Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA HIV/AIDS SETELAH INTERVENSI MEDIA AUDIO VISUAL DI SMPN 21 BANDAR LAMPUNG Reny Widyasari; Besral Besral; Susanti Widiastuti; Jenny Anna Siauta
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 4 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v8i4.2021.859-866

Abstract

Data kumulatif kasus HIV positif pada kelompok usia 24 – 25 tahun di Provinsi Lampung pada Mei 2018 – Mei  sebanyak 32 orang. Upaya edukasi pada remaja penting dilakukan agar perilaku pencegahan HIV/AIDS pada Remaja  dapat ditingkatkan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio visual terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang bahaya HIV/AIDS di SMPN 21 Bandar Lampung. Desain penelitian ini adalah quasi-experiment dengan pendekatan one group pretest posttest. Eksperimen yang diberikan berupa penggunaan media audio visual yang diberikan dengan frekuensi satu kali selama satu hari. Sampel penelitian ini adalah total sampel 90 siswa/siswi kelas IX SMPN 21 Bandar Lampung. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuesioner. Analisis data menggunakan paired t-test. Rerata skor pengetahuan sebelum intervensi adalah 55,3. Setelah diberikan intervensi promosi kesehatan dengan audio visual rerata skor pengetahuan meningkat menjadi 73,3. Ada peningkatan skor yang bermakna pada pengetahuan remaja setelah dilakukan promosi kesehatan menggunakan media audio visual sebesar 18 poin (p value ≤0,001). Promosi kesehatan audio visual  dengan frekuensi satu kali selama satu hari dapat meningkatkan pengetahuan siswa SMP. Diharapkan siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang bahaya HIV /AIDS dengan mengakses sumber informasi yang terpercaya dan menjaga pergaulan bebasnya sehingga terhindar dari risiko penularan virus HIV/AIDS.
Analysis Of The Role Of The Midwife In Hospital In Stunting Prevention Effort In Rsu Aulia, Jakarta Selatan Dita Aprillia; Jenny Anna Siauta; Rukmaini
Science Midwifery Vol 10 No 3 (2022): August: Science Midwifery
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v10i3.614

Abstract

Stuntingis a problem of particular concern in Indonesia and the world. Midwives as implementers and managers of health services must be able to utilize their resources effectively and efficiently in improving the health status of mothers and children so that they can contribute to stunting prevention efforts. This study aims to analyze the role of midwives in stunting prevention efforts at Aulia General Hospital, South Jakarta. This study uses an analytical survey design with a cross sectional approach. The sample, namely midwives who work at the Aulia General Hospital, South Jakarta, amounted to 112 people. The sampling technique used was purposive sampling. The instrument uses a google form questionnaire. Bivariate analysis using chi square test. The results of the study from 112 midwives who worked at RSU Aulia, South Jakarta, obtained 72.3% of midwives performed their role well in stunting prevention efforts. Bivariate analysis obtained all variables of education (p value 0.032), motivation (p value 0.000), knowledge (p value 0.001), training (p value 0.019), health facilities (p value 0.023), and SOP guidance (p value 0.025) < 0.05 was significantly related to the role of midwives in stunting prevention efforts. It is recommended that midwives improve their professional work through education to a higher level and increase competence through training or seminars on 1000 HPK. training (p value 0.019), health facilities (p value 0.023), and SOP guidelines (p value 0.025) <0.05 were significantly related to the role of midwives in stunting prevention efforts. It is recommended that midwives improve their professional work through education to a higher level and increase competence through training or seminars on 1000 HPK. training (p value 0.019), health facilities (p value 0.023), and SOP guidelines (p value 0.025) <0.05 were significantly related to the role of midwives in stunting prevention efforts. It is recommended that midwives improve their professional work through education to a higher level and increase competence through training or seminars on 1000 HPK.
The Effectiveness Of Administration Of Kelor Tea To Increase Hemoglobin Levels In Pregnant Women With Anemia In The Work Area Of Pondok Ranji Tangerang Selatan Puskesmas Working Area Rukmaini; Ditha Fauziah; Jenny Anna Siauta
Science Midwifery Vol 10 No 3 (2022): August: Science Midwifery
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v10i3.625

