Yenny Gunawan
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

BERUGAQ SEBAGAI IDENTITAS ARSITEKTUR DESA TANAH PETAK DAYE, LOMBOK UTARA Pujianto, Franseno; Gunawan, Yenny
MEDIA MATRASAIN Vol 14, No 1 (2017)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arsitektur pada dasarnya senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan manusia penghuninya. Tulisan ini berfokus pada berugaq (bale berkumpul) di Desa Tanah Petak Daye, Lombok Utara. Kebertahanan berugaq (bale berkumpul) di tengah-tengah perubahan yang terjadi di Desa ini, baik di area Tanah Adat (kelompok hunian sangat terikat dengan aturan-aturan adat dan yang berumur ratusan tahun), maupun Tanah Biasa (kelompok hunian lainnya sudah melepaskan diri dari aturan-aturan adat) ini menarik untuk ditelaah. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan berugaq masih dipertahankan pada kedua area hunian. Untuk mengetahui penyebabnya, maka pemetaan lapangan mengenai tatanan dan bentuk (fisik-spasial) bangunan berugaq, observasi penggunaan berugaq yang berkaitan dengan kehidupan keseharian masyarakat, serta wawancara dengan tetua adat dan masyarakat mengenai makna berugaq dilakukan di kedua area Desa. Hasil dari pendataan fisik di lapangan dianalisa secara tipologi dan ditelaah dengan data non fisik yang diklasifikasikan berdasarkan culture traits and attributes dari Paul Oliver yang mencakup aktivitas keseharian, mata pencaharian dan ekonomi, sistem sosial dan aturan gender, serta kepercayaan dan nilai yang ada. Penelitian ini mengungkap berugaq masih dipertahankan, digunakan dan diperbaharui oleh masyarakat Desa Tanah Petak Daye karena berugaq mempunyai peran penting, baik dalam kehidupan keseharian masyarakat, maupun sebagai simbol sistem sosial, ekonomi dan kepercayaan masyarakat tersebut. Berugaq merupakan perwujudan fisik dari budaya masyarakat Tanah Petak Daye, Lombok Utara. Dengan kata lain, berugaq merupakan identitas arsitektur dari masyarakat Tanah Petak Daye.
BUDAYA TEKTONIK TAMKESI TIMOR TENGAH, NUSA TENGGARA TIMUR Yenny Gunawan; Emanuel Agung W
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2011)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.69 KB)

Abstract

Dalam dunia arsitektur Indonesia, budaya tektonik belum banyak ditelaah. Kata arsitektur berasal dari kata archi (master atau chief) dan tekton (kata benda), yang berarti tukang kayu (carpenter) atau builder. Sebagai koresponden kata benda tekton adalah kata kerja tektainomai yang mengacu pada the craft of carpentry and the use of axe (Frampton, Kenneth). Dari kata kerja inilah, peran builder berkembang dan muncullah istilah architekton atau master builder. Dengan demikian, kata tektonik terkait tidak hanya pada konstruksi, tetapi juga pada seni: tektonik adalah ‘the art of joining’. Jadi tektonik tidak hanya terkait pada produknya, tetapi juga prosesnya.Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penelitian akan terfokus pada proses pembangunan sonaf (istana) kaisar di desa adat Tamkesi yang akan dibangun pada tahun ini. Kejadian ini mungkin hanya terjadi dalam 50 tahun sekali. Desa ini dipilih karena desa ini masih cukup jauh dari pasar terdekat (2 jam memakai mobil). Oleh karena itu, keaslian desa ini masih terjaga. Mereka juga masih mempunyai sistem sosial yang terkait pada sistem pembangunan sonaf tersebut. Di sana, terdapat 2 (dua) suku yang bertanggungjawab untuk membangun sebuah bangunan adat. Dua suku tersebut adalah suku Paisannanu dan Belsikone. Dua suku ini dapat dipandang sebagai tukang atau master builder-nya. Oleh karena itu, penelaahan tektonik sebagai the art of joining dari proses pembangunan istana / sonaf tersebut dipandang tepat.Penelitian ini akan dibagi menjadi tiga bagian: bagian pertama, studi di lapangan yang terdiri dari 2 tahap: dokumentasi proses pembangunan sonaf kaisar di desa Tamkesi dan interview dengan 2 tetua dari suku Paisannanu dan Belsikone yang merupakan 2 suku yang bertugas untuk membangun. Bagian kedua, studi literatur mengenai budaya tektonik, terutama dari buku Kenneth Frampton yang berjudul Studies on Tectonic Culture. Studi literatur ini akan berfungsi sebagai pembanding budaya tektonik yang didapat dari lapangan. Bagian terakhir, analisa dan rumusan budaya tektonik masyarakat Tamkesi.Kata Kunci: budaya tektonik, Tamkesi.
PEMBUATAN MASTERPLAN LINGKUNGAN GUA MARIA BUKIT KANADA RANGKASBITUNG Nancy Yusnita Nugroho; Yenny Gunawan; Franseno Pujianto; Anastasia Maurina; Irma Subagio; Santoso Sukangto; Anthony Anthony; Vanni Vanni; Paramitha Paramitha
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11516.23 KB)

