Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

IMPLEMENTASI DETEKSI GANGGUAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BALITA (USIA 1-5 TAHUN) DENGAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) DI POSYANDU KUCAI KELURAHAN TELUK KABUPATEN BANYUMAS Rini, Susilo; Wijaya, Amelia Puspita
Bidan Prada: Jurnal Publikasi Kebidanan Akbid YLPP Purwokerto Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Bidan Prada Edisi Juni 2016
Publisher : Bidan Prada: Jurnal Publikasi Kebidanan Akbid YLPP Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.021 KB)

Abstract

ABSTRACT: INTERFERENCE DETECTION IMPLEMENTATION GROWTH - DEVELOPMENT TODDLERS ( AGES 1-5 YEARS ) WITH STIMULATION , DETECTION AND EARLY INTERVENTION GROWTH ( SDIDTK ) IN THE BAY VILLAGE KUCAI IHC BANYUMAS. Early detection through SDIDTK is necessary to find the early deviation of growth, mental and emotional development in children. The research was conducted at the IHC Kucai because studies have not been done before using SDIDTK sheet. Objective: To determine Preview Stimulation, Detection and Early Intervention Developmental (SDIDTK) In Toddlers (Age 1-5 Years) at IHC Kucai 2012. Methods: The study was a descriptive cross-sectional quantitative approach. The samples used were Accidental sampling, sample research is Toddlers in IHC Kucai sample in this study 84 Toddler. The research instrument used scales, metlin and SDIDTK sheet. Types of data are primary and secondary data. Analysis of the data used is the univariate analysis. Results: The result showed Stimulation, Detection and Early Intervention on Toddler Growth In IHC Kucai In 2012 most of the growth is normal infants were 44 respondents (83%), normal childhood development by 44 respondents (83%), children do not have a problem emotional mental by 47 respondents (88.7%), respondents had a low risk of autism by 50 respondents (94.3%), do not have attention deficit disorder and hyperactivity by 48 respondents (90.6%). Conclusion: Most of the Stimulation, Detection and Early Intervention Toddler Growth is good.  Keywords:  Stimulation, Detection and Early Intervention Developmental, Toddlers (age 1-5 years)
Penurunan nyeri pada ibu post sectio caesaria pasca intervensi biologic nurturing baby led feeding Rini, Susilo; Susanti, Indri Heri
MEDISAINS Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v16i2.2801

Abstract

Latar Belakang: Tindakan sectio caesarea (SC) menyebabkan nyeri yang menimbulkan berbagai masalah, salah satunya masalah laktasi. Sebanyak 68% ibu post sectio caesarea mengalami kesulitan dengan perawatan bayi, bergerak naik turun dari tempat tidur dan mengatur posisi yang nyaman selama menyusui akibat adanya nyeri. Akibat rasa nyeri tersebut menyebabkan pasien menunda pemberian ASI sejak awal pada bayinya. Posisi biologic nurturing baby led feeding merupakan salah satu posisi menyusui yang direkomendasikan bagi ibu nifas post SC karena lebih rileks. Selama ini penanganan ibu nifas dengan nyeri masing dengan pemberian analgetik peroral, sedangkan posisi menyusui biologic nurturing baby led feeding belum diterapkan.Tujuan: Penelitian ini untuk menganalisis adanya penurunan nyeri pada ibu post sectio caesaria pasca intervensi biologic nurturing baby led feedingMetode: Penelitian ini merupakan penelitian Quasi-eksperiment, dengan rancangan one group pretest-postest design. Penelitian dilakukan di RSUD Goeteng Taruna Dibrata Purbalingga. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang melahirkan secara SC, sampel yang digunakan sebanyak 41 responden yang diambil secara purposive sampling. Instrument untuk menilai nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Data dianalilis dengan menggunakan uji WilcoxonHasil: Hasil penelitian menunjukan sebanyak 28 dari 41 responden (68,3%) mengalami penurunan skala nyeri pasca intervensi biologic nurturing baby led feeding. Hasil analysis menunjukkan terdapat penurunan nyeri yang bermakna pada ibu post SC sebelum dan sesudah intervensi biologic nurturing baby led feeding (p<0,01)Kesimpulan: Intervensi biologic nurturing baby led feeding dapat menurunkan nyeri pada ibu post sectio caesarea
PENURUNAN KELUHAN ATROFI UROGENITAL PASCA SENAM ERGONOMIS PADA WANITA PERIMENOPAUSE Susilo Rini; Fauziah Hanum N.A
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2016: PROSIDING KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM SUSTAINABLE DEVE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.649 KB)

