Anastasia Maurina
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KOMPARASI PENGGUNAAN MATERIAL BAMBU DALAM STRUKTUR ‘FORM-ACTIVE’ DAN ‘SEMI-FORM-ACTIVE’ PADA BANGUNAN LENGKUNG BENTANG LEBAR Anastasia Maurina; Wulani Enggar Sari; Janice Krisanti; Jati Adhisaksana
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15762.087 KB)

Abstract

Bambu merupakan material lokal yang memiliki banyak potensi. Di Indonesia, bambu sudah dikenal sebagai salah satu material konstruksi bangunan. Bambu memiliki nilai ekologis yang baik. Bambu juga memiliki properti mekanikal yang baik. Teknologi seputar bambu mulai berkembang, seperti munculnya joint-joint bambu yang menambah kekuatan bambu. Teknologi pengawetan bambu mulai berkembang, sehingga bambu dapat dijadikan material konstruksi yang lebih permanen. Material yang ringan namun memiliki kekuatan yang tinggi, bambu berpotensi dijadikan material struktur untuk bangunan bentang lebar. Selain itu, karakter yang fleksibel (mudah dibentuk), berpotensi untuk bentuk-bentuk lengkung (bentuk yang cukup sulit dicapai dengan material konstruksi lainnya).Pada bangunan bentang lebar seringkali struktur sebagai arsitektur, dimana bentuk struktural adalah bentuk arsitekturalnya. Sehingga, seorang perancang (arsitek) sangat perlu memahami karakteristik material dan prinsip-prinsip perancangan strukturnya. Pemilihan tipe struktur ‘form-active’ dan ‘semi-form-active’ pada bangunan lengkung bentang besar akan berpengaruh pada bentuk arsitektural, bentuk struktural dan properti material bambu itu sendiri.Di Indonesia, aplikasi bambu sebagai struktur pada bangunan lengkung berbentang lebar mulai muncul di dekade terakhir ini, contohnya adalah Green School – Bali, Puri Ahimsa – Bali, dan Obi Campus – Jatiluhur (bangunan tersebut akan menjadi objek studi pada penelitian ini).Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi & komparatif yang dianalisa secara kualitatif. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan observasi multi - objek studi. Penelitian ini memperlihatkan korelasi kausal-komparasi antara bentuk arsitektural, bentuk struktural dan properti material bambu dalam perancangan bangunan lengkung bentang besar yang mengaplikasikan struktur ‘form-active’ dan ‘semi-form-active’. Pengambilan keputusan mengenai bentuk struktural dalam perancangan akan berdampak pada bentuk arsitektural dan properti material bambu yang digunakan. Oleh sebab itu perancang/arsitek harus memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai bentuk struktural dan properti material ketika proses merancang bentuk arsitekturalnya. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan mengenai bambu sebagai struktur bangunan lengkung berbentang besar lebar.Kata kunci:form active, semi form active, bambu, lengkung, struktur bentang lebar
RANCANG BANGUN BANGUNAN BAMBU: SARANA IBADAH BAGI KOMUNITAS PETANI P4S TANI MANDIRI DESA CIBODAS, KECAMATAN LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG (lanjutan) Anastasia Maurina
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.821 KB)

