Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pendekatan Pemodelan Matematika Dinamis Dalam Analisis Prediksi COVID-19 Sebagai Masukan Kebijakan Pemerintah Indonesia Joyosemito, Ibnu Susanto; Nasir , Narila Mutia
Jurnal Abdimas UBJ (Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 4 No. 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1053.105 KB) | DOI: 10.31599/jabdimas.v4i1.455

Abstract

World Health Organization has declared Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) as pandemic on March 11, 2020. It becomes a global health issue since all countries over the world including Indonesia are fighting against the disease. In order to minimize the impact of COVID-19, the government need to implement the right policy. One of the important elements in deciding the policy is by having the estimation of the COVID-19 cases using the modeling simulation. The objective of this community service activity was to provide the analysis the COVID-19 cases in Indonesia using a dynamic modeling approach. Two basic scenarios of with and without the policy implementation was simulated simultaneously with Monte Carlo method. The model results demonstrated that it needs to implement Large Scale Social Restriction (LSSR) policy to reduce the contact rate in order to reduce the spread of transmission and to extend the period of LSSR until the peak of pandemic in Indonesia is passed. The peak of pandemic under LSSR policy scenario will be reached in the middle of July. Those result were presented twice to government party. Unfortunately, the LSSR was relaxed soon after the second presentation. A precise prediction by the model was occurred when the relaxation of LSRR was implemented, then the peak of COVID-19 pandemic was shift to the uncertain time. It is suggested that the stakeholders especially the policy maker should consider the modeling analysis as a tool for helping in the policy arrangement of COVID-19 countermeasure. Keywords: COVID-19, Dynamics Modeling, High Leverage Policy, Social Restriction Abstrak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. COVID-19 menjadi isu kesehatan secara global karena semua negara di dunia termasuk Indonesia sedang berjuang melawannya. Untuk meminimalisir dampak COVID-19, pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang tepat. Salah satu elemen penting dalam pengambilan keputusan adalah dengan melakukan estimasi kasus COVID-19 dengan menggunakan pemodelan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menyediakan analisis kasus COVID-19 di Indonesia dengan menggunakan pendekatan pemodelan dinamis. Dua buah basis skenario yaitu dengan dan tanpa implementasi kebijakan disimulasikan secara bersamaan dengan metode Monte Carlo. Hasil keluaran model menunjukkan perlunya penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengurangi laju kontak (contact rate) dengan penderita guna mengurangi penyebaran penularan dan memperpanjang periode PSBB hingga puncak pandemi COVID-19 di Indonesia terlampaui. Puncak pandemi dalam skenario kebijakan PSBB akan terjadi pada pertengahan Juli. Hasil pemodelan tersebut sudah dua kali dipresentasikan kepada pihak pemerintah. Sayangnya, PSBB diperlonggar diimplementasikan oleh pemerintah setelah presentasi kedua. Prediksi yang tepat secara kuantitatif oleh model terjadi pada saat PSBB diperlonggar diimplementasikan oleh karenanya puncak pandemi COVID-19 bergeser ke waktu yang belum dapat dipastikan. Untuk itu disarankan agar para pemangku kepentingan terutama pembuat kebijakan dapat mempertimbangkan analisis pemodelan sebagai alat bantu dalam menyusun kebijakan untuk tindakan penanggulangan COVID-19. Kata kunci: COVID-19, Modeling, Kebijakan Berpengaruh Tinggi, Pembatasan Sosial
Pendekatan Pemodelan Matematika Dinamis Dalam Analisis Prediksi COVID-19 Sebagai Masukan Kebijakan Pemerintah Indonesia Ibnu Susanto Joyosemito; Narila Mutia Nasir
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat UBJ Vol. 4 No. 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1053.105 KB) | DOI: 10.31599/jabdimas.v4i1.455

