Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

EKSPLORASI PERMASALAHAN DALAM IMPLEMENTASI COMMUNITY-BASED EDUCATION DI FAKULTAS KEDOKTERAN Meidianawaty, Vivi; Widyandana, Widyandana; Kristina, Tri Nur
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 20, No 1 (2016)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v20i1.7169

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi permasalahan-permasalahan yang dapat ditemukan saat implementasi Community-based Education (CBE) di fakultas kedokteran. Pendekatan kualitatif eksplorasi dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang sering ditemui dalam implementasi program CBE. Pengumpulan data dilakukan di fakultas kedokteran negeri dan swasta dengan evaluasi dokumen, wawancara semistruktur, dan observasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah program CBE yang tidak menetapkan tujuan pembelajaran bersifat generik, kurang melibatkan peran aktif masyarakat dalam kegiatan pembelajaran mahasiswa, kebutuhan masyarakat yang jarang teridentifikasi, dan tidak adanya program yang berkelanjutan dapat menyebabkan kejenuhan masyarakat atau kegagalan program CBE mencapai tujuannya.Kata kunci: community-based education, implementasi, masalah, metode berkelanjutann EXPLORATION OF PROBLEMS IN COMMUNITY-BASED EDUCATION IN THE FACULTY OF MEDICINEAbstractThere were sereval problems in the implementation of Community-based Education CBE that need to be further explored. Exploratory qualitative approach was carried out to identify problems that were often encountered. Data collection was conducted in Public Medical School and Private Medical School by using document evaluation, semi-structured interviews, and observation. The conclusion of this study is CBE program that does not set the generic learning objectives, less involvement of the community active participation, the needs of community who are rarely identified, and the absence of a sustainable program can lead to saturation of the CBE program or failure to achieve its objectives.Keywords: community-based education, implementation, problems, sustainable methods
Pendekatan Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran dalam Menghadapi OSOCA (Studi di Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung jati Cirebon) Uswatun Khasanah; Catur Setiya Sulistiyana; Tissa Octavira Permatasari; Vivi Meidianawaty
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 4, No 1 (2018): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSalah satu metode pembelajaran yang diterapkan di Fakultas kedokteran adalah Problem based learning (PBL) yaitu suatu metode pembelajaran yang menggunakan kasus untuk membantu mahasiswa mamahami materi. Metode PBL mendorong mahasiswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah. Teknik yang digunakan untuk mengukur pencapaian belajar mahasiswa setelah PBL adalah Objective Student Oral Case Analysis (OSOCA). Ujian ini dilaksanakan secara lisan dan menuntut mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah dalam bentuk kasus, mampu meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar dan menganalisis suatu kasus secara menyeluruh sesuai kompetensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pendekatan belajar yang digunakan mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon dalam menghadapi ujian OSOCA. Metode penelitian menggunakan studi deskriptif, sampel penelitian sebanyak 135 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 93 mahasiswa (68,9 %) menggunakan deep approach dan sebanyak 42 mahasiswa (31,1 %) menggunakan surface approachKata kunci : Pendekatan belajar, OSOCAABSTRACTOne of the learning methods applied in the Faculty of medicine is Problem Based Learning (PBL). PBL is a learning method that uses cases to help students achieve learning objection. The PBL method encourages students to learn how to work together in groups to find solution the problems. The Assessment technique that used to assess student achievement after PBL is Objective Student Oral Case Analysis (OSOCA). This test requires students to identify problems in the form of cases, and analyze a case as a whole according to competence. This study aims to describe the learning approaches used by students in the Faculty of Medicine, University of Swadaya Gunung Jati Cirebon in facing OSOCA exam. The research method used descriptive study, with 135 students. The result showed that 93 students (68,9%) use deep approach and 42 students (31,1%) using surface approachKeyword : Learning Approach, OSOCA 
Deskripsi Tingkat Kecemasan Mahasiswa dalam Menghadapi UTB (Ujian Tengah Blok) Dan UAB (Ujian Akhir Blok) di Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon Hanna Maulyndah; Vivi Medianawati; Uswatun Khasanah; Berlian Mayasari
