Pius Sebleku
Research Center for Metallurgy, Indonesian Institute of Sciences, Serpong, Tangerang

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

APLIKASI SERAT KARBON BERBASIS LIGNIN DARI MERANG PADI UNTUK KOMPOSIT NON ASBESTOS KAMPAS REM TRUK/BUS Suhardjo, Kuntari Adi; Syampurwadi, Anung; Sebleku, Pius; Karina, Myrtha
Jurnal Riset Industri Vol 7, No 3 (2013): Pengembangan Subtitusi Impor Mendukung Kemandirian Bangsa
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7973.681 KB)

Abstract

Kampas rem adalah komponen penting untuk kendaraan bermotor. Kampas rem yang beredar di pasaran saat ini umumnya terbuat dari asbestos yang tidak tahan panas, tidak tahan terhadap kondisi basah sehingga sering mengakibatkan fading/slip/blong, membahayakan kesehatan, dan tidak ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah membuat komposit untuk kampas rem dari serat karbon yang tidak mengandung asbestos tetapi tahan terhadap panas dan friksi. Serat karbon dibuat dari lignin yang berasal dari limbah cair industri pulp dan kertas. Komposit kampas rem dibuat dengan mencampur serat karbon berbasis lignin dengan bahan penguat, bahan pengikat, bahan pengisi, bahan tahan friksi, dan bahan  tahan aus dengan metode sintering. Bahan penguat yang digunakan adalah, serat karbon, serat gelas, serat akrilik, serat logam, dan serat mineral. Bahan pengikat yang digunakan adalah resin fenolik dengan katalis barium sulfat, sedangkan grafit, kalsium hidroksida, bubukjambu mede dan vermiculite digunakan sebagai bahan tahan friksi, tahan aus, dan pengisi. Variasi serat karbon berbasis lignin adalah 0,05; 0,10; 0,15; 0,20; and 0,25 % (bib). Komposit yang dihasilkan diuji sifat fisisnya yaitu berat jenis dan kekerasan, sedangkan sifat mekanis meliputi ketahanan terhadap friksi dan keausan serta sifat morfologinya. Hasil menunjukkan bahwa komposit dengan kandungan serat karbon berbasis lignin 0,25 - 0,15% memenuhi persyaratan berat jenis, kekerasan dan ketahanan keausan untuk kampas rem  truk/bus. Kata Kunci : kampas rem truk/bus non asbestos, komposit, serat karbon,lignin, merang padi
APLIKASI SERAT KARBON BERBASIS LIGNIN DARI MERANG PADI UNTUK KOMPOSIT NON ASBESTOS KAMPAS REM TRUK/BUS Suhardjo, Kuntari Adi; Syampurwadi, Anung; Sebleku, Pius; Karina, Myrtha
Jurnal Riset Industri Vol 7, No 3 (2013): Pengembangan Subtitusi Impor Mendukung Kemandirian Bangsa
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7973.681 KB)

Abstract

Kampas rem adalah komponen penting untuk kendaraan bermotor. Kampas rem yang beredar di pasaran saat ini umumnya terbuat dari asbestos yang tidak tahan panas, tidak tahan terhadap kondisi basah sehingga sering mengakibatkan fading/slip/blong, membahayakan kesehatan, dan tidak ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah membuat komposit untuk kampas rem dari serat karbon yang tidak mengandung asbestos tetapi tahan terhadap panas dan friksi. Serat karbon dibuat dari lignin yang berasal dari limbah cair industri pulp dan kertas. Komposit kampas rem dibuat dengan mencampur serat karbon berbasis lignin dengan bahan penguat, bahan pengikat, bahan pengisi, bahan tahan friksi, dan bahan  tahan aus dengan metode sintering. Bahan penguat yang digunakan adalah, serat karbon, serat gelas, serat akrilik, serat logam, dan serat mineral. Bahan pengikat yang digunakan adalah resin fenolik dengan katalis barium sulfat, sedangkan grafit, kalsium hidroksida, bubukjambu mede dan vermiculite digunakan sebagai bahan tahan friksi, tahan aus, dan pengisi. Variasi serat karbon berbasis lignin adalah 0,05; 0,10; 0,15; 0,20; and 0,25 % (bib). Komposit yang dihasilkan diuji sifat fisisnya yaitu berat jenis dan kekerasan, sedangkan sifat mekanis meliputi ketahanan terhadap friksi dan keausan serta sifat morfologinya. Hasil menunjukkan bahwa komposit dengan kandungan serat karbon berbasis lignin 0,25 - 0,15% memenuhi persyaratan berat jenis, kekerasan dan ketahanan keausan untuk kampas rem  truk/bus. Kata Kunci : kampas rem truk/bus non asbestos, komposit, serat karbon,lignin, merang padi
MODIFIKASI STRUKTUR PERMUKAAN ALUMINIUM DENGAN BUBUK BESI MENGGUNAKAN METODA MECHANICAL ALLOYING[Surface Modification of Aluminum Plate With Iron Powder using Mechanical Alloying Method] Wismogroho, Agus Sukarto; Sebleku, Pius
Metalurgi Vol 28, No 3 (2013): Metalurgi Vol.28 No.3 Desember 2013
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.37 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v28i3.263