Abstract

Keberhasilan Pembangunan Nasional, di bidang medis telah meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia sehingga meningkatkan umur harapan hidup manusia. Hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah wanita menopause yang berpotensi mengalami sindrom defisiensi estrogen (sindrom menopause), salah satunya adalah keluhan atrofi urogenetalia. Keluhan dapat dihilangkan dengan menggunakan latihan gerak tubuh salah satunya menggunakan senam ergonomis. Desain penelitian ini menggunakan Quasi-eksperiment, dengan rancangan penelitian nonequivalent control group design. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel paa kelompok eksperiment 23 dan kelompokkontrol 21. Instrument untuk menilai efek dari terapi senam ergonomis adalah lembar observasi. Uji statistik beda dua mean Paired T test dengan uji hipotesis dan tingkat kemaknaan 95% (alpha 0,05). Hasil penelitian penurunan keluhan atrofi urogenital pada kelompok eksperimen lebih besar 5,78 % atau 1.1 kali dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terjadi penurunan keluhan atrofi urogenital pada ibu perimenopause sesudah diberikan senam ergonomis. Senam ergonomis apabila dilakukan secara konsisten dan kontinue, berpotensi memberikan manfaat yang sangat baik bagi kesehatan khususnya dalam masalah keluhan pada daerah otot panggul, sehingga mengurangi beberapa keluhan pada wanitapremonopause.Kata Kunci: Senam Ergonomik, Atrofi Urogenetalia, Perimenopause
Type Of Breast Pump And The Affect To Pain Scale, Milk Production, And Pumping Time In Breastfeeding Mothers Susilo Rini; Suryo Ediyono; Wilis Sukmaningtyas; Arlyana Hikmanti; Ikhwan Yuda Kusuma
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional Volume 7 Number 1 Year 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37341/jkkt.v0i0.299

Abstract

Background: As we know that breastfeeding saves children under five lives every year, especially during the Covid-19 pandemic. The facts show that only 43% of infants 0-6 months are exclusively breastfed. The limited time for breast milk expression in between the mother's work routine needs to be supported by an efficient and effective pump. This study aimed to assess the type of breast pump not affect to pain scale, milk production, and pumping time in breastfeeding mothers. Methods: This research is a cross-sectional study with a sample of 36 breastfeeding mothers in Banyumas Regency. They were chosen by distributing survey invitations through the WhatsApp group with a background breastfeeding mothers. Data was collected using the Google form, and analyzed using the Chi Square statistical test with a significance level of 95% (Alpha 0.05). Results: Chi-Square analysis test shows the Asymp value. Sig. (2-sided) for the relationship between the type of Breast Pump and the Pain Scale, the volume of breast milk expressed, and the duration of pumping are 0.001; 0.905; 0.620, so only pain scale which less than α >0,05, the others are more than α >0,05. This result means any correlation between the type of breast pump with pain scale but no correlation with the amount of milk expressed, and the time spent pumping. Conclusion: There is no relationship between the type of breast pump, the amount of milk expressed, and the time spent pumping, but any correlation between pain scale. So breastfeeding mothers can choose any breast pump that fits their needs and consider other factors influencing breastfeeding success.
PKM Kelompok Pendamping Nifas (KP Nifas) di Posyandu Desa Ledug Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas Jawa Tengah Susilo Rini; Feti Kumala Dewi; Peppy Octaviani Dewi
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 1 (2021): June
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v6i1.1577

