Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KESESUAIAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DKI JAKARTA 2030 DAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI CIPETE RAYA Dhaneswara Nirwana Indrajoga; B. Irwan Wipranata; Bambang Deliyanto; Priyendiswara Agustina Bela
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i1.11395

Abstract

City tourism (Urban Tourism) develops from year to year. City tours are very popular in major cities in the world such as Paris, New York, Singapore. It is also developing and developing by Indonesia, in this case Jakarta. This type of tourism can be stimulated by historical and cultural attractions, as well as shopping and event tours, as well as business trips. Much of the above also stimulates development. The tourism sector in DKI Jakarta Province also has a dominant role because it contributes around 13% of DKI Jakarta's Regional Original Revenue (PAD). For this reason, to advance the economy in DKI Jakarta, the government continues to develop the tourism sector, one of which is city tourism. South Jakarta Administrative City as a city that continues to develop, now approximately 2.2 million people live in South Jakarta. The city also has a growing tourism sector, including the urban tourism sub-sector. The choice of the Cipete Raya road area to be developed as a city tourism area is based on the policies of the South Jakarta Administration City Government, the development of culinary tourism activities in recent years, and accessibility because it is close to Cipete Raya. MRT station. The approach method used to solve this problem is to use a qualitative approach, such as tourism attributes and urban planning. The output of this research is in the form of an analysis of the trend of changes in the use of the Cipete Raya tourism area and its suitability with the Detailed Spatial Plan (RDTR 2030). Keywords:  City Tourism; Land Use; RDTR 2030; Suitability AbstrakPariwisata kota (Urban Tourism) berkembang dari tahun ke tahun. Wisata kota sangat populer di berbagai kota besar di dunia seperti Paris, New York, Singapura. Itu juga berkembang dan dialami oleh Indonesia dalam hal ini Jakarta. Jenis wisata ini dapat dirangsang oleh atraksi sejarah dan budaya, serta wisata belanja dan acara, serta perjalanan bisnis. Banyak hal di atas juga merangsang perkembangan. Sektor pariwisata di Provinsi DKI Jakarta juga memiliki peran dominan karena menyumbang sekitar 13% dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta. Untuk itu, untuk memajukan perekonomian di DKI Jakarta pemerintah terus mengembangkan sektor pariwisata, salah satunya pariwisata kota. Kota Administratif Jakarta Selatan sebagai kota yang terus berkembang, sekarang kurang lebih 2,2 juta orang tinggal di Jakarta Selatan. Kota ini juga memiliki sektor pariwisata yang berkembang termasuk sub sektor pariwisata kota. Pemilihan kawasan jalan Cipete Raya untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata kota didasarkan pada kebijakan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, perkembangan kegiatan wisata kuliner beberapa tahun terakhir, serta kemudahan aksesibilitas karena dekat dengan Cipete Raya. Stasiun MRT. Metode pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, seperti penyesuaian atribut pariwisata dan juga penataan kota. Output dari penelitian ini berupa analisis tren perubahan penggunaan lahan kawasan pariwisata kota Cipete Raya dan kesesuaiannya dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR 2030).
STRATEGI MENINGKATKAN JUMLAH PENGUNJUNG WISATA TAMAN BUAYA TANJUNG PASIR Antonius Dwinarendra; Parino Rahardjo; Priyendiswara Agustina Bela
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8875