Abstract

MODIFIKASI STRUKTUR PERMUKAAN ALUMINIUM DENGAN BUBUK BESI MENGGUNAKANMETODA MECHANICAL ALLOYING. Pada penelitian ini telah dilakukan studi mengenai modifikasi strukturpermukaan pelat aluminium dengan bubuk besi menggunakan metoda mechanical alloying (MA) yang bertujuanuntuk dapat memperoleh lapisan paduan antara aluminium dari pelat dengan bubuk besi yang digunakan. Pelataluminium, bubuk besi dan bola-bola milling dimasukkan ke dalam bejana milling untuk dilakukan proses MA.Jumlah bubuk besi yang digunakan divariasikan sebanyak 2 dan 10 gram. Lama MA dilakukan sampai 10 jam.Hasil proses MA menunjukkan bahwa lapisan partikel dari bubuk besi dapat diperoleh di permukaan pelataluminium. Struktur pelapisan yang terbentuk berupa struktur lamellar yang merupakan gabungan antara partikelbesi dengan aluminium yang mengalami deformasi memipih karena proses penumbukan yang berulang. Sejalandengan MA, partikel besi semakin masuk ke dalam permukaan aluminium, sedangkan bagian dari aluminiumterdorong keluar sehingga membentuk pemaduan antara keduanya. Pada proses MA dengan bubuk besi 2 gram,diperoleh fasa FeAl selama lebih dari 2 jam. Sedangkan pada proses MA dengan bubuk besi 10 gram, belumdiperoleh fasa baru meskipun telah dilakukan MA selama 10 jam. Pembentukan lapisan Fe-Al, pembentukanpaduan dan lama pembentukannya sangat dipengaruhi oleh banyaknya bubuk besi yang digunakan dalam prosesMA. Ketebalan lapisan optimal berkisar 100 μm, dengan lapisan yang terlihat memiliki kepadatan tinggi danikatan yang baik. AbstractIn this research, a study on the modification of the surface structure of the aluminum plate with iron powderusing the mechanical alloying (MA) methode was conducted. This process aims to obtain a coating layer ofalloy between aluminum plates with iron powder used. Aluminum plates, iron powder and milling ballsinserted into the milling vessel for the MA process. The amount of iron powder used was 2 and 10 grams.MA was done up to 10 hours. MA results showed that the coating layer of iron particles can be obtained onthe surface of the aluminum plate. The microstructure of the coating layers formed a lamellar structurebetween Al and Fe. With increasing MA time, the iron particles entered the surface of the aluminum plate,while aluminum was pushed out that made the compound or mixing between Fe and Al. In the MA processwith 2 grams iron powder, the FeAl phase was obtained after MA for more than 2 hours. While in the processof MA with 10 grams iron powder, a new phase wasn’t observed even though after MA for 10 hours. Thecoating layers formation of the mixing Fe-Al, the Fe-Al alloy and the formation time were stronglyinfluenced by the amount of iron powder used in the MA process. The optimal coating thickness was about100μm, with apparently had a high density and a good bond.
PERCOBAAN PEMBUATAN FASA INTERMETALIK Nb3Sn DENGAN PROSES SINTERING LOGAM NIOBIUM (Nb) DAN TIMAH (Sn) Firdiyono, Florentinus; Pramono, Andika Widya; Sebleku, Pius; Ciptasari, Nurhayati Indah; Suryantoro, Anton
Metalurgi Vol 26, No 3 (2011): Metalurgi Vol. 26 No. 3 Desember 2011
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.387 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v26i3.19

