Warsono Sarengat
Unknown Affiliation

Published : 31 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search
Journal : Animal Agricultural Journal

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) TERFERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI KARKAS AYAM BROILER (Effect of fermented seaweed (Gracilaria verrucosa) meal in the diet on broiler carcass production) Primasanti, Rizky Rahmadhani; Mahfudz, Luthfi D.; Sarengat, Warsono
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 2 (2014): Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.005 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung rumput laut (G. verrucosa) terfermentasi dalam ransum terhadap produksi karkas ayam broiler. Materi yang digunakan adalah 150 ekor ayam broiler jantan betina (unsex) umur 1 minggu dengan bobot rata-rata 163,38 ± 24,67 g (CV 3, 04 %). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 6 ulangan sehingga terdapat 30 unit, setiap unit percobaan diisi 5 ekor ayam broiler. Perlakuan tersebut meliputi : T0= Ransum tanpa menggunakan tepung rumput laut terfermentasi, T1= ransum menggunakan 5% tepung rumput laut, T2= ransum menggunakan 5% tepung rumput laut terfermentasi, T3= ransum menggunakan 7,5% tepung rumput laut terfermentasi, T4= ransum menggunakan 10% tepung rumput laut terfermentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan prosedur analisis ragam (Analysis of Variance / ANOVA) dengan uji F pada taraf 5 % dan apabila hasil analisis menunjukkan pengaruh perlakuan yang nyata akan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung rumput laut (Gracilaria verrucosa) terfermentasi dalam ransum dengan taraf 5%, 7,5% hingga 10% dan 5% tepung rumput laut tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot hidup, bobot karkas, persentase karkas, bobot non karkas, persentase non karkas dan potongan karkas. Kesimpulan yang diperoleh yaitu penggunaan tepung rumput laut (Gracilaria verrucosa) terfermentasi dalam ransum ayam broiler dapat digunakan hingga taraf 10%.Kata kunci : Rumput laut fermentasi; ayam broiler; produksi karkas ABSTRACT The research was aims to determine the effect of fermented seaweed (Gracilaria verrucosa) meal in the diet on broiler carcass production. The experiment used is 150 broiler chickens (unsex) 1 week old with an average body weight of 163.38 ± 24.67 g (CV 3.04 %). Design used in this research was Completely Randomized Design (CRD), with 5 treatments and 6 replications, so there were 30 cages as experiment units, Each experiment unit consisted of 5 broilers. The treatment includes : T0= Ration without using fermented seaweed meal, T1= Ration using seaweed meal 5%, T2= Ration using fermented seaweed meal 5%, T3= Ration using fermented seaweed meal 7.5%, and T4= Ration using fermented seaweed meal 10%. The data obtained were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) F-test with level 5% and if the result of the analysis showed significant effect of treatment will be followed by Duncan's test. The results showed that treatment using seaweed meal fermented with 5%; 7.5% 10% and 5% using seaweed meal 5% no significant effect on live weight, carcass weight, carcass percentage, non carcass weight, percentage of non-carcass and carcass cut portion. The conclution of the research were fermented seaweed meal can be used in the broiler diet until 10%.Key word : fermented seaweed meal; broiler chicken; carcass production
PERFORMAN PRODUKSI TELUR ITIK LOKAL YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG KIAMBANG (Salvinia molesta) FERMENTASI (Egg Production Performance of Local Duck Feed Diets with Fermented Kiambang (Salvinia molesta)) Lestari, Dela Ayu; Sarengat, Warsono; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.243 KB)

Abstract