Abstract

Desa Ledug Kembaran Banyumas yang mempunyai permasalahan tingginya angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi pada masa nifas serta rendahnya cakupan ASI eksklusif. Tahun 2017 cakupan ASI eksklusif hanya 68%, dikarenakan ASI tidak keluar, putting lecet dan nyeri jahitan, 3% ibu mengalami infeksi pada luka perineum, serta rendahnya cakupan KB, 276 PUS dari 854 PUS belum menjadi akseptor KB. Periode Januari- April 2018 terdapat 3 Angka Kematian Bayi. Permasalahan tersebut dapat dikarenakan belum adanya kelompok pendukung ibu nifas, kurangnya sarana informasi perawatan bayi baru lahir, perawatan ibu nifas, dan Pemilihan Metode KB. Pada Maret 2018 ada 28 kader posyandu belum mengetahui bentuk dukungan bagi ibu nifas. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk kelompok pendamping ibu nifas (KP-Nifas) di Desa Ledug yang diharapkan mampu mengoptimalkan peran kader dalam memberdayakan ibu nifas dan keluarganya, agar ibu dan bayinya melewati masa nifas dengan sehat dan menyenangkan. Tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam pembentukan KP Nifas tersebut antara lain: 1) Perijinan, 2) Koordinasi, 3) Pembuatan Materi 4) pelatihan Kader, 5) Pembentukan KP Nifas, dan 6) Pelaksanaan posyandu dengan KP Nifas. Target Luaran dhasil kegiatan ini adalah publikasi pada jurnal ilmiah, terbentukanya KP Nifas, tersedianya buku saku KP nifas, leaflet perawatan ibu nifas, perawatan bayi baru lahir dan manajemen ASI eksklusif beserta videonya yang berfungsi membantu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan dan dukungan bagi ibu nifas dan menyusui eksklusif. Kehadiran Kelompok Pendamping ibu nifas ini dapat memudahkan akses informasi di posyandu yang dilaksanakan setiap bulan oleh masyarakat untuk berkonsultasi berbagi pengalaman serta informasi antara ibu nifas, kader dan tenaga kesehatan sehingga dapat meminimalisasi masalah-masalah selama masa nifas serta meningkatkan cakupan ASI ekslusif
PELAKSANAAN TERAPI KOMPLEMENTER KEBIDANAN DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2021 Ima Syamrotul Muflihah; Wulan Margiana; Citra Hadi Kurniati; Ika Pantiawati; Susilo Rini
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 1 No. 7: Maret 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.333 KB) | DOI: 10.53625/jcijurnalcakrawalailmiah.v1i7.1810

Abstract

Asuhan kebidanan saat ini memadukan pelayanan kebidanan konvensional dan komplementer dalam praktik kebidanan. Terapi komplementer dalam kebidanan antara lain terapi herbal, akupuntur, prenatal yoga, teknik relaksasi, terapi pijat, suplemen nutrisi, aromaterapi. Penyelenggaraan pengobatan komplementer secara umum telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang pengobatan komplementer alternatif.Tujuan: Mengetahui pelaksanaan terapi komplementer kebidanan di Kabupaten Banyumas.Metode:Design penelitian mix methods dengan strategi sequential explanatory design, yaitu pendekatan dalam penelitian yang mengkombinasikan atau menghubungkan antara penelitian kuantitatif dengan kualitatif yang dilakukan secara bertahap. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas baik dilingkup pemerintah maupun swasta sebanyak 1.324. Pengambilan sampel pada penelitian kuantitatif secara accidental sampling didapatkan 192 bidan, dan pada penelitian kualitatif secara purposive sampling sebanyak 3 bidan.Hasil:Terapi komplementer kebidanan dilakukan oleh 8.85% responden. Sebagian besar berusia 26-58 tahun 85.94%. Menempuh Pendidikan Kebidanan Diploma III 93.76%. Menjalankan tugas sebagai bidan 5-10 tahun sebanyak 50%, belum pernah mengikuti seminar atau pelatihan tentang terapi komplementer kebidanan sebanyak 95.31%. jenis pelayanan terapi komplementer kebidanan yang diterapkan paling banyak yaitu massage (97.39). Pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan edukasi terapi komplementer kebidanan dari pengetahuan sedang ke pengetahuan baik dengan nilai p-value <0.005.
Kombinasi pijat oksitosin, breast care dan biological nurturing untuk meningkatkan produksi ASI Silvia Pujiyanti; Susilo Rini; Arlyana Hikmanti
SEHATI: Jurnal Kesehatan Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Pelantar Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52364/sehati.v2i2.24

