Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Perbandingan Hasil Pemeriksaan Hasil Konsentrasi Sperma Berdasarkan Metode WHO 1993 dan WHO 2010 Di Rumah Sakit Hermina Jatinegara Ellis Susanti; Atna Permana; Suryantiningsih Suryantiningsih
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 5, No 2 (2019): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v5i2.340

Abstract

Perbedaan pengenceran dan perhitungan konsentrasi sperma pada WHO 1993 dan WHO 2010 dapat menyebabkan perbedaan hasil pemeriksaan, serta belum meratanya sosialisasi tentang prosedur pemeriksaan analisa sperma yang sesuai dengan WHO edisi kelima tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan konsentrasi sperma berdasarkan metode WHO 1993 dan WHO 2010 di Rumah Sakit Hermina Jatinegara Jakarta Timur.Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017 sampai dengan Juni 2018. Besar sampel yang digunakan adalah 50 orang pasien pria di Rumah Sakit Hermina Jatinegara sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Pengumpulan data dilakukan melalui pencatatan data primer. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji paired-t Test dengan indeks kepercayaan 95%.Terdapat perbedaan bermakna pada hasil pemeriksaan konsentrasi sperma berdasarkan metode. Kata kunci          :           Konsentrasi Sperma ,WHO 1993, WHO 2010
Hubungan Kadar Kalsium Dan Fosfor Darah Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK) Di Rumah Sakit Gading Pluit Jakarta Utara Ellis Susanti; Ayu Wulandari
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 5, No 1 (2019): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v5i1.330

Abstract

Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi beragam yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara progresif, dan umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Gagal ginjal akut maupun kronis hingga saat ini merupakan penyebab hiperfosfatemia yang paling penting dan hal ini selalu terjadi bila laju filtrasi glomerolus menurun 25 hingga 50% dari normal. Keadaan hiperfosfatemia merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya hipokalsemia. Kenaikan sekresi PTH menstimulasi resorpsi fosfor dan kalsium dari tempat penyimpanan utama kalsium, yaitu tulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kalsium dan fosfor darah pada penderita PGK di RS Gading Pluit. Penelitian ini menggunakan data sekunder, dari bagian rekam medis pada penderita PGK yang melakukan pemeriksaan kalsium dan fosfor periode Januari 2016 – Juli 2018 dengan total sampel sebanyak 86 data. Hasil dari penelitian ini pada laki-laki sebanyak 52,3% dan pada perempuan sebanyak 47,7%  mengalami kadar kalsium rendah (hipokalsemia) 65,12%, kadar normal 32,56%, dan kadar tinggi (hiperkalsemia) 2,33% dengan nilai rata-rata 7,999 mg/dL. Untuk kadar Fosfor, 1,16% memiliki kadar fosfor rendah (hipofosfatemia), kadar normal 24,42%, dan kadar tinggi (hiperfosfatemia) 74,42% dengan nilai rata-rata 5,923 mg/dL. Setelah dilakukan uji korelasi Pearson didapatkan p-value 0,001 yang menunjukkan Ho ditolak karena nilai tersebut nilai alpha (0,05) artinya Ada hubungan yang rendah dan berpola negatif artinya semakin besar kadar Kalsium maka Kadar Fosfor akan menurun ataupun sebaliknya (r = -0,354 dan p-value= 0,001). Kata Kunci : Penyakit Ginjal Kronik, Kalium, Fosfor 
Perbandingan Hasil Pemeriksaan CA125 Dengan USG (Utrasonografi) Pada Mioma Uteri Di RSAB Harapan Kita Jakarta Barat Ellis Susanti; Yune Yohana; Siti Hardini
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 6, No 1 (2020): Anakes :Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v6i1.355

