Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Nutritional Status of Tuberculosis Patients in Against Serum Glutamate Pyruvate Transaminase Levels Iqbal Donarika Widagdo; Setyoko Setyoko; M. Riza Setiawan
MAGNA MEDIKA: Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 3 (2016): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.796 KB) | DOI: 10.26714/magnamed.1.3.2016.14-17

Abstract

Background: Treatment of Tuberculosis patients are given in the form of a drugs combination. Some drugs which are Pyrazinamide, Isoniazid and Rifampicin can provide hepatotoxic side effects. Specific sign of hepatotoxic occurrence is increasing in the Serum Glutamate Pyruvate Transaminase levels. One of factors that influence hepatotoxicity is nutritional status. This study aims to determine the relationship between nutritional status and levels of Serum Glutamate Pyruvate Transaminase in tuberculosis patients.Methods: A non-experimental correlation study, retrospective approach with total sampling method, according to inclusion and exclusion criteria. Located at tCommunity Lung Health Center (BKPM) Ambarawa area. The analysis used the Spearman rank correlation testResults: Based on the test results of Spearman Rank correlation test, the correlation coefficient (r) is  -0.267. Hypothesis test results also showed 0.037 (p-value <0.05), which means the existence of a significant correlation between variabels.Conclusion: There is a relationship between nutritional status and levels of Serum Glutamate Pyruvate Transaminase in tuberculosis patients.
Ankle Brachial Index pada Penderita Diabetes dan Non Diabetes, dan Hubungannya dengan Aktivitas Fisik dan Perilaku Merokok Arum Kartikadewi; Setyoko Setyoko; Zulfachmi Wahab; Kharisma Andikaputri
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 18, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.18.1.57-68

Abstract

Ankle Brachial Index (ABI) adalah prediktor utama untuk menilai adanya penyakit arteri perifer pada penderita Diabetes Melitus (DM) dan non DM. Terdapat perbedaan faktor risiko terhadap abnormalitas ABI antara penderita DM dan non DM. Penelitian bertujuan mengetahui perbedaan faktor yang mempengaruhi ABI pada penderita DM dan non DM etnis Jawa.Desain penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan case control. Sampling dilakukan dengan cara consecutive sampling. Perbedaan faktor yang mempengaruhi ABI dianalisis dengan  uji Chi-square. Faktor yang signifikan mempengaruhi ABI pada responden DM adalah usia (p-value=0,04) dan aktivitas fisik (p-value=0,02) dan faktor yang tidak signifikan adalah jenis kelamin (p-value=1,00), lama DM (p-value=0,31), tekanan darah (p-value=0,75), dan status merokok (p-value=1,00). Sedangkan, faktor yang signifikan mempengaruhi ABI pada responden non DM adalah aktivitas fisik (p-value=0,01) dan faktor yang tidak signifikan adalah jenis kelamin (p-value=0,31), usia (p-value=0,08), tekanan darah (p-value=0,93), dan status merokok (p-value=0,32). Faktor yang mempengaruhi ABI pada responden DM adalah usia dan aktivitas fisik, sedangkan pada responden non DM adalah aktivitas fisik.
KORELASI ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 ETNIS JAWA Rahma Hidayati Nurdiana; Setyoko; Yanuarita Tursinawati
Majalah Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2023): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2022.010.01.2

Abstract

Kasus diabetes melitus tipe 2 (DMT2) pada etnis Jawa selalu meningkat. Peningkatan tekanan darah pada pasien DMT2 dapat menyebabkan kerusakan endotel glomerulus, bila dibiarkan dapat menyebabkan komplikasi berupa nefropati diabetik dan gagal ginjal. American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan pasien DMT2 dengan hipertensi untuk melakukan cek rutin kadar mikroalbuminuria guna mencegah timbulnya komplikasi berupa nefropati diabetika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara tekanan darah dengan kadar mikroalbuminuria pada pasien DMT2 etnis Jawa. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional menggunakan data rekam medis dari 31 subjek pada periode penelitian Desember 2021 di Puskesmas Pandanaran, Puskesmas Purwoyoso, dan Puskesmas Gunungpati Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar mikroalbuminuria pasien adalah 283,166 g/dl, rerata tekanan darah sistolik 134,39 mmHg, dan rerata tekanan darah diastolik 79,54 mmHg. Hasil analisis diperoleh adanya korelasi lemah antara tekanan darah sistolik dengan kadar mikroalbuminuria (p = 0,001, r = 0,567) dengan pola korelasi positif, namun tidak terdapat korelasi antara tekanan darah diastolik dengan kadar mikroalbuminuria (p = 0,463, r = 0,137). Disimpulkan bahwa peningkatan tekanan darah sistolik akan diikuti dengan peningkatan kadar mikroalbuminuria pada penderita DM tipe 2 etnis Jawa.