Wulani Enggar Sari
Architecture Department, Universitas Katolik Parahyangan

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

SELF-KINETIC JALOUSIE SEBAGAI PENERAPAN TEKNOLOGI CLIMATE RESPONSIVE-ADAPTABLE ARCHITECTURE Sari, Wulani Enggar; Andoni, Heri
MODUL Vol 19, No 2 (2019): MODUL vol 19 nomor 2 tahun 2019 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.398 KB) | DOI: 10.14710/mdl.19.2.2019.119-126

Abstract

Kenyamanan termal adaptif adalah model utama yang digunakan untuk mempelajari kenyamanan termal di bangunan berventilasi alami, sehingga salah satu pemanfaatan alam untuk bangunan dapat menyelaraskan dengan iklim dan salah satunya adalah aliran udara. Upaya seminimal mungkin menggunakan energi dan merespon potensi aliran udara dapat dilakukan dengan desain adaptif pada bangunan. Inovasi teknologi bukaan jalusi adaptif  dilakukan untuk merespon iklim dan meadaptasi kondisi aliran udara untuk mencapai kenyamanan termal tujuan penelitian ini adalah menerapkan strategi desain adaptif dengan pendekatan desain komponen bangunan yang bekerja self kinetic sebagai bentuk penyesuaian terhadap konteks iklim stempat. Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur tentang pemikiran self kinetik yang dapat dijadikan referensi atau pengembangan desain berikutnya.Hal menarik yang dapat dilihat pada penelitian ini dilihat dari perkembangan teknologi desain adaptif yang terus dilakukan dan melihat arsitektur merupakan pemikiran  bangunan yang selalu beradaptasi untuk merespon perubahan kebutuhan manusia dan fluktuasi kondisi lingkungan. Bangunan yang mampu bereaksi terhadap gangguan dan berfluktuasi kondisi lingkungan khususnya merespon termal dan aliran udara.
PERLETAKAN JALUSI ADAPTIF PADA KORIDOR Enggar Sari, Wulani
MEDIA MATRASAIN Vol 14, No 1 (2017)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kenyamanan di dalam sebuah bangunan sangat dipengaruhi oleh aliran udara dengan melihat distribusi dan kelajuannya. Bukaan yang dapat digunakan untuk mengalirkan udara di dalam ruang salah satunya adalah jalusi. Karakteristik jalusi ini adalah mengarahkan aliran udara sesuai pola yang disesuaikan dengan desain arsitektur. Perkembangan teknologi bukaan saat ini telah berkembang pada jalusi adaptif yang dapat merespon gangguan yang berasal dari luar bangunan gedung, dalam hal ini sumber gangguan dari koridor. Penggunaan jalusi pada bangunan akan berpengaruh pada pola aliran udara pada hunian dengan upaya perbaikan dan peningkatan kinerja ventilasi alami yang telah ada selama ini. Jalusi ini akan diuji melalui eksperimen model atau maket bangunan rumah susun yang salah satu ruangannya diberikan jenis jalusi yang mempunyai karakter berbeda-beda. Model ruangan merupakan hasil dari studi kodisi bangunan rumah susun sesungguhnya. Penelitian pada ruang hunian dimulai dengan melihat kinerja masing-masing ventilasi, kemudian membandingkan hasil kinerja tersebut. Model yang ditentukan selanjutnya dioptimalkan kinerjanya dengan memodifikasi posisi bukaan dengan tujuan memperoleh posisi perletakan jalusi yang efektif merespon gangguan. Hasil penelitian akan memperlihatkan peneptatan jalusi adaptif.
KOMPARASI PENGGUNAAN MATERIAL BAMBU DALAM STRUKTUR ‘FORM-ACTIVE’ DAN ‘SEMI-FORM-ACTIVE’ PADA BANGUNAN LENGKUNG BENTANG LEBAR Anastasia Maurina; Wulani Enggar Sari; Janice Krisanti; Jati Adhisaksana
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15762.087 KB)

