Hasbiah Hasbiah
Department Of Physiotherapy, Poltekkes Kemenkes Makassar, Indonesia

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

The Effect of Straight Leg Raise Exercise with Static Bicycles on Increasing Quadriceps Muscle Strength in Knee Osteoarthritis Patients Endang Mien Mas’ud; Hasbiah Hasbiah; Hendrik Hendrik
Health Notions Vol 5, No 4 (2021): April
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/hn50404

Abstract

Knee osteoarthritis is a degenerative disease characterized by pain and limited motion of the joints resulting in muscle weakness. Late consequences can lead to limited motion and shortening of intra and extra joint components. This study aimed to analyze the effect of straight leg raise and static bicycles on the increase in quadriceps muscle strength in patients with knee osteoarthritis. This study was an experimental study with a two-group pretest-posttest design. The research was conducted at the Salewangan Maros Hospital. The population was knee joint osteoarthritis patients aged 40-60 years and experienced quadriceps muscle weakness. The sample met the inclusion criteria obtained by simple random sampling technique so that sample size was 28 subjects, then randomized into two treatment groups, each of 14 subjects. The research data was the strength of the quadriceps muscles using manual muscle testing which was done twice, namely before and after the straight leg raise exercise with a static bicycle. Because the data distribution were not normal, the nonparametric analysis was used. The results of the Wilcoxon test analysis showed that there was a significant effect of giving straight leg raise (p = 0.002) and static bicycles (p = 0.005) training on increasing quadriceps muscle strength. The results of the Mann-Whitney test showed no significant differences between groups on the increase in quadriceps muscle strength (p = 0.481). The results showed that straight leg raises and static bicycles increased muscle strength and there was no difference between the two exercises. Keywords: knee osteoarthritis; exercise; muscle strength, static bicycle; straight leg raise
Beda Efek Pemberian Motor Relearning Program Dan Pemberian Proprioceptive Neuromuskular Facilitation Terhadap Peningkatan Kemampuan Fungsional Penderita Post Stroke Hasbiah Hasbiah; Hasnia Ahmad
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16, No 1 (2021): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v16i1.1988

Abstract

Beda efek pemberian motor relearning program dan pemberian proprioceptive neuromuskular facilitation terhadap peningkatan kemampuan fungsional penderita post stroke. Penelitian ini mengangkat permasalahan Beda efek pemberian motor relearning program dan pemberian proprioceptive neuromuskular facilitation terhadap peningkatan kemampuan berjalan penderita post stroke. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasy-experimental dengan menggunakan desain penelitian two-group pretest posttest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 26 orang yang dibagi dalam 2 kelompok masing-masing berjumlah 13 orang. Penentuan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Barthel index. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, 16 Juni – 16 September 2020. Tidak ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara MRP dan PNF terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada penderita. Keduanya baik digunakan dalam penanganan kondisi aktivitas fungsional akibat post strokeKata Kunci : Motor Relearning Program (MRP), Proprioceptive Neuromuskular Facilitation (PNF), Aktivitas Fungsional, Stroke Beda efek pemberian motor relearning program dan pemberian proprioceptive neuromuskular facilitation terhadap peningkatan kemampuan fungsional penderita post stroke. Penelitian ini mengangkat permasalahan Beda efek pemberian motor relearning program dan pemberian proprioceptive neuromuskular facilitation terhadap peningkatan kemampuan berjalan penderita post stroke. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasy-experimental dengan menggunakan desain penelitian two-group pretest posttest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 26 orang yang dibagi dalam 2 kelompok masing-masing berjumlah 13 orang. Penentuan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Barthel index. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, 16 Juni – 16 September 2020. Tidak ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara MRP dan PNF terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada penderita. Keduanya baik digunakan dalam penanganan kondisi aktivitas fungsional akibat post strokeKata Kunci : Motor Relearning Program (MRP), Proprioceptive Neuromuskular Facilitation (PNF), Aktivitas Fungsional, Stroke
PENGARUH CONTRACT RELAX STRECHING TERHADAP PERUBAHAN ROM LUMBAL PADA KONDISI MEKANIKALLOW BACK PAIN DI RSUD SALEWANGAN MAROS Muhammad Awal; Arpandjam’an Arpandjam’an; Hasbiah Hasbiah; Aco Tang
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13, No 2 (2018): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.565 KB) | DOI: 10.32382/medkes.v13i2.35