Abstract

Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Tani Mandiri ini merupakan salah satu P4S binaan BBPP Lembang, juga merupakan salah satu tujuan kegiatan magang penyuluh/ petani Nasional maupun Internasional seperti Asia, Pasifik, dan Amerika. Visi dari P4S Tani Mandiri ini adalah menyebarluaskan ilmu dan pengalaman usaha tani dalam rangka membangun jiwa dan usaha agrobisnis insan-insan pertanian. Sedangkan misinya adalahmelaksanakan pelatihan pertanian sayuran bagi petani, siswa-siswa, dan mahasiswa pertanian serta membangun pola usaha tani spesifik dan memberikan pilihan usaha untuk masyarakat desa dalam rangka menekan urbanisasi. Dalam menunjang visi dan misinya, maka P4S mempunyai beberapa sarana yang menunjang salah satunya sarana ibadah.Dalam mendukung kegiatan kelompok tani yang tergabung dalam P4S Tani Mandiri ini Program Studi Arsitektur mempunyai kegiatan pengabdian masyarakat ini terkait erat dengan kebutuhan P4S Tani Mandiri yaitu mensosialisasikan manfaat bambu sebagai material lokalyang dapat menjadi material konstruksi yang berkelanjutan. Bambu merupakan material yang berpotensi sebagai material bangunan. Kegiatan ini diharapkan akan mengubah pandangan masyarakat mengenai material bambu dan kemudian memanfaatkan kembali dan membudidayakan material lokal ini.Kegiatan ini terdiri dari kegiatan sosialisasi, penyuluhan, memberi rancangan dan membangunkan prototipe bagi masyarakat. Dampak positif dari kegiatan pengabdian initerhadap mitra selain ketersediaan sarana yang diperlukan mitra, yaitu up-dating ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai bambu sebagai material konstruksi kekinian. Sedangkan dampak positif bagi akademisi adalah peningkatan atensi komunitas akademik terhadapkelompok masyarakat kecil serta peningkatan kegiatan pengembangan ilmu, teknologi dan seni di program studi. Selain itu, dampak bagi mahasiswa arsitektur adalah pengembangan softskills dan hardskills.Kata kunci : sarana ibadah, bambu, pengabdian masyarakat  
PEMBUATAN MASTERPLAN LINGKUNGAN GUA MARIA BUKIT KANADA RANGKASBITUNG Nancy Yusnita Nugroho; Yenny Gunawan; Franseno Pujianto; Anastasia Maurina; Irma Subagio; Santoso Sukangto; Anthony Anthony; Vanni Vanni; Paramitha Paramitha
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11516.23 KB)

Abstract

Gua Maria Bukit Kanada yang terletak di kota Rangkasbitung provinsi Banten adalah salah satu tempat ziarah umat Katolik yang berada di bawah naungan Paroki Santa Maria Tak Bernoda, Keuskupan Bogor. Gua Maria ini dibangun pada tahun 1988 oleh umat dengan dukungan dariKongregasi Suster-suster Fransiskan Sukabumi. Gua Maria ini lalu diberkati oleh Uskup Bogor Mgr. Ign. Harsono, Pr. Gua ini merupakan tempat ziarah pertama di tanah Banten.Seiring dengan berjalannya waktu, Gua Maria ini telah menginjak umur 25 tahun. Paroki Santa Maria Tak Bernoda – Rangkasbitung, Banten merasa perlu untuk menata ulang kawasan ini, sekaligus membuatkan masterplan dalam rangka pengembangan kawasan ziarah dan salah satu pusat kegiatan keagamaan di Rangkasbitung seiring dengan peningkatan kebutuhan untuk pelayanan umat di Rangkasbitung. Atas permintaan pihak paroki melalui Pastor Paroki, Unpar menugaskan tim pengabdian masyarakat untuk merespon dan membantu kebutuhan tersebut.Tim pembuatan Materplan Lingkungan Gua Maria Bukit Kanada telah ditugaskan untuk membuat desain materplan sesuai dengan kondisi eksisting tapak yang ada berdasarkan survei lapangan dan juga sesuai dengan kebutuhan ruang baik sebagai pendukung kegiatan Gua Mariamaupun sebagai pendukung kegiatan Paroki setempat. Analisis terhadap potensi tapak dan kebutuhan akan fungsi telah dilakukan selama proses pengembangan desain agar desain masterplan yang dihasilkan sesuai untuk kebutuhan umat namun tetap sesuai dengan lingkunganfisik dan budaya masyarakat setempat.Proses pembuatan masterplan dibagi menjadi 3 tahap (secara garis besar), yaitu : pengumpulan data dan analisa awal (November-Desember 2013), pembuatan konsep & masterplan serta pembuatan gambar penataan rinci untuk area Gua Maria (detail), dan terakhir adalah pengembangan desain masterplan (jika diperlukan). Kegiatan ini telah menghasilkan usulan konsep penataan area Gua Maria berupa 2 alternatif desain, sesuai permintaan pihak Paroki. Hasil rancangan telah dipresentasikan kepada Uskup Bogor menjelang akhir tahun 2014,dan tim dimohon untuk melanjutkan rancangan dengan mengerucutkan menjadi satu rancangan berdasarkan masukan-masukan yang telah diberikan.
ESTETIKA STRUKTUR BAMBU PEARL BEACH LOUNGE, GILI TRAWANGAN, LOMBOK Anastasia Maurina; Danna Christina
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6016.89 KB)

