Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN PADA LANSIA DI ROUJINHOME AIWAKAI IKEADEAN OKINAWA JEPANG Desta Anggoro Saputri; Tri Sumarni; Wіlіꜱ Sukmanіngtyaꜱ
Viva Medika Vol 15 No 2 (2022): VOLUME 15 / Nomor 02 /MARET/ 2022
Publisher : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.693 KB) | DOI: 10.35960/vm.v15i2.854

Abstract

Elderly_aged_60_yearꜱ_experіenced_decreaꜱed_functіᴏn_and_experіenceddіꜱturbanceꜱ,eꜱpecіal іn the level ᴏf іndependence іn daіly actіvіtіeꜱ. Changeꜱ that ᴏccur іn the elderly іnclude phyꜱіcal, ꜱᴏcіal and mental changeꜱ. Changeꜱ іn phyꜱіcal dіꜱᴏrderꜱ ᴏf іndependence dіꜱᴏrderꜱ іn the elderly. The purpᴏꜱe ᴏf thіꜱ ꜱtudy waꜱ tᴏ determіne the deꜱcrіptіᴏn ᴏf іndependence іn the elderly at Rᴏujіn Hᴏme Aіwakaі Іkedaen ᴏkіnawa Japan. Thіꜱ ꜱtudy uꜱeꜱ a deꜱcrіptіve technіque wіth a crᴏꜱꜱ ꜱectіᴏnal apprᴏach. The ꜱample uꜱed іn the ꜱtudy waꜱ 30 reꜱpᴏndentꜱ uꜱіng іncluꜱіᴏn crіterіa and excluꜱіᴏn crіterіa. The ꜱamplіng technіque іn thіꜱ ꜱtudy uꜱed purpᴏꜱіve ꜱamplіng. The analyꜱіꜱ іn thіꜱ ꜱtudy uꜱed unіvarіate analyꜱіꜱ wіth a tᴏtal ᴏf 30 reꜱpᴏndentꜱ. The tᴏᴏlꜱ uꜱed іn thіꜱ ꜱtudy were queꜱtіᴏnnaіreꜱ and the Barthel іndex ᴏbꜱervatіᴏn ꜱheet. The deꜱcrіptіᴏn ᴏf the іndependence ᴏf the elderly at Rᴏujіn Hᴏme Aіwakaі Іkedaen ᴏkіnawa Japan fᴏund that the elderly іn Rᴏjіnhᴏme Aіwakaі Іkedaen Japan were mᴏꜱtly іn the categᴏry ᴏf ᴏld age (75-90 yearꜱ) aꜱ many aꜱ 21 peᴏple (70.0%). Mᴏꜱt ᴏf the elderly іn_Rᴏjіnhᴏme Aіwakaі_Іkedaen _ᴏkіnawa,_Japan_are_16_peᴏple (53.3%). The elderly іn Rᴏjіnhᴏme Aіwakaі Іkedaen ᴏkіnawa Japan mᴏꜱtly have hypertenꜱіᴏn, aꜱ many aꜱ 25 peᴏple (83.3%). The elderly іn Rᴏjіnhᴏme Aіwakaі Іkedaen ᴏkіnawa Japan are mᴏꜱtly іndependent іn the Partіal Care categᴏry_іn_carryіng_ᴏut_daіly_actіvіtіeꜱ_aꜱ_many aꜱ 19_peᴏple_(63,3%)
Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Kinerja Perawat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalinga MIsto Misto; Indri Heri Susanti; Tri Sumarni
Viva Medika Vol 15 No 2 (2022): VOLUME 15 / Nomor 02 /MARET/ 2022
Publisher : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.005 KB) | DOI: 10.35960/vm.v15i2.858

Abstract

Kecerdasan emosional adalah suatu suatu dimensi yang menunjukkan kemampuan manusia secara emosional dan sosial. Kecerdasan berperan membentuk kepribadian individu sehingga dapat mengenali dan mengendalikan diri, memahami emosi orang lain dan dapat berinteraksi sosial dengan sesama. Kinerja seorang perawat adalah capaian hasil pelaksanaan kegiatan yang dilakukan perawat sesuai kemampuannya berdasarkan standar asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kecerdasan emosi dengan kinerja perawat. Rancangan penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini, semua perawat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kecamatan Rembang sebanyak 32 perawat. Gambaran umum karakteristik responden menunjukan perempuan 65,6%, usia dewasa akhir (36-45 th) 53,1%, pendidikan D3 Keperawatan 78,1%, masa kerja 12-22 tahun 53,1%. Hasil penelitian 90,6% memiliki kecerdasan emosi tinggi, dan 84,4% memiliki kinerja baik. Uji statistik menunjukan nilai p= 0,024 dengan koefisien korelasi 0,397 sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan signifikan dengan kekuatan rendah antara kecerdasan emosi dengan kinerja
Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Ruang dan Self Efficacy Perawat di Ruang Rawat Inap Rsud Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Tri Sumarni; Arni Nur R; Wasis Eko K
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 8 (2022): Volume 4 Nomor 8 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v4i8.6783

