Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

CYBERCOUNSELING SEBAGAI INOVASI KONSELOR MENGHADAPI TANTANGAN DISRUPSI PADA ERA SOCIETY 5.0 Ball Qiss Ayuni; Syarifah Runika Umaria; Amallia Putri
JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING AR-RAHMAN Vol 7, No 2 (2021): December
Publisher : UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.977 KB) | DOI: 10.31602/jbkr.v7i2.5842

Abstract

Individu tidak dapat terlepas dari pembaharuan teknologi dengan era yang terus bergerak. Cybercounseling justru tidak akan menjadi suatu hal menakutkan akan menggantikan peran konselor di era society.Tantangan yang hadir juga memengaruhi kinerja konselor dan apabila menghindar akan jauh tertinggal serta profesi konselor akan tidak lagi dilirik sebagai profesi yang dapat menangani masalah dengan responsif. Hingga cybercounseling hadir membantu mempermudah kinerja konselor dengan menghadirkan kelebihan yang telah dipaparkan. Di perlukan pula bentuk pengawasan yaitu supervisi cybercounseling Hal ini penting untuk menilai bagaimana melaksanakan konseling secara online (a) berkomunikasi dan mempertahankan empati, (b) memahami cerita konseli, (c) menghadapi tantangan disrupsi, dan (d) mengevaluasi efektivitas konselor. Penulis membahas beberapa hal mengenai artikel konseptual dengan menyajikan lieratur berdasarkan hal yang relevan pada era society 5.0  dengan adanya inovasi cybercounseling konselor akan senantiasa memiliki ketuntasan kompetensi profesional serta mendorong kebermanfaatan konselor agar terus bergerak dari perkembangan zaman yang terbaru sebagai konselor yang inovatif dan mengikuti kebaruan.____________________________________________________________________People are constantly evolving, and individuals cannot do without technological updates. Cybercounseling will not be a scary thing, it will replace the role of the counselor in the era of society. The challenges that are present also affect the performance of the counselors and if they avoid it, they will be far behind and the counselor profession will no longer be looked at as a profession that can handle problems responsively. Until cybercounseling comes to help facilitate the performance of counselors by presenting the advantages that have been described. A form of supervision is also needed, namely cybercounseling supervision. It is important to assess how to carry out online counseling (a) communicate and maintain empathy, (b) understand the counselee's story, (c) face the challenges of disruption, and (d) evaluate the effectiveness of the counselor. The author discusses several things about conceptual articles by presenting literature based on things that are relevant in the era of society 5.0 This article with the literature review method aims to capture the insight of counselors, with the innovation of cybercounseling counselors will always have complete professional competence and encourage the usefulness of counselors so that they continue to move from developments. the latest era as a counselor who is innovative and follows the novelty.
Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengelola Stress Siswa SMP di Kabupaten Kubu Raya Ana Fergina; Luhur Wicaksono; Amallia Putri; Yuline Yuline
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2022): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v6i3.3509

Abstract

Stress pelajar kini kerap terjadi di masa pandemi Covid-19, baik itu tekanan berat maupun ringan. Tugas sekolah yang diberikan guru pada saat pembelajaran daring menjadi salah satu penyebab kondisi tersebut. Peran guru BK di sekolah bermanfaat dalam mengurangi tingkat kecemasan dan stress siswa di sekolah. Pengabdian kepada masyarakat guru bimbingan dan konseling dilakukan untuk mencegah kondisi yang lebih buruk akibat pandemi yang mempengaruhi proses belajar siswa. Pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan melalui seminar kepada guru-guru bimbingan dan konseling dari berbagai sekolah di kubu raya. Berdasarkan pengamatan, para guru menanggapi positif lokakarya ini dan tahu bagaimana mencegah kasus apa pun di sekolah mereka.
URGENSI DAN MANFAAT PENGUKURAN KEPRIBADIAN KARIR PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING Yuline Yuline; Amallia Putri; Halida Halida; Ana Fergina
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol 9, No 2 (2022): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/sosial.v9i2.4465