Abstract

Fungsi utama sebuah struktur adalah sebagai sistem mekanikal yang berfungsi sebagai menyalurkan beban,, namun fungsi struktur suatu bangunan tidak hanya itu saja tetapi juga sebagai ekspresi keindahan dari spasial arsitekturalnya. Pada bangunan dimana strukturnya adalah arsitektur itu sendiri, maka estetika bangunan dapat dicapai melalui estetika struktur. Material yang digunakan sebagai material struktural dan non-struktural akan membawa pesan tersendiri dan keindahan akan datang ketika perancang memberikan penghargaan terhadap material itu sendiri. Dengan mengkaji estesika struktur bangunan bambu, diharapkan pesan yang dibawa oleh struktur dan material tersebut akan meningkat penilaian bambu di masyarakat. Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini adalah kaidah-kaidah untuk mengkaji estetika struktur serta peran struktur dan material bambu dalam menciptakan estetika struktur bambu pada bangunan.Pearl Beach Lounge merupakah sebuah bangunan yang dirancang dengan memanfaatkan potensi bambu sebagai material struktural dan non struktural. Seluruh strukturnya diekspose sehingga dapat dijadikan objek penelitian untuk dianalisis estetika struktur bamboo.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan didahului penelitian kepustakaan mengenai kaidah-kaidah kajian estetika struktur. Studi kepustakaan ditujukan untuk mengkaji teori-teori yang ada mengenai teori estetika umum, teori bentuk arsitektur dan teori struktur serta peran material dalam menghasilkan estetika struktur dan mengkaitkan teori-teori tersebut untuk dapat menghasilkan kaidah-kaidah kajian estetika struktur bambu, yaitu: estetika kesatuan struktur dan bentuk, estetika kesatuan struktur dan ruang, estetika kompleksitas bentuk elemen dan detail struktural serta estetika intensi struktur. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan keilmuan mengenai perancangan struktur bambu yang dapat meningkatkan nilai estetika bangunan. Perancang dapat memanfaatkan keilmuan ini untuk terus mengembangkan arsitektur bambu dengan karya-karya yang estetis. Dari hasil karya-karya tersebut diharapkan dapat mengubah pandangan masyarakat mengenai material bambu dan kemudian memanfaatkannya sebagai material konstruksiKata kunci: estetika, struktur, bambu
APLIKASI RANCANGAN DAN PENGUJIAN KUAT TEKAN BAMBU BILAH IKAT SEBAGAI ELEMEN STRUKTURAL Anastasia Maurina; Budianastas Budianastas; Michellina Septiana; Bernadette Sudira; Jesslyn Priscilla; Kamal A. Arif; Adhijoso Tjondro
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3237.591 KB)

