panjang dan bobot ikan cakalang dan ukuran pertama kali tertangkap (Lc) hasil tangkapan huhate yang beroperasi di perairan Laut Banda. Hasil analisis menunjukan bahwa ikan cakalang mempunyai kisaran panjang cagak (FL) antara 30-78 cmFL dan kisaran bobot antara 600-4300 g. Analisis regresi hubungan panjang dan bobot diperoleh persamaan W=0,0485 L2,751, R2=0,9427 dengan nilai koefisien regresi (r)=0,9709, dan nilai slope (b)=2,751. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa pola pertumbuhan ikan cakalang bersifat allometrik negatif. Ukuran pertama kali tertangkap (Lc) ikan cakalang oleh huhate adalah 41,7 cmFL. Eksploitasi sumber daya ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Laut Banda telah berlangsung lama. Saat ini sumber daya ikan cakalang telah memperlihatkan tanda-tanda overfishing. Indikasi ini antara lain ditandai oleh penurunan hasil tangkapan dan ukuran individu, perubahan komposisi hasil tangkapan, serta kecenderungan meningkatnya proporsi beberapa jenis ikan berukuran kecil. Data frekuensi panjang dikumpulkan dari bulan Maret sampai Desember 2007 berjumlah 4.293 ekor. Pengukuran panjang dan bobot untuk mengetahui hubungan panjang dan bobot ikan dilakukan pada bulan Maret, Mei, Juli, dan Desember 2007 dengan jumlah contoh 296 ekor. Tulisan ini menyajikan informasi tentang distribusi ukuran panjang dan bobot, hubungan panjang dan bobot ikan cakalang dan ukuran pertama kali tertangkap (Lc) hasil tangkapan huhate yang beroperasi di perairan Laut Banda. Hasil analisis menunjukan bahwa ikan cakalang mempunyai kisaran panjang cagak (FL) antara 30-78 cmFL dan kisaran bobot antara 600-4300 g. Analisis regresi hubungan panjang dan bobot diperoleh persamaan W=0,0485 L2,751, R2=0,9427 dengan nilai koefisien regresi (r)=0,9709, dan nilai slope (b)=2,751. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa pola pertumbuhan ikan cakalang bersifat allometrik negatif. Ukuran pertama kali tertangkap (Lc) ikan cakalang oleh huhate adalah 41,7 cmFL. Exploitation of skipjack tuna resources in the Banda Sea have lasted long. Currently skipjack tuna resources have been showing signs of over fishing. Indications were, among others, characterized by a decrease in the catch and the size of the individual, changes in the composition of the catch and the trend of increasing proportions of several types of small fish. Length frequency data collected from March until December 2007 amounted 4,293. Length and weight measurements to determine the length and weight relationship of fish conducted in March, May, July, and December 2007 with a total sample was 296. This paper presents information about the distribution of length and weight, length and weight relationship and the length at first capture (Lc) caught by pole and liner operating in theBanda Sea. The analysis showed that the skipjack tuna has a long range between 30-78 cmFL and weight range between 600-4300 g. Regression analysis of length and weight relationship equation was W=0.0485 L2.751, R2=0.9427 with regression coefficient (r)=0.9709, and slope value (b)=2.751. Result show that the growth pattern of skipjack tuna was negative allometric. The length at first captured (Lc) of skipjack was 41.7 cmFL.
BEBERAPAASPEK BIOLOGI CAKALANG (Katsuwonus pelamis) YANG DIDARATKAN DI BITUNG, SULAWESI UTARA Budi Nugraha; Siti Mardlijah
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 1 (2008): (April 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.543 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.1.2008.45-50

Abstract

Penelitian biologi ikan cakalang hasil tangkapan kapal huhate (pole and line) yang didaratkan di Bitung dilakukan di tempat pendaratan ikan, perusahaan perikanan, dan tempat pengasapan atau fufu cakalang. Aspek yang diteliti meliputi hubungan panjang bobot, rasio kelamin, tingkat kematangan gonad, dan fekunditas. Pengambilan contoh dilakukan pada bulan Juli dan September 2005. Dari hasil analisis hubungan panjang bobot diketahui bahwa pola pertumbuhan ikan cakalang bersifat allometrik positif. Perbandingan jenis kelamin betina dan jantan pada bulan Juli 1:0,73, sedangkan pada bulan September perbandingan 1:2,05. Tingkat kematangan gonad ikan jantan maupun betina didominasi oleh stadium III. Fekunditas telur berkisar antara 1.000.000 sampai dengan 14.000.000 butir.