Abstract

Mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan di uterus. Meskipun mioma memiliki potensi untuk tumbuh menjadi ukuran yang besar, tetapi potensi mioma uteri untuk menjadi ganas sangat kecil. Berdasarkan banyaknya kasus mioma uteri dilakukan pemeriksaan awal USG dan CA125 di RSAB Harapan Kita maka peneliti ingin mengetahuin hasil pemeriksaan USG dan CA125 di RSAB Harapan Kita. Penelitian dilakukan dengan melihat data sekunder USG dan CA125 pada pasien Mioma Uteri di RSAB Harapan Kita periode tahun Januari 2017 – 2019. Hasil penelitian ditemukan data sebanyak 60 Mioma Uteri usia 20-55 tahun, terdiri dari pemeriksaan USG dan CA125 dengan hasil USG tampak miom dengan CA125 35 U/mL sebanyak 15 (25%) sampel, hasil USG tampak miom dengan CA125 35 U/mL sebanyak 15 (25%)   sampel, hasil USG tampak miom dan uterus membesar dengan CA125 35 U/mL 10 (16.6%) sampel, hasil USG tampak miom dan uterus membesar dengan CA125 35 U/mL sebanyak 20 (33.4%) sampel. Dilanjutkan dengan melakukan uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilkkarena didapat hasil Sig.0.000yang berarti data tidak berdistribusi normal karena harusnya nilai Sig.normal 0.05 maka harus dilakukan uji selanjutnya menggunakan uji Mann-Whitney. Dari uji Mann-Whitney didapat hasil signifikan sebesar .093atau 0,05. Hasil uji Mann-Whitneytersebut maka dapat dikatakan Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan hasil pemeriksaan CA125 dengan hasil USG Tampak Miom maupun Tampak Miom dan Uterus Membesar. Kata Kunci         : Mioma Uteri, CA125, USG (Utrasonografi)
Perbandingan Hasil Pemeriksaan Protein Urin Pada Ibu Hamil Trimester Ii Berdasarkan Usia Berisiko Dan Usia Tidak Berisiko Sebagai Skrining Preeklampsia Di Puskesmas Tarumajaya Kabupaten Bekasi Ellis Susanti; Sitti Jumhati; Umi Jillah Mahabah
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 6, No 1 (2020): Anakes :Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v6i1.356

Abstract

Preeklampsia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya hipertensi, oedema dan protein urin. Preeklampsia disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya usia ibu yang ekstrim usia yang terlalu muda 20 tahun dan usia terlalu tua 35 tahun. Untuk mencegah terjadinya preeklampsia pada ibu hamil sebaiknya dilakukan tes skrining salah satunya pemeriksaan protein urin. Metode penelitian yang digunakan deskriptif dengan comperative study (studi perbandingan), dan teknik pengambilan sampling yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel 40 ibu hamil. Analisa data menggunakan uji Mann-Whitney dengan α=0,05.Hasil analisis perbandingan hasil pemeriksaan protein urin pada ibu hamil trimester II berdasarkan usia berisiko dan usia tidak berisiko didapat kan P value 0,041 P=0,05, yang dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil pemeriksaan protein urin pada ibu hamil trimester II dengan usia tidak berisiko dan usia tidak berisiko Kata Kunci  :    Preeklampsia, protein urin, usia berisiko dan dan usia tidak berisiko  
Hubungan Cystatin C dan Mikroalbumin Urin Kuantitatif Pada Penderita Diabetes Melitus Sebagai Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronik Ellis Susanti; Imas Latifah
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 7, No 2 (2021): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v7i2.533

Abstract

Penderita Diabetes Melitus (DM) pada dekade terakhir semakin meningkat, khususnya di negara berkembang. Jika epidemi ini tidak segera ditangani akan terjadi peningkatan prevalensi  150%.  Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi DM Nasional sebesar 8,5% atau sekitar 20,4 juta orang dan mengalami peningkatan setiap  tahun. Penderita DM sering mengalami komplikasi akut dan kronik, diantaranya gangguan fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran dan hubungan Cystatin C dan MikroAlbumin Urin (MAU) kuantitatif pada penderita DM tidak terkontrol sebagai faktor risiko gagal ginjal kronik (GGK). Metode penelitian adalah desain cross sectional. Hasil penelitian pada 151 penderita DM tidak terkontrol didapat terbanyak pada laki-laki sebanyak 78% dan kelompok usia ≥ 50 tahun sebanyak 85%. Rerata hasil Cystatin 1,09 mg/L (rentang 0,59-1,92 mg/L), persentase abnormal sebesar 40%. Rerata hasil MAU kuantitatif  143 mg/G (rentang 1,21-5210 mg/G), persentase abnormal 30%. Hasil uji korelasi didapat ada  hubungan antara kadar Cystatin dan MAU kuantitatif  pada penderita DM tidak terkontrol (r= 0,35). Berdasarkan hasil penelitian ini maka parameter pemeriksaan laboratorium Cystatin C dan MAU Kuantitatif dapat digunakan untuk memastikan faktor risiko dan penanda awal gagal ginjal kronik pada penderita DM tidak terkontrol yang dicurigai mengalami gangguan fungsi ginjal. Kata kunci: DM, GGK, Cystatin C, MAU
Hubungan Nilai Hba1c Dengan Laju Filtrasi Glomerulus (Lfg) Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Pmi – Bogor Ellis Susanti; Imas Latifah; Amelia Dwi Nugraha
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 6, No 2 (2020): Anakes:Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v6i2.373

