p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Ilmiah Inovasi
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penentuan Prioritas Kebijakan Penanggulangan Gangguan Reproduksi Sapi Potong Guna Mendukung Pencapaian Swasembada Daging Sapi Di Kabupaten Banyuwangi Wir Yeni Hasanah; Bagus P. Yudhia Kurniawan; Budi Hariono
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 22 No 1 (2022): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v22i1.3134

Abstract

Dalam mendorong pencapaian swasembada pada tahun 2026, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) merancang program Sapi-Kerbau Komoditi Unggulan Negara (SIKOMANDAN). Program tersebut dijalankan oleh pemerintah melalui Optimalisasi Reproduksi. Pada tahun 2020 Kabupaten Banyuwangi menjadi sentra populasi sapi terbesar di Jawa Timur dengan populasi sapi potong sebesar 128.609. Berdasarkan hal tersebut, dalam pengembangan program SIKOMANDAN, pemerintah perlu mengetahui faktor-faktor rendahnya efisiensi peternakan[1], salah satunya adalah gangguan reproduksi yang disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor yang memperparah keadaan tersebut. Sehingga perlu adanya upaya penanggulangan gangguan reproduksi[2]. Studi ini dilakukan di Kabupaten Banyuwangi dengan tujuan untuk mengidentifikasi jenis gangguan reproduksi pada sapi potong serta mengidentifikasi dan menganalisis faktor penyebab gangguan reproduksi pada sapi potong di Kabupaten Banyuwangi menggunakan metode SWOT. Hasil penelitian didapatkan jenis gangguan reproduksi pada sapi potong di Kabupaten Banyuwangi antara lain Silent heat sebanyak 250 ekor (62%), korpus luteum persisten sebanyak 32 ekor (8%), Retensi Plasenta sebanyak 5 ekor (1,25%), ovarium hipofungsi sebanyak 68 ekor (17%), dan endometrialtis sebanyak 14 ekor (2,41%). Sedangkan faktor penyebab gangguan reproduksi pada sapi potong di Kabupaten Banyuwangi adalah faktor fungsional organ reproduksi (sunyi panas, corpus luteum persisten, hipofungsi ovarium dan retensi plasenta) dan juga adanya faktor infeksi pada saluran reproduksi (endometritis).
Business Development Strategy of Biological Agent Service Post (PPAH) “Petani Banyuwangi” in Banyuwangi Regency Feby Cahyaningrum; Bagus P. Yudhia Kurniawan; Muksin Muksin
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 22 No 2 (2022): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v22i2.3341

Abstract

Berbagai dampak negatif penggunaan pestisida terhadap agroekosistem dan adanya kesadaran akan perlunya kualitas lingkungan hidup yang tinggi dari pemerintah dan masyarakat, melatarbelakangi diterapkannya prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Salah satu prinsip PHT ialah dengan penggunaan agens hayati dalam pengendalian hama penyakit. PPAH Petani Banyuwangi termasuk PPAH yang terus melaksanakan perbanyakan agensia hayati dan juga menyediakan saprodi ramah lingkungan bagi anggota PPAH. Namun petani lebih memilih untuk menggunakan pestisida kimia yang dinilai lebih efektif dan praktis karena efeknya terhadap organisme pengganggu tanaman bisa langsung tampak setelah diaplikasikan di pertanaman. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Banyuwangi dengan tujuan untuk menganalisis dan mengkaji faktor pendukung dan penghambat pengembangan Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) dengan menggunakan metode SWOT. Hasil penelitian yang diperoleh adalah faktor pendukung dan penghambat Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) di Kabupaten Banyuwangi meliputi faktor internal yaitu sumber daya manusia (SDM) yang berpengalaman dan faktor eksternal yaitu kebijakan pemerintah dalam Pertanian berkelanjutan dengan skor nilai pengaruh sebesar. Sedangkan faktor penghambat Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) di Kabupaten Banyuwangi meliputi faktor internal yaitu faktor administrasi yang masih sederhana dan faktor kurangnya partisipasi anggota dengan nilai pengaruh sebesar serta faktor eksternal yaitu rendahnya minat petani dalam memanfaatkan agens hayati. Sehingga Strategi yang dapat diterapkan antara lain a) Meningkatkan aneka produk agens hayati dengan terus berinovasi dan b) Memanfaatkan perkembangan teknologi dan SDM berpengalaman untuk mengembangkan produksi pertanian yang efisien.