ABSTRAK            Penelitian bertujuan mengkaji pengaruh penggunaan Kiambang (Salvinia molesta) fermentasi dengan level yang berbeda dalam ransum terhadap performan produksi telur itik lokal. Penelitian menggunakan 80 ekor itik lokal (itik Pengging) umur 24 minggu dengan rerata bobot badan 1457 ± 124,8 g (CV = 8,56%). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (0%, 15% tepung Kiambang tanpa fermentasi, 15% tepung Kiambang fermentasi, 17,5% tepung Kiambang fermentasi, 20% tepung Kiambang fermentasi) dan 4 ulangan dengan 4 ekor itik untuk setiap unit percobaan. Parameter yang diamati adalah konsumsi ransum, produksi telur, dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan tepung Kiambang (Salvinia molesta) yang difermentasi dengan Aspergillus niger dalam ransum memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, produksi telur, dan konversi ransum. Simpulannya adalah Kiambang dapat digunakan dalam ransum sampai taraf 20%. Kata Kunci : itik lokal; kiambang;fermentasi;performan produksi telur ABSTRACT            This research aims to determine the effect of fermented Kiambang with different level sin diets on egg production performance of local duck. The object of this research is eighty 24 weeks local ducks with average body weight 1457±124.8g (CV=8.56%). The design of the experiment is Completely Randomized Design with 5 treatments (0%, 15% non-fermented Kiambang, 15% fermented Kiambang, 17.5% fermented Kiambang, 20% fermented Kiambang) and 4 replicates with 4 ducks for each experimental unit. Parameters measured are feed consumption, egg production, and feed conversion. The results shows that fermented Kiambang with Aspergillus niger in the diets does not influence (P>0.05) on feed consumption, egg production and feed conversion. The conclusion is Kiambang can be use in diets to the extent of 20%.Keyword :local duck;Salvinia molesta;fermentation; egg production performance
ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER PADA SISTEM KEMITRAAN DI KECAMATAN GUNUNG PATI KOTA SEMARANG Ratnasari, Risa; Sarengat, Warsono; Setiadi, Agus
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.781 KB)

Abstract

ABSTRACTProductions of the broiler chicken especially as broilers have ups and downs, especially in a business partnership. Chickens are excellent for public consumption because the cost of it is cheaper than beef and mutton, chicken meat is growing faster than any other animals. This aims of this study is to determine the amount of income broiler farmers, that are influenced by factors against income broiler farmers in Kecamatan Gunung Pati. Data was collected by observation and interview with the breeder in Kecamatan Gunung Pati. The methods of data analysis will be performed by multiple linear regression analysis, that was used to test the effect of the independent variable is the number of DOC (Day Old Chick) (X1), FCR (X2), mortality (X3), harvest weight (X4) and long maintenance (X5) the dependent variable is the level of income in broilers in the district partnerships in Kecamatan Gunung Pati (Y). The study showed that the revenue generated broiler breeders in the district Of Kecamatan Gunung Pati in the period amounted to Rp 53.765.000. Ranch reserves to be developed because it can provide benefits to the chicken farmer. The results showed also that the number of DOC, FCR, Mortality, Weight Harvest, and maintenance Old obtained F count of 1,047 with a significant level of 0.000. Key Words : broiler breeders; income; patnership patterns.ABSTRAKBudidaya ayam khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Daging ayam menjadi primadona untuk konsumsi masyarakat dikarenakan biayanya yang relatif murah dibandingkan daging sapi dan kambing, pertumbuhan daging ayam sangatlah cepat dibandingkan ternak yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan peternak ayam broiler yang dipengaruhi oleh beberapa faktor terhadap pendapatan peternak ayam broiler di kecamatan gunung pati.Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada para peternak di kecamatan tersebut. Metode analisis data akan dilakukan dengan analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu Jumlah DOC (Day Old Chick) (X1), FCR (X2), Mortalitas (X3),bobot panen (X4) dan lama pemeliharaan (X5) terhadap variabel dependen yaitu tingkat pendapatan pada kemitraan ayam broiler di Kecamatan gunung pati (Y). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pendapatan yang dihasilkan peternak ayam broiler di Kecamatan Gunung Pati dalam satu periode sebesar Rp. 55.765.000. Peternakan layak untuk dikembangkan sebab dapat memberikan keuntungan pada peternak ayam tersebut. Hasil penelitian menunjukan juga bahwa Jumlah DOC (Day Old Chick), FCR, Mortalitas, Bobot Panen, dan Lama pemeliharaan diperoleh F hitung sebesar 1.047 dengan tingkat signifikan 0,000. Kata Kunci: peternak ayam broiler; pendapatan; sistem kemitraan.