Abstract

Artikel studi literatur ini disusun dengan tujuan memaparkan tentang pengukuran tipe kepribadian karir pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling. Hal ini perlu dilakukan karena dalam telaah beberapa jurnal masih ditemui Guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang kurang memiliki profesionalisme dalam melaksanakan tugas, merupakan salah satu penyebab kurangnya minat pada pekerjaannya. Idealnya Guru BK memiliki tipe minat yang sesuai dengan karakteristik pekerjaannya jadi dapat bekerja dengan optimal. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan kinerja individu antara lain adanya kesukaan individu terhadap pekerjaan yang ia tekuni, untuk mengetahui tipe minat kepribadian karir mahasiswa diukur menggunakan instrument Holland yang dikenal dengan model RIASEC. Instrumen ini terdiri dari 6 aspek yaitu Realistik, Investigative, Artistic, Sosial, Enterprising, dan Conventional. Setiap aspek menggambarkan karakteristik pekerjaan sesuai dengan bidangnya. Sangatlah penting mahasiswa BK mengetahui tipe minat yang ada pada dirinya agar dapat menumbuhkan minat karir apabila masih rendah. Sehingga setelah menjadi sarjana BK, dapat bekerja sesuai dengan tuntutan profesinya
MEREDUKSI KECEMASAN AKADEMIK PADA MAHASISWA DENGAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF Amallia Putri
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Vol 15, No 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jvip.v15i2.67156

Abstract

Penelitian ini bertujuan menguji keefektifan konseling kelompok teknik restrukturing kognitif untuk mereduksi kecemasan akademik menggunakan mixedmethods model embedded experimental. Menggunakan skala kecemasan akademik dengan subjek penelitian terdiri dari 14 orang yang terbagi menjadi kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata hasil pretest kelompok eksperimen=105,4 kelompok kontrol =105,7 dan setelah diberikanya perlakuan diperoleh rata-rata postest kelompok eksperimen =80,28 dan kelompok control =90,14. Hasil uji wilcoxon signed-rank test nilai Z= -2,371 dengan nilai p sebesar 0,018. Nilai p lebih kecil dari pada 0,05 (0,183 < 0,05), dengan demikian maka Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti konseling kelompok teknik restrukturing kognitif efektif untuk mereduksi kecemasan akademik. Secara kualitatif dilihat dari analisis percakapan konseling dengan kecemasan akademik yang tinggi terfokus pada perasaan tertekan, tidak yakin akan kemampuan diri, takut, khawatir, tuntutan sekitar, tidak disukai, tidak percaya diri. Perubahan yang terjadi mengarah dalam kategori tinggi ke kategori sedang sampai rendah. Hal ini menunjukan bahwa intervensi konseling kelompok dengan teknik kognitif restrukturing memiliki dampak perubahan terapeutik terhadap konseli.
URGENSI DAN MANFAAT PENGUKURAN KEPRIBADIAN KARIR PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING Yuline Yuline; Amallia Putri; Halida Halida; Ana Fergina
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol. 9 No. 2 (2022): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/sosial.v9i2.4465

Abstract

Artikel studi literatur ini disusun dengan tujuan memaparkan tentang pengukuran tipe kepribadian karir pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling. Hal ini perlu dilakukan karena dalam telaah beberapa jurnal masih ditemui Guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang kurang memiliki profesionalisme dalam melaksanakan tugas, merupakan salah satu penyebab kurangnya minat pada pekerjaannya. Idealnya Guru BK memiliki tipe minat yang sesuai dengan karakteristik pekerjaannya jadi dapat bekerja dengan optimal. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan kinerja individu antara lain adanya kesukaan individu terhadap pekerjaan yang ia tekuni, untuk mengetahui tipe minat kepribadian karir mahasiswa diukur menggunakan instrument Holland yang dikenal dengan model RIASEC. Instrumen ini terdiri dari 6 aspek yaitu Realistik, Investigative, Artistic, Sosial, Enterprising, dan Conventional. Setiap aspek menggambarkan karakteristik pekerjaan sesuai dengan bidangnya. Sangatlah penting mahasiswa BK mengetahui tipe minat yang ada pada dirinya agar dapat menumbuhkan minat karir apabila masih rendah. Sehingga setelah menjadi sarjana BK, dapat bekerja sesuai dengan tuntutan profesinya
Expo Bimbingan dan Konseling dalam Pemilihan Karier Siswa SMAN 6 Pontianak Halida Halida; Luhur Wicaksono; Yuline Yuline; Ana Fergina; Amallia Putri
Digulis: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 1, No 2 (2023): Juni (2023)
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/djpkm.v1i2.69207

