Dela Aristi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

A STUDY OF MISINFORMATION EXPOSURE OF COVID-19 VACCINE AND THE WILLINGNESS TO BE VACCINATED IN TANGERANG SELATAN CITY, INDONESIA Raihana Nadra Alkaff; Narila Mutia Nasir; Dela Aristi; Jihan Fadilah Faiz
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 12 No 1 (2021): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 12 NOMOR 1 TAHUN 2021
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/kespro.v12i1.4794

Abstract

Abstract Latar Belakang: Vaksin COVID-19 sangat penting dalam upaya mengurangi penyebaran penularan. Namun, penolakan terhadap vaksin yang terjadi mungkin disebabkan oleh beredarnya misinformasi tentang vaksin COVID-19 melalui media sosial. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji paparan misinformasi vaksin COVID-19 dan faktor-faktor yang terkait serta mengidentifikasi hubungan antara paparan misinformasi vaksin COVID-19 dengan keinginan untuk divaksinasi. Metode: Studi potong lintang dilakukan pada orang berusia 18-34 tahun di Kota Tangerang Selatan. Dengan menggunakan metode convenience sampling, kami merekrut 227 responden yang mengisi kuesioner secara online melalui google form. Data dianalisis menggunakan uji chi-square, uji Fisher, dan regresi logistik. Hasil: Responden yang tidak memiliki kuota internet cenderung 2,197 kali untuk terpapar misinformasi. Responden yang temannya tidak peduli jika mereka menyebarkan misinformasi memiliki kemungkinan 2.1 kali lebih besar untuk mendapatkan misinformasi. Responden yang memiliki teman yang menyebarkan misinformasi cenderung 1,9 kali lebih besar untuk terpapar misinformasi. Studi ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara paparan misinformasi COVID-19 dan kesediaan untuk divaksinasi. Kesimpulan: Pengaruh teman sebaya terkait paparan misinformasi vaksin COVID-19 sangat penting. Pengembangan model pendidik sebaya sangat penting untuk mendorong kontribusi kaum muda dalam mengakhiri pandemi. Kata kunci: Misinformasi, Vaksin COVID-19, kaum muda, Teman Sebaya, Indonesia Abstrak Background: COVID-19 vaccine is important to reduce the spread of transmission. However, the objection occurred might be caused by the circulation of misinformation of COVID-19 vaccine through social media. Objective: This study aimed to assess the misinformation exposure of COVID-19 vaccine and its related factors and to identify the association between misinformation exposure of COVID-19 vaccine and the willingness to be vaccinated. Method: A cross-sectional study was conducted on people age 18-34 years in Tangerang Selatan City. Using convenience sampling, we recruited 227 respondents who filled an online questionnaire through a google form. Data were analyzed using the chi-square test, fisher’s exact test, and logistic regression. Result: Respondents who did not have sufficient internet balance were 2.197 more likely to have misinformation exposure. Respondents whose friends were ignorant if they spread misinformation were 2.1 times more likely to get misinformation. Respondents whose friends disseminated misinformation were 1.9 times more likely to get exposed to misinformation of the COVID-19. This study found no significant relationship between misinformation exposure of COVID-19 vaccine and willingness to be vaccinated. Conclusion: Peer influence regarding exposure to COVID-19 vaccine misinformation is very important. Developing a peer educator model is prominent to encourage the role of young people to end the pandemic. Keywords: Misinformation, COVID-19 Vaccine, Young People, Peer, Indonesia
Gambaran Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Puskesmas Cinere Depok Mira Rizkia Puspitasari; Dela Aristi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 6 No 04 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.358 KB) | DOI: 10.33221/jikm.v6i04.27