PENGARUH PENGGUNAAN KIYAMBANG (Salvinia molesta) YANG DIFERMENTASI DENGANAspergillus niger TERHADAP KUALITAS FISIK DAGING ITIK LOKAL (Effect of fermented kiyambang (Salvinia molesta) with Aspergillus niger on the physical quality of local duck meat) Armalani, Vinda; Sarengat, Warsono; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.209 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan Salvinia molesta yang difermentasi menggunakan Aspergillus niger dalam ransum terhadap kualitas fisik daging itik melalui indikator Water Holding Capacity (WHC), pH, dan susut masak. Materi yang digunakan adalah 80 ekor itik pengging jantan umur 4 minggu dengan rata-rata bobot awal 734,25±0,52 g. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (0%, 15% Salvinia molesta non fermentasi (SMNF), 15% Salvinia molesta fermentasi (SMF), 17,5% Salvinia molesta fermentasi (SMF), dan 20% Salvinia molesta fermentasi (SMF)). Hasil menunjukkan bahwa penggunaan Salvinia molesta fermentasi berpengaruh nyata (P<0,05) menurunkan nilai pH, dan susut masak daging, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai WHC daging, peningkatan level Salvinia molesta fermentasi diikuti dengansemakin meningkatnya konsumsi serat kasar dan penurunan kualitas fisik daging itik. Kata kunci : itik., Salvinia molesta., Aspergillus niger., kualitas fisik daging. ABSTRACT This study aims to determine effect of Salviniamolesta fermented with Aspergillusnigeron the rationof the physical qualitylocal duck meat through indicators Water Holding Capacity (WHC), pH and cooking shrinkage. The material susedare 80 local male ducks of 4 weeks with an average initial weight of 734.25±0.52g. Research using completely randomized design (CRD) with 5 treatments (0%, 15% Salvinia molesta non-fermented (SMNF), 15% Salvinia molesta fermentation (SMF), 17.5% Salvinia molesta fermentation (SMF), and 20% Salvinia molesta fermentation (SMF). Results showed that the use of Salvinia molesta fermentation significantly (P<0.05) lower the pH value, and shrink age cook meat, but not significant (P>0.05) on the value of the WHC duck meat. Increasing levels of Salvinia molesta fermented followed by the increasing consumption of crude fiber and decrease physical quality duck meat. Keywords :itik., Salvinia molesta., Aspergillus niger., kualitas fisik daging.
PENGARUH LAMA PERIODE PEMBERIAN PAKAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PADA BEBERAPA BAGIAN TUBUH AYAM PELUNG UMUR 1-11 MINGGU Widodo, Ardi; Sarengat, Warsono; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 2 (2012): Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.366 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama periode pemberian pakan terhadap laju pertumbuhan pada beberapa bagian tubuh ayam pelung umur 1-11 minggu. Materi yang digunakan adalah ayam pelung umur 1 minggu dengan jenis kelamin antara jantan dan betina tidak dibedakan (campuran) sebanyak 96 ekor dengan bobot badan 49,92+0,35 gram (CV 2,00 %). Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jagung, bekatul, tepung ikan dan konsentrat jadi ayam broiler CP 112. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yaitu T1 = perlakuan dengan pemberian Protein Kasar (PK) 18% selama 3 minggu dan PK 15% selama 3 minggu; T2 = perlakuan dengan PK 18% selama 5 minggu dan PK 15% selama 5 minggu; dan T3 = perlakuan dengan PK 18% selama 7 minggu kemudian diberikan PK 15% selama 3 minggu dan masing-masing 8 ulangan untuk setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pergantian lama periode pemberian pakan tidak memberikan pengaruh berbeda nyata (P>0,05) terhadap lebar dada, panjang paha, panjang kaki dan panjang leher.Kata kunci : ayam pelung; lama periode pemberian pakan; laju pertumbuhan dada; paha; kaki; dan leher.ABSTRACTThis study aimed to determine the effect of long periods of feeding on the rate of growth in some parts of the body Pelung chickens aged 1-11 weeks. The material used were 96 heads of 1 week old chickens Pelung unsex (mixed), body weight 49.92 ± 0.35 g (CV 2.00%). Feedstuffs used in this study were corn, rice bran, fishmeal and broiler concentrate so CP 112. Experimental design used was completely randomized design (CRD) with three treatments. T1 = treatment by administering Crude Protein (PK) 18% for 3 weeks and PK 15% for 3 weeks; T2 = treated with PK 18% for 5 weeks and PK 15% for 5 weeks, and T3 = 18% treated with PK for 7 weeks and then given PK of 15% for 3 weeks each of 8 replicates for each treatment. The results showed that the effect of change of length of feeding period did not affect significantly (P> 0.05) to the width of the chest, long legs, long legs, and a long neck.Keywords: Pelung chicken; long periods of feeding; growth rate; chest; thighs; legs; and neck.