Abstract

ABSTRACT Self-efficacy influences nurses' motivation to care, thinking and decision-making processes, prioritizing interventions and encouraging them to continue caring for patients despite difficulties and failures. Self-efficacy is developed in four ways, which include the experience of success, the experience of others, emotional management and verbal persuasion. The head of the room can provide an increase in nurse self-efficacy through verbal persuasion in the hospital. The purpose of this study was to analyze the relationship between transformational leadership style and nurses' self-efficacy. This research is a descriptive correlational study with a cross sectional approach. The sample size in this study was calculated based on the Slovin formula. The number of samples in this study were 92 nurses who were taken by purposive sampling technique. The instruments in this study were the Global Transformational Leadership (GTL) and New General Self-Efficacy (NGSE) questionnaires. The GTL AND NGSE questionnaires were measured in the form of a Likert scale, 5 points ranging from 1 strongly disagree to 5 strongly agree. Data analysis using Spearman Rank statistical test. The average transformational leadership style is 25.54, the average self-efficacy is 34.14, there is a relationship between transformational leadership style and self-efficacy (r=0.76, p=0.000).  There is a relationship between transformational leadership style and nurses' self-efficacy. Transformational leadership pays attention to the needs of subordinates, inspires subordinates' motivation and advances their skills. These behaviors have a positive impact on the self-efficacy of subordinates. Keywords: Self Efficacy; Transformational Leadership Style  ABSTRAK Self efficacy mempengaruhi motivasi perawat untuk merawat, proses berpikir dan pengambilan keputusan, memprioritaskan intervensi dan mendorong untuk terus merawat pasien meskipun mengalami kesulitan dan kegagalan. Self-efficacy dikembangkan dalam empat cara, yang meliputi pengalaman keberhasilan, pengalaman orang lain, pengelolaan emosi dan persuasi verbal. Kepala ruang dapat memberikan peningkatan self-efficacy perawat melalui adanya persuasi verbal di rumah  sakit. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan gaya kepemimpinan transformasional dengan self efficacy perawat.  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus Slovin. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 92 perawat pelaksana yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner Global Transformational Leadership (GTL) dan  New General Self-Efficacy (NGSE). Kuesioner GTL DAN NGSE diukur dalam bentuk skala likert, 5 point mulai dari 1 sangat tidak setuju sampai 5 sangat setuju. Analisis data menggunakan uji statistik Spearman Rank.    Rata-rata gaya kepemimpinan transformasional 25,54, rata-rata self efficacy 34,14 ada hubungan gaya kepemimpinan transformasional dengan self efficacy (r=0,76, p=0,000). Terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan self efficacy perawat.  Kepemimpinan transformasional memperhatikan kebutuhan bawahan, menginspirasi motivasi bawahan dan memajukan keterampilan mereka. Perilaku-perilaku tersebut memiliki dampak positif pada efikasi diri bawahan. Kata kunci: Self Efficacy; Gaya Kepemimpinan Transformasional
Implementasi Penggunaan Range Of Motion (ROM) terhadap Kekuatan Otot Klien Stroke Non Hemoragik Triyana Agustin; Indri Heri Susanti; Tri Sumarni
Journal of Management Nursing Vol. 1 No. 4 (2022): Journal of Management Nursing
Publisher : Scipro Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53801/jmn.v1i4.70