Abstract

Anak usia sekolah merupakan usia rentan terkena gangguan kesehatan. Oleh karena itu sangat tepat untuk diakukan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit lebih dini melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Puskesmas Cinere mempunyai fungsi sebagai Pembina UKS dan pelaksana penjaringan kesehatan anak sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran program UKS di Puskesmas Cinere Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisa data sekunder dan wawancara mendalam kepada 5 orang informan, yaitu 4 orang pemegang program dan 1 orang kepala Puskesmas. Hasil penelitian ini yaitu pada tahap perencanaan program masih belum optimal karena belum ada dokumen rencana pelaksanaan kegiatan UKS yang memuat setiap kegiatan yang akan dilakukan secara spesifik. Pada tahap pelaksanaan, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu penjaringan kesehatan peserta didik yang belum terjaring seluruhnya, pelatihan dokter kecil yang telah mencapai target, pemberian tablet Fe pada remaja putri di SMA yang telah mencapai target, serta bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) yang belum mencapai indikator capaian sebesar 100% karena cakupan hanya berkisar 70%. Sedangkan pada tahap monitoring dan evaluasi hanya dilakukan satu kali dalam setahun. Dengan demikian, diperlukan peningkatan kesadaran masing-masing pihak yang bertanggung jawab dalam program UKS untuk melaksanakan tugasnya. Perlu dilakukan sosialisasi program UKS dan regulasi yang berlaku secara rutin dalam pertemuan yang dilaksanakan setiap bulan, dan pemberian reward kepada Tim Pembina UKS yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Tindakan Kekerasan Dalam Pacaran Pada Siswa SMA N 16 Kota Bekasi Rohmi Febryana; Dela Aristi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 8 No 03 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.569 KB) | DOI: 10.33221/jikm.v8i03.352

Abstract

Kekerasan dalam pacaran merupakan permasalahan remaja yang penting dan harus menjadi perhatian banyak pihak karena dapat berdampak pada kesehatan, seperti dampak fisik berupa memar, patah tulang, dan yang paling berbahaya dapat menyebabkan kecacatan permanen atau bahkan kematian serta dampak psikis berupa sakit hati, jatuhnya harga diri, malu, cemas, memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi hingga munculnya keinginan untuk bunuh diri. Selain itu juga pada kekerasan seksual dapat berdampak pada kesehatan reproduksi remaja seperti kehamilan tidak diinginkan, aborsi dan penyakit menular seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan tindakan kekerasan dalam pacaran pada siswa SMA X tahun 2019 dengan menggunakan analisis statistik uji Chi Square. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi Cross Sectional. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA X yang pernah atau sedang berpacaran, sampel penelitian ini sebanyak 132 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80,3% responden pernah melakukan tindakan kekerasan dalam pacaran. Faktor yang berhubungan dengan tindakan kekerasan dalam pacaran adalah pengalaman kekerasan dalam keluarga (P value 0,042) dan keterpaparan konten kekerasan di media online ( P value 0,048). Sekolah dapat meningkatkan pengetahuan siswa dengan mengadakan penyuluhan terkait dengan kesehatan reproduksi dimana salah satu materinya adalah kekerasan dalam pacaran. Bagi orang tua sebaiknya meningkatkan komunikasi yang baik dengan anak remaja, mempelajari pola asuh yang tepat sejak dini dan saat anak menginjak usia remaja.
Kekerasan Dalam Pacaran Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Larasati Fina Arisandi; Dela Aristi; Narila Mutia Nasir; Laily Hanifah
Jurnal Kesehatan Komunitas Vol 8 No 3 (2022): Jurnal Kesehatan Komunitas
Publisher : LPPM Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/keskom.Vol8.Iss3.1219

Abstract

Perception and Behavior of PLWHA towards Out-of-Pocket Costs when Accessing Antiretroviral Treatment Raihana Nadra Alkaff; Dela Aristi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 01 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v12i01.1927

Abstract

Out-of-pocket costs are defined as direct and indirect costs when accessing antiretroviral (ARV) treatment at healthcare centers that aren’t subsidized by the government. While ARV treatment can be accessed for free, costs for diagnostic tests, consultation, and treatment for opportunistic infections are the main factor behind the low number of People Living with HIV/AIDS (PLWHA) accessing ARV treatment post-diagnosis. This study aims to understand PLWHA’s behaviors that are related to ARV treatment access based on perceived barriers to out-of-pocket costs. This study used a qualitative approach with 8 PLWHA informants and 1 healthcare worker informant that works at a care, support, and treatment (CST) clinic at a private hospital. This study was conducted for four months from August to November 2021. Results found that behaviors in accessing ARV treatment in PLWHA are influenced by their perceived seriousness of HIV, perceived barriers in the national healthcare insurance referral process, and self-efficacy. Perceived out-of-pocket cost barriers were not identified as the informants’ reason for deciding to start ARV treatment or discontinue ARV treatment. This study recommends increasing the availability of clinical psychologists that can provide psychological support for PLWHA, specifically within the first 6 months of diagnosis, supplemented by peer support groups.
Determinan Kelelahan Mata pada Siswa SMA di Tangerang Selatan Tahun 2022 Zanastia Sukmayanti; Dela Aristi; Raihana Nadra Alkaff
J-Mestahat Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Semesta Sehat (J-Mestahat)
Publisher : Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Kota Tangerang Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/j-mestahat.v3i1.100