Abstract

Bambu memiliki kekhususan karakteristik dibandingkan dengan material kosntruksi lainnya, yaitu memiliki keelastisan dan kefleksibelan yang cukup tinggi. Hal ini dapat membawa dampak yang positif dan negatif dalam penerapannya sebagai elemen struktur. Dampak negatifnya, bambu akan lebih mudah tekuk dan akan lebih mudah lendut. Dampak positifnya, bambu lebih mudah dibuat menjadi elemen lengkung dibandingkandengan material konstruksi lainnya. Namun, walaupun memiliki sifat elastic dan fleksibel yang tinggi, mengaplikasikan bambu utuh sebagai elemen lengkung cukup sulit untuk membuat kelengkungan yang diinginkan oleh perancang. Salah satu teknik melengkungkan bambu yang saat ini mulai digunakan di Indonesia adalah menggunakan bambu bilah ikat. Dengan teknik tersebut, dimensi dan bentuk lengkung yang dihasilkan bisa sangat beragam sesuai dengan rancangan arsitekturnya. Belum banyaknya penelitian mengenai bambu bilah ikat. Hal ini menyebabkan arsitek memakai instuisi dan logika strukturdidalam menentukan struktur bambu yang memanfaatkan bambu bilah ini dengan metoda trial and error. Sehingga peneliti bertujuan untuk mengkaji peran bambu bilah ikat di dalamaspek arsitektural dalam fungsi formal dan spasialnya serta aspek struktural dalam fungsi mekanikanya. Selain itu penelitian ini juga menguji salah satu properti materialnya, yaitukekuatan tekan.Penelitian ini merupakan penelitian yang menggabungkan 2 (dua) metode penelitian yaitu metode deskriptif – kualitatif dan metode experimental – kuantitatif. Melalui metode deskriptif – kualitatif, penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan, mengidentifikasi permasalah, membandingkan dan mengevaluasi aplikasi bambu bilah ikat pada objek studidalam fungsi mekanika dan fungsi formal spasialnya secara kualitatif. Sedangkan penggunaan metode experimental – kuantitatif bertujuan untuk menguji kekuatan tekandari bambu bilah ikat secara kualitatif dengan 2 faktor pengujian, yaitu: jenis bambu dan jarak ikatan serta membandingkannya dengan bambu utuh. Objek penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah Pearl Beach Lounge di Gili Trawangan dan Musholla Bambu diDesa Cibodas.Hasil dari penelitian ini adalah bambu bilah ikat lebih tepat guna diaplikasikan sebagai elemen struktural berbentuk lengkung untuk bentuk bangunan organic, asimetri, dan tidak teratur dalam dimensi serta untuk menghasilkan kualitas ruang yang natural, informal dan luwes. Jenis bambu dan jarak ikatan bambu akan mempengaruhi kekuatan bambu bilah ikat dan bambu bilah ikat ini tidak direkomendasikan sebagai elemenstruktural yang menyalurkan beban aksial searah serat.Kata kunci: bambu bilah ikat, lengkung, kuat tekan
REKONSTRUKSI MUSHOLLA BAMBU BAGI KOMUNITAS P4S TANI MANDIRI DESA CIBODAS, KAB. BANDUNG Anastasia Maurina; Budianastas Budianastas; Irma Soebagio; Yenny Gunawan; Franseno franseno; Bobby Henatta
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3183.089 KB)

Abstract

Pada tahun 2014, melalui program pengabdian masyarakat, Program Studi merancang dan membangun sebuah musholla bambu yang berada di Pusat Pelatihan Pertanian dan PerdesaanSwadaya (P4S) Tani Mandiri di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. Dampak pembangunan musholla ini terhadap masyarakat sangatlah positif, musholla tersebut bukan hanya dipakai oleh masyarakat petani dibawah P4S Tani Mandiri saja, namun digunakanoleh masyarakat sekitar.Pada awal tahun 2015 terjadi masalah dengan bangunan musholla bambu tersebut, yaitu terserang oleh kutu bubuk. Kutu bubuk merupakan permasalahan umum yang terjadi padabangunan bambu. Permasalahan kutu bubuk ini disebabkan karena proses pengawetan dan juga bahan pengawetnya yang tidak tepat guna . Observasi dilakukan oleh tim pengabdi untukmelihat dampak buruk dan solusi yang harus diambil sebagai bentuk pertanggungjawaban kami. Kutu bubuk telah menyerang bambu yang menjadi struktur utama bangunan ini dan menyebabkan deformasi. Sehingga tim pengabdi memutuskan untuk melakukan rekonstruksi musholla ini.Dalam proses rekonstruksi ini, tim pengabdi memastikan proses preservasi material bambu dengan tepat, yaitu pemilihan material bambu yang tepat untuk material konstruksi, pengawetan bambu yang lebih tepat guna, pengeringan bambu dengan baik, perbaikan proses konstruksi elemen strukturalnya. Pelaksanaan kegiatan rekonstruksi ini terbagi atas 8 tahap,yaitu : tahap persiapan material bambu , tahap pengawetan (perendaman), tahap pengeringan , tahap perangkaian elemen struktur , tahap pembongkaran, tahap rekonstruksi elemenstruktural, tahap rekonstruksi atap dan fasade serta tahap perawatanDampak positif dari kegiatan pengabdian ini terhadap mitra selain ketersediaan sarana yang diperlukan mitra, yaitu up-dating ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai pengawetan, penggunaan bilah bambu sebagai material struktur dengan bentuk kekinian serta perawatan. Sedangkan dampak positif bagi akademisi adalah peningkatan atensi komunitas akademik terhadap kelompok masyarakat kecil serta peningkatan kegiatan pengembangan ilmu, teknologidan seni di program studi. Selain itu, dampak bagi mahasiswa arsitektur adalah pengembangansoftskills dan hardskills.Kata kunci : rekonstruksi, bambu, pengabdian masyarakat
PEMBUATAN MASTERPLAN LINGKUNGAN GUA MARIA BUKIT KANADA RANGKASBITUNG Nancy Yusnita Nugroho; Franseno Pujianto; Yenny Gunawan; Anastasia Maurina; Irma Subagio
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8747.427 KB)

