Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan Emosi Anak (Studi Kasus Penerapan Pola Komunikasi Keluarga dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Emosi Anak pada Keluarga Jawa) Setyowati, Yuli
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 1 (2005)
Publisher : Jurnal Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.064 KB)

Abstract

Abstact: This research aimed to describing the communication pattern taking place inside Javanese families in Sleman regency and city of Yogjakarta. It also to discover the extent to which Javanese families understood and realized the importance of family communication and child emotional development, and the impact of family communication on child emotional development. This research was using descriptive–qualitative method and based on symbolic interactionism theory. Data were collected by using a passive observation technique and by conducting in-depth interviews with 18 informans. Informans were taken by employing a purposive sampling and selected based on their accessibility to the studied issue. Data were analyzed using interactive analysis model.
Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan Emosi Anak (Studi Kasus Penerapan Pola Komunikasi Keluarga dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Emosi Anak pada Keluarga Jawa) Setyowati, Yuli
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol 2, No 1 (2005)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.064 KB) | DOI: 10.24002/jik.v2i1.253

Abstract

Abstact: This research aimed to describing the communication pattern taking place inside Javanese families in Sleman regency and city of Yogjakarta. It also to discover the extent to which Javanese families understood and realized the importance of family communication and child emotional development, and the impact of family communication on child emotional development. This research was using descriptive–qualitative method and based on symbolic interactionism theory. Data were collected by using a passive observation technique and by conducting in-depth interviews with 18 informans. Informans were taken by employing a purposive sampling and selected based on their accessibility to the studied issue. Data were analyzed using interactive analysis model.
Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan Emosi Anak (Studi Kasus Penerapan Pola Komunikasi Keluarga dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Emosi Anak pada Keluarga Jawa) Yuli Setyowati
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol. 2 No. 1 (2005)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.064 KB) | DOI: 10.24002/jik.v2i1.253

Abstract

Abstact: This research aimed to describing the communication pattern taking place inside Javanese families in Sleman regency and city of Yogjakarta. It also to discover the extent to which Javanese families understood and realized the importance of family communication and child emotional development, and the impact of family communication on child emotional development. This research was using descriptive–qualitative method and based on symbolic interactionism theory. Data were collected by using a passive observation technique and by conducting in-depth interviews with 18 informans. Informans were taken by employing a purposive sampling and selected based on their accessibility to the studied issue. Data were analyzed using interactive analysis model.
Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Di Lingkungan Instansi Pemerintah Kota Yogyakarta I Gede Yudha Eka Pramana Putra; Yuli Setyowati
TheJournalish: Social and Government Vol. 3 No. 1 (2022): February:TheJournalish
Publisher : CV The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/tsg.v3i1.223

Abstract

Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pemerintah Kota Yogyakarta telah berupaya untuk melindungi hak asasi setiap manusia terutama yang bukan perokok untuk dapat menghirup udara segar dan bersih atau bebas dari asap rokok, serta dalam upaya menyelamatkan generasi muda bangsa dari resiko kematian di usia muda akibat merokok, dengan membuat kebijakan kawasan tanpa rokok yaitu Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2017. Namun setelah peraturan tersebut berjalan masih banyak terdapat pelanggaran terhadap kawasan tanpa rokok tersebut, bahkan banyak yang terjadinya di lingkungan instansi Pemerintah Kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan kawasan tanpa rokok di lingkungan instansi Pemerintah Kota Yogyakarta, faktor-faktor yang menjadi penghambat, serta merumuskan strategi untuk mengatasi hambatan dan mengoptimalkan implementasi kawasan tanpa rokok, dengan menggunakan teori implementasi kebijakan Edward III. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan kawasan tanpa rokok di lingkungan instansi Pemerintah Kota Yogyakarta masih belum maksimal karena masih terdapat 4 (empat) faktor penghambat yaitu (1) komunikasi yang belum optimal, (2) disiplin para kelompok sasaran yang masih rendah, (3) intensitas pengawasan yang masih rendah, dan (4) fasilitas tempat khusus merokok dan sarana mobilitas yang masih minim. Dari faktor-faktor tersebut, peneliti telah berhasil merumuskan 2 (dua) strategi untuk mengatasi hambatan dan mengoptimalkan implementasi yaitu (1) meningkatkan pengawasan melalui penambahan jumlah personil, pengadaan sarana mobilitas berupa kendaraan dan penggunaan CCTV di setiap instansi untuk mengawasi kawasan tanpa rokok secara intensif. (2) menyediakan fasilitas berupa tempat khusus merokok di setiap instansi agar para pegawai yang merokok dapat memenuhi kebutuhan merokoknya tanpa melanggar kawasan tanpa rokok.
KINERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN POSO DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Bimo Christano Mentara; Yuli Setyowati
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 3 No. 1 (2021): DECEMBER - MARET 2022
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.976 KB) | DOI: 10.55314/jcoment.v3i1.227