Abstract

Latar Belakang: Stroke merupakan kondisi kematian sel saraf (nekrosis) otak yang disebabkan karena kegagalan dalam mensuplai darah. Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan neurologis yang perlu mendapatkan penanganan mendesak karena dapat mengakibatkan defisit neurologis. Komplikasi yang sering terjadi adalah kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah (hemiparesis) yang timbul secara mendadak, hingga terjadi penurun kesadaran. Tujuan: Untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien Stroke non Hemoragik yang mengalami gangguan mobilitas fisik. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Pengambilan sampel kasus menggunakan simple random sampling pada bulan April 2022. Subjek studi kasus menggunakan satu pasien yang terdiagnosa medis stroke non hemoragik yang mengalami gangguan mobilitas fisik di Ruang Assyifa RSI Banjarnegara. Peneliti menggunakan format pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik. Peneliti melakukan proses asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian hingga evaluasi selama 3 hari. Hasil: Hasil didapatkan bahwa pasien mengeluhkan adanya kelemahan pada kaki dan tangan sebelah kanan saat melakukan aktivitas. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu, serta jarang melakukan pemeriksaan. Tekanan darah 203/103 mmHg, nadi 97 kali per menit, irama nafas 20 kali per menit, dan suhu 36,9 0C. Bibir pucat, mukosa mulut kering. Diganosa medis tertulis pasien mengalami Stroke Non Hemoragik. Pemeriksaan ekstremitas didapatkan ektremitas kanan atas melemah nilai 2 dan ekstremitas kanan bawah melemah nilai 2, ekstremitas kiri atas dan bawah normal nilai 5 dan rentang gerak terbatas. Kesimpulan: Berdasarkan data yang didapatkan, pasien mengalami gangguan mobilitas fisik. Peneliti memberikan intervensi ROM selama tiga hari, serta mengajarkan dan menjelaskan kepada keluarga  terkait dengan ROM. Tindakan ROM selama 3 hari menunjukkan adanya perubahan terhadap nilai rentang dari pasien, sehingga dapat disimpulkan pemberian tindakan ROM efektif untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik.
HUBUNGAN RESPONSE TIME DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN GAWAT DAN DARURAT DI IGD RS EMANUEL KABUPATEN BANJARNEGARA Thomas Guntur Mulyanto; Ita Apriliyani; Tri Sumarni
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 1 No. 10: Oktober 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Pelayanan kesehatan terutama rumah sakit mempunyai instalasi gawat darurat untuk melayani pasien yang dalam keadaan gawat maupun darurat. Penanganan dengan cepat juga tepat diperlukan segera. Pasien dengan kondisi tersebut akan menyebabkan kecemasan untuk anggota keluarga. Waktu tanggap pelayanan pasien yang diperlukan dalam memberikan penanganan pasien yakni ≤ 5 menit. Tujuan: mengetahui hubungan response time dengan tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang IGD RS Emanuel Kabupaten Banjarnegara. Metode: menggunakan penelitian kuantitatif dan pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel mengunakan accidental sampling, dan sampel yakni 75 responden. Instrumen pengukuran tingkat kecemasan memakai State - Trait Anxiety Inventory (STAI) dan lembar observasi response time perawat. Hasil: frekuensi kecemasan terbesar dengan kecemasan sedang sebanyak 42 responden (56%), uji analisis statistik menggunakan Spearman rank dan di dapatkan nilai p value = 0,005 atau (p<0,05), sehingga ditemukan adanya keterkaitan response time dan kecemasan keluarga pasien di ruang IGD. Simpulan: Tingkat kecemasan keluarga akan menurunkan seiring semakin cepatanya response time perawat terhadap pasien.
Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Ajibarang Richard Ariko; Tri Sumarni
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 10 No 1 (2021): Edisi Januari-Juni 2021
Publisher : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.715 KB) | DOI: 10.32534/jik umc.v10i1.1975

Abstract

Abstrak Latar belakang: Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai didalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah motivasi kerja.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Ajibarang.Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling, sejumlah delapan puluh responden. Pengukuran kinerja perawat menggunakan kuesioner Quality Of Nursing Care dan pengukuran motivasi kerja menggunakan lembar kuesioner Nurses’ Motivating Factors. Analisis bivariat menggunakan uji spearman rank.Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja perawat sebagian besar adalah tinggi sebanyak 57 responden (71,2%). Kemudian hasil penelitian tentang kinerja perawat menunjukkan kinerja baik sebanyak 78 responden (97,5%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat dengan nilai nilai p value adalah 0,024. Kesimpulan dari penelitian ini adalah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap sehingga akan meningkatkan pelayanan kesehatan di ruangan. Kata kunci : Motivasi Kerja, Kinerja, Perawat
Hubungan Usia dengan Kejadian Hipotensi Pada Pasien Pasca Spinal Anestesi di Kamar Operasi Rumah Sakit Umum Tgk. Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie Aceh Zulfakhrizal Zulfakhrizal; Tri Sumarni; Siti Haniyah
Viva Medika Vol 16 No 2 (2023): VOLUME 16 / Nomor 02 /MARET/ 2023
Publisher : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35960/vm.v16i2.908