Abstract

Gua Maria Bukit Kanada yang terletak di kota Rangkasbitung provinsi Banten adalah salah satu tempat ziarah umat Katolik yang berada di bawah naungan Paroki Santa Maria Tak Bernoda, Keuskupan Bogor. Gua Maria ini dibangun pada tahun 1988 oleh umat dengan dukungan dari Kongregasi Suster-suster Fransiskan Sukabumi.Gua Maria ini lalu diberkati oleh Uskup Bogor Mgr. Ign. Harsono, Pr. Gua ini merupakan tempat ziarah pertama di tanah Banten.Seiring dengan berjalannya waktu, Gua Maria ini telah menginjak umur 25 tahun.Paroki Santa Maria Tak Bernoda – Rangkasbitung, Banten merasa perlu untuk menata ulang kawasan ini, sekaligus membuatkan masterplan dalam rangka pengembangan kawasan ziarah dan salah satu pusat kegiatan keagamaan di Rangkasbitung seiring dengan peningkatan kebutuhan untuk pelayanan umat di Rangkasbitung. Atas permintaan pihak paroki melalui Pastor Paroki, Unpar menugaskan tim pengabdian masyarakat untuk merespon dan membantu kebutuhan tersebut.Tim pembuatan Materplan Lingkungan Gua Maria Bukit Kanada telah ditugaskan untuk membuat desain materplan sesuai dengan kondisi eksisting tapak yang ada berdasarkan survei lapangan dan juga sesuai dengan kebutuhan ruang baik sebagai pendukung kegiatan Gua Maria maupun sebagai pendukung kegiatan Paroki setempat. Analisis terhadap potensi tapak, fungsi beserta kebutuhan ruangnya, kondisi masyarakat dan budaya masyarakat setempat telah dilakukan agar desain masterplan yang dihasilkan sesuai untuk kebutuhan umat namun tetap sesuai dengan lingkungan fisik dan budaya masyarakat setempat. Pembuatan konsep masterplan telah dilaksanakan pada tahun 2014 dan di bulan Januari 2015 telah dipresentasikan/dibahas bersama para stakeholders (Keuskupan Bogor, Paroki Rangkasbitung, Pengelola Gua Maria,Pengelola Akper Yatna Yuana yang berada satu tapak dengan kawasan Gua Maria, danperwakilan umat).Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan pada tahun 2015 ini adalah berupa pengerjaan pendetailan gambar rancangan tapak dan bangunan di Kompleks Gua Maria sehingga siap dijadikan dokumen acuan untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
KORELASI BENTUK DINAMIS DENGAN RUANG ‐ STRUKTUR ‐ ENCLOSURE PADA BANGUNAN CIWALK EXTENTION, BANDUNG Nancy Yusnita Nugroho; Anastasia Maurina; R. Satrio Wicaksono; Vincentius Gani
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3881.887 KB)