AKTIVITAS AIR, TOTAL BAKTERI DAN DRIP LOSS DAGING ITIK SETELAH MENGALAMI SCALDING DENGAN MALAM BATIK (Water Activity, Bacterial Count and Drip Loss of Duck Scalded in Hot Wax) Saputra, Ginanjar Adi; Sarengat, Warsono; M. Abduh, Setya Budi
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 1 (2014): Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.166 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas air, total bakteri dan drip loss daging itik yang mengalami scalding tambahan dengan lilin panas berbahan malam batik suhu 145ºC setelah scalding dengan air panas pada suhu 65ºC. Scalding dengan lilin panas dilakukan pada suhu 145ºC selama 30 detik (T1), 60 detik (T2), dan 90 detik (T3), tiap perlakuan diulang sebanyak lima kali. Daging itik tanpa scalding tambahan (T0) digunakan sebagai kontrol. Aktivitas air diukur dengan menggunakan aw meter, total bakteri dihitung dengan metode hitungan cawan dan drip loss dihitung pada suhu refrigerator. Rata-rata aktivitas air adalah 0,938 (T0); 0,939 (T1); 0,940 (T2); dan 0,939 (T3). Rata-rata total bakteri adalah 6,59 x 106 CFU/g (T0); 7,12 x 106CFU/g (T1); 9,00 x 106 CFU/g (T2) dan 7,48 x 106 CFU/g (T3). Rata-rata drip loss adalah 4,050% (T0); 4,236% (T1); 4,198% (T2) dan 4,078% (T3). Analisis ragam mengindikasikan bahwa perlakuan lama scalding tambahan dengan lilin panas tidak berpengaruh (p>0,05) terhadap variabel yang diamati. Kata kunci: itik; scalding; lilin panas.   ABSTRACT This research was aimed to observe the water activity, the bacterial count and the drip loss of ducks scalded in hot wax at 145ºC after scalded in hot water. In-hot wax scalding treatments were carried out for 30 seconds (T1), 60 seconds (T2), 90 seconds (T3) in five replicates. Scalding in hot water only was applied as a treatment control (T0). Water activity by mean of aw meter and drip loss in refrigerated temperature were analyzed immediately after samples preparation whereas bacterial counts by plate count method was analyzed 8 h after. The average water activities were 0.938 (T0), 0.939 (T1), 0.940 (T2), and 0.939 (T3). The average bacterial counts were 6.59∙106 CFU/g (T0), 7.12∙106 CFU/g (T1), 9.00∙106 CFU/g (T2) and 7.48∙106 CFU/g (T3). The average drip losses were 4.050% (T0), 4.236% (T1), 4.198% (T2) and 4.078% (T3). Analysis of variance indicated that there were no effect (p>0.05) of in-hot wax scalding treatments on parameter observed. Keyword: duck; scalding; hot wax. 
