Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Gambaran Drug Related Problems (DRPs) Terapi Farmakologi Pasien ISPA Pediatrik di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta Nadia Husna; Siwi Padmasari
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 10, No 2 (2021): Online July 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v10i2.1790

Abstract

Acute Respiratory Infection has become the major cause of death in children in developing countries. There were about 11.9 million episodes of severe acute lower respiratory infection that resulted in hospital admission in young children worldwide. The method of drug administered was the common Drug-Related Problems found in young children. Objectives: To evaluated Drug-Related Problems of Acute Respiratory Infection drug therapy in pediatric patients. Methods: Ninety-four pediatric patients were included in this study. Drug therapy data were obtained from medical records from January 2018 until July 2019, as this study was using a retrospective method. Drug-Related Problems of drug therapy were analyzed based on the Cipolle classification system. Results: Prevalence of female and male patients are in the same number (50%) with the highest prevalence on 2-11 years (72.34%) in young children. The number of Drug-Related Problems was found about 61.49% from 148 numbers of used drugs with improper drug selection as the major Drug Related Problems (51,65%)  followed by drugs without indication and underdose by 23.08% and 15.38%, respectively.Keywords:  acute respiratory infection, hospital, pediatrics, pharmacologic therapy
Edukasi Home Pharmacy Care terhadap Kepatuhan dan Kontrol Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Melitus Siwi Padmasari; Fajriyati Nur Azizah; Niken Larasati
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 8, No 2 (2021): J Sains Farm Klin 8(2), Agustus 2021
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.166 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.8.2.182-189.2021

Abstract

Penyakit Diabetes Melitus (DM) termasuk penyakit yang bersifat kronis akibat terjadinya peningkatan kadar glukosa darah. Kepatuhan minum obat merupakan faktor penting dalam mengontrol kadar glukosa darah. Salah satu intevensi yang dapat dilakukan oleh apoteker secara komprehensif untuk pasien dengan penyakit kronis adalah edukasi apoteker melalui home pharmacy care (HPC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi apoteker melalui HPC pada pasien DM dalam meningkatkan kepatuhan dan kontrol glukosa darah puasa (GDP). Penelitian ini menggunakan rancangan quasi-experimental pretest-posttest with control group design yang dilakukan pada bulan Agustus-November 2020. Subyek uji dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang mengikuti program Prolanis di Puskesmas Mlati II Sleman, Yogyakarta. Total subyek uji dalam penelitian ini sebanyak 60 pasien dari 65 pasien yang terbagi menjadi kelompok kontrol (30 pasien) dan intervensi (30 pasien) yang dipilih dengan metode simple random sampling. Pengukuran tingkat kepatuhan dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner ProMAS dan glucose test untuk mengukur kadar GDP. Data dianalisis menggunakan uji Chi square untuk meniliai perbedaan karakteristik pasien, uji Wilcoxon untuk membandingkan data pretest dan posttest pada masing-masing kelompok dan uji Mann Whitney untuk membandingkan tingkat kepatuhan dan ketercapaian GDP pada kedua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edukasi melalui HPC dapat meningkatkan kepatuhan p=0,002 (p<0,05) dan kontrol GDP dengan rata-rata penurunan kadar GDP kelompok intervensi adalah 53,67±24,31 mg/dL dan p=0,021 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian edukasi melalui HPC dapat meningkatkan kepatuhan dan ketercapaian kadar glukosa darah puasa
Analisis Potensi Interaksi Obat Antidiabetik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta Adinda Fitriani; Siwi Padmasari
Majalah Farmaseutik Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v18i1.71905