Abstract

Penentuan kondisi optimum meliputi waktu milling Nb dan Sn dengan HEM (High Energy Milling), perbandingan jumlah Nb dan Sn, waktu dan temperatur pemanasan campuran Nb dan Sn. Pengamatan karakterisasi Nb3Sn yang terbentuk dilakukan dengan  menggunakan DTA (Differential Thermal Analyzer), XRD ( X-Ray Diffraction), SEM (Scanning   Electron Microscope) dan EDS (Enegy Dispersive x-ray Spectroscopy). Analisis dengan menggunakan SEM dan XRD menunjukkan waktu minimum yang diperlukan untuk milling campuran Nb dan Sn adalah 3 jam, sedangkan hasil dari analisis DTA menunjukkan pembentukan Nb3Sn terjadi pada temperatur sekitar 700 °C. Analisis XRD terhadap campuran Nb dan Sn menunjukkan bahwa makin lama waktu pemanasan maka fasa intermetalik Nb3Sn yang terbentuk akan semakin banyak. Abstract Determination of optimum conditions include milling time of Nb and Sn with HEM, ratio of Nb and Sn, heating time and heating temperature of mixed Nb and Sn. Characterization of Nb3Sn produced from the process was performed using DTA, XRD, SEM and EDS. The results of SEM and XRD analysis showed the minimum time needed for milling Nb and Sn are 3 hours, and the result of DTA analysis showed the intermetalic phase of Nb3Sn was occured at the temparetuir around 700 °C. The result of XRD analysis for mixed Nb and Sn showed that by the increasing of heating time will produced more intermetalic phase of Nb3Sn.
ANALISIS STRUKTUR DAN SIFAT MAGNETIC PEROVSKITE LaMnO3 SEBAGAI KANDIDAT BAHAN ABSORBER GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK[Effect of Structure Analysis and Magnetic Properties of Perovskite LaMnO3 as for Candidate Materials Absorber Electromagnetic Wave.] Sebleku, Pius; Adi, Wisnu Ari
Metalurgi Vol 28, No 2 (2013): Metalurgi Vol.28 No.2 Agustus 2013
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.154 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v28i2.251

Abstract

ANALISIS STRUKTUR DAN SIFAT MAGNETIC PEROVSKITE LaMnO3 SEBAGAI KANDIDAT BAHAN ABSORBER GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi bahan magnetic system LaMnO3 hasil proses mechanical alloying. Bahan magnetic ini dibuat dari oksida penyusun La2O3, dan MnCO3. Campuran di milling selama 10 jam kemudian di sintering pada suhu 1000 °C selama 10 jam. Hasil refinement pola difraksi sinar-x menunjukkan bahwa sampel memiliki fasa tunggal (single phase), yaitu fasa LaMnO3 yang memiliki struktur monoclinic (I12/a1) dengan parameter kisi a = 5.4638(7) Å, b = 5.5116(6) Å dan c = 7.768(1) Å,  = 90° dan  = 90.786(9)°, volume unit sel sebesar V = 233.93(3) Å3 dan kerapatan atomik sebesar  = 6.449 gr.cm-3. Hasil analisis elementer dan morfologi partikel tampak bahwa sampel memiliki komposisi yang telah sesuai dengan yang diharapkan dengan bentuk partikel yang relatif seragam dan terdistribusi merata diseluruh permukaan sampel. Fenomena absorpsi gelombang EM telah terjadi pada rentang frekuensi antara 9 – 15 GHz dengan frekuensi puncak absorbpsi pada 11 GHz sebesar ~ 2,6 dB. Pada frekuensi puncak ini dikalkulasi besarnya absorpsi gelombang EM mencapai 30 % dengan ketebalan bidang absorp 1,5 mm. Disimpulkan bahwa bahan lanthanum manganite LaMnO3 sistem perovskite ini dapat digunakan sebagai studi awal pengembahan bahan baru untuk absorber gelombang elektromagnetik. AbstractThe synthesis and characterization of LaMnO3 magnetic materials by mechanical alloying process have beenperformed. This magnetic material is prepared by oxides, namely La2O3, and MnCO3. The mixture wasmilled for 10 h then sintered at a temperature of 1000 ° C for 10 h. The refinement results of x-ray diffractionpattern of lanthanum manganite showed that the sample had single phases, namely, LaMnO3 phases. LaMnO3phase had a monoclinic structure (I12/a1) a = 5.4638(7) Å, b = 5.5116(6) Å and c = 7.768(1) Å,  =90°and  = 90.786(9) 0°, the unit cell volume of V = 233.93(3) Å3, and the atomic density of  = 6.449gr.cm-3. The results of elementary analysis and particle morphology appears that the sample has acomposition as expected with a relatively uniform particle shape and evenly distributed the surface of thesample. The electromagnetic wave absorption phenomenon has occurred in the frequency range of 9-15 GHzwith absorption of ~ 2.6 dB at 11 GHz peak frequency. The electromagnetic wave absorption is calculatedabout 30 % with a thickness of 1.5 mm. We concluded that the material lanthanum manganite perovskitesystem LaMnO3 can be used as a preliminary study of the development of new materials for electromagneticwave absorber.
KARAKTERISASI PASIR SILIKA CIBADAK SUKABUMI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN RAMMING MIX SILICA[Characterization of Cibadak Sukabumi Silica Sand As Raw Material for Ramming Mix Silica Manufacturing] Rachman, Abdul; Edwin, Frank; Sebleku, Pius
Metalurgi Vol 27, No 3 (2012): Metalurgi Vol.27 No.3 Desember 2012
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.068 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v27i3.236