Abstract

Diabetes saat ini telah menjadi ancaman serius kesehatan global. Jumlah prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir. Riskesdas tahun 2018 memperlihatkan peningkatan angka prevalensi diabetes mellitus tipe 2 yang cukup signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018. Keadaan hiperglikemia berkepanjangan pada diabetes melitus tipe 2 berkaitan dengan risiko komplikasi ke ginjal. Salah satu faktor yang berperan adalah penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase usia, jenis kelamin pada diabetes melitus tipe 2, nilai HbA1c berdasarkan pengendalian diabetes melitus tipe 2 dan mengetahui persentase tingkat penurunan fungsi ginjal serta mengetahui hubungan nilai HbA1c dengan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum PMI Bogor. Penelitian ini menggunakan uji korelasi pearson dengan hasil menunjukan sampel penderita diabetes melitus tipe 2 berdasarkan kelompok jenis kelamin laki-laki sebanyak 94 orang (58,02%) dan perempuan sebanyak 68 orang (41,97%). Data terbanyak dengan usia 61 – 70 tahun sebanyak 51 orang. Didapatkan 54 orang kategori pengendalian baik, 30 orang kategori pengendalian sedang dan 78 orang pasien kategori pengendalian buruk. Didapatkan data terbanyak sebanyak 54 orang (33,33%) terjadi penurunan fungsi ginjal tingkat 2. Hasil uji korelasi Pearson nilai p 0,035 (0,05) dengan kekuatan hubungan kuat r = 0,655. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kuat antara HbA1c dengan laju filtrasi glomerulus (LFG) pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penulis menyarankan perlu penelitian lebih lanjut untuk konfirmasi adanya kelainan fungsi ginjal dengan pemeriksaan urine atau test fungsi ginjal yang lainnya.Kata kunci : Diabetes melitus tipe 2, HbA1c, Kreatinin serum, Laju filtrasi glomerulus
Gambaran Hasil Pemeriksaan Neutrofil Limfosit Rasio, CRP dan D-Dimer Dalam Memantau Keparahan Pasien Positif Covid-19 Di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2022 Ellis Susanti; Atna Permana
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 9, No 1 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i1.1407

Abstract

Identifikasi awal dari indikator yang membedakan pasien COVID-19 yang parah dari yang sedang dapat memfasilitasi intervensi medis yang lebih cepat seperti perawatan intensif untuk yang sakit kritis, sehingga menurunkan tingkat kematian dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya medis. Tujuan penelitian ini adalah identifikasi dini pasien COVID-19 dengan gejala berat melalui pemeriksaan Neutrofil Limfosit rasio, CRP dan D-Dimer, sehingga pasien COVID-19 dengan gejala berat dapat ditangani lebih dini dan tidak berakhir dengan kematian. Target khusus penelitian ini untuk mengetahui bagaimana gambaran hasil pemeriksaan Neutrofil Limfosit rasio, CRP dan D-Dimer dalam memantau keparahan  pasien positif COVID-19. Metode penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 108 pasien COVID-19 dengan kondisi parah berdasarkan data rekam medik periode Juni 2020-Desember 2021. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan 82% pada hasil Netrofil Limfosit rasio (rerata 6,2), 100% pada hasil pemeriksaan CRP (rerata 34,8 mg/L) dan D-Dimer (2,5 mg/L), dengan korelasi kuat (r= 0,67) dan signifikansi hubungan 0,01 ( 0,05). Simpulan pemeriksaan Netrofil Limfosit rasio, CRP dan D-Dimer dapat digunakan untuk memprediksi tingkat keparahan pada pasien COVID-19.Kata kunci:   COVID-19, Neutrofil Limfosit rasio, CRP, D-Dimer