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus) DALAM RANSUM TERHADAP PERSENTASE POTONGAN KOMERSIAL KARKAS, KULIT DAN MEAT BONE RATIO AYAM BROILER (The Influence of the Use of (Sauropus androgynus) Powder on the Percentage of Commercial Pie Tjandrasa, Albert Nathanael; Sunarti, Dw; Sarengat, Warsono
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.935 KB)

Abstract

ABSTRAK            Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh tepung daun katuk pada pertumbuhan ayam broiler yang dapat dilihat dari pertumbuhan bobot potongan komersial karkas, kulit dan perbandingan daging dan tulang, dengan harapan bobot daging dapat bertambah jika dibandingkan dengan ransum yang tidak menggunakan tepung daun katuk. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah ayam broiler umur 14 hari dengan jenis kelamin campuran (unsexed) sebanyak 100 ekor dengan bobot rata-rata 595,6 ± 143 gram, yang diproduksi oleh hatchery komersial di Semarang. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan (T0= 0% tepung daun katuk dalam 100% ransum, T1= 3%, T2= 6%, T3= 9%) dan 5 ulangan. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian tepung daun katuk pada ransum tidak memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan bagian dada, paha dan sayap, kulit dan perbandingan daging dan tulang.Kata Kunci:   tepung daun katuk; potongan komersial karkas; bobot kulit; perbandingan daging dan tulang; ayam broiler.ABSTRACTThe study aimed to determine the effect of Sauropus androgynus powder on the growth of broiler chickens which could be seen from the growth of a commercial piece of carcass weight, skin and flesh and bone comparisons, with the gained a better meat weight compared with rations without  use cinnamon leaf meal. The material used in this study were unsexed broiler chickens aged 14 days of 100 individuals with an average weight of 595.6 ± 143 grams, which was produced by a commercial hatchery in Semarang. The study used a completely randomized design with 4 treatments (T0= 0% sauropus androgynus flour in 100% ration, T1= 3%, T2= 6%, T3= 9%) and 5 replications. Based on the results of this study, Sauropus androgynus powder had no effect on the growth of the chest, thigh and wing, skin and meat bone ratio.Keywords:     sauropus androgynus powder; commercial pieces carcass; weight skin; meat bone ratio; broiler chickens.
PENGARUH PEMBERIAN DAUN UBI JALAR (Ipomea batatas) DALAM RANSUM TERHADAP PERBANDINGAN DAGING TULANG DAN MASSA PROTEIN DAGING PADA AYAM BROILER (Influence The Granting of Leaves Of Sweet Potato (Ipomea Batatas) in Comparison to Ration Meat Bones and The Me Iqbal, Feriyan Cesarudin; Sarengat, Warsono; Mahfudz, Luthfi D.
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.85 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pemberian tepung daun ubi jalar terhadap perbandingan daging tulang dan masa protein daging pada ayam broiler. Penelitian menggunakan 112 ayam broiler jantan umur 20 hari dengan bobot badan rata-rata 845,20 ± 39,73 gram dan CV = 4,68%. Ransum perlakuan terdiri dari 7 jenis ransum, yaitu tanpa menggunakan tepung daun ubi jalar (T0), penggunaan 1% tepung daun ubi jalar hijau (T1), 2 % tepung daun ubi jalar hijau (T2), 3 % tepung daun ubi jalar hijau (T3), 1% tepung daun ubi jalar ungu (T4), 2 % tepung daun ubi jalar ungu (T5), 3 % tepung daun ubi jalar ungu (T6). Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan masing-masing unit percobaan berisi 4 ekor ayam broiler. Parameter yang diamati meliputi bobot karkas, bobot daging, bobot tulang, perbandingan daging tulang, dan masa protein daging ayam broiler yang diambil pada akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan tepung daun ubi jalar hijau dan ungu dalam ransum ayam broiler tidak berbeda nyata (P>0,05) pada bobot karkas, bobot daging, bobot tulang, perbandingan daging tulang, dan masa protein daging.Kata kunci : ayam broiler; daun ubi jalar hijau dan ungu; karkas; daging; tulang; perbandingan daging tulang; massa protein daging ABSTRACT Research was aimed to know the influence of leaves of sweet potato meal in the diet on the meat and bones ratio and mass protein meat on the broiler. Research using one hundred twelve chicken male, 20 days of age with