Abstract

Pemberdayaan masyarakat di tengah pandemi COVID-19 sudah dilakukan serentak di era pemerintahan saat ini. Akan tetapi masih terdapat beberapa program pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Poso terkendala akibat beberapa pendamping desa tidak aktif dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Poso terkait pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di masa pandemi faktor yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Poso. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif analisis data menggunakan data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Poso dari Dimensi produktivitas, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Poso diketahui tidak produktif dan tidak tidak efisien karena waktu kerja efektifnya selama 640,83 jam. Dimensi kualitas layanan, telah terdapat keterbukaan informasi mengenai persyaratan dan prosedur pelayanan untuk setiap jenis pelayanan yang diinformasikan. Dimensi responsivitas, Dinas PMD Kabupaten Poso cukup baik dalam penentuan strategi pengembangan desa dan pemberdayaan masyarakat. Dimensi responsibilitas, meskipun secara pendidikan sudah memadai, masih terdapat permasalahan yakni pemahaman pegawai baik itu Aparatur Sipil Negara terhadap tugas pokok dan fungsi yang masih tergolong rendah sehingga pekerjaan diselesaikan oleh pegawai tertentu saja. Dimensi akuntabilitas, dari perhitungan efektivitas dan efisien menunjukkan bahwa secara efektivitas anggaran dan realisasi belanja Dinas PMD Kabupaten Poso sudah efektif dengan persentase 90,2 persen. Tetapi dalam segi efisiensi anggaran dan realisasi masih tidak efisien dengan persentase 35,03 persen.
PENDAMPINGAN KETRAMPILAN BERKOMUNIKASI BAGI KADER KOMITE KESEJAHTERAAN PERLINDUNGAN ANAK (KKPA) KALURAHAN GILANGHARJO, BANTUL Yuli Setyowati; Fadjarini Sulistyowati; Habib Muhsin
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2021): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v4i3.860-868