Abstract

 Crocodile Tourism Park has a land area of 5 hectares. This crocodile park is located in Tanjung Pasir tourist area, as a tourist destination in and around Kabupaten Tangerang. This crocodile park has been operating since 2005 owned by Lukman Arifin. This crocodile park is the only theme park of fauna and breeding, especially crocodile in Tangerang. This crocodile park is expected to be one of the new icons in Tanjung Pasir tourism area and become an educative amusement park. At the moment there are more than 400 crocodiles of new age hatch up to 70 years and in this crocodile park has a rare collection of albino crocodiles. In addition to seeing crocodiles in this crocodile park can also feed crocodiles. Once this crocodile park has various performances of crocodile, selling the knacks, but now stopped because of the visitors. This research aims to determine the potential and problems of the Tanjung Pasir Crocodile Park, which has an impact on visitors. Data collection is done by field survey, questionnaire scatter, interview, documentation and literature study. From analysis results conducted such as site and site analysis, benchmark analysis, visitor perception analysis and policy, resulted in strategy proposals such as from the start of physical repair, improvement of management, and proposed promotion of tourist parks. So visitors feel interested to visit. Keywords: crocodile park; strategy; visitors AbstrakTaman Wisata Buaya Tanjung Pasir memiliki luas lahan 5 hektare. Taman buaya ini berada di Kawasan Wisata Tanjung Pasir, sebagai destinasi wisata di Kabupaten Tangerang dan sekitarnya. Taman Buaya ini telah beroperasi sejak 2005 yang dimiliki oleh Lukman Arifin. Taman buaya ini merupakan satu – satunya taman hiburan fauna dan penangkaran khususnya buaya yang ada di Tangerang. Taman buaya ini diharapkan menjadi salah satu ikon baru di Kawasan Wisata Tanjung Pasir dan menjadi taman hiburan yang edukatif. Pada saat ini terdapat lebih dari 400 ekor buaya dari usia baru menetas sampai 70 tahun dan di taman buaya ini memiliki koleksi buaya albino yang terbilang langka. Selain melihat buaya di taman buaya ini juga dapat memberi makan buaya. Dahulu taman buaya ini memiliki berbagai pertunjukan pawang buaya, menjual pernak – pernik buaya, namun kini sudah berhenti karena sepinya pengunjung. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui potensi dan masalah yang ada di Taman Buaya Tanjung Pasir yang berdampak pada sepinya pengunjung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey lapangan, sebar kuisioner, wawancara, dokumentasi dan studi literature. Dari hasil analisis yang dilakukan seperti analisis lokasi dan tapak, analisis benchmark, analisis persepsi pengunjung dan kebijakan, dihasilkan usulan strategi seperti dari mulai perbaikan fisik, perbaikan menejemen, dan usulan promosi taman wisata. Sehingga pengunjung merasa tertarik untuk berkunjung. 
STRATEGI MENINGKATKAN JUMLAH PENGUNJUNG THEME PARK (KASUS: WORLD OF WONDER – CITRA RAYA) Ayu Nurazizah Hertadi; Priyendiswara Agustina Bela; B.Irwan Wipranata
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8876

