Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Identifikasi Jamur Candida Sp Dan Aspergillus Sp Pada Sputum Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur Dengan Metode HVC Pada Suhu 40oc Dan Suhu Kamar Rawina Winita; Lenggo Geni; Vita Amalia
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 6, No 1 (2020): Anakes :Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v6i1.353

Abstract

Mikosis adalah infeksi jamur yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh lingkungan dan kondisi fisiologis. Lansia pada panti jompo merupakan salah satu kelompok yang rentan terinfeksi jamur dikarenakan rendahnya sistem imun atau bahkan pengaruh dari kualitas lingkungan sekitarnya. penelitian ini untuk mengetahui jenis jamur pada sputum lansia yang mengalami batuk dan tidak batuk di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur dengan sampel 50 berupa sputum lansia yang mengalami batuk sebanyak 25 dan tidak mengalami batuk sebanyak 25, pemeriksaan ini  menggunakan metode HCV pada suhu 40OC dan suhu kamar. Dari hasil kepadatan jamur Aspergillus spdan beberapa jenis jamur lainnya lebih banyak didapatkan pada suhu kamar dibandingkan dengan suhu 40oC Sedangkan pada jamur Candida splebih banyak didapatkan pada suhu 40oC dibandingan dengan suhu kamar.Kepadatan jamurCandida sppositif-1 lebih banyak didapatkan pada suhu 40oC (60%) dibandingkan pada suhu kamar yaitu 17 (50%) sedangkan pada kepadatan Candida sppositif-2 lebih banyak didapatkan pada suhu kamar yaitu 17 (50%) dibandingkan dengan suhu 40oC 8 (40%).JamurAspergillus fumigatuspada suhu 40oC lebih banyak didapatrkan pada lansia yang tiak mengalami batuk dibandingkan dengan lansia yang mengalami batuk.Dapat disimpulkan bahwa lansia yang mengalami batuk maupun tidak batuk pada Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 kemungkinan terinfeksi oleh jamur pada sputumnya. Kata kunci            :      Sputum, Batuk dan Tidak Batuk, Lansia, Aspergillus sp, Candida sp, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur.
Hubungan Kadar Procalcitonin (PCT) dengan C-Reactive Protein (Crp) Pada Pasien Infeksi Di Rumah Sakit Pluit Lenggo Geni; Lambok Marisi Rotua Panjaitan
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 5, No 1 (2019): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v5i1.333

Abstract

Di negara-negara berkembang termasuk Indonesia penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama. Penyakit infeksi termasuk ke dalam 10 penyakit terbanyak rumah sakit di Indonesia. Penentuan diagnosis infeksi bakteri akut sering sulit, karena kemiripan gejala klinis dengan infeksi virus akut ataupun peradangan non infeksi, seperti trauma, reaksi penolakan organ donor, reaksi autoimun. Pemeriksaan Procalcitonin (PCT) dan CRP seringkali tidak sinkron meskipun keduanya merupakan pemeriksaan klinis untuk mendeteksi adanya infeksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungankadar Procalcitonin(PCT) denganC-reactive protein (CRP) pada pasien infeksi di Rumah Sakit Pluit. Penelitian dilakukan dengan melihat data sekunder dari hasil pemeriksaan PCT dan CRP pada pasien dewasa dengan hasil leukosit lebih dari 10.000/mm³. Berdasarkan hasil penilitian dari 54 pasien yang mengalami infeksi di Rumah Sakit Pluit didapatlkan ada hubungan kadar PCT dengan CRP pada pasien infeksi sebesar 0.592 berada dalam rentang 0,41 – 0,70 yang berarti bahwa kadar PCT dengan kadar CRP memiliki hubungan yang cukup. Persentase pasien yang mengalami infeksi berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih tinggi yaitu 55,6% dibandingkan pasien  wanita yaitu  44,4%. Persentase pasien yang mengalami infeksi dapatkan jumlah terbanyak pada usia 65 tahun, yaitu 28 orang (51,9%). Hasil pemeriksaan PCT di dapatkan hasil 38,9% di atas normal dan hasil pemeriksaan CRP didapatkan hasil 90,7% di atas normal. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kadar CRP mempunyai persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kadar PCT.  Kata kunci :Infeksi, Procalcitonin (PCT), C-reactive protein (CRP).
Gambaran Hasil Pemeriksaan Skrining RPR- TP rapid, Anti-HIV dan HBsAg Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Ciracas Retno Martini Widhyasih; Lenggo Geni; Prima Nanda Fauziah; Vira Amalia
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 6, No 1 (2020): Anakes :Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v6i1.359

