Susi Ari Kristina
Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Factors Affecting Pharmacists' Perceptions and Practices of Pharmacy Services during the Pandemic Shahiroh Haulaini; Anna Wahyuni Widayati; Susi Ari Kristina
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 12, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.70478

Abstract

Since WHO announced that COVID-19 is a global pandemic, there had been various changes in health services, including pharmaceutical services. Pharmaceutical preparations, medical devices, and consumable medical materials are pharmaceutical products in which the management is performed by pharmacists, so they must be managed wisely during this pandemic. This study aims to analyze what factors influence pharmacists' perceptions in doing pharmaceutical service during the COVID-19 pandemic. The study was conducted using a cross-sectional survey in which researchers distributed online questionnaires. Respondents were selected by convenience sampling with inclusion criteria: pharmacists who had practiced pharmacy services in Pharmacies and/or in public health centers (puskesmas) and/or in clinics and/or in hospitals in the Riau Islands province; had not participated in qualitative research and were willing to become research respondents. One hundred and fifteen respondents filled out questionnaires. We analyzed descriptively and statistically with Mann Whitney, Spearman Rank, and Kruskal Wallis test in Jamovi version 2.0. The level of significance for all statistical tests was set at p < 0,05. The results showed that of the 6 independent variables: age, gender, place of practice, length of practice experience, experience attending training/seminar related to COVID-19, and external factors, none of them influenced or correlated with the dependent variable: the role of pharmacists in management, the role of pharmacists in clinical pharmacy services as well as the development of the role and capacity of pharmacists during the pandemic. It can be concluded that there are no certain factors that affect the perception of pharmacists in doing pharmaceutical practices and services during pandemics based on statistical tests that have been done.
Hubungan Kepatuhan Pengobatan Terhadap Outcome Klinik Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Medication Adherence Rating Scale-5 (MARS-5) Arie Firdiawan; Tri Murti Andayani; Susi Ari Kristina
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v17i1.48053

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan jangka panjang dan kompleks dimana kepatuhan penggunaan obat yang tinggi akan menghasilkan outcome klinik yang baik serta dapat meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan pengobatan terhadap outcome klinik pasien diabetes mellitus tipe 2 di beberapa Puskesmas Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul yang melakukan berkunjung ke Puskesmas periode September hingga Desember 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan total responden 200 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data kepatuhan pengobatan pasien diperoleh dengan menggunakan kuisioner medication adherence report scale (MARS 5), data outcome klinik pasien berdasarkan glukosa dara sewaktu atau puasa dari rekam medik, data sosiodemografi diperoleh dari wawancara dan rekam medik. Analisis hubungan kepatuhan terhadap outcome klinik menggunakan analisis Chi square. Dari hasil analisis terhadap 200 pasien, pasien memiliki tingkat kepatuhan rendah 114 (57%) dimana alasan utama ketidakpatuhan yaitu pasien lupa minum obat 84 (42%), outcome klinik belum tercapai 136 (68%). Terdapat hubungan antara kepatuhan terhadap outcome klinik (p=0,009; OR=2,211; CI=1,208-4,048). Berdasarkan hasil tersebut, tenaga kesehatan khususnya apoteker perlu lebih menekankan kepatuhan pengobatan untuk menghasilkan outcome klinik yang baik
Evaluasi pelaksanaan responsi praktikum Biokimia Farmasi kurikulum 2017 dengan soal UKAI-like model CBT Adam Hermawan; Riris Istighfari Jenie; Rumiyati Rumiyati; Susi Ari Kristina
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v1i1.60791