Abstract

The prevalence of anemia in pregnant women is increasing every year, including in developing countries such as Indonesia. The higher the prevalence, the more complications that will be encountered such as postpartum bleeding, prolonged labor and other labor complications. Moringa leaves have a high iron content which can increase hemoglobin levels so as to prevent anemia in pregnant women. The purpose of this study was to determine the effectiveness of giving Moringa leaf tea to increase hemoglobin levels in pregnant women with anemia. This research is a quasi-experiment with pre-post test with control group design. The study was conducted in the working area of Pondok Ranji Public Health Center, South Tangerang in 2022. The sample size in the study was 40 respondents consisting of 20 intervention groups and 20 control groups taken by purposive sampling. The research instrument used an observation sheet. The analysis used is the Independent T-Test test which was previously tested for normality and homogeneity. The results of the study on hemoglobin levels before being given Moringa leaf tea an average of 9.69 and after being given Moringa leaf tea an average of 11.12 with an average difference of 1.43, in the control group examination I an average of 9.94 and examination II an average of 10.55 with an average difference of 0.61. There was a significant difference in the mean hemoglobin level between the intervention group and the control group with a significance level of 0.028 < 0.05
Pengaruh Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-5 Bulan Ayu Amalia Putri; Jenny Anna Siauta; Triana Indrayani
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 13 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v13i2.845

Abstract

Tingginya angka kelahiran hidup pada bayi penting sekali memberi stimulus pada masa golden age sehingga tidak terjadi keterlambatan perkembangan. Terapi pijat adalah salah satu saran stimulasi yang di kembangkan dalam merangsang pertumbuan dan perkembangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan usia 3-5 bulan di Praktik Mandiri Bidan Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental dan menggunakan analisis General Linear Model (GLM) Repeated Measures design dengan desain  Pretest-Posttest. Jenis kontras yang digunakan kontras Difference. Populasi penelitian yang digunakan adalah 90 bayi yang berusia 3-5 bulan. Sampel pada penelitian ini sebanyak 20 bayi. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling dan dikumpulkan dengan teknik observasi. Rata-rata berat badan sebelum dilakukan pijat bayi yaitu 5614.75 gram dan setelah dilakukan pijat bayi pada minggu pertama rata-rata berat badan bayi menjadi 5869.10 gram sampai pada minggu terakhir rata-rata berat badan bayi meningkat menjadi 6365.50 gram. Hasil uji statistika didapatkan nilai p=0,000 yang berarti (p<0,05) artinya terdapat pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan usia 3-5 bulan di Praktik Mandiri Bidan Kota Bekasi. Terjadi peningkatan sebanyak 750.75 gram dari berat badan awal sebelum dilakukan peijatan dan Ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan usia 3-5 bulan di Praktik Mandiri Bidan Kota Bekasi.
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan tentang Seksualitas terhadap Persepsi Remaja Putri Kelas X Delli Septi Rahayu; Jenny Anna Siauta; Triana Indrayani
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 13 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v13i2.846

Abstract

Angka kejadian pernikahan dini masih banyak terjadi diberbagai Indonesia. Kurangnya pengetahuan remaja salah satunya karena minim edukasi dan penyampaian informasi seperti penyuluhan tentang seksualitas. Informasi yang salah tentang seks menjadi salah satu indikator meningkatnya perilaku seks bebas di kalangan remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang seksualitas terhadap persepsi remaja putri kelas X di SMA N 1 Cikarang Selatan dengan metode Pre Eksperiment dengan desain One Group Pretest Posttest. Sampel dalam penelitian ini adalah siswi sebanyak 96 yang diambil secara Purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik kueisoner. Uji statistik menggunakan uji t-test dependen. Analisa data menggunakan univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai rata-rata persepsi remaja putri sebelum penyuluhan sebesar 62,75, dengan standar deviation 8,840. Rata-rata persepsi remaja putri sesudah penyuluhan sebesar 74,68 dengan standar deviation sebesar 9,825 dengan uji t-test. Menunjukan bahwa terdapat selisih peningkatan antara pre dan post sebesar 11,93, artinya ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang seksualitas terhadap remaja putri kelas X di SMA N 1 Cikarang selatan dengan Nilai p value 0,000< α (0,05).
Analisis Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Anak Jalanan di Kota Cilegon Bunga Tiara Carolin; Jenny Anna Siauta; Ratna Yukia Nengsih
Jurnal SMART Kebidanan Vol 10, No 1 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/sjkb.v10i1.770

