Herman Herman
Poltekkes Kemenkes Makassar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PROFIL PEMERIKSAAN UJI WIDAL BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM TIFOID Herman Herman; Herdiana herdiana; Nurhadaya Nurhadaya; Muawwana Muawwana; Muhammad Nasir
Jurnal Media Analis Kesehatan Vol 12, No 2 (2021): JURNAL MEDIA ANALIS KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pakassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mak.v12i2.2462

Abstract

Demam tifoid merupakan masalah pencernaan berat yang diakibatkan oleh bakteri salmonella thypi, Salmonella parathypi A,B dan C, penyakit ini ditandai dengan suhu tubuh meningkat, nadi lemah, dan pusing. Berdasarkan data RSUD Salewangan Maros di tahun 2010 terdapat 177 pasien, berdasarkan golongan usia 10-9 tahun sebanyak 43 pasien (68,3%), berdasarkan jenis kelamin pria lebih dominan menderita demam tifoid. Tujuan dari penelian ini untuk menentukan hasil uji widal pada penderita demam tifoid berdasarkan usia dan jenis kelamin. Jenis penelitian yang di lakukan adalah deskriptif penelitian ini di lakukan dari bulan April – Mei 2021 di Puskesmas Lau Maros dengan jumlah sampel dari penelitian ini sebanyak 97 sampel dengan menggunakan metode Purposive sampling. Dari hasil penelitian yang di lakukan pada pasien demam tifoid berdasarkan usia lebih banyak terjadi pada anak usia 6-11 tahun dengan jumlah pasien 25 (25,77%) pasien, dan untuk jenis kelamin lebih banyak terjadi pada laki-laki dengan jumlah pasien 54 (55,67%). Di harapkan bagi orang tua untuk lebih memperhatikan kebersihan pada anak, untuk pihak puskesmas untuk memberikan penyuluhan secara berkala kepada masyarakat mengenai penularan bakteri Salmonella typhi, dan pentingnya kebersihan, dan diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan metode tubex pada penelitian selanjutnya.Kata Kunci : Penderita demam tifoid, Usia, Jenis Kelamin
PROKALSITONIN DAN KULTUR DARAH SEBAGAI PENANDA SEPSIS DI RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR Herman Herman; Rahman Rahman; Hari Asti
Jurnal Media Analis Kesehatan Vol 10, No 2 (2019): JURNAL MEDIA ANALIS KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pakassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.546 KB) | DOI: 10.32382/mak.v10i2.1316

Abstract

Deteksi dini sepsis sangat penting karena sepsis memiliki angka mortalitas dan morbiditas sangat tinggi. Kultur darah dan prokalsitonin adalah pemeriksaan untuk mendeteksi sepsis di RSUP DR Wahidin Sudirohusodo tetapi biasanya hasil prokalsitonin tidak sesuai dengan hasil kultur darah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis prokalsitonin dan kultur darah sebagai penanda sepsis di RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar. Ini adalah penelitian observasi laboratorik yang bersifat deskriptif dengan teknik consequtive sampling. Berdasarakan penelitian ini didapatkan hasil kultur darah berupa bakteri aerob, seperti Staphylococcus hominis ssp hominis, Staphylococcus haemolyticus, Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae ssp pneumoniae, Enterococcus faecalis, Escherichia coli, Burkholderia cepacia, Staphylococcus epidermidis, Enterobacter aerogenes, Burkholderia pseudomallei, Acinetobacter baumannii, Aermonas hydrophila, dan Enterobacter cloacae complex serta disimpulkan pula Prokalsitonin memiliki sensitivitas 100 % ,spesifisitas 65 %, akurasi 24 %. Pada penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Prokalsitonin memiliki sensitivitas yang sangat tinggi namun proklasitonin memiliki spesifitas dan akurasi yang rendah sebagai penanda sepsis di RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar.Kata kunci : Kultur Darah, Prokalsitonin, RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sepsis
VARIASI HASIL PEMERIKSAAN SEDIMEN URIN PADA PASIEN SUSPEK INFEKSI SALURAN KEMIH Yaumil Fachni Tandjungbulu; Herman Herman; Nurdin Nurdin; Alfin Resya Virgiawan; M. Askar; Besse Nurfadillah
Jurnal Media Analis Kesehatan Vol 14, No 1 (2023): JURNAL MEDIA ANALIS KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pakassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mak.v14i1.3263

Abstract

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan invasi mikroorganisme yang menyerang pada salah satu atau beberapa bagian organ saluran kemih yang dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus. ISK dapat menyebabkan manifestasi klinis yang sangat bervariasi, dapat menyerang organ perkemihan seperti uretra (urethritis), kandung kemih (cystisis), ureter (ureteritis), bahkan dapat menyerang organ ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi ginjal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui variasi hasil pemeriksaan sedimen urin pada pasien suspek ISK. Jenis penelitian bersifat observasional laboratorik dengan rancangan cross section. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Universitas Hasanuddin (RSPTN-UH) Makassar pada tanggal 31 Mei-13 Juni 2022. Sampel dalam penelitian berjumlah 67 orang pasien suspek ISK, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik subjek penelitian jenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang (46,3%) dan perempuan sebanyak 36 orang (53,7%), untuk klasifikasi umur terbanyak yaitu umur 45-54 tahun sebanyak 18 orang (26,9%) dan yang paling sedikit yaitu pasien dengan umur 25-34 tahun sebanyak 3 orang (4,5%). Untuk variasi hasil pemeriksaan sedimen urin pasien dengan keadaan eritrosit normal sebanyak 55 orang (82,1%) dan abnormal sebanyak 12 orang (17,9%), sedangkan pasien dengan keadaan leukosit normal sebanyak 56 orang (83,6%) dan abnormal sebanyak 11 orang (16,4%). Pemeriksaan sel epitel normal sebanyak 63 orang (94,0%) dan abnormal sebanyak 4 orang (6,0%), pemeriksaan kristal normal sebanyak 63 orang (94,0%) dan abnormal sebanyak 4 orang (6,0%), dari 67 sampel penelitian tidak ditemukan adanya silinder dan bakteri pada urin pasien suspek ISK (0%). Berdasarkan hasil dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat lebih banyak sel normal dibandingkan abnormal pada urin pasien suspek ISK. Hal ini dapat disebabkan karena peneliti tidak mengontrol beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan sedimen urin salah satunya penggunaan terapi pengobatan antibiotik pada subjek penelitian, sehingga subjek yang telah mengonsumsi antibiotik tersebut tidak ditemukan adanya bakteri di dalam urinnya karena zat atau kandungan yang terdapat pada antibiotik dapat menghambat perkembangbiakan dan menghentikan penyebaran serta pertumbuhan bakteri pada urin pasien suspek dan penderita ISK. Sehingga disarankan dalam penegakan diagnosa ISK dapat menggunakan marker pemeriksaan tambahan yang lebih spesifik seperti kultur urin dan pemeriksaan urin rutin untuk mendeteksi adanya infeksi pada saluran perkemihan, dan memperhatikan persiapan pasien sebelum pemeriksaan dilakukan.