Abstract

Bambu merupakan material lokal yang memiliki banyak potensi. Di Indonesia, bambu sudah dikenal sebagai salah satu material konstruksi bangunan. Bambu memiliki nilai ekologis yang baik. Bambu juga memiliki properti mekanikal yang baik. Teknologi seputar bambu mulai berkembang, seperti munculnya joint-joint bambu yang menambah kekuatan bambu. Teknologi pengawetan bambu mulai berkembang, sehingga bambu dapat dijadikan material konstruksi yang lebih permanen. Material yang ringan namun memiliki kekuatan yang tinggi, bambu berpotensi dijadikan material struktur untuk bangunan bentang lebar. Selain itu, karakter yang fleksibel (mudah dibentuk), berpotensi untuk bentuk-bentuk lengkung (bentuk yang cukup sulit dicapai dengan material konstruksi lainnya).Pada bangunan bentang lebar seringkali struktur sebagai arsitektur, dimana bentuk struktural adalah bentuk arsitekturalnya. Sehingga, seorang perancang (arsitek) sangat perlu memahami karakteristik material dan prinsip-prinsip perancangan strukturnya. Pemilihan tipe struktur ‘form-active’ dan ‘semi-form-active’ pada bangunan lengkung bentang besar akan berpengaruh pada bentuk arsitektural, bentuk struktural dan properti material bambu itu sendiri.Di Indonesia, aplikasi bambu sebagai struktur pada bangunan lengkung berbentang lebar mulai muncul di dekade terakhir ini, contohnya adalah Green School – Bali, Puri Ahimsa – Bali, dan Obi Campus – Jatiluhur (bangunan tersebut akan menjadi objek studi pada penelitian ini).Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi & komparatif yang dianalisa secara kualitatif. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan observasi multi - objek studi. Penelitian ini memperlihatkan korelasi kausal-komparasi antara bentuk arsitektural, bentuk struktural dan properti material bambu dalam perancangan bangunan lengkung bentang besar yang mengaplikasikan struktur ‘form-active’ dan ‘semi-form-active’. Pengambilan keputusan mengenai bentuk struktural dalam perancangan akan berdampak pada bentuk arsitektural dan properti material bambu yang digunakan. Oleh sebab itu perancang/arsitek harus memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai bentuk struktural dan properti material ketika proses merancang bentuk arsitekturalnya. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan mengenai bambu sebagai struktur bangunan lengkung berbentang besar lebar.Kata kunci:form active, semi form active, bambu, lengkung, struktur bentang lebar
Pengaruh Warna dan Tekstur pada Ruang terhadap Persepsi Termal secara Adaptif dengan Teknologi Virtual Reality Wulani Enggar Sari; Yenny Gunawan; Paulina Kus Ariningsih; Heri Andoni
MODUL Vol 22, No 1 (2022): MODUL vol 22 nomor 1 tahun 2022 (7 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.22.1.2022.42-50

Abstract

Bangunan mempunyai ruang yang dibentuk dari elemen pembentuk ruang. Setiap ruang memiliki aktivitas yang membutuhkan kenyamanan di dalamnya. Kenyamanan termal merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam melakukan aktivitas di dalam ruang. Salah satu pemahaman kenyamanan termal adalah secara adaptif yang dipengaruhi oleh persepsi termal pengguna.  Penelitian ini bertujuan untuk mengidentikasi kenyamanan sebuah ruang dilihat dari relasi antara kondisi fisik ruang dan persepsi dari pengguna. Metode yang digunakan adalah eksperimental model uji dengan simulasi menggunakan alat Virtual Reality. Penelitian ini dilakukan dengan pengukuran langsung data fisik dan pengisian kuesioner pada responden. Data fisik diolah dengan perhitungan operative temperature.  Responden akan melihat eksplorasi elemen pembentuk ruang di dalam alat virtual reality untuk menghasilkan persepsi termal pada ruang. Persepsi termal dan virtual reality ini dilakukan supaya dapat dilakukan eksplorasi yang nantinya akan diarahkan pada desain. Variabel yang dilihat sebagai upaya eksplorasi desain adalah warna dengan temperatur rendah dan warna dengen temperatur tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan Virtual Reaility berhubungan dengan pada pembentukan persepsi termal sebuah ruang. Warna  dari pembentuk elemen ruang juga mempengaruhi sensasi termal pengguna yang membentuk persepsi pengguna sesuai teori Adaptive Thermal Comfort. 
PENERAPAN DYNAMIC FACADE DENGAN SENSOR SUHU SEBAGAI UPAYA MENINGAKATKAN KENYAMANAN TERMAL RUANG DALAM Thomas Raffael Kwa; Wulani Enggar Sari
Riset Arsitektur (RISA) Vol 6 No 03 (2022): RISET ARSITEKTUR "RISA"
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering Parahyangan Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/risa.v6i03.5946.332-349