Abstract

Gua Maria Bukit Kanada yang terletak di kota Rangkasbitung provinsi Banten adalah salah satu tempat ziarah umat Katolik yang berada di bawah naungan Paroki Santa Maria Tak Bernoda, Keuskupan Bogor. Gua Maria ini dibangun pada tahun 1988 oleh umat dengan dukungan dariKongregasi Suster-suster Fransiskan Sukabumi. Gua Maria ini lalu diberkati oleh Uskup Bogor Mgr. Ign. Harsono, Pr. Gua ini merupakan tempat ziarah pertama di tanah Banten.Seiring dengan berjalannya waktu, Gua Maria ini telah menginjak umur 25 tahun. Paroki Santa Maria Tak Bernoda – Rangkasbitung, Banten merasa perlu untuk menata ulang kawasan ini, sekaligus membuatkan masterplan dalam rangka pengembangan kawasan ziarah dan salah satu pusat kegiatan keagamaan di Rangkasbitung seiring dengan peningkatan kebutuhan untuk pelayanan umat di Rangkasbitung. Atas permintaan pihak paroki melalui Pastor Paroki, Unpar menugaskan tim pengabdian masyarakat untuk merespon dan membantu kebutuhan tersebut.Tim pembuatan Materplan Lingkungan Gua Maria Bukit Kanada telah ditugaskan untuk membuat desain materplan sesuai dengan kondisi eksisting tapak yang ada berdasarkan survei lapangan dan juga sesuai dengan kebutuhan ruang baik sebagai pendukung kegiatan Gua Mariamaupun sebagai pendukung kegiatan Paroki setempat. Analisis terhadap potensi tapak dan kebutuhan akan fungsi telah dilakukan selama proses pengembangan desain agar desain masterplan yang dihasilkan sesuai untuk kebutuhan umat namun tetap sesuai dengan lingkunganfisik dan budaya masyarakat setempat.Proses pembuatan masterplan dibagi menjadi 3 tahap (secara garis besar), yaitu : pengumpulan data dan analisa awal (November-Desember 2013), pembuatan konsep & masterplan serta pembuatan gambar penataan rinci untuk area Gua Maria (detail), dan terakhir adalah pengembangan desain masterplan (jika diperlukan). Kegiatan ini telah menghasilkan usulan konsep penataan area Gua Maria berupa 2 alternatif desain, sesuai permintaan pihak Paroki. Hasil rancangan telah dipresentasikan kepada Uskup Bogor menjelang akhir tahun 2014,dan tim dimohon untuk melanjutkan rancangan dengan mengerucutkan menjadi satu rancangan berdasarkan masukan-masukan yang telah diberikan.
Budaya Tektonika Bugis di Kabupaten Bone Yenny Gunawan; Kamal A. Arif
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2788.834 KB)

Abstract

Penelitianini merupakan lanjutan dari rangkaian penelitian saya mengenai Budaya Tektonik. Penelitian saya sebelumnya (tahun 20110), yaitu mengenai Budaya Tektonik Tamkesi di Pulau Timor, Indonesia Timur. Pada kesempatan kali ini, Bugis dipilih sebagai objek penelitian, karena adanya kerjasama penelitian antara Unpar dengan Universiti Malaya diKuala Lumpur. Titik berangkat kerjasama penelitian ini adalah persamaan etnis yang ada di Indonesia dan Malaysia yaitu: masyarakat Aceh, Bugis, Padang, dan Jawa. Oleh karena itu, sebagai bagian dari kerjasama penelitian tersebut, masyarakat Bugis di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menjadi objek telaah penelitian kali ini.Masyarakat Bugis terkenal sebagai masyarakat pelaut yang tangguh yang dengan kapal Pinisinya berlayar ke berbagai penjuru dunia sejak lama. Hal ini menarik para ahli untuk meneliti mengenai budaya, bahasa dan legenda La Galigo masyarakat Bugis, namun telaah mengenai budaya tektonik rumah Bugis masih sangat jarang. Sesuai dengan pemahamankata tektonik, budaya tektonik pada penelitian ini akan dilihat melalui prosesnya dan keterkaitannya dengan para buildernya.Penelitian ini akan dibagi menjadi empat tahap: tahap pertama, studi literatur mengenai budaya masyarakat Bugis; tahap kedua adalah proses pembangunan rumah Bugis. Tahap ketiga adalah studi lapangan yang terdiri dari 2 bagian, yaitu: 1. observasi dan pengukuran rumah Bugis, dan 2. wawancara dengan penghuni rumah terkait dengan pembangunanrumahnya. Tahap ketiga adalah analisa dan rumusan budaya tektonik rumah Bugis di Kabupaten Bone. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi peran aktor pada tahapan proses pembangunan yang terjadi. Pada akhirnya penelitian ini, menyimpulkan perbedaan dan persamaan proses pembangunan rumah Bugis dengan budaya membangun yang terjadi pada masa kini.Kata Kunci: budaya tektonik, Bugis, Kabupaten Bone.   
Pengabdian Masyarakat Sekolah SMPK Santo Josef Freinadementz Franseno Franseno; Yenny Gunawan; Reinaldi Primanizar
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.017 KB)