Abstract

Background : Hypotension is the most common complication during spinal anesthesia with an incidence of more than 80%. Objective: The study aims to determine the relationship between age and the incidence of hypotension in post-spinal anesthesia patients in the operating room of Tgk General Hospital. Chik Ditiro Sigli. Methods: This study uses cross-sectional analytic types. The population in this study were intraoperative patients under spinal anesthesia at Tgk Chik Ditiro Hospital, Pidie District, Aceh Province in the last 2 months, namely 112 patients. The sampling technique in this study used a purposive sampling technique of 88 respondents. Data analysis was performed univariately and bivariately using the chi square test. Results: Most of the post-spinal anesthesia patients were early adults (26-35 years) with 40 respondents (45.5%). The incidence of hypotension in post-spinal anesthesia patients was found that most of them did not experience hypotension as many as 54 respondents (61.4%). There is a significant relationship between age and the incidence of hypotension in post-spinal anesthesia patients with a p-value<0.001.. Conclusion: This study concluded that there is a significant relationship between age and the incidence of hypotension in post-spinal anesthesia patients in the operating room of Tgk General Hospital. Chik Ditiro Sigli.
Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Tingkat Nyeri Post Operatif Sectio Caesarea Teknik Anestesi Spinal Yeli Saputra; Tri Sumarni; Suci Khasanah
Viva Medika Vol 16 No 2 (2023): VOLUME 16 / Nomor 02 /MARET/ 2023
Publisher : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35960/vm.v16i2.915

Abstract

Surgical procedures will cause feelings of anxiety for the patient and will also have an impact on the patient's pain intensity after sectio caesarea. The aim of this study was to determine the relationship between anxiety levels and pain levels in postoperative sectio caesarea using spinal anesthesia. This research method is quantitative with a descriptive correlation type with a cross sectional design. The number of samples in this study were 33 respondents with a total sampling technique according to the inclusion and exclusion criteria. Data analysis was performed univariately with frequency distribution and bivariately using the Spearman correlation test. The results showed that the majority of postoperative sectio caesarea patients experienced moderate anxiety as many as 17 respondents (51.5%) and moderate pain levels as many as 23 respondents (69.7%). The results of the Spearman correlation test showed that there was a significant correlation between the scores of preoperative anxiety levels and the pain level of postoperative sectio caesarea spinal anesthesia technique with a p-value of 0.002 (p<0.05). This study concludes that there is a relationship between the level of anxiety and the level of pain in postoperative sectio caesarea using spinal anesthesia at RSUD dr. Zubir Mahmud, East Aceh Regency.
Hubungan Lama Operasi dengan Kejadian Shivering Pada Pasien Pasca Spinal Anestesi Di RSUD Meuredu Kabupaten Pidie Jaya Aceh Zulfikar Zulfikar; Tri Sumarni; Wasis Eko Kurniawan
Viva Medika Vol 16 No 2 (2023): VOLUME 16 / Nomor 02 /MARET/ 2023
Publisher : Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35960/vm.v16i2.919

Abstract

Shivering events after anesthesia can cause patients to feel uncomfortable or even painful due to stretching of the surgical scar and increased oxygen demand due to increased muscle activity. The purpose of this study was to determine the relationship between the duration of surgery and the incidence of shivering in post-spinal anesthesia patients at Meureudu Hospital, Pidie Jaya District, Aceh. This study uses an analytic method that is cross sectional. The sampling technique in this study was carried out using a purposive sampling technique of 65 respondents. The instrument in this study used an observation sheet containing the length of operation and shivering. Data analysis was performed univariately and bivariately using the chi-square test. The results showed that of the 65 respondents, most of them underwent surgery quickly, as many as 29 respondents (44.6%), most of the post-spinal anesthesia patients at Meuredu Hospital, Pidie Jaya Regency, did not experience shivering, as many as 33 respondents (50.8%). the chi-square test showed that there was a relationship between length of operation and the incidence of shivering in post-spinal anesthesia patients with a p value of 0.001 (p <0.05). The conclusion of this study is that there is a relationship between the duration of surgery and the incidence of shivering in post-spinal anesthesia patients at Meureudu Hospital, Pidie Jaya District
Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Gadar Caring Scale 46 (Gcs-46) Arif Nur Hidayanto; Ikit Netra Wirakhmi; Tri Sumarni
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.472 KB)

Abstract

Perilaku caring perawat merupakan sikap yang harus dimiliki oleh perawat, semua pasien membutuh caring perawat tidak terkecuali pasien di Intalasi Gawat Darurat, walaupun kondisi di Instalasi Gawat Darurat dituntut cepat dan tepat. Perawat tidak boleh melupakan caring pada pasien di Intalasi Gawat Darurat, karena kurangnya caring akan memicu kondisi pasien yang tidak nyaman atau merasa cemas sehingga akan mempengaruhi kondisinya menjadi tidak baik.. Desain penelitiannya deskriptif kuantitatif dengan pendekatan waktu cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien sebanyak 106 responden dengan teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Gadar Caring Scale 46 dengan analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan perilaku caring perawat berdasarkan Gadar Caring Scale 46 (GCS-46) pada aspek perilaku caring dalam kategori cukup (56,6%), pada aspek lingkungan caring dalam kategori cukup (51,9%) dan pada aspek administrasi caring dalam kategori cukup (57,5%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku caring berdasarkan Gadar Caring Scale 46 (GCS-46) dalam kategori cukup.