Abstract

Abstract - Facade is one of the elements in architecture that has a role in the thermal comfort of spaces in buildings. Facades have a variety of shapes and types that have their respective roles. As the development of facade technology can be developed with the help of mechanical engineering, industrial, and computer engineering. One of them is the dynamic facade of the Al Bahar building, Abu Dhabi, which uses technology such as computer programming to regulate the size of the facade's opening to the climate which is read by heat sensors which has the effect of reducing heat on the building's interior and reducing energy for artificial ventilation / air conditioning purposes.The shape of the triangle folds that are designed can close and open fully for visual interest in the inner space. It is estimated that the facade is able to reduce more than 50 percent of incoming heat and reduce the need for air conditioning in buildings. The purpose of this research is to study the workings of dynamic facades that use computer technology and also examine effective materials for use in Indonesia's tropical climate. This research used quantitative and experimental methods of facade mockup design. An experiment was made of facade mockups that were able to move similarly to the movements of the facade of Mashrabiya, Al Bahar, which required programs and computer coding to support movements that were adaptive to the surrounding climate. Keywords: adaptive, dynamic, facade, thermal
IMPLEMENTASI PHASE CHANGE MATERIAL PADA DOUBLE SKIN FACADE SEBAGAI UPAYA MENCAPAI KENYAMANAN TERMAL RUANG DALAM BANGUNAN PADA KONTEKS KOTA BANDUNG Laurensius Setiawan; Wulani Enggar Sari
Riset Arsitektur (RISA) Vol 7 No 01 (2023): RISET ARSITEKTUR "RISA"
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering Parahyangan Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/risa.v7i01.6359.16-30

Abstract

Abstract - The building envelope is one of the important building elements to create indoor thermal comfort of the building because it interacts directly with the environment outside the building. Double skin facade is one of the building envelope design strategies that not only be used as part of the building facade design but can also be used to increase the indoor thermal comfort of the building. Along with the development of technology, design of the double skin facade is also increasingly diverse and developing, one of which is the material technology used. Phase change material is a material that is quite renewable and can be applied to various building elements such as building envelopes or double skin facades. Phase change material is a material that has the ability to release and store latent heat energy for a relatively long period of time without experiencing a change in temperature. Phase change materials have the ability to change phase from liquid to solid or vice versa. Some types of phase change materials have a transparent character so that this character can be utilized and applied to transparent building elements such as building envelopes or double skin facades as a strategy to increase the indoor thermal comfort of the building. This study aims to determine the effect of the application of phase change materials on the building's double-skin facade on the thermal comfort of indoor buildings in the city of Bandung. phase change material itself is a material that has not been widely applied, especially in the world of architecture so that research on phase change materials can increase knowledge about strategic innovations to achieve thermal comfort in buildings. This type of research is quantitative research with experimental methods using digital simulation. Experiments with digital simulations were carried out using Design Builder and EnergyPlus software. The analysis is carried out by comparing the conditions of the simulation model before the application of the phase change material on the double skin facade and after the application of the phase change material on the double skin facade. Based on the analysis process, it is concluded that the application of phase change materials can increase indoor thermal comfort. The alternative double skin facade design with a phase change material has an average operating temperature change effect of up to 7.34% compared to a room without the use of phase change material. Keywords: phase change material, double skin facade, indoor thermal comfort
OPTIMALISASI DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP KENYAMAN TERMAL PADA BANGUNAN PANJANG Luke Sidharta Wirajaya; Wulani Enggar Sari
Riset Arsitektur (RISA) Vol 8 No 02 (2024): RISET ARSITEKTUR "RISA"
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering Parahyangan Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/risa.v8i02.7868.127-143

Abstract

Abstract - The issue of limited urban land in Indonesia is increasing day by day, with the problem of high population growth and increasing housing needs, creating a lot of slum housing which does not pay attention to comfort and health. With this problem, the city also produces many smaller building widths and land compared to the previous one, especially in the city center and its surroundings. Nowadays buildings around urban areas in Jakarta are smaller but elongated on the sides , which uses a flat roof to add to the city view, with an elongated shape of the building that does not have openings on the right and left sides, this raises questions about the system and the building's performance on thermal comfort. This study uses a software simulation method, where the 3d model is made on Autodesk Revit, while the simulation is carried out to analyze the model thermal comfort and wind speed, using Autodesk CFD software. For the assessment of wind speed ,it is verified with the Lippsmeier 20017 standard and the thermal comfort standard through the Indonesian thermal comfort standard in (SNI) 03-6572-2001 and the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia NO. 1077/MENKES/PER/V/2011. The results of this study are an optimization model and a simulation of the application of effective shading and stack effects in buildings, especially in the main room in the long building, in this study the object used is 3500mm house by Ago Architects on Jl.Haji Nawi, South Jakarta. The optimization simulation of the facade components and the stack effect in the building was carried out 4 times with the parameters of the shading angle (A and B) and the height of the stack effect (A and B), followed by concluding that from the 4 simulations the greatest effect for achieving thermal comfort is optimization of the stack effect which can reduce the comfort temperature by 1.56°C. The conclusion in this study is that optimization of the Stack effect can make the thermal comfort of the building better. Keywords: Long building, thermal comfort, wind speed, DSF,Stack Effect , Autodesk CFD , Jakarta