Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Senses of place masyarakat Kampung Lawas Maspati Surabaya: Studi eksplorasi terhadap faktor fisik, sosial dan budaya Diyan Lesmana; Antariksa; Lisa Dwi Wulandari; Herry Santosa
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur Vol 6 No 1 (2021): ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur | Januari 2021 ~ April 2021
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30822/arteks.v6i1.595

Abstract

The Lawas Maspati village in the Surabaya urban area has relics such as historical areas, ancient buildings with colonial architectural styles, and community cultural traditions such as the mutual cooperation attribute, cangkrukan (gathering), and local wisdom (culinary, craft SME). The efforts towards maintaining the heritage buildings and adapting to cultural dynamics as well as the local wisdom make Lawas Maspati Village a life diorama which allows a person to have a sense of place towards the village. This study was conducted to explore the sense of place in the Lawas Maspati Village community through physical, social, and cultural factors through the use of a qualitative descriptive method with a phenomenological approach. Data were collected through in-depth interviews and field documentation from respondents selected through a purposive sampling method using individuals that have lived for more than 20 years and aged over 40 years old. The results showed the sense of place in Lawas Maspati Village community was formed by physical, social, and cultural factors including the ancient colonial-style buildings, historical areas, historical memories in the struggle period through cultural heritage areas, mutual cooperation, mutual respect, cangkrukan tradition, friendly characteristics of Arek Suroboyo such as tolerance, openness, busyness but friendliness without hurt feelings, traditional culinary, and religious traditions.
DINAMIKA FUNGSI DAN ORGANISASI RUANG PADA HUNIAN DI KAWASAN SITUS LIYANGAN TEMANGGUNG Rizki Swandani; Antariksa; Lisa Dwi Wulandari
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 3 No 01 (2019): PAWON : Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.477 KB) | DOI: 10.36040/pawon.v3i01.135

Abstract

Ditemukannya situs kuno Liyangan di kawasan permukiman di Dusun Liyangan, Kabupaten Temaggung berkembang menjadi kawasan pariwisata, kawasan konservasi penelitian dan perdagangan secara tidak langsung menyebabkan (setidaknya) dinamika ruang pada hunian di sekitar situs tersebut. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena berusaha mendeskripsikan dinamika ruang pada hunian (ranah arsitektural) di kawasan situs purbakala (ranah arkeologi). Metode pengumpulan datanya yaitu: observasi lapangan, wawancara mendalam, dokumentasi, sketsa dan pengukuran arsitektural. Rancangan penelitian berjenis kualitatif, sedangkan strategi penelitian berjenis deskriptif. Menggunakan dua metode analisis yaitu: analisis deskriptif dan analisis komparatif. Temuan pada penelitian ini adalah deskripsi dari dinamika fungsi ruang dan organisasi ruang pada hunian di kawasan situs Liyangan.
OBJEK AMATAN PADA TIPO-MORFOLOGI RUANG PONDOK PESANTREN SALAF-TRADISIONAL Ririn Dwi Lestari; Antariksa; Jenny Ernawati
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 2 No 02 (2018): PAWON : Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1736.237 KB) | DOI: 10.36040/pawon.v2i02.250

Abstract

Pondok Pesantren Salaf-Tradisional merupakan model sistem sosial sekaligus sistem intelektual yang pertama dan tertua di Indonesia. Sebutan di Jawa, Sunda dan Madura adalah Pesantren atau Pondok, di Minangkabau Surau (Dayah), di Aceh dinamakan Rangkang (Meunasah). Lembaga ini bertujuan untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral agama sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari. Melalui pengkajian kitab klasik atau kitab kuning, dengan metode sorogan, bandongan atau wetonan, dan hafalan serta halaqoh. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui objek amatan apa saja yang dapat menjadi panduan untuk mengamati tipo-morfologi tipe ‘ibu’ atau tipe dasar/tradisional penyelenggaraan ruang-ruangnya. Melalui elaborasi teori ruang dan sintesa objek amatan dari penelitian terdahulu yang terkait, diperoleh objek amatan pada Ruang Luar berupa, (1)Organisasi Massa, (2)Lay-Out dan (3)Tatanan Massa dengan variabel amatan (a)Bentuk Massa, (b)Konfigurasi Massa, (c)Orientasi Massa, (d)Pola Sirkulasi, (e)Hirarki Massa dan (f)Transformasi Massa. Objek Amatan pada Ruang Dalam yaitu, (1)Organisasi Ruang, (2)Denah Ruang, (3)Teritori Ruang dan (4)Tatanan Ruang dengan variabel amatan (a)Bentuk Ruang, (b)Konfigurasi Ruang, (c)Orientasi Ruang, (d)Sirkulasi Ruang, (e)Elemen Pembatas Ruang, (f)Teritori Pemanfaatan Ruang, (g)Hirarki Ruang dan (h)Transformasi Ruang. Tanpa mengetahui tipe dasarnya, tidak mungkin bisa mengenal peran pentignnya dalam sejarah perjuangan bangsa hingga sekarang, apalagi mampu melestarikan nilai-nilai tradisi/kultur luhur yang dimilikinya.