average weights 845.20 ± 39.73 gram and cv = 4.68 %. Treatment ratio was is consist of 7 types of rations, i.e. without using the leaves of the sweet potato meal (T0), using 1% of green leaf sweet potato meal (T1), 2% of green leaf sweet potato meal (T2), 3% of green leaf sweet potato meal (T3), 1% of purple leaf sweet potato meal (T4), 2% of purple leaf sweet potato meal (T5), 3% of purple leaf sweet potato meal (T6). Experimental design using a Completely Randomized Design (CRD) with 7 treatments and four replicates of each experimental unit contains 4 broiler chickens. The parameters were use weights, carcass weights, bone weights, meat bone ratio, mass protein meat. The results showed the use of sweet potato green leaves and purple leaves sweet potatoes in chicken broiler rations do not differ markedly (P>0.05) on carcass weights, weights of meat, bone weights, bone, and flesh of the comparison of the protein meat.Keyword : broiler chicken; sweet potato leaves are green and purple; carcass; meat; bones; meat bone ratio; meat is the comparison of protein meat
PENGARUH SISTEM KANDANG BERTINGKAT DAN PENGGUNAAN AMPAS TEH DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica) The Effect Of Tier Cage System And Diet Tea’s Waste On The Performance Of Layer Quail (Coturnix coturnix japonica) Mahmudah, Nina; Sarengat, Warsono; Suprijatna, Edjeng
Animal Agriculture Journal Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2015
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.212 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan mengetahui interaksi antara sistem kandang bertingkat dan penggunaan ampas teh dalam ransum terhadap performan puyuh  petelur. Materi yang digunakan adalah 225 ekor puyuh petelur Coturnix coturnix japonica dengan bobot badan rata-rata 122 + 8,56 g (CV = 7,03%).  Bahan ransum terdiri dari bekatul, jagung kuning, bungkil kedelai, Poultry Meat Meal, tepung kerang dan ampas teh.  Kandang yang digunakan adalah kandang sistem koloni sebanyak 45 unit.  Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah rancangan RAL dengan pola Split Plot terdiri dari tiga ulangan. Tingkat kandang (L) sebagai petak utama terdiri dari tingkat kandang 1 (L1), tingkat kandang 2 (L2), tingkat kandang 3 (L3), tingkat kandang 4 (L4), tingkat kandang 5 (L5) dan level penggunaan ampas teh (T) sebagai anak petak terdiri dari T1: 1,5%, T2: 3%, dan T3: 4,5%.  Hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi (P>0,05) antara sistem kandang bertingkat dan penggunaan ampas teh dalam ransum terhadap performan puyuh petelur.  Perlakuan lantai kandang menunjukkan tidak adanya pengaruh nyata (P>0,05) dan perlakuan level ampas teh juga tidak berpengaruh nyata (P>0,05).  Kesimpulan penelitian adalah ampas teh mengandung antioksidan namun belum mampu meredam cekaman panas yang disebabkan oleh suhu iklim tropis dan penggunaan kandang bertingkat sehingga performan yang ditunjukkan puyuh belum optimal. Kata kunci: puyuh petelur; tingkat kandang; ampas teh; performan ABSTRACT This study aims to determined interaction of tier cage system and diet tea’s waste on the performance of layer quail.  The material used was 225 layer quail with an average weight  122 + 8,56 g (CV=7,03%).  Feed used in the formulation of diet is rice bran, yellow corn, soybean meal, poultry meat meal, shells meal and tea’s waste.  The experimental design used was completely randomized design with split plot consisting of three replicates.  Tier cage system (L) as the main plot consists is 5 level oftier. L1: level one of the cage, L2: level two, L3: level three, L4: level four, L5: level five and tea’s waste level (T) as the sub plot consists of T1:1,5%, T2:3%, dan T3:4,5%.  The results showed that there were no interaction effect between tier cage system and diet tea’s waste on the performance of layer quail (P>0,05). The treatment of tier cage system not significantly different (P>0,05) and the treatment of tea’s waste levels showed not significantly different on the performance of layer quail (P>0,05). The conclution is tea’s waste consist antioksidan but that have not been able to reduce heat stress so that quail performance is not optimal.Keyword : layer quail; tier cage system; tea’s waste; performance. 
