Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Prosiding University Research Colloquium

The Effectiveness of Typhonium Flagelliforme for Breast Cancer: A Narrative Review Meiliana Purnama Ningrum; Puspita Septie Dianita; Herma Fanani Agusta
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.335 KB)

Abstract

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling sering terjadi pada wanita dan penyumbang angka kematian terbanyak akibat kanker. Global Cancer Observation (GLOBOCAN) tahun 2018 menyatakan bahwa kanker payudara merupakan kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia, yakni sebanyak 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker. Salah satu tanaman yang dapat mengatasi permasalahan kanker payudara yaitu tanaman keladi tikus (Typhonium flagelliforme). Tanaman keladi tikus memiliki aktivitas antikanker. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk mengetahui aktivitas antikanker tanaman keladi tikus sebagai agen antikanker payudara. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan 8 artikel penelitian mengenai tanaman keladi tikus sebagai antikanker payudara dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak tanaman keladi tikus (Typhonium flagelliforme) memiliki aktivitas terhadap sel kanker payudara dengan kategori sitotoksik potensial yang dapat digunakan sebagai agen antikanker karena memiliki nilai IC50<100μg/ml. Ekstrak tanaman keladi tikus (Typhonium flagelliforme) dengan pelarut etanol memiliki aktivitas yang paling kuat terhadap sel kanker payudara. Kandungan senyawa pada tanaman keladi tikus diantaranya senyawa fitoestrogen, alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, steroid, glikosida, asam linoleate, asam oktadekanoat, asam heksadekanoat dan RIP (Ribosome Inacting Protein), keseluruhan senyawa tersebut memiliki aktivitas antikanker.
Study of Ethnomedicine in Communities in Ngabean Village, Secang District, Magelang Regency Amalia Ratna Puspitadewi; Alfian Syarifuddin; Herma Fanani Agusta
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.415 KB)