Abstract

Mekanikal Low Back Pain merupakan Nyeri Pinggang Bawah yang terjadi pada struktur anatomis punggung bawah yang normal yang digunakan secara berlebihan atau akibat sekunder dari trauma, yang menimbulkan stress atau strain pada otot, tendon dan ligament. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Contract Relax Stretching terhadap Perubahan ROM Lumbal Pada Mekanikal Low Back Pain. Penelitian ini  merupakan quasi eksperimen dengan desain penelitian Pre Test – Post Test One Group yang. Penelitian ini dilaksanakan di Poli Fisioterapi RSUD Salewangang Maros, dengan populasi adalah semua pasien yang mengalami Low Back pain sebanyak 23, dengan sampel yang diambil berdasarkan kriteria inklusif sehingga diperoleh jumlah sampel penderita Mekanikal Low Back pain sebanyak 10 orang dengan usia 25 – 55. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berusia 25-35 tahun sebanyak 2 orang (20%), usia 36-45 tahun 5 orang (50%), dan usia 46-55 tahun sebanyak 3 orang (30%). Jika dilihat dari distribusi jenis kelamin, respoden perempuan lebih banyak yakni 6 orang (60%), dan laki-laki 4 orang (40%). Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan ROM lumbal pada gangguan Fleksi dan Ekstensi, dengan hasil yang dianalisis berdasarkan Uji Normalitas diperoleh nilai Shapiro-Wilk posttest Fleksi nilai Sig. p = 0,858 > 0,05 dan posttest Ekstensi nilai Sig. p = 0,790 > 0,05, yang berarti data Fleksi dan Ekstensi adalah data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan Uji Paired t-test, diperoleh rata-rata peningkatan Fleksi sebesar 4,920 dengan nilai sig. p= 0,000 < 0,05 dan rata-rata peningkatan Ekstensi sebesar 1,930 dengan nilai sig. p= 0,000 < 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti ada pengaruh Contract Relax Stretching terhadap Perubahan ROM Lumbal pada kondisi Mekanikal Low Back Pain.   Kata Kunci : Contract Relax Stretching, ROM Lumbal pada penderita Mekanikal Low Back Pain.
Closed Chain Exercise Meningkatkan Gerak Fungsional Pada Penderita Osteoarthitis Knee Joint Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Didy K; Suharto Suharto; Hasbiah Hasbiah; Suriani Suriani
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 11, No 4 (2021): November 2021
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik11404

Abstract

Knee osteoarthritis is a major public health problem because it causes chronic pain, reduces physical function and imposes significant health care costs. Osteoarthritis of the knee suffers from a combination of joint pain, stiffness, instability, swelling, and muscle weakness. This causes a decrease in the quality of life and activities of daily living. Eighty percent of patients with knee OA suffer from decreased mobility while 20% of them suffer from an inability to perform daily activities. This study aims to determine the effectiveness of Closed Chain Exercise on Functional Movement in patients with osteoarthritis of the knee joint at Dr. RSUP. Wahidin Sudirohusodo Makassar with a one group pre-post test design. The sample size was 20 patients with knee joint OA who met the research criteria. The results obtained p value = 0.002. Thus, the conclusion of the study is that close chain exercises can improve the functional motion of patients with knee OA, so it is better to treat physiotherapy of knee OA patients using close chain exercises.Keywords: close chain exercises; functional motion; knee; osteoarthritis ABSTRAK Osteoartritis lutut merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama karena menyebabkan nyeri kronis, dan mengurangi fungsi fisik serta  membebankan  perawatan kesehatan yang signifikan. Osteoartritis lutut menderita kombinasi nyeri sendi, kekakuan, ketidakstabilan, pembengkakan, dan kelemahan otot. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas hidup dan aktivitas hidup sehari-hari. Delapan puluh persen pasien dengan OA lutut menderita penurunan mobilitas sementara 20% dari mereka menderita ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Penelitian ini bertujaun  mengetahui  efektivitas Closed Chain Exercise terhadap Gerak Fungsional  pada penderita  osteoarthitis  sendi lutut di RSUP  Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan desain pre-post test one group. Jumlah sampel sebanyak 20 orang pasien OA sendi lutut yang sesuai kriteria penelitian. Hasil penelitian diperoleh nilai p = 0,002. Dengan demikian kesimpulan penelitian  adalah close chain exercises dapat meningkatkan gerak fungsional pasien OA sendi lutut, sehingga sebaiknya penanganan fisioterapi pasien OA sendi lutut menggunakan close chain exercises.Kata kunci: close chain exercises; gerak fungsional; knee; osteoarthritis
PENGARUH ULTRASOUND DAN INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITION TECHNIQUE (INIT) TERHADAP PENURUNAN NYERI MYOFACIAL PAIN SYNDROME MUSCULUS UPPER TRAPEZIUS PADA MAHASISWA JURUSAN FISIOTERAPI Riska Meylita Putri; Virny Dwiya Lestari; Hasbiah Hasbiah; Sudaryanto Sudaryanto; Aco Tang
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v14i1.2852