Abstract

Infeksi menular seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus), Sifilis dan Hepatitis B merupakan penyakit menular langsung yang dapat menginfeksi ibu dan ditularkan ke bayi sejak dalam kandungan, persalinan maupun menyusui memiliki cara penularan yang hampir sama, infeksi ini akan menimbulkan resiko penularan yang akan terjadi pada bayi lahirdengan infeksi kongenital, premature, keguguran (abortus)bahkan kematian. Sehingga menurut permenkes no. 52 tahun 2017 perlu dilakukan pemeriksaan skrining menggunakan HIV rapid test, RPR (Rapid Plasma Reagin)-Tp rapid(Treponema pallidum rapid)dan HBsAg (Hepatitis B surfaceAntigen) rapid test pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan skrining RPR-Treponema pallidumrapid, anti-HIV dan HBsAg pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Ciracas periode Januari-April 2019 dengan menggunakan metode deskriptif. Setelah dilakukan penelitian terhadap 951 ibu hamil, didapatkan data ibu hamil yang melakukan pemeriksaan skrining terbanyak pada trimester ke 2 sebanyak 427 orang ibu hamil (44,90%) dengan hasil reaktif sebanyak 3 orang ibu hamil (0,32%) pada pemeriksaan RPR-TP rapid, pada pemeriksaan anti-HIV didapata hasil reaktif 1 orang ibu hamil (0,11%) serta hasil reaktif 5 orang ibu hamil (0,53%) pada pemeriksaan HBsAg.Pemeriksaan skrining bagi ibu hamil sangat penting untuk membantu menekan angka prevalensi bayi lahir dengan terinfeksi sifilis, HIV dan hepatitis B. Semakin cepat diketahui maka semakin baik pengobatan yang diberikan untuk ibu dan janin. Sehingga program tripleeliminasi HIV(Human Immunodeficiency Virus), Sifilis dan Hepatitis B dapat tercapai. Kata Kunci         : Anti-HIV, HBsAg, RPR-Tp rapid, Ibu Hamil
Pemeriksaan Jamur Candida sp. Pada Kulit Balita Pengguna Popok Sekali Pakai Di Lingkungan RW.005 Kelurahan Jatiranggon Kecamatan Jatisampurna Lenggo Geni
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 5, No 2 (2019): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v5i2.342

Abstract

Salah satu penyakit mikosis superfisial yang disebabkan oleh jamur Candidaadalah dermatitis popok atau lebih sering disebut dengan eksim popok yaitu ruam yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu alat kelamin, sekitar dubur, lipat paha, dan perut bagian bawah. Tujuan umum adalah untuk mengetahui berapa banyak persentase balita yang terkena dermatitis popok karena Candidapada bagian inkuinal yang menggunakan popok sekali pakai di lingkungan RW.005 Kelurahan Jatiranggon Kecamatan Jatisampurna Bekasi. Hasil Penelitian ini adalah Balita yang menderita dermatitis popok akibat jamur Candidia sp sebanyak 25 (52,08%) balita dari 48 balita yang diperiksa.Berdasarkan jenis kelamin dari 21 balita perempuan yang menderita dermatitis popok akibat jamur Candida sp sebanyak 14 (66,67%) balita, sedangkan dari 27 balita laki-laki yang menderita dermatitis popok akibat jamurCandida sp sebanyak 11 (40,74%) balita.Berdasarkan usia didapatkan hasil positif Candida sp sebanyak 15 (48,74%) balita pada usia 0-2 tahun, 9 (60,00%) balita pada usia 2-4 tahun, dan 1 (50,00%) balita pada usia 4 tahun.Berdasarkan frekuensi mengganti popok menunjukan bahwa lamanya pemakaian popok 1-2 kali dalam sehari yang positif Candida sp 13 (48,15%), pada balita yang menggunakan popok 3-4 kali dalam sehari yang positif Candida sp  sebanyak 7 (53,85%), dan yang menggunakan popok 4 kali dalam sehari yang positif Candida sp sebanyak 5 (62,50%). Kata Kunci : Candida sp,Popok, dermatitis popok
Gambaran Frekuensi Incompatible Auto Control Pada Penderita Talasemia Dengan Transfusi Berulang < 10 dan ≥ 10 Di Rumah Sakit Hermina Jatinegara Lenggo Geni; Atna Permana; Wiwin Widayanti
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 5, No 2 (2019): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v5i2.338

