Yuserizal Bustami
IAIN Kerinci

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HELAH DAN HYBRID CONTRACTS (al-’UKUD al-MURAKKABAH)PADA PRODUK KEUANGAN SYARI’AH PERSPEKTIF FIQH MUAMALAH Mursal Mursal; Yuserizal Bustami
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 17 No. 2 (2017): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/islamika.v17i2.206

Abstract

Seiring pesatnya kemajuan zaman, lembaga keuangan syariah harus bisa memenuhi kebutuhan bisnis modern dengan menyajikan produk-produk inovatif dan lebih variatif serta sesuai syariah. Tantangan ini menuntut para praktisi, regulator, konsultan, dewan syari‟ah dan akademisi bidang Ekonomi Islam untuk kreatif merespon perkembangan tersebut. Solusi yang diberikan ialah dengan penggabungan beberapa akad (multi akad/hybrid contracts). Akad dalam lembaga keuangan syariah tidak lagi sesederhana seperti yang ada dalam kitab fiqh klasik tapi bertransformasi menjadi akad-akad hybrid dan bertingkat-tingkat. Oleh karena akad-akad muamalah sederhana/klasik tersebut pada dasarnya bukan akad yang dapat diterapkan dalam sistem keuangan modern maka diperlukan upaya-upaya untuk mentransformasikan akad-akad tersebut sehingga aplikatif dalam sistem keuangan Islam. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apa saja produk lembaga keuangan syariah yang menggunakan helah dan hybrid conracts (al-‟ukud al-murakkabah) dan Bagaimanakah perspektif fiqh mauamalah mengenai helah dan hybrid conracts (al‟ukud al-murakkabah). Inovasi pengembangan produ ksyariah melalui FATWA DSN MUI hybrid contract smerupakan keniscayaan untuk memenuhi kebutuhan akan produk transaksi di bidang keuangan syari‟ah, hybrid contracts yang ada pada produ kkeuangan syariah mendapat legitimasi dari FATWA DSN MUI. Namun ada beberapa dalil yang secara khusus menerangkan tentang penggabungan beberapa akad dalam beberapa konteks saja seperti menggabungkan jualbeli dengan jualbeli (bay al-‟inah), bay dengan qarddan lain sebagainya. Dari beberapa produk keuangan syariah ada sebagian hybrid contracts yang bertentangan dengan nash dan lebih identik kepada helah ziyadahribawi, sepertiga dari ema smenggunakan akad rahndanijarah, talangan haji menggunkan akad qarddanijarah, dan di pasar komudita ssyariah lebih menyerupai bay al-„inahataupuntawaruqmunazom yang menjadi helahribawi.
Locus of Control dan Coping Stress pada Santri Pondok Pesantren Eko Sujadi; Y Sonafist; Yuserizal Bustami
Indonesian Journal of Counseling and Development Vol. 2 No. 2 (2020): December 2020
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ijcd.v2i2.2926

Abstract

Locus of control (LoC) is a concept in psychology that refers to individuals' perceptions of the extent to which they believe they have control or influence over events occurring in their lives. One influencing factor on LoC is gender. Some previous literature has also demonstrated that LoC has an impact on the use of coping stress strategies. The aim of this study is to compare LoC between male and female students (santri) and to investigate its influence on coping. A cross-sectional online survey design was employed to collect data on LoC and coping. A total of 94 santri from a boarding school in Pekanbaru City participated by completing coping and Rotter's Internal-External Locus of Control (I-E Scale) research scales. The research findings confirm that there is a significant difference in locus of control between male and female santri, as well as a significant influence on the coping strategies they employ. The findings of this research have important implications for prevention and alleviation programs for santri coping with stress. The provision of guidance and counseling services for all santri is crucial. Additionally, the involvement of parents and peers is deemed effective in shaping resilient santri when facing psychological pressure.