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 4, No 2 (2018): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKecemasan merupakan keadaan emosional tidak menyenangkan, berupa respon psikofisiologis yang timbul sebagai antisipasi bahaya yang tidak nyata. Kondisi ini disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak diketahui. Salah satu tanda fisiologis berupa denyut jantung bertambah cepat sehingga menyebabkan rasa terancam dan takut. Kecemasan merupakan suatu respon yang dipicu oleh persepsi seseorang terhadap segala sesuatu yang dianggap sebagai ancaman atau stresor.  Ujian merupakan salah satu stresor yang sering dialami oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi Ujian tengah Blok (UTB) dan Ujian Akhir Blok (UAB) di Fakultas Kedokteran Unswagati. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Stratified Random Sampling. Besar sampel sebanyak 144 responden. Instrumen penelitian berupa kuesioner skala kecemasan ujian pada mahasiswa yang menghadapi UTB dan UAB. Analisis data dilakukan menggunalan program SPSS untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat kecemasan mahasiswa. Hasil dari penelitian ini menyatakan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi UTB berada pada tingkat kecemasan sedang sebanyak 84 % dan kecemasan berat sebanyak 16 %. Tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi UAB berada pada tingkat kecemasan sedang sebanyak 73,6 % dan kecemasan berat sebanyak 26,4 % dan mayoritas gejala yang mempengaruhi adalah aspek kognitif. Hasil ini menunjukan bahwa Tingkat Kecemasan mahasiswa fakultas kedokteran dalam menghadapi UAB lebih berat dibandingkan dengan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi UTB. Kata Kunci: Kecemasan, UTB, UAB, Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Pengembangan Instrumen Penilaian Perilaku Profesional Mahasiswa Kedokteran Uswatun Khasanah; Atik Sutisna; Vivi Meidianawaty
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 2, No 1 (2015): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan instrumen penilaian perilaku profesional mahasiswa kedokteran yang valid, reliabel, dan praktis. Pengembangan instrumen menggunakan modifikasi model pengembangan Borg & Gall yaitu: Research and information collecting, Planning, Develop preliminary form of product, Preliminary Field testing, Main product Revision, Main Field Testing, Operational product revision, dan Operational field testing. Instrumen penilaian perilaku profesional yang dikembangkan berbentuk lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik penilaian dan teknik penskoran. Sampel ujicoba pengembangan adalah mahasiswa semester 4 Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati. Validitas data hasil ujicoba diolah menggunakan expert judgemen, analisis faktor konfirmatori dan analisis butir instrumen, sedangkan reliabilitas data diuji dengan metode inter rater reliability. Hasil pengembangan menunjukan bahwa instrumen penilaian perilaku profesional mahasiswa valid , reliabel, dan praktis untuk digunakan. Berdasarkan uji analisis faktor konfirmatori,  instrumen penilaian perilaku profesional tersusun valid oleh empat indikator yaitu integrity, compassion, continous inprovement, dan competence . Nilai validitas untuk validitas integrity  0,52, compassion  0,67, continous improvement 0,84,  dan competence 0,92 . Nilai reliabilitas antar rater instrumen yaitu sebesar 0,78. Pengembangan instrumen dapat dilanjutkan dengan mengembangkan instrumen penilaian perilaku profesional untuk kegiatan early clinical exsposure dan internship. Kata kunci : pengembangan instrumen; perilaku profesional; observasi This research aims to get instrument of medical student,s professional behaviour that valid, reliable, and practical. Developing instrument using a modified Borg & Gall development model are: Research and information collecting, Planning, Develop preliminary form of product, Preliminary Field testing, product Revision Main, Main Field Testing, Operational product revision, and Operational field testing. Instruments developed in the form of professional behavior observation sheet with the assessment rubric and scoring techniques. Sample test development is 4th semester student of the Faculty of Medicine, University of swadaya Gunung Jati. Validity of the test result data processed using expert judgemen, confirmatory factor analysis and item analysis of the instrument, while the reliability of the data was tested by the method of inter-rater reliability. Results showed that the development instrumen of professional behaviour medical’s student is valid, reliable, and practical for use. Based on confirmatory factor analysis test, Instrument of professional behavior composed by four indicators with validity value of 0.52 integrity, 0.67 compassion, 0.84 continuous improvement, and competence 0.92.  Reliability of the instrument is  0.78. Next, Instrument development can proceed with developing instruments for the professional behaviour of activity early clinical exsposure and internship.Keywords : Developing instrument; Observation; Professional behaviour 