Abstract

Kombinasi beberapa obat yang diterima pasien diabetes melitus selama terapi dapat memicu timbulnya masalah pada pengobatan salah satunya adalah interaksi obat. Kejadian interaksi obat menyebabkan tidak terkontrolnya kadar glukosa darah sehingga dapat mempengaruhi morbiditas, mortalitas, dan kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran potensi interaksi obat antidiabetik dan menganalisis hubungan jumlah penggunaan obat antidiabetik terhadap potensi kejadian interaksi obat pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta periode Januari–Desember 2020. Penelitian ini merupakan penelitian analitik non-eksperimental dengan pengambilan sampel secara retrospektif. Sampel pada penelitian ini sebanyak 60 pasien. Analisis data dilakukan secara univariat untuk mendeskripsikan gambaran karakteristik pasien dan analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi-square dilakukan untuk melihat hubungan antara jumlah penggunaan obat pertama kali saat pasien menjalani rawat inap dengan potensi kejadian interaksi obat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa mayoritas pasien berusia 61-80 tahun (55%) dengan jenis kelamin perempuan (53,3%). Pasien DM tipe 2 memiliki penyakit penyerta (88,3%) terbanyak yaitu ulkus diabetik (35,6%). Regimen terapi antidiabetik yang paling banyak adalah tunggal antidiabetik (68,3%) dengan mayoritas menggunakan metformin (45%) dan nonantidiabetik paling banyak digunakan adalah antibiotik seftriakson (16,7%). Pasien mayoritas mendapatkan jumlah obat ≥5 obat (66,7%). Pasien DM tipe 2 paling banyak mengalami potensi kejadian interaksi obat antidiabetik sebanyak 71,7% dengan obat antidiabetik yang paling sering menimbulkan interaksi adalah metformin. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara jumlah penggunaan obat terhadap potensi kejadian interaksi obat p=0,000 (<0,05) dengan odds ratio 16,714.
EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA YOGYAKARTA TAHUN 2017 Siwi Padmasari
Acta Holistica Pharmaciana Vol 1 No 1 (2019): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Skizofrenia adalah sindrom heterogen kronik yang ditandai dengan pikiran yang tidak terkontrol, delusi, halusinasi, perubahan perilaku sosial dan fungsi psikososial yang tidak normal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan menyebabkan tahapan yang lebih parah dan kronis, tahapan kekambuhan sering terjadi, dan bertahan lama sehingga pasien perlu perawatan di rumah sakit. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola penggunaan obat antipsikotik dan evaluasi rasionalitas penggunaan obat antipsikotik yang diberikan kepada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta periode 2017. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian observasional yang merupakan bagian dari metode deskriptif non-eksperimental. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pendekatan retrospektif pada 97 data rekam medis pasien yang menderita skizofrenia dan menerima terapi antipsikotik, dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa Grhasia pada periode 2017. Pengambilan sampel data rekam medis pasien skizofrenia dilakukan dengan metode purposive sampling. Hasil: Berdasarkan hasil data penelitian, pola pengobatan dengan obat antipsikotik untuk pasien yang didiagnosis skizofrenia paling banyak adalah obat antipsikotik atipikal dikombinasikan dengan antipsikotik tunggal. Berdasarkan data dari evaluasi rasionalitas penggunaan obat antipsikotik dibandingkan dengan American Psychiatric Association 2010 dan SPM Rumah Sakit Grhasia, didapatkan hasil adalah 100% tepat indikasi, 100% tepat pasien, 100% tepat obat dan 100% tepat dosis obat.Kesimpulan: Rasionalitas penggunaan obat antipsikotik mencapai 100% berdasarkan kriteria tepat indikasi, tepat pasien, tepat penggunaan obat dan tepat dosis obat. Parameter klinik kembali dalam keadaan tenang dari Rumah Sakit Grhasia sebesar 89%. Kata kunci: skizofrenia, antipsikotik, rasionalitas penggunaan obat
Peningkatan Pengetahuan Swamedikasi di Kalangan Remaja Niken Larasati; Siwi Padmasari; Maria Lisa Nova
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 7, No 1 (2024): JANUARI 2024
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62411/ja.v7i1.1866

Abstract

Swamedikasi merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh masyarakat awam untuk mengatasi penyakit atau gejala yang ringan yang dirasakan oleh diri sendiri maupun orang di sekitarnya dengan memilih obat sendiri. Beberapa faktor menjadi pengaruh terhadap perilaku swamedikasi di masyarakat. Pemberian edukasi dan informasi sangat penting untuk dilakukan supaya swamedikasi dapat dilakukan secara tepat. Beberapa penelitian menunjukkan upaya swamedikasi yang tidak rasional seperti tidak mengkonsumsi obat sesuai indikasi, memodifikasi interval dosis yang direkomendasikan, dan menggunakan lebih dari satu jenis obat dalam satu golongan. Penggunaan obat yang tidak rasional tersebut memicu timbulnya potensi kejadian reaksi obat yang merugikan, serta berkurangnya kemanjuran obat. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pemberian edukasi dan informasi terkait swamedikasi sangat penting untuk dilakukan. Peningkatan pengetahuan swamedikasi dapat dilakukan pada masyarakat usia remaja. Kegiatan ini dilaksanakan di SMK Kesehatan Wonosari. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dimulai dengan penyusunan materi sebagai instrumen melalui telaah artikel ilmiah untuk menghasilkan informasi yang akurat dan terkini kemudian dipresentasikan kepada siswa SMK Farmasi. Pretes dan postes diberikan untuk menganalisis tingkat pengetahuan siswa tentang swamedikasi. Dari hasil pengisian pretes dan postes menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan terhadap swamedikasi setelah pemberian materi pada siswa SMK Kesehatan Wonosari.