Regina Suryadjaja
Program Studi S1 PWK, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

REVITALISASI SITU TIPAR SEBAGAI WISATA BARU DI KOTA DEPOK Binsar Farel Mohamad; Priyendiswara Agustina Bela; Parino Rahardjo; Regina Suryadjaja
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i1.11307

Abstract

Depok city has now developed into one of the cities that experienced quite high growth in the JABODETABEK area. For the people of the city itself a comfortable city can not be met only with infrastructure development, but also required public space to interact and socialize one of them by utilizing the natural potential that exists as a recreational facility. Lake as a natural beauty with the form of protected areas has a function as a water importer (recharge) in groundwater basins, clean water reserves, land fisheries and recreational facilities. Situ Tipar is one of the four that is being prioritized to improve competitiveness in 2020. But for the existing condition of Situ Tipar still has some problems, namely the misuse of the border there, the lack of quality and quantity of public facilities and existing conditions that are not maintained so that the lake has not been able to facilitate tourists who come to Situ Tipar. On this basis, this research was carried out to provide recommendations to the government and surrounding residents to organize areas that improve the quality of Tipar in accordance with its function and positive impacts that can prosper the surrounding residents. This research refers to existing data and combined with the study of government and empirical regulations. The analysis method that the author uses is policy analysis, location, footprint, tourist attraction and best practices with descriptive analysis tools, SWOT and benchmarking Keywords:  City; Recreation; Situ AbstrakKota Depok kini telah berkembang menjadi salah satu kota yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi di wilayah Jabodetabek. Bagi masyarakat kota sendiri kota yang nyaman tidak dapat terpenuhi hanya dengan pembangunan infrastruktur, tapi juga diperlukan ruang publik untuk berinteraksi dan bersosialisasi salah satunya dengan memanfaatkan potensi alam yang ada sebagai sarana rekreasi. Situ sebagai keindahan alam dengan bentuk kawasan lindung mempunyai fungsi sebagai pengimbuh (recharge) air pada cekungan air tanah, cadangan air bersih, perikanan darat serta sarana rekreasi. Situ Tipar merupakan salah satu situ dari empat situ yang sedang diprioritaskan pengembangunannya guna meningkatkan daya saing pada tahun 2020 ini. Namun untuk kondisi eksisting Situ Tipar masih memiliki beberapa permasalahan yaitu adanya penyalahgunaan sempadan situ, masih minimnya kualitas dan kuantitas fasilitas umum serta kondisi eksisting yang tidak terawat sehingga belum dapat memfasilitasi wisatawan yang datang ke Situ Tipar. Atas dasar tersebut maka penelitian ini dilakukan guna memberikan rekomendasi kepada pemerintah serta warga sekitar untuk melakukan penataan kawasan yang bersifat meningkatkan kualitas situ Tipar sesuai dengan fungsinya serta dampak positif yang dapat mensejahterakan warga sekitar. Penelitian ini mengacu kepada data eksisting dan dipadu dengan kajian peraturan pemerintah dan empiris. Adapun metode analisis yang penulis pakai adalah analisis kebijakan, lokasi, tapak, daya tarik wisata dan best practices dengan alat analisis deskriptif, SWOT dan benchmarking.
EVALUASI KONDISI FISIK (PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN) PRASARANA DAN SARANA UNTUK MENDUKUNG MODA TRANSPORTASI UMUM DI KOTA TANGERANG (KORIDOR 2) Sena Wiratama; Regina Suryadjaja
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 5 No. 1 (2023): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v5i1.22697