Abstract

Citra Raya World of Wonder is a big project of 4.3 hectares from a well-known developer Ciputra Group. This developer cooperates with PT Carnival Wisata Sejahtera, a subsidiary of PT Bunga Wangsa Sejati, who is a developer of Jatim Park and Batu Night Spectacular in Malang which provide amusement rides in Citra Raya World of Wonder area and has been operating since 2012. Citra Raya World of Wonder Theme Park is one of the locations expected to be a tourism destination as a city that provides recreation, education, business, and culinary centers. There were 4 sections of rides and supporting facilities in the study object. This study aimed to discover the presence of Citra Raya World of Wonder's potential and problems, understand factors affecting the decreased number of visitors, understand visitor achievement performance, and suggest strategies to enhance the number of visitors to attract people's interest. The data collection conducted by field survey, management interview, visitor questionnaire, documentation, and literature study. The study result processed through several analyses, i.e., location, building, visitor target achievement, best practice, and perception. These analyses were processed, and the result used to answer the problems and improve the potential in the form of strategies suggested to enhance the number of visitors to achieve the target.Keywords:  strategy; themepark; visitor AbstrakCitra Raya World of Wonder merupakan proyek seluas 4,3 hektar dari developer ternama Ciputra Grup yang bekerjasama dengan PT. Carnival Wisata Sejahtera yang merupakan anak usaha dari PT. Bunga Wangsa Sejati yang juga merupakan pengembang dari Jatim Park, Batu Night Spectaculer di Malang yang menyediakan berbagai wahana permainan di area Citra Raya World of Wonder, yang telah beroperasi sejak tahun 2012. Theme Park Citra Raya World of Wonder merupakan salah satu lokasi yang diharapkan dapat menjadi salah satu destinasi wisata sebagai kota yang menyajikan pusat-pusat rekreasi, edukasi, bisnis, dan kuliner. Pada saat ini terdapat 4 pembagian wahana serta fasilitas penunjang yang ada di objek studi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan masalah yang terdapat di Citra Raya World of Wonder, untuk mengetahui fakor-faktor yang menjadi penyebab menurunnya jumlah pengunjung, mengetahui kinerja ketercapaian jumlah pengunjung dan memberikan usulan berupa strategi yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung guna meningkatkan minat masyarakat. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara survei lapangan, wawancara dengan pengelola, penyebaran kuesioner kepada pengunjung, dokumentasi serta studi pustaka. Dari hasil penelitian ini penulis melakukan analisis lokasi, analisis bangunan, analisis daya dukung kawasan, analisis ketercapaian target jumlah pengunjung, analisis best practice dan analisis persepsi pengunjung. Analisis ini akan diolah oleh penulis, hasil tersebut akan digunakan untuk mengurangi masalah dan juga meningkatkan potensi dalam bentuk suatu usulan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung sehingga mencapai target daya tampung.
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN APARTEMEN DI JL. JATIBENING RAYA, PONDOKGEDE, KOTA BEKASI Jeremia Josiah; Priyendiswara Agustina Bela; B. Irwan Wipranata; Bambang Deliyanto
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8853

Abstract

Property development growth are still continue to increase in Indonesia, especially in the city of Jakarta which causes land limitations and land values to increase that make property development trend especially residential areas such as apartment has begun shift to buffer city area. Development of residential area is also supported by growth population in Indonesia that increased quite high so the need for residence also increase. Bekasi is one of the buffer city of Jakarta which already has good infrastructure especially in the transportation sector and currently under construction for Cawang-East Bekasi LRT line which will further improve the accessibility of transportation to/form of city of Bekasi. By looking at that opportunities, an apartment development is planned on the vacant land located at Jl. Jatibening Raya, Jatibening Baru, Pondokgede, city of Bekasi. The location of the land is within the planned radius of the 2 LRT stations and the trend of apartment development that has occurred over the last 5 years around the location of the land also provides opportunities for apartment development in the land of object study which is targeted at commuters, also millennials generation. The purpose of this feasibility study is to determine the feasibility of an apartemen development based on a relatively small area of land object study to know the potential and weaknesses. Feasibility of development is seen through analysis on legality, technical and investment aspects that carried out using qualitative methods. The results of this feasibility study are to provide recommendation of feasibility development from alternative product compositions that can provide the best return on investment. Keywords:  apartment; development; feasibility study; investment AbstrakPertumbuhan pengembangan properti yang terus meningkat di Indonesia, terutama pada kota Jakarta menyebabkan terjadinya keterbatasan lahan dan naiknya nilai lahan sehingga membuat tren pengembangan properti khususnya kawasan hunian seperti apartemen mulai bergeser ke daerah kota – kota penyangga. Pengembangan kawasan hunian juga didorong oleh peningkatan penduduk yang cukup tinggi di Indonesia sehingga kebutuhan akan hunian juga semakin meningkat. Kota Bekasi merupakan salah satu kota penyangga dari kota Jakarta yang sudah memiliki infrastruktur cukup baik terutama di sektor transportasi dan saat ini sedang dilakukan pembangunan jalur LRT Cawang-Bekasi Timur yang akan semakin meningkatkan kemudahan aksesibilitas transportasi dari/menuju kota Bekasi. Dengan melihat peluang yang ada, maka direncanakan pembangunan apartemen pada objek lahan kosong yang terletak di Jl. Jatibening Raya, Kel. Jatibening Baru, Kec. Pondogede, Kota Bekasi. Lokasi lahan yang berada dalam radius rencana  dari 2 stasiun LRT dan tren pembangunan apartemen yang terjadi selama 5 tahun terakhir di sekitar lahan pengembangan juga memberikan peluang untuk pembangunan apartemen pada objek studi yang ditargetkan untuk para commuter, termasuk para generasi milenial. Tujuan studi kelaykan ini adalah untuk mengetahui kelayakan pembangunan apartemen yang didasarkan pada luas lahan yang relatif kecil, agar dapat mengetahui potensi dan kelemahan yang ada. Kelayakan dilihat melalui analisis pada aspek legalitas, teknis dan investasi yang dilakukan menggunakan metode kualitatif. Hasil studi kelayakan ini adalah memberikan rekomendasi kelayakan pembangunan dari alternatif komposisi produk yang dapat memberikan pengembalian investasi terbaik.
STUDI KEBERHASILAN PENGELOLAAN OBJEK WISATA PANTAI PANDAWA OLEH BUMDA KUTUH Ryan Andhikautami Oktadesia; Priyendiswara Agustina Bela
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 1 (2020): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i1.7292

