Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

CYBER CAMPAIGN : IKLAN POLITIK MEDIA ON LINE VS MEDIA KONVENSIONAL ( refleksi pemilu legislatif 2009 ) Sosiawan, Edwi Arief
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) Vol 1, No 6 (2009): E-Democracy
Publisher : Jurusan Teknik Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemilu tahun 2009 berbeda sistem pemilihannya dibandingkan dengan pemilu sebelumnya khususnya dalam memilih calon wakil rakyat, sehingga mau tidak mau para calon legistatif (caleg) dan calon presiden (capres) harus mempromosikan dirinya agar mampu meraup suara terbanyak untuk bisa terpilih jadi angota dewan atau menduduki jabatan presiden. Oleh karenanya maka partai politik dan elit partai serta para kandidat calon legistatif harus melakukan promosi untuk mendongkrak popularitasnya untuk menjaring pemilih dan dukungan. Fenomena yang terjadi kemudian maka euforia iklan politik dan kampanye besar-besaran terjadi baik melalui media massa maupun pengumpulan massa dalam bentuk rapat besar dan sosialisasi program. Namun pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah penggunaan media kampanye tersebut cukup handal dan ampuh untuk menarik kognitif, afektif dan konasi masyarakat agar memilih mereka (partai dan calegnya) ? Adalah benar bahwa masing-masing media iklan memiliki kekuatan dan kelemahan baik media lini atas maupun media lini bawah. Jika ditinjau dari media lini atas yaitu televisi maka media televisi mampu menyampaikan pesan yang bisa sampai hampir ke seluruh lapisan masyarakat . Media kampanye lain yaitu media cetak adalah mampu menawarkan pilihan detail visi, misi dan program partai plus caleg untuk bisa diperhatikan dengan seksama oleh masyarakat. Media yang memiliki kemampuan dalam repitisi dan promosi perkenalan diri serta menimbulkan brand awarness masyarakat adalah media outdoor baik itu dalam bentuk spanduk, poster, banner maupun billbboard. Bila di analisis secara menyeluruh semua media iklan kampanye di atas tidak bisa digunakan untuk mengukur dan mengetahui berapa dukungan dari orang atau masyarakat sekitar yang akan mendukung mereka baik partai ataupun para caleg. Alternatif yang bisa dipilih untuk keperluan tersebut adalah media internet. Para elit politik dan kandidat caleg dapat memanfaatkan fasilitas web dan membangunnya atau memanfaatkan situs jejaring sosial yang tengah populer seperti blog ataupun facebook. Menggunakan media online maka selain mampu untuk memperkenalkan diri, menyampaikan visi misi dan program serta menciptakan brand image yang modern dan global maka para caleg atau partai tadi akan mengetahui jumlah eksposure di web atau blog masing-masing. Selain itu, penggunaan web, blog dan situs jejaring sosial dapat digunakan untuk menampilkan dan menampung dukungan dari para simpatisan dan konstituen atau masyarakat umum yang tertuang dalam testimonial, wall, comment ataupun email. Dukungan personal yang diperoleh tentunya tidak sebatas mesyarakat lokal atau disekitar tempat para caleg tersebut tetapi juga menjangkau global, mereka yang di luar negeripun akan tahu dan bisa memberikan dukungan personal. Menggunakan media online sebagai media kampanye juga bisa digunakan untuk membuat polling tentang kredibilitas dan menguji fit and propher para caleg dimata masyarakat.
EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA SITUS WEB PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA : PRESPEKTIF CONTENT DAN MANAJEMEN Sosiawan, Edwi Arief
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) Vol 1, No 5 (2008): Information System And Application
Publisher : Jurusan Teknik Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Instruksi Presiden No 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan E-government merupakan “angin segar” bagi penerapan teknologi komunikasi dan informasi di bidang pemerintahan. Saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah otonom yang berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi dalam bentuk situs web. Namun, implementasi mayoritas situs web Pemerintah Daerah Otonom masih berada pada tingkat pertama (persiapan) dan hanya sebagian kecil yang telah mencapai tingkat dua (pematangan), sedangkan tingkat tiga (pemantapan) dan empat (pemanfaatan) belum tercapai. Artinya,  implementasi e-government di Indonesia baru pada tahap awal, sehingga banyak lembaga pemerintah yang menyatakan dirinya sudah mengaplikasikan e-government, ternyata baru pada tahap web presence. Tantangan utama terletak pada kemampuan dan kesiapan  manajemen serta para pelaku dan bukannya teknologi pendukung e-government Apabila hal tersebut tidak diatasi maka dapat mengakibatkan timbulnya digital divide. Lebih jauh lagi transparansi kebijakan dan pelaksanaan otonomi daerah akan semakin sulit dikelola dan akan menutup jalan ke arah demokratisasi yang sempurna
MODEL MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN ADMINISTRASI BACK OFFICE E-GOVERNMENT SEBAGAI MEDIA PELAYANAN PUBLIK Sosiawan, Edwi Arief; Pujiastuti, Eny Endah
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 7, No 1 (2009)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v7i1.4