Abstract

Pengabdian Masyarakat ini diinisiasi oleh pihak Societas Verba Divini (SVD), Sumba yang meminta bantuan kepada Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan berupa perancangan Sekolah SMPK Santo Josef Freinadementz. Metode perancangan yang digunakan adalah pendekatan perancangan yang memperhatikan konteks lokal, baik dari segi budaya, iklimmaupun material yang digunakan. Karena konteks lokal penting, maka rencana kegiatan yang dilakukan meliputi survei tempat/lokasi dan wawancara dengan pihak-pihak terkait, serta sosialisasi rancangan untuk mendapatkan masukan dari pihak-pihak terkait. Luaran yang dariPengabdian Masyarakat ini berupa gambar rancangan yang disetujui oleh pihak SVD.
REKONSTRUKSI MUSHOLLA BAMBU BAGI KOMUNITAS P4S TANI MANDIRI DESA CIBODAS, KAB. BANDUNG Anastasia Maurina; Budianastas Budianastas; Irma Soebagio; Yenny Gunawan; Franseno franseno; Bobby Henatta
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3183.089 KB)

Abstract

Pada tahun 2014, melalui program pengabdian masyarakat, Program Studi merancang dan membangun sebuah musholla bambu yang berada di Pusat Pelatihan Pertanian dan PerdesaanSwadaya (P4S) Tani Mandiri di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. Dampak pembangunan musholla ini terhadap masyarakat sangatlah positif, musholla tersebut bukan hanya dipakai oleh masyarakat petani dibawah P4S Tani Mandiri saja, namun digunakanoleh masyarakat sekitar.Pada awal tahun 2015 terjadi masalah dengan bangunan musholla bambu tersebut, yaitu terserang oleh kutu bubuk. Kutu bubuk merupakan permasalahan umum yang terjadi padabangunan bambu. Permasalahan kutu bubuk ini disebabkan karena proses pengawetan dan juga bahan pengawetnya yang tidak tepat guna . Observasi dilakukan oleh tim pengabdi untukmelihat dampak buruk dan solusi yang harus diambil sebagai bentuk pertanggungjawaban kami. Kutu bubuk telah menyerang bambu yang menjadi struktur utama bangunan ini dan menyebabkan deformasi. Sehingga tim pengabdi memutuskan untuk melakukan rekonstruksi musholla ini.Dalam proses rekonstruksi ini, tim pengabdi memastikan proses preservasi material bambu dengan tepat, yaitu pemilihan material bambu yang tepat untuk material konstruksi, pengawetan bambu yang lebih tepat guna, pengeringan bambu dengan baik, perbaikan proses konstruksi elemen strukturalnya. Pelaksanaan kegiatan rekonstruksi ini terbagi atas 8 tahap,yaitu : tahap persiapan material bambu , tahap pengawetan (perendaman), tahap pengeringan , tahap perangkaian elemen struktur , tahap pembongkaran, tahap rekonstruksi elemenstruktural, tahap rekonstruksi atap dan fasade serta tahap perawatanDampak positif dari kegiatan pengabdian ini terhadap mitra selain ketersediaan sarana yang diperlukan mitra, yaitu up-dating ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai pengawetan, penggunaan bilah bambu sebagai material struktur dengan bentuk kekinian serta perawatan. Sedangkan dampak positif bagi akademisi adalah peningkatan atensi komunitas akademik terhadap kelompok masyarakat kecil serta peningkatan kegiatan pengembangan ilmu, teknologidan seni di program studi. Selain itu, dampak bagi mahasiswa arsitektur adalah pengembangansoftskills dan hardskills.Kata kunci : rekonstruksi, bambu, pengabdian masyarakat
PEMBUATAN MASTERPLAN LINGKUNGAN GUA MARIA BUKIT KANADA RANGKASBITUNG Nancy Yusnita Nugroho; Franseno Pujianto; Yenny Gunawan; Anastasia Maurina; Irma Subagio
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8747.427 KB)