Abstract

The location of this study is in Pandawa Beach, Kutuh Village, Kuta Selatan District, Badung Regency, Bali Province. Pandawa Beach which is carried out by a community-owned traditional village institution, BUMDA Kutuh. To get the success factors in managing Pandawa Beach tourism object by BUMDA Kutuh, it is done through analyzes. This analysis includes policy analysis from the Government and from the Customary Village related to the management of Pandawa Beach, analysis of the existing attraction that is owned by Pandawa Beach, analysis of the conditions of the management and assessment as well as satisfaction of visitors coming to Pandawa Beach, analysis of providers and local communities of management carried out at Pandawa Beach, analysis of the benchmarks of successful management based on community-based tourism, and analysis of the appropriateness of the factors of success management with community-based research related to research supported by Pandawa Beach attractions. To achieve these objectives, an analysis is carried out using analytical tools such as descriptive analysis, analysis diagram of the Cartesian analysis, and CSI. Pandawa Beach by BUMDA Kutuh is owned by Kutuh Customary Village. Keywords: benchmarks of success; community based tourism; success factors Abstrak Lokasi penelitian ini berada di Pantai Pandawa, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari faktor – faktor keberhasilan dari pada pengelolaan objek wisata Pantai Pandawa yang dilakukan oleh lembaga Desa Adat milik masyarakat yaitu BUMDA Kutuh. Untuk mendapatkan faktor – faktor keberhasilan pengelolaan objek wisata Pantai Pandawa oleh BUMDA Kutuh dilakukan melalui analisis – analisis. Analisis tersebut antara lain analisis kebijakan dari Pemerintah maupun dari Desa Adat terkait pengelolaan Pantai Pandawa, analisis daya tarik eksisting yang dimiliki oleh Pantai Pandawa, analisis kondisi dari pada pengelolaan dan persepsi serta kepuasan dari sisi pengunjung yang datang ke Pantai Pandawa, analisis pengelola dan masyarakat lokal terhadap pengelolaan yang dilakukan di Pantai Pandawa, analisis tolok ukur keberhasilan pengelolaan berbasis community based tourism, dan analisis kesesuaian antara faktor - faktor keberhasilan pengelolaan dengan pariwisata berbasis masyarakat berdasarkan penelitian terdahulu dengan pengelolaan yang dimiliki oleh objek wisata Pantai Pandawa. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan beberapa analisis dengan menggunakan alat analisis seperti alat analisis deskriptif, alat analisis diagram kartesisus, dan CSI. Sehingga hasil dari analisis tersebut dapat digunakan untuk membuat rekomendasi faktor – faktor yang menentukan keberhasilan dari pengelolaan objek wisata Pantai Pandawa oleh BUMDA Kutuh milik Desa Adat Kutuh.
STRATEGI BRANDING DESTINASI WISATA PANTAI TANJUNG KELAYANG (OBJEK STUDI: PANTAI TANJUNG KELAYANG, KABUPATEN BELITUNG, PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG) Valencia Valencia; Priyendiswara Agustina Bela; Bambang Deliyanto
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8868