Hubungan Persepsi Mahasiswa Terhadap Lingkungan Pembelajaran Dengan Nilai Blok Di Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon R. Yusuf Firdaus Albana; R. Vivi Meidianawaty; Iwan Hermawan
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 6, No 2 (2020): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Lingkungan pembelajaran merupakan implementasi dari pelaksanaan kurikulum di fakultas kedokteran. Lingkungan pembelajaran diperlukan dalam mewujudkan dan membuat operasional kurikulum baru, dan dapat dilihat menggunakan kuisioner DREEM. Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Universitas Sam Ratulamgi menujukan bahwa hasil yang positif. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan studi cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling dengan jumlah responden sebanyak 187. Hubungan lingkungan pembelajaran dinilai menggunakan kuisioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi somers dan regresi logistik. Hasil: Berdasarkan analisis data bahwa lingkungan pembelajaran dengan nilai blok berhubungan secara signifikan yaitu (p=0.002). serta terdapat beberapa aspek yang berhubungan secara signifikan yaitu proses pembelajaran (p= 0.000), aspek mahasiswa terhadap dosen (p=0.001), aspek kemampuan akademik (p= 0.000) aspek atmosfir lingkungan belajar (p=0.001), serta aspek lingkungan sosial (p=0.021). Berdasarkan hasil analisis multivariat menunjukan aspek lingkungan pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap nilai blok yaitu persepsi mengenai kemampuan akademik(OR= 4,501,C.I.95%). Simpulan: Lingkungan pembelajaran berhubungan dengan nilai blok. Aspek proses pembelajaran, mahasiswa terhadap dosen, kemampuan akademik, atmosfir lingkungan belajar serta aspek lingkungan sosial berhubungan terhadap nilai blok. lingkungan pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap nilai blok yaitu persepsi mengenai kemampuan akdemik. Kata kunci: DREEM, lingkungan pembelajaran, nilai blok. ABSTRACT Introduction : Learning environment is an implementation of a curiculum in faculty of medicine. Learning environment is needed in realizing and making operational in the new curriculum, and can be seen using DREEM questionnaire. From the previous research conducted at the university of Sam Ratulangi showed the result were positive. Methods:This research used observational analytic method with a cross-sectional study. A stratified random sampling technique used for this research with 187 numbers of respondent. The correlation of learning environment measured by questionnaires. Statistical test that used are somers test and logistic regrestion test. Resulst: Based on the result, there is correlation between learning environment and block value (p=0.002). there are some aspects that have same correlation, perception of learning (p=0.000), perception of teachers (p=0.001), academic self-perception (p=0.000), perception of amosphere (p=0.001), and social life perception (p=0.021). Based on the results of multivariate analysis showing the aspects of the learning environment that had the most influence on block values were perceptions of academic ability (OR = 4,501, C.I.95%). Conclusions: Learning environment related to block values. Aspects of the perception of learning, perception of teachers, academic self-perception, perception of atmosphere and social life perception are relate to the value of the block. the most influential learning environment for block values is academic self perception. Key words: DREEM, Learning environment, block value
Perbandingan Konsentrasi Garam yang Dikonsumsi dengan Level Tekanan Darah (Studi di Puskesmas Kota Cirebon) Vivi Meidianawaty; Desy Fitriani Sarah
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 3, No 2 (2016): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.  Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Konsumsi garam yang berlebihan berhubungan dengan prevalensi hipertensi yang melonjak setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kebiasaan konsumsi garam rata-rata perhari terhadap level tekanan darah serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Metode. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner food recall dan food frequency kepada 400 responden yang sudah dicek tekanan darahnya, kemudian dibagi menjadi 2 kelompok kontrol yaitu kelompok pasien hipertensi dan kelompok pasien normotensi. Selain itu diamati apakah ada faktor lain penyebab hipertensi pada responden selain dari faktor konsumsi garam perhari melalui kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji chi square dan uji regresi. Hasil : setelah dilakukan uji statistik terdapat perbandingan konsentrasi garam yang dikonsumsi responden yang menderita hipertensi dengan responden  normotensi (P=0,000), terdapat perbedaan riwayat hipertensi keluarga responden hipertensi dan responden normotensi dimana rata-rata pasien hipertensi mempuyai riwayat keluarga lebih tinggi dibanding responden normotensi (P=0,001), terdapat perbandingan