Abstract

Latar Belakang: Myofascial pain syndrome (MPS) adalah kondisi nyeri yang umumnya kronis, tetapi bisa akut. MPS sering dikaitkan dengan myofascial trigger points (MTrPs) pada otot dan jaringan ikat termasuk fasia. MTrP aktif adalah salah satu generator nyeri perifer utama untuk kondisi nyeri muskuloskeletal.Metode: Jenis penelitian ini adalah pra experimen dengan disain penelitian pre test-post test one group design, bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ultrasound dan Init (Integrated Neuromuscular Inhibition Technique) terhadap penurunan nyeri pada penederita Myofacial Pain Syndrome Musculus Upper Trapezius pada mahasiswa jurusan Fisioterapi dan menggunakan alat ukur Visual nalog scale (VAS).Hasil: Berdasarkan analisis uji statistik Wilcoxon menunjukkan bahwa terjadi penurunan nyeri yang dapat dilihat dari rerata pre-test 6.069 menjadi rerata post-test 3.263 dan diperoleh hasil p= .000 (p<0,05) yang berarti bahwa pemberian Ultrasound dan Init (Integrated Neuromuscular Inhibition Technique) dapat memberikan pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri pada Myofacial Pain Syndrome Musculus Upper Trapezius.Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini yaitu, kepada rekan-rekan fisioterapi di kampus jurusan fisioterapi atau Lahan Praktek agar menggunakan intervensi Ultrasound dan Init (Integrated Neuromuscular Inhibition Technique) sebagai salah satu terapi terpilih untuk penurunan nyeri pada penderita Myofacial Pain Syndrome Musculus Upper Trapezius.Kata Kunci: Ultrasound, Init (Integrated Neuromuscular Inhibition Technique) Nyeri, Myofacial Pain Syndrome Musculus Upper Trapezius.
Muscle Energy Technique dan Micro Wave Diathermy untuk Menurunkan Nyeri pada Low Back Pain Aco Tang; Muh Thahir; Hasbiah Hasbiah
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus Desember 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk440