Abstract

Belitung Island is aggressively pushing the tourism sector as a main sector. One of the attractions that many tourists are starting to see in Belitung is Tanjung Kelayang Beach. This beach has become a mass tourism attraction that is routinely visited in Belitung. Tanjung Kelayang Beach is not only known for its clean coastal scenery and clear waters but also as a starting point for island hopping activities. Now, Tanjung Kelayang Beach has to compete with other tourist destinations that have a stronger image and have been known by tourists for a long time. Tanjung Kelayang Beach has great potential to become a beach with a better known brand but there are still limited aspects of tourism support that is still lacking and promotion efforts that have not been effective. This study aims to provide a proposed strategy that refers to the components of destination branding to strengthen the image of the destination and build the competitive side of the tourist destination. The study was conducted using qualitative and quantitative approaches with descriptive analysis methods. The results of the study produced a proposed strategy to strengthen branding from various aspects, namely landscape, infrastructure, stakeholders and city behaviour such as the addition of diversity of new tourist attractions and tourist facilities, increasing the role of community and community participation and service quality as well as proposing promotional efforts in the form of selecting promotional media and types of tourism products. Keywords:  Branding; Strategy; Tourism DestinationAbstrakPulau Belitung sedang gencar mendorong sektor pariwisata sebagai sektor andalan. Salah satu objek wisata yang mulai banyak dilirik wisatawan di Belitung adalah Pantai Tanjung Kelayang. Pantai ini telah menjadi objek wisata mass tourism yang rutin dikunjungi di Belitung. Pantai Tanjung Kelayang tak hanya dikenal akan pemandangan pantai bersih dan perairan jernihnya saja namun juga sebagai titik start penyeberangan untuk melakukan kegiatan tur pulau. Kini Pantai Tanjung Kelayang harus bersaing dengan destinasi wisata lainnya yang telah memiliki citra yang lebih kuat dan telah dikenal wisatawan sejak lama. Pantai Tanjung Kelayang memiliki potensi yang besar untuk menjadi pantai dengan brand yang lebih dikenal namun masih terdapat keterbatasan aspek penunjang wisata yang masih kurang serta upaya promosi yang belum efektif. Studi ini bertujuan untuk memberikan usulan strategi yang mengacu pada komponen-komponen destination branding untuk memperkuat citra destinasi dan membangun sisi kompetitif destinasi wisata. Studi dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode analisis deskriptif. Hasil studi menghasilkan usulan strategi penguatan branding dari berbagai aspek yaitu lansekap, infrastruktur, stakeholder dan sikap kota seperti penambahan keragaman atraksi wisata baru dan fasilitas wisata, peningkatan peran partisipasi komunitas dan masyarakat dan kualitas pelayanan serta upaya promosi berupa pemilihan media promosi dan jenis produk wisata yang akan dipromosikan.
STUDI KELAYAKAN APARTEMEN UNTUK GENERASI MILENIAL DI AREA STASIUN LRT GUNUNG PUTRI KABUPATEN BOGOR Kent Demas Kynan; Priyendiswara Agustina Bela
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 3, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v3i1.11272