Abstract

On the challenges of development for democratization and transparency in the frame- work of regional autonomy, local governments now compete to build a race-e-government infrastructure. In factual, the main obstacles of the implementation of e-government is on the governance or management structure of the management and quantity and quality of human resources at government agencies that are very limited. The object of the selected study site is The City of Yogyakarta and The Sleman regency government. The formulation of the problem is taken “How E-Government Communication and Adminitrations Management Back Office Models as a Public Service Studies on the regional government of Yogyakarta and Sleman District Government Sites? “ Research method used was descriptive research to guide the inductive eksploratory to the results of research that the technical provisions of the respective websites of local governments to become the object of research in managing the front office has to follow some standard that is required in the development of the web as a medium for communication and information. Information uptodating, especially news on the navigation was done routinely. But still there is a delay of uptodating websites is a sign that there is imbalance between the management of websites each local government. Number of links the information of each local government websites have been sufficient, meaning that many categories of information provided. The fundamental problem lies in the fact that the government does not provide e-mail links for the user community, if there is acceptance of the feedback is to the manager or administrator websites and not on the officials concerned.
“AM I CREATIVE ENOUGH OR PERFECTLY CHARMING?” Gender Comparison of How Millennials Represent themselves on Instagram Sosiawan, Edwi Arief; Wibowo, Rudi
Journal Communication Spectrum: Capturing New Perspectives in Communication Vol 11, No 1 (2021): February - July 2021
Publisher : Department of Communication Science, Bakrie University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/jcs.v11i1.2151

Abstract

Photos uploaded by the millennial generation are the process of re-purposing the means of photography in the form of self-representation as a way to construct their identity. This self-identity construction process also involves gender roles related facts that demonstrate various behaviors in the social media use. Photos posted as self-representation are not only getting a normative or supportive response in the caption as a comment or like, but also bringing up cases and problems. This article figures out the gender comparison in the self-identity construction of the millennial generation in social media Instagram. The netnography (virtual ethnography) method used to interpret the phenomenon of the daily behavior of the millennial generation on Instagram. Primary data derived from hypertext interactions with the millennial generation of Instagram users. The findings point that the male millennial prefer to present themselves as an intimate and friendly person who is close to the family in daily life. They are also more oriented towards presenting their preferences and hobbies by visualizing symbols related to them, such as highlighting creativity with tools used as photo and video cameras. While the female millennial tend to dislike daily show because it is considered a private matter. However, they like to show their identity through fashion or clothing known as OOTD, highlight their creative products, and more focus on themselves. To cite this article (7th APA style):Sosiawan, E. A. & Wibowo, R. (2021). "Am I creative enough or perfectly charming?" Gender comparison of how millennials represent themselves on Instagram. Journal Communication Spectrum: Capturing New Perspectives in Communication, 11(1), 64-73. http://dx.doi.org/10.36782/jcs.v1i1.2151 
Strategi Segmentasi dan Positioning Radio Global FM Jogja dalam Merebut Pangsa Pasar Galih Akbar Prabowo; Basuki Agus Suparno; Edwi Arif Sosiawan
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 11, No 2 (2013)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v11i2.3798

