Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KONSUMSI SUSU DAN PRODUK OLAHAN SUSU PADA MURID TAMAN KANAK-KANAK DI PEDESAAN JAWA TIMUR Dian Shofiya; Agustin Dwi Proklamardike; Melina Sari
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 7, No 3 (2017): Agustus 2017
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Susu bagi sebagian besar masyarakat Indonesia masih tergolong makanan mewah, sehingga jumlah konsumsi susu di Indonesia masih sangat rendah. Konsumsi susu sangat penting bagi anak pra sekolah, karena pada saat itu sedang terjadi pertumbuhan tulang. Konsumsi susu berpengaruh pada kejadian osteoporosis pada usia selanjutnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui jenis sediaan susu yang banyak dikonsumsi, jumlah susu yang dikonsumsi dan produk olahan susu yang disukai oleh anak pra sekolah Di pedesaan Jawa Timur. Sampel penelitian adalah 50 murid TK dan playgroup di Kab. Tuban yang dipilih dari kecamatan dengan angka stunted yang tinggi, yaitu Kec. Jenu. Unit sampel penelitian adalah orang tua murid TK. Hasil penelitian diketahui bahwa konsumsi susu pada anak pra sekolah di pedesaan Jawa Timur masih rendah. 24% dari anak pra sekolah tidak meminum susu dalam seharinya, 64% hanya minum susu kurang dari 480ml/ hari. Sediaan susu yang paling disukai adalah susu kental manis dan susu bubuk. Produk olahan susu yang paling sering dikonsumsi adalah ice cream. Rekomendasi: Guru Pra Sekolah diharapkan menjadi agent peningkatan konsumsi susu melalui pembiasaan minum susu sarta edukasi pada orang tua tentang pentingnya konsumsi susu sebagai sumber kalsium.
Hubungan ASI Eksklusif dan Frekuensi Sakit Pada Bayi di Surabaya Barat Dianatul Fitri; Dian Shofiya
Amerta Nutrition Vol. 4 No. 1 (2020): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v4i1.2020.30-35

Abstract

Background: Breast milk contains colostrum which is rich in antibodies, because it contains protein for immune system and is useful in preventing illness in high amounts. Exclusive breastfeeding coverage was 65.9% in Surabaya City. The Surabaya Health Profile, exclusive breastfeeding was 66.42% that distributed in 12 Puskesmas. Although West Surabaya was higher than average exclusive breastfeeding in Surabaya City, but it is still far enough to reach the national target of 80%.Objectives: To identify respondent characteristics and analyze the correlation between exclusive breastfeeding and the frequency of illness among infants Methods: This study was an observational study with a prospective cohort design. The source of the data derived from the primary data of assisting mothers in West Surabaya since the bride in 2016 to April 2019 by the Surabaya City Health Office and counting by quota sampling. The population was infants in West Surabaya. Sample are 65 infants in April 2019 those obtained from primary data on assisting mothers in West Surabaya. The analysis used was univariate and bivariate analysis (Chi Square Fisher Exact Test).Results: Coverage of exclusive breastfeeding was 43.1%. The results of the p-value of the chi square fisher's exact test (0.021) were smaller than the level of significant (0.05), the Phi-Crammer coefficient shows a value of 0.285 and a relative risk of 6.81 when Confidence of Interval was 0,915-50,669.Conclusions: There was significant correlation between exclusive breastfeeding and frequencies of illness among infant in West Surabaya. ABSTRAK Latar Belakang : ASI mengandung kolostrum yang kaya antibodi, karena terdapat kandungan protein untuk daya tahan tubuh dan bermanfaat mematikan kuman dalam jumlah tinggi. Di Kota Surabaya, cakupan ASI eksklusif sebesar 65,9%. Pada Profil Kesehatan Kota Surabaya tahun 2016, cakupan ASI eksklusif di Wilayah Surabaya Barat sebanyak 66,42% yang tersebar di 12 Puskesmas. Meskipun Surabaya Barat telah melebihi rata-rata cakupan ASI eksklusif Kota Surabaya, namun masih cukup jauh untuk mencapai target nasional yaitu 80%.Tujuan : Mengidentifikasi karakteristik responden dan menganalisis hubungan antara pemberian ASI eksklusif  dan frekuensi sakit pada bayiMetode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cohort prospective. Sumber data berasal dari data primer pendampingan ibu di Surabaya Barat sejak calon pengantin pada tahun 2016 hingga April 2019 oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya dengan cara quota sampling. Populasi merupakan bayi di Surabaya Barat. Sampel sebanyak 65 bayi pada Bulan April 2019 yang diperoleh dari data pendampingan ibu di Surabaya Barat. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat (Chi Square Fisher Exact Test).Hasil : Cakupan pemberian ASI eksklusif adalah 43,1%. Hasil p-value uji chi square fisher’s exact test (0,021) lebih kecil dari level of siqnificant (0,05), Phi-Crammer Coefficient menunjukkan nilai 0,285 dan relative risk sebesar 6,81.Kesimpulan : Adanya hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan frekuensi sakit pada bayi berumur 0-12 bulan di Surabaya Barat.
Buang Air Sembarangan dan Stunting Inne Soesanti Soesanti; Dian Shofiya; Winarko Winarko; Mujayanto Mujayanto; Rahmania Rahmania
Media Gizi Indonesia Vol. 17 No. 1SP (2022): Media Gizi Indonesia (National Nutrition Journal) Special Issue: Internation
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v17i1SP.193-199