PENGARUHKEPADATAN KANDANG DENGAN PENAMBAHAN JINTAN HITAM (Nigella Sativa) DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER (The Effect of Cage Density and Additive of Black Cumin the Diet on Carcass and Abdominal Fat Production of Br Suwito, Tutur Adi; Mahfudz, Luthfi Djauhari; Sarengat, Warsono
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 1 (2014): Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.629 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung pengaruh kepadatan kandang dan penambahan jintan hitam  dalam ransum terhadap produksi karkas dan lemak abdominal ayam broiler. Manfaat penelitian ini yaitu untuk mengetahui secara langsung pengaruh kepadatan kandang dengan penambahan jintan hitam terhadap produksi karkas dan lemak abdominal ayam broiler. Penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari-April 2013 di KandangLaboratorium Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. Materi yang digunakan adalah ayam broiler unsex dengan merk dagang CP 707 umur 8 harisebanyak 270 ekor dengan bobot badan rata-rata 163,12 ± 8,10 g.Bahan pakan yang digunakan adalah Bekatul,jagung, tepung ikan, meat bone meal, bungkil kedelai, tepung tapioka dan top mix.Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 3x3 dengan 3 ulangan. Sebagai faktor pertama adalah kepadatan (K) yaitu kepadatan rendah (K1) dengan jumlah ayam 8 ekor/m2, sedang (K2) 10 ekor/m2 dan tinggi (K3) 12 ekor/m2. Faktor kedua adalah jintan hitam (J) yaitu penambahan jintan hitam sebesar 1%/kg ransum (J1), 2%/kg (J2) dan 3%/kg (J3). Parameter yang diamati adalah bobot badan akhir, bobot karkas dan lemak abdominal. Data dianalisis ragam menggunakan uji F dan dilanjutkan uji Duncan jika ada pengaruh perlakuan dengan bantuan software SPSS 16.Kepadatan 12 ekor/m² dengan penambahan jintan hitam 1%/kg sudah cukup untuk mengatasi stres akibat kepadatan kandang dan memberikan bobot akhir, bobot karkas dan lemak abdominal yang tidak berbeda.Kata kunci: ayam broiler; jintan hitam; kepadatan; karkas; lemak abdominal  ABSTRACT   This research aimed to determine effect of cage density and addition of black cumin as materials of ration compile on broiler carcas and abdominal fat. Benefits of this research are obtained level density and the addition of black cumin which gives a good production carcas and abdominal fat in broiler. The experiment was conducted in February - April 2013 in Poultry Production Laboratory, Faculty of Animal Husbandry and Agriculture, University of Diponegoro, Semarang. The material used were a broiler unsex 8 days old as 270 birds with an average body weight of 163,12 ± 8,10 g. Feed ingredients used are rice bran, corn, fish meal, meat bone meal, soybean meal, tapioca flour and top mix. The experimental design used was factorial design with 3x3 factorial and 3 replications. As the first factor is the density ( K ) is a low density ( K1 ) with the density of  8 birds/m2, medium ( K2 ) 10 birds/m2 and high ( K3 ) 12 birds/m2. The second factor were addition black cumin ( J ) is 1% black cumin/kg ration ( J1 ), 2%/ kg ( J2 ) and 3%/ kg ( J3 ). Parameters measured were the last weight, carcass weight and abdominal fat. Data were analyzed using a variety of F test and Duncan continued if there is the effect of treatment with the help of software SPSS 16. The conclusion is the use of level 1 % black cumin/kg with density 12 ekor/m²anoughtto surmount a stress due to density of cage until providethe last weight, carcass weight and abdominal fat optimal.Key words: broiler; black cumin; density; carcas; abdominal fat