Abstract

The postpartum period is a period that is very prone to complications for the mother and baby which if not handled properly can cause problems and even death of the mother and baby. The maternal mortality rate in Indonesia in 2020 is 4,627 cases. It is estimated that about 50% of maternal deaths occur during the puerperium, one of which is caused by breast infections due to swelling or breast engorgement, mastitis, and abscesses. Therefore, to prevent this, some complementary care can be given to postpartum mothers such as oxytocin massage, breast care, and biological nurturing. The purpose of this study was to describe the effect of oxytocin massage care, breast care and biological nurturing on postpartum mothers. The research method used is a case study. It was reported a case of a 21-year-old postpartum mother P1 A0 Ah1 who gave birth to her baby 4 hours ago complaining that her breast milk had come out but it was still low. The results of the case study showed that oxytocin massage, breast care and the biological nurturing were more effective in treating breast complications and increasing milk production.
Efektifitas Akupresure Terhadap Dismenorea Pada Akseptor KB IUD Novianti Novianti; Arlyana Hikmanti; Susilo Rini
Proceedings Series on Health & Medical Sciences Vol. 4 (2023): Proceedings of the Midwifery Conference on Collaborative Maternity Care (DYNAMIC)
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pshms.v4i.548

Abstract

Dismenorea adalah suatu keluhan yang paling umum ditemui pada pemakaian KB IUD ditahun pertama. Pengobatan dismenorea dapat menggunakan farmakologi dan nonfarmakologi. Melalui farmakologi dengan menggunakan analgesik sebagai obat pereda nyeri, sedangkan nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri dengan pijat akupresure yang lebih aman, nyaman dan efisiensi biaya. Dan dari Puskesmas Banjarnegara 2 pada tahun 2021 didapatkan data akseptor KB Implant ada 117 orang, pil 8 orang, kondom 2 orang, suntik 3 bulan 265 orang, dan IUD sebanyak 302 orang. Dari data tersebut akseptor KB IUD dengan keluhan dismenorea terdapat 8 kasus. Sehingga peneliti tertarik untuk menggunakan pijat akupresure sebagai penatalaksanaan dismenorea untuk mendapatkan hasil bahwa pijat akupresure lebih efektif dalam mengurangi rasa nyeri haid.
Pengaruh Rebusan Daun Sirsak dalam Penanganan Flour Albus Asa Kirana; Arlyana Hikmanti; Susilo Rini
Proceedings Series on Health & Medical Sciences Vol. 4 (2023): Proceedings of the Midwifery Conference on Collaborative Maternity Care (DYNAMIC)
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pshms.v4i.571

Abstract

Flour Albus merupakan salah satu tanda dari suatu gangguan reproduksi yang ditandai dengan pengeluaran cairan yang berlebihan, gatal, berwarna, berbau tidak sedap dan bisa disertai dengan nyeri. Perempuan di Indonesia 75% pernah mengalami flour albus, dan meningkat setiap tahun hingga 70%. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh rebusan daun sirsak pada pasien yang mengalami flour albus di Puskesmas Banjarnegara 1 tahun 2022. Metode penelitian menggunakan studi kasus subjek yang diambil adalah seorang ibu berumur 24 tahun dengan keluhan mengeluarkan cairan berlebih, berwarna putih kekuningan, agak berbau, gatal, dan merasa tidak nyaman. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik, dan observasi dengan menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukan air rebusan daun sirsak pada ibu yang mengalami flour albus keluhannya berkurang dan sembuh. Intervensi flour albus terhadap rebusan daun sirsak yaitu memiliki pengaruh dalam mengurangi keluhan dan dapat mengatasi masalah pada ibu dengan flour albus karena daun sirsak sendiri memiliki kandungan antiseptik.
Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB IUD Ny. D Umur 47 Tahun P3 A0 AH3 di Puskesmas Karangkobar Tahun 2021 Jesica Kesuma Devi Panjaitan; Susilo Rini; Rosi Kurnia
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.715 KB)

Abstract

World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa KB penting untuk perempuan dari resiko kehamilan dan komplikasi lainnya. Penggunaan kontrasepi telah meningkat banyak di bagian dunia, secara global penggunaan kontrasepsi modern sedikit meningkat dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2015. Peran bidan sangat penting dalam memberikan asuhan pada asseptor baru KB IUD meliputi konseling pra pemasangan dan pasca pemasangan IUD serta efek samping KB IUD agar tidak terjadi spooting dan ekspulsi. Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu anamnesa, head to toe, inspeksi, palpasi, dokumentasi dan observasi. Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa telah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Akseptor Baru KB IUD Ny.D Umur 47 Tahun P3 A0 Ah3 Di Puskesmas Karangkobar Banjarnegara dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah varney secara komprehensif. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah telah dilakukan asuhan kebidanan dengan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah varney dan didalamnya terdapat beberapa kesenjangan antara data hasil dan teori namun hal ini telah teratasi.