Body Mass Index responden hipertensi dan responden normotensi dimana responden hipertensi rata-rata mempunyai BMI lebih dari normal  (P=0,002) dan terdapat perbadingan  umur responden normotensi dan responden hipertensi, responden hipertensi cenderung berumur 35 tahun keatas (P=0,001). Simpulan : Terdapat perbandingan konsentrasi garam yang dikonsumsi kelompok responden hipertensi dan kelompok normotensi, dimana kelompok hipertensi cenderung mengkonsumsi garam dalam jumlah tinggi. faktor lain seperti umur, riwayat keluarga, BMI turut berperan terhadap level tekanan darah.Kata Kunci: Konsumsi garam, Tekanan Darah, Hipertensi.Background: Hypertension is a condition in systolic blood pressure over 140 mmHg or diastolic blood pressure over 90 mmHg. Hypertension is the third leading cause of death after stroke and tuberculosis, which reached 6.7% of the population of deaths in all age groups in Indonesia. Excessive salt intake is related to the prevalence of hypertension is increasing by the year. This study aimed to compare the consumption habits of salt daily average of the blood pressure levels as well as other factors that influence it. Method. Data were collected through interviews using questionnaires food recall and food frequency to the 400 respondents who had their blood pressure checked, then divided into two groups, namely control group of patients with hypertension and normotensive patient group. Additionally observed if there are other factors causing hypertension in respondents apart from the factor of daily salt intake through a questionnaire. Data were analyzed using chi square test and regression test. Results: After statistical test are the concentration ratio of salt consumed by respondents with hypertension with respondents normotensive (P = 0.000), there is a difference history of hypertension family respondents with hypertension and respondent normotensive where the average hypertensive patients mempuyai family history is higher than respondents normotensive ( P = 0.001), there is a comparison of Body Mass Index respondents hypertension and respondents normotensive where respondents hypertension on average have a BMI of more than normal (P = 0.002) and there is a comparison the respondent's age normotensive and respondents hypertension, respondents with hypertension tend to be aged 35 years or older (P = 0.001). Conclusion: There is a concentration ratio of salt consumed by the group of hypertensive and normotensive group, in which groups of hypertension tend to consume high amounts of salt. Other factors such as age, family history, BMI contribute to blood pressure levels.Key words: Salt consumption, Blood Pressure, hypertension.
Refleksi Diri dalam Pendidikan Kedokteran Vivi Meidianawaty
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 5, No 2 (2019): Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Refleksi adalah proses metakognisi yang menciptakan pemahaman dengan lebih baik mengenai diri dan situasi sehingga tindakan yang akan datang didasari oleh pemahaman ini. Refleksi diri merupakan bagian dari pencapaian kompetensi mawas diri, penerapan dari belajar sepanjang hayat (lifelong learning) dan  self regulated yang menjadi aspek penting dalam pengembangan profesionalisme. Refleksi diri ataupun penilaian diri merupakan bagian yang terpenting dan merupakan salah satu keunggulan self regulated learning. Refleksi diri harus dikuasai oleh mahasiswa dalam proses belajar sehingga mampu mencapai hasil yang lebih optimal. Pada tahap refleksi observasi mahasiswa diminta untuk  mengamati kembali pengalaman dari aktivitas belajar mereka yang telah dijalani. Selanjutnya mahasiswa merefleksikan pengalamannya dan dari hasil refleksi ini mereka akan menarik pelajaran sebagai sebuah pemahaman baru yang akan diterapkan pada pengalaman berikutnya. Untuk mendorong proses refleksi diperlukan adanya feedback dari dosen atau pembimbing. Feedback akan membantu mahasiswa untuk mendeskripsikan kembali pengalaman yang diperolehnya, mengkomunikasikan kembali dan belajar dari pengalaman tersebut melalui. Masih lemahnya kesepakatan mengenai cara penilaian refleksi merupakan suatu hambatan karena penilaian diperlukan untuk mengidentifikasi keefektifan dari strategi pendidikan dan untuk tujuan penelitian. Penilaian juga memiliki pengaruh sebagai sumber feedback (penilaian formatif) dan menentukan yang telah dicapainya tingkat kompetensi (penilaian sumatif). Terdapat beberapa  metode penilaian refleksi yang telah dikembangkan diantaranya yaitu Mayo Evaluation of Reflection on Improvement Tool (MERIT) dan The Reflection Evaluation for Learners’ Enhanced Competencies Tool (REFLECT). Metode MERIT dirancang untuk mengukur kualitas refleksi residen pada situasi yang tidak menyenangkan. Instrumen pada MERIT memiliki validitas dan konsistensiti internal tinggi untuk mengukur beberapa dimensi refleksi diri, refleksi sistem dan manfaatnya. Metode REFLECT  adalah sebuah rubrik baru yang dikembangkan