Abstract

ABSTRAKPerilaku seksual pada remaja dapat berdamapak terhadap kesehatan reproduksi. Banyak kasus aborsi dilakukan karena adanya kehamilan yang tidak diinginkan sehingga berdampak pada penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS. Hasil studi pendahuluan didapatkan hasil dari 6 anak jalanan sudah melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui factor yang berhubungan dengan perilaku seksual anak jalanan yaitu usia, pengetahuan, sikap, peran keluarga, sumber informasi. Desain penelitian ini menggunakan rancangan survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling Jumlah sampel 55 anak jalanan. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian dari 55 anak jalanan yang memiliki perilaku seksual yang buruk 74,5%, usia remaja akhir 87,3% pengetahuan baik 83,6%, sikap negatif 87,3%, tidak ada peran keluarga 72,7%, sumber informasi dari nakes 76,4%. Hasil uji chi square terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (P=0,005), sikap (P=0,00) tidak ada hubungan antara usia dengan (P=0,664), peran keluarga (P=0,304) sumber informasi (P=0,477) dengan perilaku seksual anak jalanan. Simpulan dan saran anak jalanan yang memiliki sikap negatif berpeluang 30 kali lebih besar untuk melakukan perilaku seksual dibandingkan anak jalanan yang memiliki sikap positif. Diharapkan lebih difokuskan penanganan terhadap anak jalanan yang memiliki sikap negatif dengan cara melakukan penyuluhan yang intensif dan berkelanjutan mengenai kesehatan reproduksi sangat penting bagi kesehatan seperti personal hygine. Kata Kunci : usia; sikap; peran keluarga; pengetahuan; sumber informasi; perilaku seksual anak jalanan ABSTRACTSexual behavior in adolescents can have a negative impact on reproductive health. Many cases of abortions are carried out because of unwanted pregnancies that have an impact on sexually transmitted diseases such as HIV/AIDS. The results of the preliminary study showed that 6 street children had sexual intercourse with the opposite sex. The purpose of this study was to determine factors related to sexual behavior of street children, namely age, knowledge, attitudes, family roles, sources of information. The research design used an analytic survey design with a cross sectional approach. The sampling technique used total sampling. The sample size was 55 street children. The research instrument used a questionnaire. Bivariate analysis using the Chi Square test. The results of the study of 55 street children who had bad sexual behavior 74.5%, late adolescence 87.3% good knowledge 83.6%, negative attitude 87.3%, no family role 72.7%, sources of information from naked 76.4%. The results of the chi square test showed a significant relationship between knowledge (P=0.005), attitude (P=0.00) no relationship between age and (P=0.664), family role (P=0.304) sources of information (P=0.477) with the sexual behavior of street children. Conclusions and suggestions for street children who have a negative attitude are 30 times more likely to engage in sexual behavior than street children who have a positive attitude. It is hoped that more specific handling of street children who have negative attitudes by conducting intensive and ongoing counseling on reproductive health is very important for health such as personal hygiene. Keywords: age; attitude; family roles; knowledge; resources; sexual behavior of street children
PERBANDINGAN NYERI PERSALINAN PADA IBU YANG MENDAPATKAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN PIJAT ENDORPHIN Rini Kundaryanti; Evi Rizkiyani; Jenny Anna Siauta
Menara Medika Vol 6, No 1 (2023): VOL 6 NO 1 SEPTEMBER 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v6i1.4695