Abstract

Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan informasi kepada peserta didik kelas XII SMA terkait pemilihan karir yang tepat. Kompleksitas permasalahan karir dialami siswa cenderung belum mapan dalam menentukan sikap dan arah kehidupan di masa depan. Hal tersebut dipicu oleh kurangnya informasi yang diperoleh, kurangnya minat siswa terhadap pilihan karir, rendahnya intensitas guru dalam memberikan layanan bidang karir serta kurang variatifnya srategi yang diberikan dalam pemberian layanan karir. Kegiatan pengabdian dilakukan tanya jawab, diskusi dan refleksi. Pemberian informasi pengenalan konsep diri dilakukan secara klasikal. Siswa melihat expo bimbingan konseling dalam pemilihan karier melalui banner, pamplet, brosur dan leaflet, yang dipandu oleh tim PKM. Dalam pemberian informasi terkait perencanaan dan pemilihan karir disediakan juga permainan pohon karir dan ular tangga karir. Peserta pengabdian berasal dari kelas XII dari jurusan IPA dan IPS sebanyak 188 siswa. Pada saat expo, peserta dibagi per kelas untuk memudahkan pelayanan saat ada yang bertanya. Hasil dari pengabdian ini terlihat siswa dapat mengenal konsep diri, mengenal perguruan tinggi dan prodi yang hendak dituju dan mantap memilih karir sesuai dengan bakat dan minatnya. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa pelaksanaan PKM oleh tim pelaksana memberikan dampak terhadap pemantapan pilihan karir di masa depan pada siswa kelas XII SMAN 6 Pontianak. Implikasi dari kegiatan pengabdian ini adalah layanan bimbingan karir bisa diberikan melalui kegiatan expo.
Seminar Kesadaran Kesehatan Mental Dalam Pembentukkan Karakter Siswa Pada SMAN 6 Pontianak Tahun 2023 Amallia Putri; Luhur Wicaksono; Yuline Yuline; Halida Halida; Ana Fergina
Digulis: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 1, No 3 (2023): September 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/djpkm.v1i3.72849

Abstract

Tujuan dari pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk membekali siswa untuk mengenal dan memahami mengenai kesadaran kesehatan mental dalam membentuk karakter, memberikan wawasan tentang pentingnya kesehatan mental, memberikan kiat-kiat pada siswa yang mengalami permasalahan kesehatan mental. Pemahaman kesehatan mental sangat penting bagi peserta didik di sekolah menengah atas agar mereka dapat menjaga kesehatan mental mereka, menghadapi tantangan hidup dengan baik, dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Oleh karena itu, dirasakan sangat perlu dilakukan seminar kesehatan mental dalam membentuk karakter siswa sebagai kegiatan pengabdian di kalangan remaja pada jenjang sekolah menengah atas. Pelaksanaan seminar kesehatan mental dilakukan dengan memberikan materi pokok yaitu : a). Materi Pengenalan Tentang Kesehatan Mental, dan b). Macam-macam permasalahan kesehatan mental disekolah dan kiat menanggulanginya. Setelah kegiatan diharapkan siswa dapat memahami konsep kesehatan mental, dapat mencegah hal-hal yang akan berdampak pada permasalahan mental, serta dapat menyelesaikan permasalahan terkait mental dengan kiat-kiat yang sudah diberikan. Peserta seminar yang terlibat dalam pengabdian kepada masyarakat program studi bimbingan dan konseling berjumlah 3 kelas dengan siswa sebanyak 66 orang, didampingi oleh 2 guru BK, 5 dosen BK dan 1 staf program studi BK serta 3 mahasiswa Prodi BK.
"Who Am I?" Learning Media in the Form of Augment Reality for Mapping Student’s Talent and Interest Amallia Putri; Desni Yuniarni
Buletin Konseling Inovatif Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang & Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um059v4i12024p17-25

Abstract

The guidance and counseling media occupy a crucial position in achieving service goals. The existence of media can enhance accessibility to services and facilitate the dissemination of information to students and counseling teachers. The long-term goal in the development of Learning Media in the Form of Augment Reality "Who Am I?" for the material of mapping talents and interests of Guidance and Counseling Study Program Students, Faculty of Teacher Training and Education Science, UNTAN, is to facilitate the integration of the media into the curriculum for guidance and counseling study program students during their teaching practice at school. The method used in this research is the Multimedia Development Life Cycle (MDLC), which consists of 6 stages of development, namely concept, design, material collection, application development, application testing, and distribution. The research involved guidance and counseling students of the Faculty of Teacher Training and Education Science, UNTAN. The findings of this development research indicate that the learning media in the form of Augmented Reality "Who Am 1?" is an effective medium for the course of mapping the talents and interests of guidance and counseling students, as evidenced by the overall score of the validation questionnaire.
Efektivitas Reinforcement Verbal Terhadap Peningkatan Keterampilan Komunikasi Peserta Didik Rizkya Suciati; Luhur Wicaksono; Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Vol 10, No 1 (2024): June
Publisher : UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jbkr.v10i1.14357