Abstract

KARAKTERISASI PASIR SILIKA CIBADAK SUKABUMI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATANRAMMING MIX SILICA. Penelitian pembuatan ramming mix silica (RMS) dari bahan baku lokal telahdilakukan. Bahan baku yang dimaksud adalah pasir silika yang berasal dari limbah batu gongsol yang banyakterdapat di daerah Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah batugongsol menjadi produk refraktori monolitik berbentuk ramming mix yang bernilai ekonomi. Selama ini podukrefraktori monolitik khususnya RMS masih diimpor dari beberapa negara antara lain Jepang, Jerman dan Cina.Penggunaan RMS sebagai pelapis pada dinding dalam dapur induksi banyak dilakukan oleh industri peleburanlogam. Hal ini dikarenakan proses yang terjadi di dalam dapur induksi adalah proses asam sedangkan silikasendiri bersifat asam. Apabila dipilih bahan pelapis jenis basa, maka akan mengakibatkan terjadinya pengikisanpada permukaan dinding dalam dari dapur pelebur pada saat peleburan dan ramming mix akan menipis. Bila halini terjadi maka akan mengakibatkan dapur meledak karena logam cair mengenai koil. Pembuatan RMS inidilakukan dengan cara mencampur pasir silika dengan bahan pengikat kimia asam borat serta bahan perekatCMC, selanjutnya dicetak pada tekanan tertentu dan setelah kering dilakukan pembakaran. Pembuatan RMS daribahan pasir silika Cibadak ini menghasilkan kondisi terbaik untuk komposisi B dengan bahan pengikat kimiaberupa asam borat sebanyak 2%, 3% dan 4%, serta bahan perekat CMC 5% dari berat komposisi. Komposisi Badalah komposisi fraksi butir pasir silika yang terdiri dari 35% berat fraksi kasar (2,362 – 0,417) mm, 25%berat fraksi sedang (0,417 – 0,208) mm dan 40% berat fraksi halus (< 0,208) mm. AbstractA research for production Ramming Mix Silica (RMS) with local raw materials has been done. Thementioned raw materials are silica sand derived from waste of gongsol rocks which there are many inCibadak area, Sukabumi, West Java. This study aims to utilize the waste of Gongsol rocks into a monolithicrefractory products as ramming mix shaped in economic value. All the time, monolithic refractories productespecially RMS is still imported from overseas such as Japan, Germany and China. Ramming mix silica hasbeen commonly use as a coating in the inner wall of induction furnace, and mostly done by metal smeltingindustry. This is because that acid process occured in the induction furnace, while silica it self is acidic. Ifalkali material was selected, it would cause erosion of the inner wall surface at the smelting furnace, and theramming mix would become thin. If it happened, it would cause furnace explosion because melting metal hitthe coil. RMS is done by mixing silica sand with boric acid chemical binders and adhesives CMC, later printat a certain pressure and firing after dried. The production of ramming mix silica from Cibadak resultedin the best condition i.e. composition B with chemical bonding agent 2%, 3%, and 4% of borid acid andadhesive agent of CMC 5% from composition weight. Composition B was composition of silica sand granuleconsisted of 35% weight coarse fraction (2.362 – 0.417) mm, 25% weight medium fraction (0.417 – 0.208)mm, and 40% weight fine fraction (< 0.208) mm.
PENGARUH PEMAKAIAN GAS OKSIGEN PADA TAHAP PEMBUATAN MATERIAL Ba-Ca-Cu-O[Effect of Oxygen Gas Usage at the Preparation Stage of Ba-Ca-Cu-O Material] Imaduddin, Agung; firdiyono, Florentinus; Sebleku, Pius; Suryantoro, Anton; Lestari, Franciska Pramuji
Metalurgi Vol 28, No 1 (2013): Metalurgi Vol.28 No.1 April 2013
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.277 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v28i1.243

