Lansia merupakan kelompok umur yang paling beresiko mengalami gangguan keseimbangan postural karena lansia mengalami kemunduran atau perubahan morfologis pada otot yang menyebabkan perubahan fungsional otot dengan terjadinya penurunan kekuatan dan kontraksi otot (Lazdia dkk, 2018). Lansia dengan gangguan keseimbangan postural akan sangat beresiko untuk terjadinya jatuh. Jatuh adalah ketidak mampuan untuk mempertahankan pusat kekuatan anti gravitasi pada dasar penyanggah tubuh (misalnya, kaki saat berdiri,) atau memberi respon secara cepat pada setiap perpindahan posisi atau keadaan statis (Lazdia dkk, 2018). Dengan mengetahui faktor resiko jatuh sendiri maka kita dapat mencegah terjadinya jatuh dan penyulitnya. Keseimbangan postural (balance/stability) didefinisikan sebagai kemampuan tubuh untuk memelihara pusat dari masa tubuh dengan batasan stabilitas yang ditentukan dengan dasar penyangga. Batasan stabilitas adalah tempat pada suatu ruang dimana tubuh dapat menjaga posisi tanpa berubah dari dasar penyangga. Batasan ini dapat berubah sesuai dengan tugas, biomekanik secara individual dan aspek lingkungan. Keseimbangan berdiri diartikan sebagai kemampuan untuk berdiri tanpa bantuan, tanpa terjatuh atau merubah dasar penyangga atau menggunakan tangan (Suhartono, 2009). Data di dunia tahun 2014 akibat gangguan keseimbangan pada lanjut usia diatas 65 tahun yaitu sekitar 28-35% dan usia diatas 70 tahun sekitar 34-42%. Sedangkan di Amerika Serikat 2,5 juta jiwa ditangani di ruang gawat darurat karena luka-luka akibat jatuh dan 700.000 jiwa dirawat setiap tahunnya. Gangguan keseimbangan tidak hanya menimbulkan jatuh tetapi dapat menimbulkan kematian, di setiap tahunnya ada kejadian jatuh yang menyebabkan cedera kepala (47%), tungkai atas (28%), tungkai bawah (26%) (kusnanto, 2015). Balance exercise merupakan intervensi fisioterapi yang dapat mengatasi permasalahan yang dihapi lansia yang mempengaruhi keseimbangan postural (Kusnanto, 2015). Latihan balance exercise merupakan aktifitas fisik yang dilakukan untuk meningkatkan kestabilan tubuh dengan meningkatkan kekuatan otot ekstremitas bawah (Noyman, 2013). Balance exercise dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 5 minggu adalah frekuensi yang optimal, dan dapat meningkatkan keseimbangan postural lansia dan mencegah timbulnya jatuh (Skelton, 2015). Madureira et al., (2016) menyatakan bahwa latihan keseimbangan fungsional dan statis, mobility dan menurunkan frekuensi terjatuh pada lansia dengan osteoporosis. Keseimbangan tubuh lebih baik pada lansia yang diberikan Latihan keseimbangan dibandingkan kelompok. Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian Latihan balance exsercise dapat berpengaruh terhadap keseimbangan pada Lansia. Dapat dilihat dari hasil penelitian ini bahwa Latihan balance exsercise pada lansia yang dilakukan 2 kali sehari selama 7 hari dapat meningkatkan keseimbangan dengan nilai keseimbangan sebelum intervensi 42,4 dan setelah intervensi 50,5 Terdapat hubungan balance exercise dengan peningkatan keseimbangan postural pada lansia (p value = 0.025 < 0.05). Balance exercise dapat meningkatkan keseimbangan khususnya pada ekstremitas bawah yang akan mengalami peningkatan massa otot.