Abstract

Latar belakang: Nyeri persalinan menjadi masalah dalam proses persalinan. Salah satu cara menurunkan nyeri persalinan yaitu pijat oksitosin dan pijat endorphin. Berdasarkan data dari RSUD ‘T’ Jakarta Selatan pada tahun 2022 ditemukan 38% pasien Atas Permintaan Sendiri (APS) meminta untuk tindakan operasi SC dikarenakan nyeri saat proses persalinan. Tujuan: Mengetahui perbandingan nyeri persalinan pada ibu bersalin yang mendapatkan pijat oksitosin dengan pijat endorphin. Metode: Quasy experiment dengan rancangan pretest-posttest with control group design. Sampel dalam penelitian adalah inpartu kala 1 fase aktif sebanyak 30 responden. Analisis data menggunakan uji paired sample t-test  yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil penelitian: Nyeri persalinan sebelum dan sesudah pemberian pijat oksitosin mengalami penurunan dengan selisih nilai mean 4,40 nyeri persalinan sebelum dan sesudah pemberian pijat endorphin mengalami penurunan dengan selisih nilai mean sebesar 3,06. Adapun hasil dependen t-test pijat oksitosin (p value 0,00) dan pijat endorphin (p value 0,00). Dan hasil independen t-test  dengan p value 0,006. Kesimpulan dan Saran: Pijat oksitosin lebih efektif mengurangi nyeri persalinan daripada pijat endorphin. Diharapkan bidan dapat memberikan terapi komplementer  pijat oksitosin sebagai salah satu upaya mengurangi nyeri persalinan pada ibu bersalin. 
Analysis Of Behavior Of The Use Of Narcotics, Psychotopopic And Addictive Substance Among Homeless Kids Bunga Tiara Carolin; Jenny Anna Siauta; Maria Goreti Buka Laga
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 9, No 3 (2023): Volume 9 No. 3 Juli 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v9i3.9354

Abstract

Latar Belakang: Badan Narkotika Nasional mencatat jumlah penggunaan narkoba di Indonesia pada tahun 2018, 24% diantaranya adalah pelajar dan mahasiswa. Dengan 50 juta anak dari tingkat SD hingga SMP atau SMK atau setingkat Perguruan Tinggi sekitar 3,5 juta orang. Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, diketahui dari 10 anak gelandangan di Kota Cilegon, 7 diantaranya memiliki perilaku penggunaan narkoba.Tujuan: Tujuan untuk menganalisis perilaku penggunaan narkoba pada anak tunawisma.Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 55 anak gelandangan. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.Hasil: Hasil dari 55 anak gelandangan terdapat 83,6% pengguna narkoba, dengan usia akhir remaja 87,3%, yang berpengetahuan baik 80%, pengaruh teman sebaya 78,2%, tidak mendapat dukungan keluarga 69, 1% dan 56,4% mendapatkan informasi tentang bahaya penggunaan narkoba dari tenaga non medis. Hasil uji Chi Square ada hubungan yang signifikan antara teman sebaya dengan penggunaan narkoba (p = 0,000), dukungan keluarga (p = 0,001) sumber informasi (p = 0,007) dan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia (p = 0,585), pengetahuan (p = 1.000) dan penggunaan narkoba pada anak jalanan.Kesimpulan: Variabel yang paling berhubungan adalah teman sebaya.Saran: diharapkan kepada dinas sosial merehabilitasi anak pengguna narkoba dan tidak menggabungkan pos anak pengguna narkoba dengan non pengguna narkoba agar tidak saling mempengaruhi ke arah yang negatif Kata kunci: umur; obat; dukungan keluarga; anak-anak; pengetahuan ABSTRACT Background: The National Narcotics Agency records the number of drug use in Indonesia in 2018, 24% of which are students and students. With 50 million children from Elementary School to Upper Middle School or Vocational Middle School or at the College level around 3.5 million people. From a preliminary study conducted by researchers, it was found out of 10 homeless kids in Cilegon City, 7 of whom had drug use behavior.Purpose: The objective to analyze drug use behavior among homeless kids.Methods: The research design used was an analytical survey with a cross sectional approach. The number of samples were 55 homeless kids. Research instruments using questionnaires. Bivariate analysis using Chi Square test.Results: The results out of 55 homeless kids there were 83.6% of drug users, with the final age of adolescents was87.3%, who had good knowledge was 80%, peer influence was 78.2%, did not get family support were 69,1% and 56.4% get information about the dangers of drug use from non-medical personnel. Chi Square test results have a significant relationship between peers and drug use (p = 0,000), family support (p = 0,001) source of information (p = 0,007) and none significant relationship between age (p = 0.585), knowledge (p = 1,000) and drug use in street children.Conclusion: The most related variable was peers.Suggestions; it is expected that the social service will rehabilitate children who use drugs and do not combine the posts of children who use drugs with non-drug users so that they do not influence each other in a negative direction Keywords: age; drug; family support; kids; knowledgeÂ