Abstract

Kecamatan Secang merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Magelang yang memiliki kearifan lokal dan memanfaatkan tumbuhan sebagai pengobatan, baik kuratif maupun preventif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan bagian tanaman yang dijadikan obat dalam pengobatan; mengetahui cara pembuatan ramuan obat yang menggunakan tanaman dan cara pemakaian ramuan obat dalam pengobatan tradisional; menganalisis nilai ICF dan RFC tumbuhan yang menginterpretasikan penggunaan tanaman untuk pengobatan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan melalui survei; observasi; dan wawancara, terdapat 13 pertanyaan yang ada pada kuisioner. Penentuan responden dengan teknik snowball sampling yang memenuhi kriteria inklusi antara lain: masyarakat yang tinggal di desa Ngabean, Kecamatan Secang, masyarakat setempat yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pengobatan tradisional, dan masyarakat setempat yang berumur 30 tahun ke atas. Hasil perhitungan sampel untuk desa Ngabean Kecamatan Secang yaitu sebesar 78 sampel dengan taraf kepercayaan 95%. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, analisis kuantitatif dilakukan dengan menghitung informant consensus factor (ICF) dan relative frequency of citation (RFC). Hasil penelitian ini menemukan total 38 spesies berasal dari 26 famili yang digunakan sebagai pengobatan. Terdapat 11 bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pengobatan dengan presentase terbesar 51,97% yaitu dengan cara direbus, sedangkan cara pemakaian tumbuhan paling dominan adalah secara oral dengan cara diminum yaitu 83,5%. Terdapat 27 khasiat dengan nilai ICF yang mendekati 1, dan nilai RFC tidak ada yang mendekati 1. Berdasarkan hasil dapat dikatakan bahwa nilai ICF yang tinggi tidak selalu diikuti dengan nilai RFC yang tinggi karena tidak adanya batasan tanaman yang disebutkan oleh masyarakat tidak dapat mengerucut pada tanaman-tanaman tertentu, sehingga dari keseluruhan tanaman yang disebutkan oleh responden mayoritas mendapatkan nilai RFC rendah.
The Effectiveness of Typhonium Flagelliforme for Breast Cancer: A Narrative Review Meiliana Purnama Ningrum; Puspita Septie Dianita; Herma Fanani Agusta
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling sering terjadi pada wanita dan penyumbang angka kematian terbanyak akibat kanker. Global Cancer Observation (GLOBOCAN) tahun 2018 menyatakan bahwa kanker payudara merupakan kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia, yakni sebanyak 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker. Salah satu tanaman yang dapat mengatasi permasalahan kanker payudara yaitu tanaman keladi tikus (Typhonium flagelliforme). Tanaman keladi tikus memiliki aktivitas antikanker. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk mengetahui aktivitas antikanker tanaman keladi tikus sebagai agen antikanker payudara. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan 8 artikel penelitian mengenai tanaman keladi tikus sebagai antikanker payudara dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak tanaman keladi tikus (Typhonium flagelliforme) memiliki aktivitas terhadap sel kanker payudara dengan kategori sitotoksik potensial yang dapat digunakan sebagai agen antikanker karena memiliki nilai IC50<100?g/ml. Ekstrak tanaman keladi tikus (Typhonium flagelliforme) dengan pelarut etanol memiliki aktivitas yang paling kuat terhadap sel kanker payudara. Kandungan senyawa pada tanaman keladi tikus diantaranya senyawa fitoestrogen, alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, steroid, glikosida, asam linoleate, asam oktadekanoat, asam heksadekanoat dan RIP (Ribosome Inacting Protein), keseluruhan senyawa tersebut memiliki aktivitas antikanker.
Study of Ethnomedicine in Communities in Ngabean Village, Secang District, Magelang Regency Amalia Ratna Puspitadewi; Alfian Syarifuddin; Herma Fanani Agusta
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Secang merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Magelang yang memiliki kearifan lokal dan memanfaatkan tumbuhan sebagai pengobatan, baik kuratif maupun preventif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan bagian tanaman yang dijadikan obat dalam pengobatan; mengetahui cara pembuatan ramuan obat yang menggunakan tanaman dan cara pemakaian ramuan obat dalam pengobatan tradisional; menganalisis nilai ICF dan RFC tumbuhan yang menginterpretasikan penggunaan tanaman untuk pengobatan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan melalui survei; observasi; dan wawancara, terdapat 13 pertanyaan yang ada pada kuisioner. Penentuan responden dengan teknik snowball sampling yang memenuhi kriteria inklusi antara lain: masyarakat yang tinggal di desa Ngabean, Kecamatan Secang, masyarakat setempat yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pengobatan tradisional, dan masyarakat setempat yang berumur 30 tahun ke atas. Hasil perhitungan sampel untuk desa Ngabean Kecamatan Secang yaitu sebesar 78 sampel dengan taraf kepercayaan 95%. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, analisis kuantitatif dilakukan dengan menghitung informant consensus factor (ICF) dan relative frequency of citation (RFC). Hasil penelitian ini menemukan total 38 spesies berasal dari 26 famili yang digunakan sebagai pengobatan. Terdapat 11 bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pengobatan dengan presentase terbesar 51,97% yaitu dengan cara direbus, sedangkan cara pemakaian tumbuhan paling dominan adalah secara oral dengan cara diminum yaitu 83,5%. Terdapat 27 khasiat dengan nilai ICF yang mendekati 1, dan nilai RFC tidak ada yang mendekati 1. Berdasarkan hasil dapat dikatakan bahwa nilai ICF yang tinggi tidak selalu diikuti dengan nilai RFC yang tinggi karena tidak adanya batasan tanaman yang disebutkan oleh masyarakat tidak dapat mengerucut pada tanaman-tanaman tertentu, sehingga dari keseluruhan tanaman yang disebutkan oleh responden mayoritas mendapatkan nilai RFC rendah.