Abstract

Rancangan bangunan paling mudah dikenali dari aspek bentuknya, sehingga banyak bangunan (khususnya bangunan komersil) yang dirancang dengan bentuk yang unik/menarik.Upaya menyajikan bentuk menarik tersebut berkaitan erat dan dapat mempengaruhi ruang dalam maupun luar, struktur, dan enclosure (elemen pelingkupnya).Bangunan‐bangunan dengan bentuk yang dinamis (tidak sederhana) adalah objek yang menarik untuk menjadi bahan kajian mengenai korelasi bentuk dan struktur dalamproses perancangan karya arsitektur. Kompleks bangunan di Ciwalk Extention, Bandung yang relatif baru, berkarakter unik, dan berbeda dari bangunan pada umumnya adalah salahsatu contoh yang perlu dikaji, antara lain karena karakternya yang dinamis dengan penggunaan bentuk‐bentuk lengkung/kurva, miring, variasi bentuk yang cukup beragam, dan olahan fasad yang cukup variatif. Selain itu, penggunaan bentuk lengkung dan pemecahan sistem strukturnya dapat memiliki konsekuensi terhadap ruang luar dan dalam, serta jugaperlu ditunjang oleh pemilihan material dan metode konstruksi yang cenderung lebih kompleks dibandingkan bangunan berbentuk geometris standar.Penelitian evaluatif dengan metode kualitatif ini dilakukan dengan observasi objek dan pengumpulan data‐data visual berupa gambar dan foto bangunan di kompleks CiwalkExtention, serta survei terhadap narasumber yang terlibat dalam proses perencanaan bangunan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa fungsi bangunan berupa mal/ritellebih memberi keleluasaan dalam merancang bentuk dinamis. Struktur diberi peran yang cukup besar dalam tampilan bangunan dan tidak sekedar mendukung bentuk. Enclosureuntuk bentuk dinamis membutuhkan banyak penyelesaian teknis agar tidak berdampak negatif pada maintenance dan tampilan bangunan. Rancangan bangunan secara keseluruhandipengaruhi oleh penjiwaan yang kuat secara arsitektur untuk menghadirkan rancangan ‘baru’, dengan tetap memperhatikan prinsip‐prinsip objektif dalam merancang. Bentuk dirancang dengan pertimbangan terkait konteks tapak & fungsi, serta persyaratan teknis secara memadai.Kata kunci: bentuk dinamis, bentuk dan ruang, bentuk dan struktur, bentuk dan enclosure
PENINGKATAN DURABILITAS BAMBU SEBAGAI KOMPONEN KONSTRUKSI MELALUI DESAIN BANGUNAN DAN PRESERVASI MATERIAL EB. Handoko; Anastasia Maurina; Budianastas Prastyatama; Ricky Gustin; Bernadette Sudira; Jesslyn Priscila
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12858.145 KB)

Abstract

Bambu mulai (kembali) dipertimbangkan sebagai bahan bangunan pengganti kayu. Faktor penyebabnya adalah kelangkaan suplai kayu mendorong peningkatan harga bahanini sehingga tidak terjangkau lagi oleh kebanyakan masyarakat yang membutuhkan hunian atau bangunan lain. Secara tradisional bambu sudah sangat banyak digunakan dalam penyediaan bangunan secara mandiri dan tradisional di masyarakat Jawa Barat. Secara populer bambu sudah diakui memiliki kekuatan cukup tangguh sebagai penunjangproses konstruksi.Walaupun demikian, bambu memiliki kelemahan dalam hal daya tahan dan keawetan. Umur bambu yang digunakan pada bangunan atau konstruksi tergolong pendek, hanya 1-5 tahun. Ini terjadi karena ada dua faktor utama yang berpengaruh, yaitu cuaca (hujan, panas matahari) dan serangan serangga (kutu bubuk). Karenanya selama ini bambu hanya dikenal sebagai bahan bangunan untuk konstruksi temporer atau sebagai bahan bangunan kelas 3. Kelemahan dan citra buruk tersebut menenggelamkan potensi besar bambu sebagai bahan bangunan alternatif di tengah kelangkaan kayu.Bambu secara biologis tumbuh dan mencapai usia siap pakai jauh lebih cepat daripada pohon kayu pada umumnya. Kekuatan dan kelenturannya secara populer sudah diakui. Maka pertanyaan penelitiannya adalah “Bagaimana upaya perancangan bangunan dengan material bambu dapat ditingkatkan durabilitasnya sebagai bahan bangunan?” dan“Bagaimana upaya untuk meningkatan durabilitas dan kelas awet bamboo melalui tindakan preservasi?”Penelitian ini merupakan penelitian terapan dengan menggabungkan 2 (dua) metode penelitian yaitu Field Research dan Experimental Research. Field Research dilakukan dengan menganalisi secara deskriptif kualitatif objek penelitian untuk menganalisis upaya peningkatan durabilitas melalui rancangan ataupun preservasi materialnya. Objek Penelitian pada penelitian ini adalah Bamboe Kuning Restaurant (Ubud, Bali), OBI Campus (Jatiluruh), dan Bamboo Musholla (Desa Cibodas). Sedangkan Experimental Research dilakukan untuk menguji teknik preservasi material bambu.Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penerapan material bambu dalam arsitektur. Pemanfaatan material bambu sebagai material yang berkelanjutan tidakakan berkembang tanpa meningkatan durabilitas bambunya. Perancangan arsitektur bambu yang baik harus didukung oleh kualitas material yang baik.Kata kunci: bambu, durabilitas, preservasi melalui rancangan, pengawetan bambu