Abstract

Feasibility Study is a study of an investment project to determine whether the project can be said to be feasible and implemented successfully. The Feasibility Study of a 1.6 hectare land in the planned area of the Gunung Putri LRT Station, Bogor Regency, has several unique feasibility study criteria. Its characteristics can be seen from the defined segmentation, such as Millennial Housing and the condition of environment has the potential for pollutants due to Toll Roads and Cement Factories. In this feasibility study, there are three main feasibility studies and one additional feasibility study were carried out. The feasibility is physical & legal feasibility, environmental health feasibility through ADKL analysis (Environmental Health Impact Analysis), market feasibility and investment feasibility. This Feasibility Study produces feasibility in all aspects with recommended requirements in the form of environmental mitigation with tamarind trees, application of the concept of millennial housing, choosing the right sales and construction time to see the conditions of the COVID-19 pandemic and choosing an alternative programming unit in investing. The results of this feasibility study are said to be physically and legally feasible, market and investment by considering the concept of Open Spaces, Green Concept, Integrity with Leisure and Business and Affordable Housing by selling units in the range of Rp. 16,850,000 / m2 plus the implementation of a Green Site. Selection of the 3rd Alternative with sales pursuit for a take up rate of at least 78% as the best alternative with the largest return. Keywords: Apartment; Feasibility Study; Green Site; Investment; Millennial Generations AbstrakStudi Kelayakan adalah suatu kajian mengenai proyek investasi untuk dapat menentukan apakah proyek tersebut dapat dikatakan layak dan dilaksanakan dengan berhasil. Studi Kelayakan lahan seluas 1,6 Ha di area rencana Stasiun LRT Gunung Putri Kabupaten Bogor memiliki beberapa kriteria studi kelayakan yang unik. Karakteristiknya dapat dilihat dari segmentasi yang ditetapkan yaitu Generasi Milenial dan lingkungan berpotensi polutan oleh sebab Jalan Tol dan Pabrik Semen. Pada studi kelayakan ini dilaksanakan tiga kelayakan utama dan satu kelayakan tambahan. Kelayakan tersebut adalah kelayakan fisik & hukum, kelayakan kesehatan lingkungan lewat analisis ADKL (Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan), kelayakan pasar dan kelayakan secara investasi. Studi Kelayakan ini menghasilkan kelayakan diseluruh aspek dengan syarat rekomendasi berupa mitigasi lingkungan dengan pohon trembesi, penerapan konsep hunian milenial, pemilihan waktu penjualan dan waktu konstruksi yang tepat melihat kondisi pandemi COVID-19 serta pemilihan alternatif programming unit dalam berinvestasi. Hasil dari studi kelayakan ini dikatakan layak secara fisik dan legal, pasar dan investasi dengan mempertimbangkan konsep Open Spaces, Green Concept, Integrity with Leisure and Business dan Affordable Housing dengan menjual unit di kisaran Rp. 16.850.000/m2 ditambah dengan penerapan Green Site. Pemilihan Alternatif ke-3 dengan pengejaran penjualan untuk take up rate minimal 78% sebagai alternatif terbaik dengan pengembalian terbesar.
PENATAAN KAWASAN WISATA PULAU PARI DENGAN KONSEP ECOTOURISM Bram Benjamin; Priyendiswara Agustina Bela
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 1 (2020): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i1.7277