Abstract

Gua Maria Bukit Kanada yang terletak di kota Rangkasbitung provinsi Banten adalah salah satu tempat ziarah umat Katolik yang berada di bawah naungan Paroki Santa Maria Tak Bernoda, Keuskupan Bogor. Gua Maria ini dibangun pada tahun 1988 oleh umat dengan dukungan dari Kongregasi Suster-suster Fransiskan Sukabumi.Gua Maria ini lalu diberkati oleh Uskup Bogor Mgr. Ign. Harsono, Pr. Gua ini merupakan tempat ziarah pertama di tanah Banten.Seiring dengan berjalannya waktu, Gua Maria ini telah menginjak umur 25 tahun.Paroki Santa Maria Tak Bernoda – Rangkasbitung, Banten merasa perlu untuk menata ulang kawasan ini, sekaligus membuatkan masterplan dalam rangka pengembangan kawasan ziarah dan salah satu pusat kegiatan keagamaan di Rangkasbitung seiring dengan peningkatan kebutuhan untuk pelayanan umat di Rangkasbitung. Atas permintaan pihak paroki melalui Pastor Paroki, Unpar menugaskan tim pengabdian masyarakat untuk merespon dan membantu kebutuhan tersebut.Tim pembuatan Materplan Lingkungan Gua Maria Bukit Kanada telah ditugaskan untuk membuat desain materplan sesuai dengan kondisi eksisting tapak yang ada berdasarkan survei lapangan dan juga sesuai dengan kebutuhan ruang baik sebagai pendukung kegiatan Gua Maria maupun sebagai pendukung kegiatan Paroki setempat. Analisis terhadap potensi tapak, fungsi beserta kebutuhan ruangnya, kondisi masyarakat dan budaya masyarakat setempat telah dilakukan agar desain masterplan yang dihasilkan sesuai untuk kebutuhan umat namun tetap sesuai dengan lingkungan fisik dan budaya masyarakat setempat. Pembuatan konsep masterplan telah dilaksanakan pada tahun 2014 dan di bulan Januari 2015 telah dipresentasikan/dibahas bersama para stakeholders (Keuskupan Bogor, Paroki Rangkasbitung, Pengelola Gua Maria,Pengelola Akper Yatna Yuana yang berada satu tapak dengan kawasan Gua Maria, danperwakilan umat).Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan pada tahun 2015 ini adalah berupa pengerjaan pendetailan gambar rancangan tapak dan bangunan di Kompleks Gua Maria sehingga siap dijadikan dokumen acuan untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
Pengaruh Warna dan Tekstur pada Ruang terhadap Persepsi Termal secara Adaptif dengan Teknologi Virtual Reality Wulani Enggar Sari; Yenny Gunawan; Paulina Kus Ariningsih; Heri Andoni
MODUL Vol 22, No 1 (2022): MODUL vol 22 nomor 1 tahun 2022 (7 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.22.1.2022.42-50

Abstract

Bangunan mempunyai ruang yang dibentuk dari elemen pembentuk ruang. Setiap ruang memiliki aktivitas yang membutuhkan kenyamanan di dalamnya. Kenyamanan termal merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam melakukan aktivitas di dalam ruang. Salah satu pemahaman kenyamanan termal adalah secara adaptif yang dipengaruhi oleh persepsi termal pengguna.  Penelitian ini bertujuan untuk mengidentikasi kenyamanan sebuah ruang dilihat dari relasi antara kondisi fisik ruang dan persepsi dari pengguna. Metode yang digunakan adalah eksperimental model uji dengan simulasi menggunakan alat Virtual Reality. Penelitian ini dilakukan dengan pengukuran langsung data fisik dan pengisian kuesioner pada responden. Data fisik diolah dengan perhitungan operative temperature.  Responden akan melihat eksplorasi elemen pembentuk ruang di dalam alat virtual reality untuk menghasilkan persepsi termal pada ruang. Persepsi termal dan virtual reality ini dilakukan supaya dapat dilakukan eksplorasi yang nantinya akan diarahkan pada desain. Variabel yang dilihat sebagai upaya eksplorasi desain adalah warna dengan temperatur rendah dan warna dengen temperatur tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan Virtual Reaility berhubungan dengan pada pembentukan persepsi termal sebuah ruang. Warna  dari pembentuk elemen ruang juga mempengaruhi sensasi termal pengguna yang membentuk persepsi pengguna sesuai teori Adaptive Thermal Comfort.