Abstract

KKPA merupakan organisasi yang bergerak dalam perlindungan anak dan perempuan di Kalurahan  Gilangharjo,Pandak, Kabupaten Bantul.  KKPA memberikan pendampingan bagi anak dan perempuan yang mengalami kekerasan dalam keluarga. Kader KKPA yang sering disebut Satuan Tugas (SATGAS) KKPA merupakan perwakilan dari tiap padukuhan di Kalurahan  Gilangharjo.  Dalam menjalankan tugasnya dalam memfasilitasi masyarakat, para kader membutuhkan  keterampilan berkomunikasi. Untuk itu, dibutuhkan pendampingan peningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal baik tatap muka maupun  melalui media digital. Tujuan kegiatan: 1) memberikan pemahaman kepada para kader KKPA tentang teknik-teknik komunikasi efektif agar dapat memfasilitasi masyarakat secara baik; 2) memberikan pelatihan teknik berkomunikasi interpersonal dan melalui media digital; 3) melakukan pendampingan praktik berkomunikasi secara efektif; 4) melakukan pendampingan kepada kader KKPA dalam menyusun SOP panduan berkomunikasi. Metode kegiatan dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan.  Kegiatan diawali dengan FGD dengan semua kader untuk pemetaan potensi dan problematika dalam berkomunikasi.  Kegiatan pelatihan dan pendampingan dilaksanakan  dalam empat sesi yakni:   1) Pelatihan berkomunikasi interpersonal secara efektif; 2) Pelatihan berkomunikasi melalui media digital secara efektif dan 3) Pelatihan memfasilitasi masyarakat; dan 4) Pendampingan praktik fasilitasi menggunakan komunikasi interpersonal dan media digital. Hasil dari kegiatan pendampingan adalah  peningkatan pemahaman dan keterampilan berkomunikasi para kader dan tersusunnya buku saku keterampilan berkomunikasi bagi para kader KKPA.   
Tindakan Komunikatif Masyarakat “Kampung Preman” dalam Proses Pemberdayaan Yuli Setyowati
Jurnal ASPIKOM - Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 3, No 1 (2016): Juli 2016
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.473 KB) | DOI: 10.24329/aspikom.v3i1.96

Abstract

This study aims to identify and analyze the process of community empowerment at “Badran thugs village” in Yogyakarta through PT. Sarihusada CSR program and to analyze communicative action of “Badran thugs village” in the empowerment process. This study is qualitative in nature using case study design. Data were collected by in-depth interviews, observation, and documentation. Data were analyzed using interactive model. This research concludes that (1) the people in Badran have lived with the stigma of “thugs village” characterized by poor condition of social and economic. Socially, people in Badran are less educated. Economically, people were unable to pay credit to moneylenders. The process of empowerment in Badran was initited by community leaders by taking various efforts, such as forming group activities in order to release people from the bondage of moneylenders, establishing Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Community Learning Center) and early childhood program, and also to improve family health and environment. PT. Sarihusada CSR program becomes accelerator of the community empowerment process. (2) Communicative action in the community empowerment process is characterized by interaction based on the awareness and willingness to communicate empathically and ethically.
PERAN DINAS PARIWISATA DIY DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PARIWISATA BERDASARKAN PARADIGMA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Niken Setyawati; Yuli Setyowati
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 3 No. 2 (2022): APRIL - JULI 2022
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/jcoment.v3i2.261

Abstract

Pembangunan pariwisata memiliki peran yang sangat penting dalam suatu pembangunan wilayah. Dengan adanya berbagai kegiatan pariwisata maka daerah-daerah yang memiliki potensi dasar pariwisata akan lebih berkembang dan maju, di beberapa daerah dapat memberikan dampak yang postitif dalam perekonomian terutama dalam pemasukan devisa. Pembangunan kepariwisataan di DIY dinilai telah muncul, meski pembangunan pariwisata berkelanjutan tidak mudah lantaran belum semua lapisan masyarakat memahami pentingnya pariwisata, pembangunan kepariwisataan berkelanjutan sangat tergantung pada seberapa besar peran pemerintah daearah dan juga didukung oleh partisipasi masyarakat dalam mendukung kegiatan ini dalam rangka pelaksanaan pembangunan. Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Dalam melakukan dilakukan observasi atau pengamatan terhadap arsip-arsip yang dihasilkan dari kegiatan Dinas Pariwisata DIY berupa laporan kegiatan, hasil kajian yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata DIY LAKIP, RENSTRA, makalah dan power point yang digunakan oleh Pejabat eselon ketika menjalankan tugasnya sebagai narasumber, dan juga pelaporan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat eselon IV dan III melalui aplikasi SENGGUH yang dimiliki oleh BAPPEDA DIY, Dalam melakukan observasi dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan yang dibutuhkan di Unit kearsipan, Subbag Program, Seksi dan Bidang di lingkungan Dinas Pariwata DIY. Dilakukan wawancara secara dengan narasumber dengan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Penelitian ini menemukan beberapa hal penting. Pertama, Dinas Parwisata DIY terus berkomitmen untuk melakukan pembangunan kepariwsataan yang berkelanjutan dengan berbasis pada community based tourism Kedua, Dinas Pariwisata DIY telah melakukan perannya sebagai organisasi publik yang diberi tugas untuk melakukan perannya yaitu koordinasi, perencanaan (planning), Undang-undang (legislation dan regulation), Peran Sebagai Pengusaha (enterprenuer), Stimulasi (stimulation), Peran sebagai Pariwisata Sosial (Social tourism), Peran Sebagai daya tarik (Public interest).
E-partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan E-government di Indonesia Tahun 2003-2020 Junior Hendri Wijaya; Sutoro Eko Yunanto; Yuli Setyowati; Supardal Supardal
Jurnal Administrasi Pemerintahan Desa Vol. 3 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/villages.v3i1.27