Abstract

Metode computer based testing (CBT) dengan tipe soal multiple choice questions (MCQs) telah dilakukan untuk evaluasi pembelajaran pendidikan tinggi Farmasi. Evaluasi pembelajaran praktikum Biokimia Farmasi di tahun 2017 dan 2018 telah dilakukan dengan format CBT dengan tipe soal mirip UKAI (UKAI-like). Meskipun demikian belum pernah dievaluasi persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan responsi. Pada penelitian ini, selain dilakukan penilaian kemampuan kognitif, dilakukan juga evaluasi terhadap persepsi mahasiswa terhadap CBT dengan model UKAI-like. Sebanyak 214 mahasiswa Farmasi UGM semester II tahun akademik 2018/2019 terlibat dalam studi ini. Mahasiswa mengerjakan 30 soal tipe MCQs mirip UKAI dengan total waktu mengerjakan 20 menit. Ada 3 capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK) untuk mata praktikum yang diukur yaitu pemahaman prinsip, pemahaman cara kerja serta kemampuan mengaplikasikan hasil praktikum. Persepsi dan penerimaan mahasiswa terhadap metode CBT untuk evaluasi pembelajaran praktikum diukur dengan kuesioner. Persentase CPMK praktikum menunjukkan hasil yang merata untuk ketiga jenis CPMK yaitu berada pada rentang 60%. Selain itu mahasiswa juga setuju bahwa metode CBT dapat diterima untuk evaluasi praktikum. Meskipun demikian, mahasiswa merasa bahwa soal responsi cukup sulit dan mengeluhkan terbatasnya waktu responsi. 
BEBAN EKONOMI PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP AKIBAT SAKIT BERDASARKAN PERSPEKTIF PASIEN: ANALISA DATA SEKUNDER INDONESIA FAMILY LIFE SURVEY GELOMBANG 4 (IFLS-4) Harnita Harnita; Dwi Endarti; Chairun Wiedyaningsih; Susi Ari Kristina
Majalah Farmaseutik Vol 18, No 4 (2022): in press
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v18i4.73449

Abstract

Jaminan kesehatan nasional menjamin pelayanan kesehatan secara menyeluruh, mulai dari peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan sakit (preventif), pengobatan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), termasuk obat-obatan dan bahan medis habis pakai. Khusus untuk pelayanan rawat inap, terdapat perbedaan manfaat akomodasi, akomodasi dibedakan atas 3 kelas perawatan (kelas 1, kelas 2, dan kelas 3) sesuai dengan besar iuran JKN yang dibayarkan, oleh karena itu pelayanan kesehatan pada pasien rawat inap dapat memberikan beban ekonomi meliputi biaya langsung dan tidak langsung kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran biaya langsung dan tidak langsung yang harus dikeluarkan oleh pasien untuk mendapatkan perawatan rawat inap, sebelum dan setelah penerapan JKN. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) gelombang 4 tahun 2007. Data dianalisis dan disajikan secara deskriptif untuk mengetahui gambaran biaya langsung dan tak langsung, serta dilakukan analisis statistik inferensial untuk menguji hubungan antara karakteristik pasien dengan besarnya biaya. Berdasarkan hasil analisis pada IFLS 4, biaya out-of-pocket (OOP) sebesar Rp11.804,07. Biaya OOP rawat inap dipengaruhi oleh tujuh variabel sosiodemografi-kesehatan yaitu pendidikan, status pekerjaan, latar belakang ekonomi, provinsi, pelayanan kesehatan yang digunakaan, lama rawat inap, dan penggunaan asuransi.
Perspektif Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di Kabupaten Blitar terkait Kepatuhan Protokol Kesehatan di Sekolah Rahayenda Ivory Puryono; Anna Wahyuni Widayanti; Susi Ari Kristina
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 13, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.81244

Abstract

Educators and Education Personnel (EEP) are one of the priorities that take precedence in the stages of the vaccination program as a form of preventing the spread of COVID-19. In August 2022, there were cases of exposure to COVID-19 where the first program reached 86%, the cause was compliance with implementing health protocols. This study aims to determine the level of compliance in implementing the COVID-19 prevention health protocol and identify the factors that influence the level of compliance. This research is a quantitative non-experimental study with a cross-sectional study approach. Questionnaires were distributed to 522 EEP by purposive sampling, 339 EEP respondents were obtained with a response rate of 64.94%, divided into 290 EEP as research samples and 49 samples used for the reliability test. Data collection was carried out in September-November 2022 using an online questionnaire via the GoogleTM form. A reliable questionnaire was used with a Cronbach's α value 0.864. The results were tested of normality then analyzed by using the JAMOVI application. For parametric data, the student t-test was used, while for non-parametric data, Mann-Whitney and Kruskal-Wallis data were used. Spearman correlation is used to determine the factors that influence the level of EEP compliance. As results the level of EEP health protocol compliance was 67.9% in the medium category. Factors that influence the level of PTK compliance are the organizational environment (p-value 0.001) and self-efficacy (p-value 0.001). Meanwhile, the level of knowledge (p-value 0.093) showed no significant correlation on the level of EEP compliance.