Abstract

Low back pain is pain that is felt in the lower back area, which can be local pain or radicular pain or both. This study aims to determine the effect of muscle energy technique and microwave diathermy on reducing pain in low back pain at Haji Makassar General Hospital. The research design used was one group pretest-posttest, which involved 20 low back pain sufferers at Haji Makassar General Hospital who were selected by purposive sampling technique, with the criteria of not suffering from a fracture. Pain was measured using a numeric rating scale (NRS). Differences in the level of bacteria between before and after the intervention were analyzed using the Wilcoxon test. The results showed that the p-value was less than 0.05, meaning that there was a difference in pain levels between before and after the intervention. It was concluded that the muscle energy technique and microwave diathermy were effective in reducing pain levels in patients with low back pain.Keywords: muscle energy technique; microwave diathermy; pain level; low back pain ABSTRAK Low back pain adalah nyeri yang dirasakan pada daerah punggung bawah, dapat berupa nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh muscle energy technique dan microwave diathermy terhadap penurunan nyeri pada low back pain di RSUD Haji Makassar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest, yang melibatkan 20 penderita low back pain di RSUD Haji Makassar yang dipilih dengan teknik purposive sampling, dengan kriteria tidak menderita fraktur. Nyeri diukur dengan menggunakan numeric rating scale (NRS). Perbedaan tingkat nteri antara sebelum dan sesudah intervensi dianalisis dengan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan nilai p kurang dari 0,05, artinya ada perbedaan tingkat nyeri antara sebelum dan sesudah intervensi. Disimpulkan bahwa muscle energy technique dan microwave diathermy efektif untuk menurunkan tingkat nyeri pada penderita low back pain.Kata kunci: muscle energy technique; microwave diathermy; tingkat nyeri; low back pain
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN FUNGSIONAL LENGAN DAN TUNGKAI AKIBAT HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGIK DI INGGIT MEDICAL CENTRE: Physiotherapy Management of Arm And Leg Functional Disorders Due to Non-Hemorrhagic Hemiparese Post Stroke at Inggit Medical Center Hasbiah Hasbiah; Hendrik Hendrik; Moureen Moureen; Fahrul Islam; Hasnia Ahmad; Yonathan Ramba
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14 No 2 (2022): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v14i2.45

Abstract

Hemiparase adalah sindrom klinis yang timbulnya mendadak, progresifnya secara cepat, dan berupa defisit neurologis fokal yang berlangsung selama 24 jam atau langsung menimbulkan kematian, disebabkan gangguan pada peredaran darah di otak non-traumatic (Halim, 2016). Tujuan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi terhadap gangguan fungsional lengan dan tungkai akibat Hemiparese Non Hemoragik dan meningkatkan fungsi aktivitas sehari-hari dengan menggunakan intervensi Passive dan Aktif Exercise,Bridging Exercise dan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation atau PNF. Hasil setelah melakukan penanganan selama 8 kali terapi didapatkan hasil meningkatan nilai aktivitas sehari-hari atau ADL pada pasien Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian Passive dan Aktif Exercise,Bridging Exercise dan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation atau PNF dapat meningkatkan aktivas sehari hari atau ADL pada kasus Hemipare Non Hemoragik Post Stroke. Kata Kunci : Hemiparese Non Hemoragik , Passive dan Aktif Exercise, Bridging Exercise dan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)ata Kunci :
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI WILLIAM FLEXION EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KONDISI DYSMENORRHAE DI KAMPUS JURUSAN FISIOTERAPI: Physiotherapy Management Of William Flexion Exercise For Pain Reduction In Dysmenorrhae Condition Campus Department Of Physiotherapy Zakiyatul Fitri; Suharto Suharto; Andi Halimah; Hasbiah Hasbiah; Sitti Muthiah; Siti Nurul Fajriah
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15 No 1 (2023): Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/fis.v15i1.57

Abstract

Latar Belakang : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penatalaksanaan William Flexion Exercise Terhadap Penurunan Nyeri pada Kondisi Dysmenorrhae di Kampus Jurusan Fisioterapi. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalam pada 1 jenis kasus dengan menggunakan 2 sampel. Dengan menggunakan Intervensi berupa William Flexion Exercise, sedangkan evaluasi yang digunakan untuk melihat kemajuan terapi adalah Visual Analog Scale (VAS). Hasil Penelitian : Hasil penelitian berdasarkan pemeriksaan fisioterapi didapatkan diagnosa yaitu Nyeri Bawah Perut Pada Kondisi Dysmenorrhae, sedangkan problematik adanya nyeri. Setelah dilakukan terapi sebanyak 12 kali intervensi didapatkan perubahan nilai Visual Analog Scale (VAS) pada pasien A untuk nyeri diam dari 3,5 menjadi 2, nyeri gerak dari 7 menjadi 6 dan nyeri tekan dari 2 menjadi 1 sedangkan pada pasien B untuk nyeri diam dari 2 menjadi 1, nyeri gerak dari 6 menjadi 4 dan nyeri tekan dari 2,5 menjadi 1. Kesimpulan : Pemberian William Flexion Exercise dapat menurunkan nyeri pada kasus Nyeri Bawah Perut pada Kondisi Dysmenorrhae. Keywords: Dysmenorrhae, William Flexion Exercise, Visual Analog Scale (VAS)