Abstract

Indonesia has a land area of 1,922,570 km2 and has 38 provinces and has 415 districts, 1 administrative district, 93 cities, and 5 administrative cities where a mode of public transportation is needed to facilitate people's mobility in carrying out daily activities. The Indonesian government, through the ministry of transportation, always makes improvements in the field of public transportation modes so that the Indonesian people can feel safe and comfortable in using public transportation modes, one of which is BRT (Bus Rapid Transit). One of them is Tangerang City, which is in Banten Province with an area of 164.55 km2. The city of Tangerang has provided a mode of public transportation in the form of a rapid transit bus or commonly called Tangerang Ayo (TAYO) which has a price or fare that is quite cheap, besides TAYO is made to reduce the number of congestion at several points in the City of Tangerang, Trans Kota Tangerang is the Bus Rapid Transit transportation system which began operating on December 1, 2016 in the City of Tangerang, Banten. Therefore, the purpose of this research was to find out how the public perceives the existence of the BRT mode of transportation (corridor 2) in terms of aspects of infrastructure and operational support facilities. This research is based on descriptive research through qualitative and quantitative approaches. Qualitative data collection was obtained by way of direct surveys to the field and by using a questionnaire. The results of the study showed that BRT supporting infrastructure (corridor 2) was still below the standards set by the ministry of transportation and was also confirmed by data on the perceptions of service users of the Tangera Ayo BRT (corridor 2). Keywords:  Bus Rapid Transit (BRT); public transportation; user Abstrak Pemerintah Indonesia mwlalui kementerian transportasi selalu melakukan pembenahan dalam bidang moda trasnportasi umum agar masyarakat Indonesia bisa merasakan keamanan dan kenyaman dalam penggunaan moda transportasi umum seperti salah satunya iyalah BRT (Bus Rapit Transit). Salah satunya Kota Tangerang yang berada di Provinsi Banten dengan luas wilayah 164,55 km2,kota Tangerang telah menyediakan moda transportasi umum berupa bus rapid transit atau biasa disebut Tangerang Ayo (TAYO) yang memiliki harga atau ongkos yang cukup murah selain TAYO ini dibuat untuk menekan jumlah kemacetan di beberapa titik yang berada di Kota Tangerang, Trans Kota Tangerang adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit yang mulai beroperasi pada tanggal 1 Desember 2016 di Kota Tangerang Banten. Maka dari itu tujuan dibuatnya penelitian ini dibuat untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap adanya moda transportasi BRT (koridor 2) dari segi aspek prasarana dan sarana penunjang operasionalnya. Penelitian ini berbasis penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data kualitatif didapatkan dengan cara survey langsung ke lapangan serta dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan bawah prasarana penunjang BRT (koridor 2) masih di bawah standar dari kementerian perhubungan dan juga terkomfirmasi dengan data persepsi pengguna jasa BRT Tangera Ayo (koridor 2).
STUDI PERUBAHAN FUNGSI RUANG DI KORIDR NUSA LOKA, BSD CITY Muhammad Rafi Akram; Regina Suryadjaja
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 5 No. 1 (2023): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v5i1.22701

Abstract

South Tangerang City is one of the municipalities in Banten Province, which is one of the supporting cities for DKI Jakarta. The developments that have taken place in the City of South Tangerang have been quite rapid. One of the developments is the housing sector, and the housing sector in Nusa Loka Housing, and in this study the object of study is along the Main Street of the Nusa Loka BSD housing corridor, such as Jl. Kalimantan-Jl. Batam. The Nusa Loka BSD residential corridor, and this location has its own criteria based on the activities in the road corridor, ranging from trading and services or commercial to having offices. In this final project, the Nusa Loka BSD corridor located on Jl.Kalimantan, Rawa Mekar Jaya Village is the object of study in this research, because recently there has been a change in land use that should have been residential to commercial, but in this case it was not accompanied by physical conditions. the corridor itself. What makes this corridor change from residential to commercial is because the authority is not from the management but has become the authority of the South Tangerang City Government, so that control over land use in the RTRW is not specifically regulated regarding business activities and other more in-depth criteria. This final project will focus on the study of changes in function in the Nusa Loka BSD corridor. Keywords:  Housing; nusa loka bsd; corridor; rtrw Abstrak Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota madya yang berada di Provinsi Banten, yang merupakan salah satu kota penyangga DKI Jakarta. Perkembagan yang terjadi di Kota Tangerang Selatan ini sudah cukup pesat. Salah satu perkembangannya yaitu sektor perumahan, dan sektor perumahan yang terdapat di Perumahan Nusa Loka.  Objek studi pada penelitian ini yaitu pada sepanjang Jalan Utama koridor perumahan Nusa Loka, Jalan Kalimantan sampai dengan jalan Batam. Koridor perumahan Nusa Loka BSD ini memiliki kriterianya masing-masing berdasarkan kegiatan yang ada di koridor jalan tersebut, mulai dari perdagangan dan jasa atau komersial hingga terdapat perkantoran. Dalam tugas akhir ini, koridor Nusa Loka BSD yang berada di Jl.Kalimantan, Kelurahan Rawa Mekar Jaya menjadi objek studi pada penelitian ini, karena belakangan ini mengalami perkembangan perubahan penggunaan lahan yang seharusnya perumahan menjadi komersial, namun dalam hal ini  tidak di iringi kondisi fisik koridornya itu sendiri. Yang membuat koridor ini berubah dari hunian ke komersial dikarenakan adanya kewenangan bukan dari pihak pengelola tetapi sudah menjadi kewenangan dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan, sampai pengendalian pada penggunaan lahan pada RTRW tidak diatur secara spesifik tentang kegiatan usaha dan kriteria lainnya yang lebih mendalam. Tugas akhir ini akan berfokus pada studi perubahan fungsi di koridor Nusa Loka BSD.