Abstract

Desa Mergosari, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban mempunyai prevalensi balita stunting sebesar 25,7% pada tahun 2022. Salah satu faktor penyebab stunting adalah rendahnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat di desa mergosari. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Informan dipilih secara purposif. Informan terdiri dari perangkat desa, bidan dan kader Posyandu. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara melalui diskusi kelompok fokus dan observasi terkait penggunaan perilaku hidup bersih dan sehat. Analisa data dilakukan dengan cara triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan masih banyak warga desa yang melakukan buang air besar sembarangan seperti di tanah rerumputan meskipun mereka sudah mempunyai jamban atau closet di rumahnya. Buang air besar di rerumputan sudah dilakukan oleh warga masyarakat sejak dahulu bahkan dari generasi ke generasi. Hal ini menunjukkan perilaku tersebut sudah menjadi budaya. Buang air besar sembarangan dapat mengakibatkan banyaknya lalat dan cacing. Perilaku ini dapat menimbulkan resiko penyakit cacingan terutama jika anak-anak tidak menggunakan alas kaki ketika bermain di rumah serta tidak mencuci tangan dan kaki setelah bermain di luar rumah. Makanan tidak ditutupi oleh tutup saji akan dihinggapi oleh lalat dan dapat mengakibatkan diare. Perilaku buang air besar sembarangan telah menjadi budaya. Rekomendasi bagi pemerintah setempat supaya mengubah perilaku masyarakat untuk tidak melakukan buang air besar sembarangan sebagai upaya pencegahan stunting.
Komitmen Pimpinan Pada Penurunan Stunting Di Kabupaten Tuban Jawa Timur Dian Shofiya; Inne Soesanti; Rachmaniah; Winarko; Mujayanto; Sa’idah Zahrotul Jannah
Media Gizi Indonesia Vol. 17 No. 1SP (2022): Media Gizi Indonesia (National Nutrition Journal) Special Issue: Internation
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v17i1SP.211-214

Abstract

Stunting menyebabkan lemahnya persaingan sumber daya manusia (SDM) suatu negara, karena selain tampilan fisik juga berdampak pada kemampuan kognitif. Hasil SSGI21 menyatakan prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4%. Pemerintah menargetkan prevalensi stunting tahun 2024 menjadi 14%. Untuk mencapai angka tersebut memerlukan komitmen ditingkat pusat sampai dengan desa. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui komitmen pemerintah dan masyarakat desa dalam percepatan penurunan stunting. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Focus Group Discusion merupakan cara pengumpulan data secara kualitatif. Partisipan dalam FGD adalah kepala desa dan pamong desa, bidan desa, bidan Puskesmas, serta anggota TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) di tingkat desa. Penelitian dilakukan di 10 desa lokus stunting di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen pimpinan telah ada tetapi belum operasional. Komitmen pendanaan masih bersifat umum belum focus pada balita stunting dan keluarga beresiko stunting, sangat bergantung pada dana pemerintah pusat dan bersumber pada dana desa yang sangat terbatas berupa pemberian makanan tambahan di posyandu. Sumberdaya manusia telah banyak melakukan kegiatan tetapi belum semua terlibat dalam kegiatan percepatan penurunan stunting, misalnya bisang pendidikan dalam hal ini adalah PAUD. Saran yang dapat diberikan agar pimpinan desa melakukan sosialisasi kepada seluruh tim percepatan penurunan stunting, memfokuskan sekaligus menambah besarnya anggaran untuk balita stunting dan keluarga beresiko stunting dan melibatkan semua komponen masyarakat untuk melakukan percepatan penurunan stunting. Kata kunci : stunting, komitmen pimpinan, dana desa.
First 1000 Days of Life Education for Cadres at the Work Area Health Center in Sambikerep District, Surabaya Melina Sari; Dian Shofiya; Ani Intiyati; Taufiqurrahman; Nur Hatijah; Nuning Marina Pengge; Juliana Christyaningsih; Devi Eka Ratnasari; Atika Nuswantari; Mujayanto; Erlyna Jayeng Wijayanti; Khristine Saputri
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 12 (2022)
Publisher : Peneliti Teknologi Teknik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59247/jppmi.v2i12.192

Abstract

The First 1000 Days of Life Movement (HPK) is also known as Scaling Up Nutrition (SUN) as a state effort to accelerate nutrition improvement, especially handling nutrition from 1000 days from pregnancy to two years of age. Pregnant women, nursing mothers, newborns and children under two years of age (baduta) are the target groups to improve the quality of life for the first 1000 days of humanity. For cadres as the spearhead of health workers who are directly involved with the community, there is still a low level of knowledge of cadres from an academic and technical perspective regarding the implementation of Posyandu. Providing 1000 HPK education is expected to be able to carry out posyandu activities optimally on target. The 1000 HPK cadre education activities showed an increase in scores for general knowledge of posyandu cadres, attitudes and actions of cadres and knowledge of balanced nutrition. The knowledge that the respondents had before being given education & training was good, this is probably due to the age characteristics that are in the range of 30-40 and the education of the respondents who graduated from high school allows the respondents to have good knowledge.