Abstract

Sebagai stasiun radio yang bersaing dengan stasiun radio lain di Yogyakarta, Radio Global FM menggunakan strategi segmentasi dan positioning untuk merebut pangsa pasar. Penelitian ini berjudul Strategi Segmentasi dan Positioning Radio Global FM dalam Merebut Pangsa Pasar. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan perencanaan, penegakan, dan evaluasi strategi segmentasi dan positioning Radio Global FM Jogja dalam menangkap pangsa pasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitati. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan Divisi Pemasaran, Kepala Operasional serta Editor Berita/ Program Radio Global FM Jogja, dan menggunakan dokumen dan catatan yang diperoleh dari Radio Global FM Jogja. Validasi data dalam penlitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber. Setelah data dikumpulkan, kemudian dianalisis secara kualitatif dan dijelaskan dalam bentuk deskripsi diurutkan dengan cara yang rinci dan sistematis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menangkap pangsa pasar, Radio Global FM Jogja telah merencanakan strategi segmentasi dan positioning dengan menganalisis peluang pasar, membagi segmen pendengar potensian berdasarkan faktor demografis, serta memutuskan konsep positioning yang sesuai dengan sumber daya yang dimiliki Radio Global FM Jogja, menegakkan segmentasi dan positioning dengan cukup baik meskipun masih ada beberapa kekurangan di dalamnya. Hal ini dapat dilihat dari konsistensi Radio Global FM Jogja dalam memenuhi kebutuhan segmen pendengar dan kesuksesan Radio Global FM Jogja untuk menggambarkan dirinya sebagai Radio Berita Jogja yang diwujudkan dengan keberhasilan Radio Global FM Jogja meraih berbagai penghargaa, khususnya di bidang penyiaran berita di radio.
MODEL MANAJEMEN KOMUNIKASI FRONT OFFICE E-GOVERNMENT SEBAGAI MEDIA PELAYANAN PUBLIK (STUDI PADA SITUS PEMERINTAH DAERAH KOTA/KABUPATEN DI YOGYAKARTA) Edwi Arief Sosiawan; Susilastuti DN
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 6, No 2 (2008)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v6i2.50

Abstract

On the challenges of development for democratization and transparency in the frame- work of regional autonomy, local governments now compete to build a race-e-government in- frastructure. In factual, the main obstacles of the implementation of e-government is on the governance or management structure of the management and Quantity and quality of human resources at government agencies that are very limited. The object of the selected study site is the city of Yogyakarta, Sleman regency government sites and the Government of Bantul district. The formulation of the problem is taken “How Communication Model Management Front Of- fice E-Government as a Public Service Media Site on the regional government of Yogyakarta, Sleman District Government Sites Site and the Government of Bantul Regency? “ Research method used is descriptive research to guide the inductive eksploratori to the results of research that the technical provisions of the respective websites of local governments to become the object of research in managing the front office has to follow some standard that is required in the development of the web as a medium for communication and information. Up toditas informa- tion, especially news on the navigation was done routinely. But still there is a delay of up toditas websites is a sign that there is imbalance between the management of websites each local gov- ernment. Number of links the information of each local government websites have been suffi- cient, meaning that many categories of information provided. The fundamental problem lies in the fact that the government does not provide e-mail links for the user community, if there is acceptance of the feedback is to the manager or administratur websites and not on the officials concerned.
Kontestasi Berita Hoax Pemilu Presiden Tahun 2019 di Media Daring dan Media Sosial Edwi Arief Sosiawan; Rudi Wibowo
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 17, No 2 (2019)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v17i2.3695

Abstract

Penyebaran informasi berupa berita bohong (hoax) pada pemilihan presiden (pilpres) 2019 meningkat ekskalasinya dibandingkan pilpres 2014. Fenomena berita politik hoax tersebut banyak menyesatkan masyarakat dan digunakan untuk menyerang lawan politik, sehingga selama pilpres 2019 menjadi arena kontestasi antara pasangan calon presiden (capres). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap isi kontestasi berita hoax politik selama pilpres 2019. Metode yang digunakan adalah kuantitatif menggunakan metode analisis isi untuk memberikan gambaran tentang derasnya berita hoax politik yang membahayakan stabilitas politik negara serta memberikan literasi dan kesadaran tentang bahaya dan antisipasi berita hoax. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa lokus penyebaran berita hoax berada pada media sosial seperti Facebook dan WhatsApp. Berita hoax politik pilpres 2019 bersifat berantai dan memproduksi ulang berita hoax yang pernah ada sebelumnya pada pilpres 2014. Sasaran yang dituju oleh kontestasi berita hoax adalah capres 2019 serta pemerintah pusat. Penajaman berita hoax sangat ampuh dengan menggunakan media sosial dan mengarah pana kebencian antargolongan. Penelitian ini memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar aktif mengedukasi mengenai literasi media untuk semua golongan masyarakat agar selektif dalam menerima pesan.
Model dan Pola Computer Mediated Communication Pengguna Remaja Instagram dan Pembentukan Budaya Visual Edwi Arief Sosiawan; Rudi Wibowo
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v16i2.2698