Abstract

Pari Island is one of the tourist islands in the Thousand Islands, Kepulauan Seribu Selatan, DKI Jakarta. The Thousand Islands is a region of marine tourism planning and development within the RIPPARDA (Planning Regional Tourism Development Master) based on the Jakarta Regional Regulation as a tourism area developed in Wonderful Indonesia. Pari Island is unique in its tidal phenomenon which is an attractive tourist point there, with the characteristics of limestone sand beaches. Other potentials and attractions also exist in customs in the Pari Island village, where many residents from outside the island carry customs them and mixed into unique behavioral customs. The author processes the data using analyzes that determine the arrangement of tourism areas on Pari Island where they want to be taken, using policy analysis, location analysis, site analysis, ecotourism concept analysis, best practice analysis, analysis tourism activities, market analysis, analysis of space requirements. The results of this plan are the arrangement of the Pari Island Tourism Area with the Ecotourism Concept. The plan also uses the concept of ecotourism which is certainly in accordance with the data and analysis conducted by the author to develop Pari Island as a good tourist location as a leading tourist site for Wonderful Indonesia. Potential arrangement that is good is the addition of restaurants, restaurants with a concept to relax and enjoy the view of the north coast of Pari Island. Tourism should have an awareness of the importance of environmental sustainability that can only be prevented by the visitor's self-awareness, facilities are well provided, only its use should be more more attention to the arrangement of the Pari Island Tourism Region is successful. Keywords: Ecotourism; Island Tourism Area; Small Island Tourism ABSTRAKPulau Pari adalah salah satu pulau wisata di Kepulauan Seribu, Kepulauan Seribu Selatan, DKI Jakarta. Kepulauan Seribu merupakan wilayah perencanaan dan pembangunan wisata bahari di dalam RIPPARDA (Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah) berdasarkan Perda DKI Jakarta sebagai kawasan pariwisata yang dikembangkan dalam Wonderful Indonesia. Pulau Pari memiliki keunikan pada fenomena pasang surut-nya yang menjadi titik wisata menarik disana, dengan karakteristik pantai yang pasir kapur.Potensi dan daya tarik lain juga ada di adat istiadat di kampung Pulau Pari, dimana warga banyak yang dari luar pulau yang membawa adat istiadat mereka dan tercampur menjadi adat istiadat perilaku yang unik.Penulis mengolah data dengan menggunakan analisis-analisis yang menentukan penataan kawasan wisata di Pulau Pari mau dibawa kemana, dengan menggunakan analisis kebijakan, analisis lokasi, analisis tapak, analisis konsep ekowisata, analisis best practice, analisis kegiatan wisata, analisis pasar, analisis kebutuhan ruang.Yang dari itu menghasilkan rencana penataan kawasan wisata Pulau Pari dengan konsep ekowisata.Rencana tersebut juga menggunakan konsep ekowisata yang tentunya sesuai dengan data dan analisis yang dilakukan penulis untuk mengembangkan Pulau Pari menjadi lokasi wisata yang baik sebagai lokasi wisata unggulan Wonderful Indonesia. Penataan yang berpotensi baik adalah penambahan rumah makan, restoran dengan konsep untuk bersantai menikmati pemandangan pesisir utara Pulau Pari. Wisatawan harus memiliki kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan yang hanya dapat dicegah dengan kesadaran diri pengunjungnya, fasilitas sudah disediakan dengan baik, hanya penggunaannya saja yang harus lebih lagi diperhatikan agar penataan Kawasan Wisata Pulau Pari ini berhasil dengan baik.
STUDI PENATAAN KAWASAN WISATA BUKIT PANYAWEUYAN DENGAN KONSEP AGROWISATA (LOKASI: BUKIT PANYAWEUYAN, DESA TEJAMULYA, KECAMATAN ARGAPURA, KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT) Eko Mujiarto; Priyendiswara Agustina Bela; Bambang Deliyanto; B. Irwan Wipranata
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8846

Abstract

This paper is the result of research conducted by the author and set forth in the Final Project, where the title of this research is “the Panyaweuyan Hill Tourism Area Structuring with the Concept of Agrotourism”. The location of this research is in the village of Tejamulya, Argapura District, Majalengka Regency, West Java Province. The purpose of this research is to make the Bukit Panyaweuyan tourist area masterplan as seen from the policies related to the object of study, the existing condition of the site and site, the agro tourism component, existing tourism activities, visitor perceptions and preferences and best practices of other similar objects. To achieve these objectives, several analyzes are carried out using analytical tools such as descriptive, and cartesian diagrams. So the results of the analysis can be used to make the Panyaweuyan Bukit tourism area masterplan. Keywords: Agro Tourism, Masterplan, Panyaweuyan Hill, Regional Arrangement AbstrakTulisan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dan dituangkan dalam Tugas Akhir, dimana judul penelitian ini yaitu Penataan Kawasan Wisata Bukit Panyaweuyan dengan Konsep Agrowisata. Lokasi penelitian ini yaitu di Desa Tejamulya, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu membuat masterplan kawasan wisata Bukit Panyaweuyan yang dilihat dari kebijakan terkait objek studi, kondisi eksisting lokasi dan tapak, komponen agrowisata, kegiatan wisata yang ada, persepsi dan preferensi pengunjung dan best practice dari objek lain yang serupa . Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan beberapa analisis dengan menggunakan alat analisis seperti deskriptif, dan diagram kartesisus. Sehingga hasil dari analisis tersebut dapat digunakan untuk membuat masterplan kawasan wisata Bukit Panyaweuyan.
STUDI KELAYAKAN PERUMAHAN BERSUBSIDI PENUNJANG KAWASAN INDUSTRI (LOKASI : SAGA, BALARAJA, KABUPATEN TANGERANG) Vania Putri Azaria; Priyendiswara Agustina Bela; Bambang Deliyanto
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol 2, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v2i2.8871