Abstract

Transfusi darah adalah suatu tindakan memindahkan komponen darah yang ditranfusikan ke tubuh resipien. Pada penderita Talasemia mempunyai kadar hemoglobin kurang dari normal, maka dibutuhkan transfusi berulang. Penatalaksanaan transfusi sangat penting untuk menghindari efek dari transfusi berulang, berupa reaksi segera sampai reaksi tunda, jenisnya  reaksi imun atau non imun. Hingga terbentuk antibodi pada sel darah merah menyebabkanIncompatible auto controlpada Uji Silang Serasi. Penelitian ini dilakukan di Bank Darah Rumah Sakit Hermina Jatinegara periode Januari 2018 – Mei 2018. Bertujuan melihat gambaran Uji Silang Serasi dengan hasil Incompatible Auto Controlyang menggunakan transfusi berulang pada 79 penderita Talasemia beta mayor. Teknis analisa data yang digunakan analisis persentase. Hasil penelitian menunjukan Gambaran frekuensiIncompatibel auto control pada penderita Talasemia beta mayor dengan transfusi berulang 10 kali memiliki hasil yang signifikan yaitu 8% lebih rendah dibandingkan dari transfusi berulang ≥10 yaitu 52 %. Disarankan mengunakan pendonor tetap untuk transfusi berulang pada penderita Talasemia untuk menurangi paparan antigen, mengurangi terbentuknya antibodi yang masuk kedalam tubuh dan  transfusi lebih aman. Kata kunci              :   Talasemia,Transfusi berulang
Pemeriksaan Jamur Candida Sp Pada Rongga Mulut Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur Lenggo Geni; Rawina Winita; Anita Astuti Istiqomah
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 6, No 2 (2020): Anakes:Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v6i2.374

Abstract

Candida adalah anggota flora normal terutama saluran pencernaan, juga selaput mukosa saluran pernafasan, vagina, uretra, kulit dan dibawah jari-jari kuku tangan dan kaki. Di tempat-tempat ini ragi dapat menjadi dominan dan menyebabkan keadaan-keadaan patologik ketika daya tahan tubuh menurun baik secara lokal maupun sistemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase keberadaan jamur Candida sp pada rongga mulut lansia .Penelitian ini menggunakan metode Biakan yang ditanam pada media SDA dan dibaca secara Makroskopis, dan Mikroskopis yang dilakukan pada 62 sampel Swab rongga mulut lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Dari hasil pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis yang hasilnya didapat berdasarkan persentase keberadaan jamur Candida sp yang tumbuh pada media SDA+.Hasil penelitian dari 62 sampel didapatkan 34 (54,9%) sampel positif Candida sp dan 28 (45,1%) sampel negatif Candida sp dalam pemeriksaan metode biakan SDA. Peningkatan kepadatan koloni terdapat pada hasil positif satu (+) yaitu sebanyak 24 (70,59%) sampel. Jamur Candida sp tumbuh paling banyak pada sampel dengan frekuensi menyikat gigi 1x yaitu sebanyak 24 (70,59%) sampel serta pada sampel dengan keluhan adanya sariawan secara keseluruhan didapatkan hasil positif Candida sp sebanyak 6 (17,65%) sampel, dan pada perilaku menyikat gigi yang menggunakan pasta gigi sebanyak 31 (91,18%) sampel. Dapat disimpulkan peningakatan Jumlah Candida sp karena jamur Candida sp adalah flora normal yang  ada pada rongga mulut dan akan meningkat dalam kondisi kelainan tertentu.Kata Kunci           :               Candida sp, Lansia