Abstract

Penggunaan media sosial merupakan bagian pola computer mediated communication (CMC) yang dimediasi jaringan internet. Teknologi ini berkonvergensi dengan media mobile berupa smartphone. Remaja sebagai digital native dan variety seeker merupakan pengguna terbanyak instagram. Remaja bermigrasi dari media sosial yang sebelumnya tidak terfokus pada pesan visual ke dalam pesan visual ketika berhubungan dengan komunikan lain dalam jejaring sosial. Pola CMC remaja melalui Instagram mendekontruksi komunikasi verbal menjadi komunikasi visual. Penelitian melihat bagaimana remaja mendekontruksi pesan verbal ke dalam pesan visual yang membentuk budaya visual dalam ruang virtual. Metode yang digunakan naturalistik etnografi untuk mendapatkan informasi yang kaya. Kesimpulan yang diperoleh budaya visual remaja melalui instagram merupakan upaya remaja menvisualisasikan eksistensi identitas diri mereka dalam konteks moment dan kesenangan tertentu.
Komunikasi Interpersonal Pembina Rumah Singgah dan Anak Jalanan Dyah Rachmawaty; Christina Rochayanti; Edwi Arief Sosiawan
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 11, No 3 (2013)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v11i3.3802

Abstract

Anak-anak jalanan muncul karena rendahnya ekonomi, kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua mereka. Banyak hal yang publik tidak tahu tentang kehidupan anak-anak jalanan bahwa mereka memiliki sesuatu yang menarik untuk diamati. Pendidikan dan perilaku mereka menjadi masalah utama yang perlu diperhatikan. Karena kondisi di atas Rumah Singgah Anak Mandiri berusaha memotivasi anak-anak jalanan dalam pendidikan yang penuh dan mengubah perilaku mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi interpersonal antara pendiri dan anak jalanan di Rumah Singgah Anak Mandiri. Subjek penelitian ini adalah pendiri, anak jalanan, dan pengelola Rumah Singgah Anak Mandiri Yogyakarta. Penelitian ini adalah desain kualitatif deskriptif. Data diambil, dianalisis secara kuantitatif dan disajikan oleh deskripsi rinci dan sistematis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal antara pendiri dan anak jalanan dalam memotivasi mereka di bidang pendidikan dan mengubah perilaku anak-anak tidak cukup efektif. Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan dan wawancara mengenai efektivitas komunikasi interpersonal antara pendiri dan anak jalanan. Kegagalan untuk mencapai optimalnya komunikasi interpersonal dapat dilihat dari aspek komunikasi interpersonal yang tidak dapat diterapkan secara maksimal adalah pemahaman, sikap positif dan visi yang sama. Kadang-kadang proses komunikasi tidak menerima umpan balik yang sempurna dari komunikan. Oleh karena itu, peneliti merasa komunikasi interpersonal yang dilakukan antara pendiri dan anak jalanan perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya.
Manajemen Sistem Komunikasi Jaringan Radio Pancar Terpadu Pemerintah Provinsi Daaerah Istimewa Yogyakarta untuk Penanggulangan Bencana Alam Edwi Arief Sosiawan
Jurnal Paradigma Vol 16, No 2 (2012): AGUSTUS
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/paradigma.v16i2.2461

Abstract

Berdasarkan pada pengalamn yang ada pada saat terjadinya gempa bumi di Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006 semua sarana komunikasi public lumpuh total kecuali rasio komunikasi/ radio pancar, artinya radio komunikasi mampu bertahan di saat infrastruktur komunikasi public dalam kondisi rusak atau hancur. Berdasarkkan pada pengalaman pula penggunaan radio komunikasi ini juga banyak membantu suatu keadaan darurat (disaster) baik dalam skala kecil, menengah dan besar, bahkan dapat digunakan dalam suatu operasi penyelamatan (search and rescue) dan pengerahan bantuan penanganan serta penanggulangan terhadap kejadian musibah/bencan. Untuk kepentingan pembangunan jaringan system komunikasi terpadu radio komunikasi/ pancar yang mendukung system komunikasi PEMPROV DIY maka diperlukan suatu kajian khusus untuk mendalami berbagai kemungkinan pembangunan jaringan komunikasi tersebut melalui pengumpulan data, observasi dan survey di lapangan serta analisis data untuk memberikan rekomendasi bagi penyediaan saran dan prasarana serta peralatan yang digunakan dalam system komunikasi terpadu melalui meda radio komunikasi/ radio pancar yang mendukung system komunikasi PEMPROV DIY maka diperlukan suatu kajian khusus untuk mendalami berbagai kemungkinan pembangunan jaringan komunikasi tersebut melalui pengumpulan data observasi dan survey di lapangan serta analisis data untuk memberikan rekomendasi bagi penyediaan sarana dan prasarana serta peralatan yang digunakan dalam system komunikasi terpadu melalui media radio komunikasi/ radio pancar