Abstract

Kelelahan mata merupakan gangguan pada otot siliaris akibat penggunaan otot mata secara berlebihan. Siswa pada era globalisasi saat ini dituntut aktif menggunakan komputer/laptop dan ponsel layar sentuh demi memenuhi kebutuhan akademik dan non akademik. Namun, penggunaan komputer/laptop dan ponsel layar yang sentuh yang dinilai bermanfaat, menyebabkan siswa mengalami kelelahan mata. Kelelahan mata yang diabaikan akan berdampak pada penurunan fungsi penglihatan, penurunan produktivitas dan penurunan kecerdasan. Penelitian dilakukan di SMAN 8 Tangerang Selatan pada Februari—Juli 2022. Total responden 110 siswa yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Pada penelitian ini diketahui 66 siswa dari 110 siswa mengalami kelelahan mata (60%). Variabel yang berhubungan pada penelitian ini adalah tidak menggunakan anti glare pada ponsel layar sentuh dengan kelelahan mata (p-value 0,044, OR 2,400 95% CI: 1,096-5,254). Variabel yang tidak berhubungan, tetapi ditemukan adanya risiko kelelahan mata dari hasil odds ratio (OR) yaitu, siswa perempuan, siswa yang tidak istirahat mata dan siswa yang memiliki durasi screen time yang buruk. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kelelahan mata pada siswa yaitu, menggunakan anti glare pada ponsel layar sentuh, melakukan istirahat mata secara rutin setiap 10—30 menit sekali, tetap menggunakan kacamata refleksi dan kacamata anti radiasi saat menggunakan komputer/laptop dan ponsel layar sentuh.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Loyalitas Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Hana Khairun Nisa; Dela Aristi
J-Mestahat Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Semesta Sehat (J-Mestahat)
Publisher : Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Kota Tangerang Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/j-mestahat.v3i1.102

Abstract

Loyalitas pasien merupakan hal yang sangat penting bagi rumah sakit untuk bertahan pada masa persaingan industri rumah sakit yang semakin ketat. Rumah sakit dengan tingkat loyalitas pasien rendah akan menyebabkan menurunnya daya saing yang dimiliki rumah sakit. Hal tersebut akan menyebabkan rumah sakit mengalami penurunan profit dan perlu mengeluarkan biaya lebih banyak untuk menarik pasien baru. RSU Jampang Kulon mengalami penurunan jumlah kunjungan pasien sebanyak 29% pada tahun 2020 dan 14% pada tahun 2021, dimana hal tersebut merupakan salah satu tolak ukur loyalitas pasien. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan loyalitas pasien Instalasi Rawat Jalan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan terhadap 165 responden. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 62,4% responden loyal terhadap Instalasi Rawat Jalan RSU Jampang Kulon. Hasil uji chi-square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara kepuasan pada variabel bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, empati, jaminan, kemudahan akses, dan hambatan pindah dengan loyalitas pasien. Rumah sakit disarankan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dari segi bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati. Selain itu, disarankan untuk menerapkan sistem member card untuk menciptakan hambatan pindah agar pasien memiliki loyalitas.
A STUDY OF MISINFORMATION EXPOSURE OF COVID-19 VACCINE AND THE WILLINGNESS TO BE VACCINATED IN TANGERANG SELATAN CITY, INDONESIA Raihana Nadra Alkaff; Narila Mutia Nasir; Dela Aristi; Jihan Fadilah Faiz
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 12 No 1 (2021): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 12 NOMOR 1 TAHUN 2021
Publisher : IAKMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v12i1.3