Abstract

Pentingnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan e-government di Indonesia, maka diperlukan kajian tentang e-partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan e-government di Indonesia tahun 2003-2020. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menggambarkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan e-government di Indonesia tahun 2003-2020. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis isi. Temuan penelitian adalah bahwa pelaksanaan e-partisipasi belum tentu dapat memperlihatkan keterlibatan masyarakat secara utuh dalam pelaksanaan e-government. Pelaksanaan e-participation dapat memperlihatkan partisipasi masyarakat secara utuh apabila diikuti oleh usaha pemerintah dalam menyediakan infrastruktur telekomunikasi yang baik, sesuai dengan data yang peneliti dapat dalam EDGI yang menyatakan bahwa dari tahun 2003 hingga 2020, TII selalu memiliki poin terendah di antara kedua komponen EDGI yang lain, yaitu HCI dan OSI. Campur tangan kekuasaan dalam pemerintah dalam governance dan e-government itu ada, tetapi yang lebih dominan adalah keinginan untuk menjadikan tata kelola yang baik sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
MANIFESTASI PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (PKSA) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH ANAK MANDIRI (RSAM) YOGYAKARTA Aulia Widya Sakina; Yuli Setyowati; Oktarina Albizzia; Anastasia Adiwirahayu
Academia Praja : Jurnal Ilmu Politik, Pemerintahan, dan Administrasi Publik Vol 3 No 01 (2020): Jurnal Academia Praja
Publisher : Universitas Jenderal Ahmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36859/jap.v3i01.156

Abstract

The phenomenon of street children is one of the crucial problems that accompany the development process. The dynamics of the life of street children which are identical with the culture of poverty, are considered to deviate from the social function of children due to various activities carried out on the streets. Over the past 9 years, the Ministry of Social Affairs has implemented policies, strategies and Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) which aims to empower and meet the needs of children living on the streets, however these efforts are seen as not yet running optimally. Echoes of "Social Movements Towards a Street-Free Indonesia" as part of PKSA are still "foreign" to be heard, although statistics show a decrease in the number of street children in reality there are still many street children who carry out various activities in the corners of the city such as in traffic lights, stations , terminals and around shopping centers. This proves that protection programs and services for street children have not run effectively and are not well integrated. This study aims to determine the extent of PKSA manifestations in realizing the social welfare of street children at Rumah Singgah Anak Mandiri (RSAM) Yogyakarta. The method used in this study is a qualitative research method using descriptive analysis. After the data is collected, the data analysis technique is carried out with the stages of data selection, data presentation and drawing conclusions. So that research results can be trusted, triangulation is carried out to test the validity of research data. Based on the results of the study it can be concluded that the implementation of PKSA in Yogyakarta RSAM has a positive impact on street children. This can be seen from the achievement of the basic needs of street children who are fostered, the achievement of basic education of street children because most street children can go back to school, and the reduced time children are on the streets. Keywords: PKSA, Social Welfare, Street Children, RSAM.