Abstract

PENGARUH PEMAKAIAN GAS OKSIGEN PADA TAHAP PEMBUATAN MATERIAL Ba-Ca-Cu-O.Sejak ditemukannya superkonduktor oksida tembaga tahun 1986 yang mempunyai suhu kritis (TC) tinggi,perhatian dunia semakin tertuju pada bahan ini untuk menemukan superkonduktor dengan TC yang lebih tinggilagi. Superkonduktor jenis ini berbasis Hg merupakan superkonduktor dengan nilai TC tertinggi diantara jenislainnya. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan bahan precursor berupa pencampuran bahan serbukBaCO3, CaCO3 dan CuO secara manual, dan kemudian dipanaskan di dalam tungku pada suhu 900 C dan 930C selama 12 jam dengan variabel pemakaian gas oksigen dan aliran udara. Dari hasil analisa XRD (x-raydiffraction) didapatkan senyawa BaCuO2, dan juga berdasarkan analisa FWHM (full width at half maximum)pada puncak tertinggi dan hasil analisa EDS (energy dispersive spectroscopy), diketahui bahwa pemanasan padasuhu 930 C dan pemakaian gas oksigen dapat mengoptimalkan reaksi pembentukan BaCuO2 dan meningkatkankritalisasi senyawa BaCuO2 yang terjadi. AbstractSince the discovery of Copper-oxide superconductors in 1986 which having a high critical temperature (TC),the world's attention is increasingly focused on these materials to find superconductors with even higher TC.Hg-based superconductors are superconductors with highest TCvalue among other types. In this work, we hasprepared precursor by mixing BaCO3, CaCO3 and CuO powder manually. , And then heated in the furnace attemperatures of 900 C and 930 C for 12 hours with the use of variable oxygen gas and air flow. Regardingto the analysis of XRD (X-Ray Diffractometer), we obtained BaCuO2 compounds, and also based on analysisof FWHM (Full Width at Half Maximum) at its highest peak and the results of EDS analysis, it was knownthat heating at temperatures of 930 C and the using of oxygen gas optimizes the reaction formation ofBaCuO2 and improvesthe crystallization of BaCuO2 compounds.
PENGARUH PENAMBAHAN MOLIBDENUM TERHADAP MORFOLOGI STRUKTUR MIKRO, SIFAT MEKANIK DAN KETAHANAN KOROSI PADUAN ZR-NB UNTUK MATERIAL IMPLAN Sukaryo, Sulistioso Giat; Badriyana, B; Sebleku, Pius
Metalurgi Vol 29, No 1 (2014): Metalurgi Vol.29 No.1 April 2014
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (692.076 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v29i1.267

Abstract

PENGARUH PENAMBAHAN MOLIBDENUM TERHADAP MORFOLOGI STRUKTUR MIKRO,SIFAT MEKANIK DAN KETAHANAN KOROSI PADUAN Zr-Nb UNTUK MATERIAL IMPLAN.Paduan Zr-Nb adalah material paduan yang banyak digunakan untuk bio-implan. Penambahan unsur lain dalampaduan berbasis Zr-Nb seperti molibdenum akan meningkatkan sifat mekanik dan ketahanan korosinya.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat morfologi struktur mikro, karakteristik sifat mekanik danketahanan korosi dalam paduan Zr-Nb dengan dan tanpa penambahan molibdenum. Komposisi paduan yangakan dibuat adalah Zr-2,5% Nb dan Zr-2,5% Nb-0,5% Mo, dimana molibdenum ditambahkan dalam paduandengan proses peleburan menggunakan tungku busur listrik. Ingot paduan Zr-2,5% Nb dan Zr-2,5% Nb-0,5%Mo kemudian diuji keras secara mikro dengan Vicker?s, metalografi dengan mikroskop optik (OM) dan SEM(scanning electrone microscopy), uji XRD (X-ray diffraction) serta uji korosi dalam lingkungan larutan simulasitubuh (simulated body fluid-SBF). Hasil metalografi dan uji XRD menunjukkan bahwa struktur yang terbentukadalah fasa ?-Zr yang terdistribusi secara homogen dan berukuran sangat halus (fine grain). Laju korosi dalampaduan Zr-2,5Nb adalah sebesar 0,1023 mpy, sedangkan setelah penambahan molibdenum dalam paduan Zr-2,5% Nb-0,5% Mo laju korosi semakin lambat sebesar 0,089 mpy. Hal ini terjadi akibat terbentuknya lapisantipis dari zirkonium dan molibdenum oksida sebagai pelindung di permukaan paduan. Kekerasan paduan Zr-2,5% Nb mencapai 183 VHN dan meningkat menjadi 230 VHN setelah penambahan 0,5% berat Mo. Hal inidimungkinkan karena adanya fenomena penghalusan butir yang berakibat pada naiknya kerapatan dislokasidalam paduan Zr-2,5% Nb-0,5% Mo.