Abstract

House is one of the primary needs in society. Not only a living place, but a house is also a protection, gathering place, and investment. For low-income families, the gap between supply and demand for houses occur every year. It happens because of the low buying power or limited access to the house financing system. Therefore, through the banking industry, the government realizes the housing loan facility called the mortgage. There are 2 types of mortgages in Indonesia, i.e., subsidized mortgage and non-subsidized mortgage. The subsidized mortgage mainly targets Low-Income Families (LIF). The bank provides this type as the government program cooperating with the Ministry of Public Works and Public Housing to help finance subsidized houses in the form of loan or down payment facility. Meanwhile, the non-subsidized mortgage targets general society that fulfilled the mortgage requirements from the providing bank. PT Prima Graha Nusa Sempana currently plans to develop subsidized housing estate that targets factory workers. The land is located in Balaraja Sub-district, precisely at Saga Village, one of the industrial centers in Tangerang Regency. Before developing a 13.5 Ha land, an eligibility study is required. The study is conducted to discover the development eligibility and to count the profit and loss from the development. Besides that, an eligibility study is conducted to achieve a maximum result from the development. Keywords: feasibility study, property; subsidized housing AbstrakRumah menjadi salah satu kebutuhan primer bagi masyarakat, selain sebagai tempat tinggal rumah juga merupakan tempat berlindung dan sebagai tempat berkumpul sekaligus sebagai barang investasi. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah kesenjangan antara kebutuhan penyediaan rumah dari tahun ke tahun masih terus terjadi, hal itu dikarenakan masih rendahnya daya beli atau terbatasnya akses  ke sistem pembiayaan rumah. Oleh karena itu pemerintah melalui perbankan merealisasikan pemeberian kredit yang disebut dengan KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Di Indonesia dikenal dengan 2 jenis KPR yaitu KPR subsidi dan KPR non subsidi. KPR subsidi umumnya ditujukan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). KPR jenis ini disediakan oleh bank sebagai bagian dari program pemerintah bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membantu mendanai kepemilikan rumah masyarakat yang akan diberikan subsidi berupa keringanan kredit atau uang muka. Sedangkan KPR non subsidi diperuntukkan bagi masyarakat umum yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank penyedia KPR. PT. Prima Graha Nusa Sempana saat ini sedang merencanakan pembangunan perumahan bersubsidi dengan target pasar buruh pabrik, hal itu karena lahan tersebut berada di Kecamatan Balaraja tepatnya di Kelurahan Saga, dimana Balaraja merupakan salah satu pusat industri yang terdapat di Kabupaten Tangerang. Sebelum melakukan pengembangan pada lahan seluas 13.5 Ha, akan dilakukan terbelih dahulu studi kelayakan terhadap lahan tersebut. Studi kelayakan dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya pengembangan tersebut dan untuk mengetahui keuntungan dan kerugian pada pengembangan tersebut. Selain itu studi kelayakan dilakukan agar pengembang mendapatkan hasil yang maksimal tergadap pengembangan tersebut.