Abstract

Abstract   Latar Belakang: Vaksin COVID-19 sangat penting dalam upaya mengurangi penyebaran penularan. Namun, penolakan terhadap vaksin yang terjadi mungkin disebabkan oleh beredarnya misinformasi tentang vaksin COVID-19 melalui media sosial. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji paparan misinformasi vaksin COVID-19 dan faktor-faktor yang terkait serta mengidentifikasi hubungan antara paparan misinformasi vaksin COVID-19 dengan keinginan untuk divaksinasi. Metode: Studi potong lintang dilakukan pada orang berusia 18-34 tahun di Kota Tangerang Selatan. Dengan menggunakan metode convenience sampling, kami merekrut 227 responden yang mengisi kuesioner secara online melalui google form. Data dianalisis menggunakan uji chi-square, uji Fisher, dan regresi logistik. Hasil: Responden yang tidak memiliki kuota internet cenderung 2,197 kali untuk terpapar misinformasi. Responden yang temannya tidak peduli jika mereka menyebarkan misinformasi memiliki kemungkinan 2.1 kali lebih besar untuk mendapatkan misinformasi. Responden yang memiliki teman yang menyebarkan misinformasi cenderung 1,9 kali lebih besar untuk terpapar misinformasi. Studi ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara paparan misinformasi COVID-19 dan kesediaan untuk divaksinasi. Kesimpulan: Pengaruh teman sebaya terkait paparan misinformasi vaksin COVID-19 sangat penting. Pengembangan model pendidik sebaya sangat penting untuk mendorong kontribusi kaum muda dalam mengakhiri pandemi.   Kata kunci: Misinformasi, Vaksin COVID-19, kaum muda, Teman Sebaya, Indonesia   Abstrak   Background: COVID-19 vaccine is important to reduce the spread of transmission. However, the objection occurred might be caused by the circulation of misinformation of COVID-19 vaccine through social media. Objective: This study aimed to assess the misinformation exposure of COVID-19 vaccine and its related factors and to identify the association between misinformation exposure of COVID-19 vaccine and the willingness to be vaccinated. Method: A cross-sectional study was conducted on people age 18-34 years in Tangerang Selatan City. Using convenience sampling, we recruited 227 respondents who filled an online questionnaire through a google form. Data were analyzed using the chi-square test, fisher’s exact test, and logistic regression. Result: Respondents who did not have sufficient internet balance were 2.197 more likely to have misinformation exposure. Respondents whose friends were ignorant if they spread misinformation were 2.1 times more likely to get misinformation. Respondents whose friends disseminated misinformation were 1.9 times more likely to get exposed to misinformation of the COVID-19. This study found no significant relationship between misinformation exposure of COVID-19 vaccine and willingness to be vaccinated. Conclusion: Peer influence regarding exposure to COVID-19 vaccine misinformation is very important. Developing a peer educator model is prominent to encourage the role of young people to end the pandemic.   Keywords: Misinformation, COVID-19 Vaccine, Young People, Peer, Indonesia
HEALTH PROFILE OF INDUSTRIAL FEMALE WORKERS IN INDONESIA AND THEIR REPRODUCTIVE HEALTH RISK: English Narila Mutia Nasir; Febrianti; Iting Shofwati; Raihana Nadra Alkaff; Dela Aristi
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 13 No 2 (2022): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 13 NOMOR 2 TAHUN 2022
Publisher : IAKMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v13i2.42

Abstract

Abstract Background: Maternal and child morbidity and mortality remains problems in Indonesia. Based on the life cycle approach, the improvement should be done before the pregnancy which targeted to reproductive age women. One group that need attention is industrial female workers. It is crucial to know their health profile and reproductive health risk they may have. Objective: to describe the health profile of industrial female workers and their reproductive health risk in Bekasi District, Indonesia Method: We used cross sectional study design and involved 386 industrial female workers who live in Bekasi Disrict as respondents. The data collection was carried out during November 2021. We interviewed the respondents using questionnaire and measured their body mass index, total body fat, visceral fat, blood pressure, and random blood sugar. We analysed the data using univariate analysis. Result:. The respondent who categorized as obese based on body mass index (52.8%), total body fat (72%), visceral fat (9.8%). 11.9% respondents were suspected to hypertension, while 26.9% were suspected to hypertension according to diastole blood pressure measurement. The distribution of respondents who had potential risk to get diabetes was 2.3%. The anemia status of respondents was 10.4%. The result analysis shows that 88.3 % of respondents had risk to experience during pregnancy, delivery, and risk to have stunted baby because their health profile. Conclusion: The health profile of industrial female workers in this study indicated they have risk to obesity, diabetes mellitus and hypertension. This health profile placed them to the reproductive health risk, especially related to pregnancy and delivery. They also have risk to have stunted baby if they experience pregnancy. Keywords:, Female workers, industrial, health profile, reproductive health risk, Indonesia