Abstract

Communication skills play an important role in the learning process of student at school. Unfortunately, based on previous research, it is known that students’ communication skills in the low category. Improving communication skills can be done in many ways, one of which is giving verbal reinforcement. This study aims to determine the effectiveness of verbal reinforcement to improve the communication skills of student in class VII SMP Negeri 7 Sungai Ambawang. This research uses experimental method with pre-experimental design and research design in the form of one-group pretest-posttest design. the data collection technique used was the Communication Skills questionnaire. Data analysis using parametric test Paired Sample T Test. The result showed that the pretest score of students had an average percentage of 60.52% with the sufficient category and the post-test score had an average percentage of 71.77% with a good category, an increase percentage of 11.25%. the result of hypothesis testing show that the tvalue, which is -11.7041 > ttable, which is 2.0687 and the significance value, which is 0.0000 < form 0.05 which means H0 is rejected and Ha is accepted, thus it can be interpreted that there is a significant increase after being given verbal reinforcement oh the communication skills of student in class VII SMP Negeri 7 Sungai Ambawang._____________________________________________________________Keterampilan komunikasi memegang peran penting dalam proses pembelajaran peserta didik di sekolah. Namun sayangnya, berdasarkan penelitian terdahulu diketahui bahwa kemampuan komunikasi peserta didik masih berada pada kategori rendah. Peningkatan kemampuan komunikasi dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah pemberian reinforcement verbal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian reinforcement verbal untuk meningkatkan keterampilan komunikasi peserta didik kelas VII SMP Negeri 7 Sungai Ambawang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan bentuk pre-experimental design dan rancangan penelitian berupa one-group pretest-posttest design. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket Keterampilan Komunikasi. Analisis data menggunakan uji parametrik Paired Sample T Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor pretest peserta didik memiliki persentase rata-rata sebesar 60,52% dengan kategori cukup dan skor post-test memiliki persentase rata-rata sebesar 71,77% dengan kategori baik, mengalami peningkatan sebesar 11,25%. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai thitung, yaitu -11,7041 > ttabel, yaitu 2,0687 dan nilai signifikansi, yaitu 0,0000 < dari 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat diartikan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan setelah diberikan reinforcement verbal pada keterampilan komunikasi peserta didik kelas VII SMP Negeri 7 Sungai Ambawang.
Studi Kasus Penerapan Konseling Individual Menggunakan Rational-Emotive Perilaku untuk Mengatasi Self-Injury Perserta Didik Wina Aristia; Halida Halida; Amallia Putri
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Vol 10, No 1 (2024): June
Publisher : UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jbkr.v10i1.14344

Abstract

The aim of this research is to find out and examine in depth self-injury in class VIII students at SMP Negeri 14 Pontianak. The case subjects in this research were two class VIII students who committed self-injury. This research uses a descriptive method with a qualitative approach in the form of a case study. The data collection techniques used were observation, interviews and documentation. Meanwhile, the data analysis technique uses case study steps which include problem elimination, diagnosis, prognosis, treatment, evaluation and follow-up. In providing treatment to subjects in cases I and II, the researcher provided an individual counseling service model using Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) with emotional control card techniques and role playing. Based on research results, the factors that cause self-injury are internal factors such as psychology, and external factors such as family, environment and social media. There were visible changes in the subject of case I and the subject of case II after being given treatment five times. The changes seen in the subject of case I include being able to control his emotions, having feelings of self-worth, and not wanting to commit self-injury. Meanwhile, the changes seen in the subject of case II were being able to control emotions, wanting to get closer to friends, having feelings of worth in the subject of the case, and not wanting to commit acts of self-injury._____________________________________________________________Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji secara mendalam tentang self-injury pada perserta didik kelas VIII di SMP Negeri 14 Pontianak. Subjek kasus dalam penelitian ini adalah dua orang perserta didik kelas VIII yang melakukan self-injury. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dalam bentuk studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan langkah-langkah studi kasus yang meliputi identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, treatment, evaluasi dan tindak lanjut. Dalam pemberian treatment pada subjek kasus I dan II peneliti memberikan model layanan konseling individual menggunakan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dengan teknik kartu kontrol emosi dan role playing. Berdasarkan hasil penelitian, faktor penyebab self-injury yaitu faktor internal seperti psikologis, dan faktor eksternal seperti keluarga, lingkungan, dan media sosial. Terdapat perubahan yang tampak pada subjek kasus I dan subjek kasus II Setelah diberikan treatment sebanyak lima kali pertemuan. Perubahan yang tampak pada subjek kasus I diantaranya adalah sudah bisa mengontrol emosinya, sudah adanya perasaan berharga dalam diri, dan tidak mau melakukan self-injury. Sedangkan perubahan yang tampak pada subjek kasus II adalah bisa mengontrol emosi, mau mendekatkan diri dengan teman, sudah adanya perasaan berharga dalam diri subjek kasus, dan tidak mau melakukan self-injury.