Hellen Last Fitriani
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pendampingan Manajemen Pengelolaan Bank Sampah Berspektif Gender Hellen Last Fitriani; Fatmawati; Fatimah Depi Susanti Harahap; Elvi Yenti; Alfiah; Musa Thahir
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 (2020): Juni
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v5i1.1293

Abstract

Artikel ini dilatarbelakangi oleh persoalan sampah, hampir menjadi permasalahan yang klasik di setiap kota di Indonesia, tak terkecuali di Kota Pekanbaru. Oleh karena itu, pengabdi UIN Suska Riau bekerjsama dengan Majelias Taklim Salimah Pekanbaru memberikan alternatif strategi dalam pengelolaan sampah dengan edukasi warga melalui pembentukan bank sampah yang diintegrasikan dengan prinsip 4R, dapat membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan dengan sampah, serta untuk mendapatkan manfaat secara sosial, ekonomi, dan lingkungan dari pemilahan sampah yang ditabung ke bank sampah. Program penyuluhan bank sampah ini fokus untuk ibu ibu rumah tangga karena ibu masyarakat kelurahan limbungan di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Propinsi Riau. Pelaksanaan pengabdian ini dimulai dengan memberikan materi pengajaran kepada masyarakat agar mereka termotivasi untuk mampu memilah sampah rumah tangga dan bersama sama membentuk bank sampah sebagai sarana menyalurkan sampah. Adapun penyuluhan dengan materi tentang pentingnya mengelola sampah dengan bank sampah dan cara kerja bank sampah. Berdasarkan kajian tentang manajemen pengelolaan bank sampah di kecamatan Rumbai Pesisir dapat disimpulkan bahwa: 1) dalam upaya pelestarian lingkungan sungai, pihak berwenang, pemerintah daerah dan institusi/ organisasi sosial harus memberikan program yang kontinu, agar masyarakat lokal memiliki kesadaran tentang pentingnya memiliki kebiasaan yang baik dalam pengelolaan sampah secara efektif dan bijaksana; dan 2) dalam upaya pemberdayaan masyarakat, bank sampah menjadi salah satu alternatif dalam menciptakan peluang produktif bagi masyarakat untuk menambah pendapatan keluarga. ehadiran bank sampah telah mendorong adanya capacity building bagi warga dengan mengupayakan terbentuknya kemandirian dan keswadayaan warga melalui terbentuknya kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan yang mendorong partisipasi mengelola lingkungan di komunitasnya. Khususnya bagi warga perempuan, pengetahuan dan keterampilan mengelola sampah telah menstimulasi kreativitas dan inovasi kerajinan daur ulang sampah.
Penyelesaian Jaminan Simpan Pinjam Pada Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) Pematang Jaya Kabupaten Rokan Hulu Rulyana safira; M Alpi Syahrin; Hellen last Fitriani
Jurnal Fakta Hukum (JFH) Vol 2 No 1 (2023): Volume 2, No 1, Maret 2023
Publisher : LPPM UNIVERSITAS Pertiba Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.415 KB) | DOI: 10.58819/jurnalfaktahukum(jfh).v1i2.63

Abstract

Abstract: The savings and loan business BUMDesa Pematang Jaya is a form of business that provides credit to help members and the public who need capital to run their business. BUMDesa Pematang Jaya saving and loan lending is inseparable from the existence of arrears on the part of the borrower or beneficiary. The results of this study are that in the settlement of savings and loan guarantees that occur in BUMDesa Pematang Jaya there are still 8 debtors with a percentage (80%) who have not completed their installment payments on time while 2 debtors with a percentage (20%) have completed their installments. This data is taken based on 10 members of the Pematang Jaya BUMDesa. In addition, the credit agreement does not include procedures for implementing dispute resolution, so this refers to Law Number 30 of 1999 concerning arbitration and alternative dispute resolution. Where in this case using mediation between the debtor and the creditor in the settlement by involving the village head as a mediator. In addition, the Pematang Jaya BUMDesa management also formed a collector team to assist with the settlement by visiting the debtor to provide a warning letter regarding the installments that must be paid and are due or if not, the collateral will be confiscated by the BUMDesa. Regarding the factors that cause delays in settlement due to the lack of initiative on the part of the debtor to make repayments on time and the lack of firmness on the part of the creditor to follow up further regarding credit problems that have included collateral. Usaha simpan pinjam BUMDesa Pematang Jaya merupakan bentuk usaha yang memberikan kredit untuk membantu anggota dan masyarakat yang membutuhksn modal untuk menjalankan usahanya. BUMDesa Pematang Jaya simpan pinjam pemberian kredit tidak lepas dari adanya tunggakan di pihak peminjam atau penerima manfaat. Hasil dari penelitian ini adalah dalam penyelesaian jaminan simpan pinjam yang terjadi pada BUMDesa Pematang Jaya masih terdapat 8 orang debitur dengan persentase (80%) yang belum menyelesaikan pembayaran cicilan tepat waktu sedangkan 2 orang debitur dengan persentase (20%) sudah menyelesaikan cicilannya. Data ini diambil berdasarkan 10 orang anggota BUMDesa Pematang Jaya. Selain itu dalam perjanjian pemberian kredit tidak diacntumkan tata cara pelaksanaan penyelesaian sengketa maka hal ini merujuk pada Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 mengenai arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa. Dimana dalam hal ini menggunakan cara mediasi antara debitur dan kreditur dalam penyelesaiannya dengan melibatkan kepala desa sebagai mediator. Selain itu pengurus BUMDesa Pematang Jaya juga membentuk tim kolektor untuk membantu penyelesaian tersebut dengan mendatangi pihak debitur untuk memberikan surat peringatan terkait cicilan yang harus dibayarkan dan telah jatuh tempo atau jika tidak maka agunan akan disita oleh pihak BUMDesa. Terkait faktor yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian dikarenakan kurangnya inisiatif dari pihak debitur untuk melakukan pembayaran cicilan tepat waktu dan kurang tegasnya pihak kreditur untuk menindak lebih lanjut terkait permasalahan kredit yang sudah mencantumkan jaminan.