untuk menilai level refleksi mahasiswa. Merupakan pendekatan yang inovatif dan komprehensif karena memasukkan berbagai aspek yang mendasari refleksi, dibandingkan dengan desain-desain penilaian untuk refleksi yang telah ada. Ketika digunakan dengan baik, refleksi akan meningkatkan perkembangan individu. Reflection is a metacognitive process that creates better understanding of yourself and the situation so that the impending action based on this understanding. Self-reflection is part of the attainment of introspection, the implementation of lifelong learning and self-regulated is an important aspect of professional development. Self-reflection or self-assessment is an important part and is one of the benefits of self-regulated learning. Self-reflection must be mastered by the student in the learning process so as to achieve a more optimal results. At this stage of observation reflection students are asked to look back at the experience of their learning activities that have been undertaken. Furthermore, students reflect on his experience and the results of this reflection they will draw lessons as a new understanding that will be applied to the next experience. To encourage the process of reflection is necessary to feedback from lecturers or tutors. Feedback will help the students to describe again the experience gained, communicating back and learn from the experience through. The still weak agreement on how to vote is a reflection of a barrier because the assessment is needed to identify the effectiveness of strategies for educational and research purposes. Ratings also has influence as a source of feedback (formative assessment) and determine who has achieved a level of competence (summative assessment). There are several methods that have been developed ratings reflection among which Mayo Evaluation of Reflection on Improvement Tool (MERIT) and The Reflection Evaluation for Learners' Enhanced Competencies Tool (REFLECT). MERIT method is designed to measure the quality of reflection resident in an unpleasant situation. Instruments on MERIT has validity and high internal konsistensiti to measure multiple dimensions of self-reflection, reflection of the system and its benefits. REFLECT method is a new section that was developed to assess the level of student reflection. Is an innovative and comprehensive approach for incorporating various aspects of the underlying reflection, compared with designs for reflection votes that have been there. When used properly, the reflection will enhance the development of the individual.
Hubungan antara Komunikasi Dokter - Pasien dengan Tingkat Kepatuhan terhadap Pengobatan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2: Studi di Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon Indri Yulianti; Shofa Nur Fauzah; R Vivi Meidianawaty
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 8, No 2 (2022): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

LATAR BELAKANG Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dan khususnya di Jawa Barat. Diduga tingkat kepatuhan pasien diabetes terhadap pengobatan dipengaruhi oleh komunikasi antara dokter dan pasien. Namun hal ini belum menjadi hal yang diperhatikan di Indonesia. METODE Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan conscutive sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 89 orang.  Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang diuji dengan uji validitas dan reliabilitas serta dianalisis menggunakan uji Spearman. Hasil Hasil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi dokter-pasien dengan tingkat kepatuhan pengobatan dengan nilai p value dibawah 0,05.SIMPULAN Terdapat hubungan yang bermakna antara komunikasi dokter dengan pasien terhadap tingkat kepatuhan pengobatan pasien diabetes melitus tipe 2 pada Puskesmas Kejaksan.Kata Kunci: diabetes; kepatuhan pengobatan; komunikasi dokter-pasien.ABSTRACTBACKGROUND Diabetes mellitus is a public health problem with high morbidity and mortality rates throughout the world, including in Indonesia and especially in West Java. It is suspected that the level of diabetes patient's adherence to treatment is influenced by communication between doctor and patient. But this has not been a concern in Indonesia. METHOD it was a cross sectional study. The sampling technique in this study uses consecutive sampling. The sample size is 89 respondents. The research instrumen in the form questionnaire was tested with a validy and a reliability test and then data  analyzed by the Spearman analysis method. RESULTS  The result of this study found that there is a significant relationship between doctor-patient communication with medication adherence with a p value below 0,5. CONCLUSION There is a relationship between doctor and patient communication with the level of compliance with treatment of type 2 diabetes mellitus patients at Puskesmas KejaksanKeywords: diabetes; treatment adherence; doctor-patient communication.Â