Abstract

World Health Organization has declared Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) as pandemic on March 11, 2020. It becomes a global health issue since all countries over the world including Indonesia are fighting against the disease. In order to minimize the impact of COVID-19, the government need to implement the right policy. One of the important elements in deciding the policy is by having the estimation of the COVID-19 cases using the modeling simulation. The objective of this community service activity was to provide the analysis the COVID-19 cases in Indonesia using a dynamic modeling approach. Two basic scenarios of with and without the policy implementation was simulated simultaneously with Monte Carlo method. The model results demonstrated that it needs to implement Large Scale Social Restriction (LSSR) policy to reduce the contact rate in order to reduce the spread of transmission and to extend the period of LSSR until the peak of pandemic in Indonesia is passed. The peak of pandemic under LSSR policy scenario will be reached in the middle of July. Those result were presented twice to government party. Unfortunately, the LSSR was relaxed soon after the second presentation. A precise prediction by the model was occurred when the relaxation of LSRR was implemented, then the peak of COVID-19 pandemic was shift to the uncertain time. It is suggested that the stakeholders especially the policy maker should consider the modeling analysis as a tool for helping in the policy arrangement of COVID-19 countermeasure. Keywords: COVID-19, Dynamics Modeling, High Leverage Policy, Social Restriction Abstrak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. COVID-19 menjadi isu kesehatan secara global karena semua negara di dunia termasuk Indonesia sedang berjuang melawannya. Untuk meminimalisir dampak COVID-19, pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang tepat. Salah satu elemen penting dalam pengambilan keputusan adalah dengan melakukan estimasi kasus COVID-19 dengan menggunakan pemodelan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menyediakan analisis kasus COVID-19 di Indonesia dengan menggunakan pendekatan pemodelan dinamis. Dua buah basis skenario yaitu dengan dan tanpa implementasi kebijakan disimulasikan secara bersamaan dengan metode Monte Carlo. Hasil keluaran model menunjukkan perlunya penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengurangi laju kontak (contact rate) dengan penderita guna mengurangi penyebaran penularan dan memperpanjang periode PSBB hingga puncak pandemi COVID-19 di Indonesia terlampaui. Puncak pandemi dalam skenario kebijakan PSBB akan terjadi pada pertengahan Juli. Hasil pemodelan tersebut sudah dua kali dipresentasikan kepada pihak pemerintah. Sayangnya, PSBB diperlonggar diimplementasikan oleh pemerintah setelah presentasi kedua. Prediksi yang tepat secara kuantitatif oleh model terjadi pada saat PSBB diperlonggar diimplementasikan oleh karenanya puncak pandemi COVID-19 bergeser ke waktu yang belum dapat dipastikan. Untuk itu disarankan agar para pemangku kepentingan terutama pembuat kebijakan dapat mempertimbangkan analisis pemodelan sebagai alat bantu dalam menyusun kebijakan untuk tindakan penanggulangan COVID-19. Kata kunci: COVID-19, Modeling, Kebijakan Berpengaruh Tinggi, Pembatasan Sosial
Kebijakan Vaksinasi COVID-19: Pendekatan Pemodelan Matematika Dinamis Pada Efektivitas Dan Dampak Vaksin Di Indonesia Narila Mutia Nasir; Ibnu Susanto Joyosemito; Baequni Boerman; Ismaniah Ismaniah
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat UBJ Vol. 4 No. 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.13 KB) | DOI: 10.31599/jabdimas.v4i2.662

Abstract

Abstract The COVID-19 vaccination program in Indonesia that started on January 13, 2021 is expected to accelerate the herd immunity that will impact on reducing the infected cases. The World Health Organization (WHO) explained that vaccine performance can be measured through vaccine efficacy, effectiveness, and impact. This community service activity aims to provide inputs for policy implementation on COVID-19 vaccination strategy to the government by conducting predictive analysis using a dynamic mathematical modeling to determine the effectiveness and impact of vaccination at the community level. Five types of vaccines were analyzed, namely AstraZeneca, Moderna, Pfizer, Sinopharm and Sinovac. Two basic model scenarios of with and without the vaccination policy implementation were simulated. The model demonstrated that the policy noticeably reduces the number of COVID-19 cases. The main finding demonstrated by the model is that the effectiveness of the vaccine after it is immunized into the community is affected by its efficacy, but the efficacy of various vaccines type does not influence significantly to the vaccine impact on community. Thus, it is recommended that the government ensures the availability of any type of vaccines to accelerate the vaccination program and encourage community participation to be vaccinated to achieve the target goal. Furthermore, since the impact of vaccine on the community is not only determined by its efficacy, the government have to do persistent health education and drive community engagement to adhere with the COVID-19 health protocol. Keywords: COVID-19, Dynamics Modeling, High Leverage Policy, Vaccine Effectiveness, Vaccine Impact Abstrak Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia yang mulai dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2021 diharapkan dapat mempercepat terjadinya kekebalan kelompok (herd immunity) yang nantinya berdampak pada penurunan jumlah kasus yang terinfeksi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan bahwa kinerja vaksin dapat dilihat dari tiga pengukuran yaitu melalui efikasi, efektivitas, dan dampak vaksin. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan masukan kepada pemerintah dalam mengimplementasikan strategi vaksinasi COVID-19 dengan menyediakan analisis prediksi menggunakan pemodelan matematika dinamis untuk mengetahui efektivitas dan dampak vaksinasi pada tingkat masyarakat. Lima jenis vaksin yang dianalisis adalah AstraZeneca, Moderna, Pfizer, Sinopharm dan Sinovac. Dua skenario dasar pemodelan yaitu dengan dan tanpa intervensi kebijakan vaksinasi disimulasikan. Hasil keluaran model menunjukkan kebijakan vaksinasi memberikan dampak dalam penurunan jumlah kasus COVID-19. Temuan utama yang didemonstrasikan oleh model adalah efektivitas vaksin setelah diimunisasikan ke masyarakat dipengaruhi oleh efikasinya, tetapi efikasi antar jenis vaksin tidak terlalu berpengaruh terhadap dampak vaksin di masyarakat. Oleh karena itu disarankan agar pemerintah menjamin ketersediaan vaksin apa pun jenisnya untuk mengakselerasi proses vaksinasi ke masyarakat dan mendorong partisipasi masyarakat untuk divaksin sehingga target yang sudah ditetapkan tercapai. Selanjutnya, mengingat bahwa dampak vaksin di masyarakat bukan hanya ditentukan oleh efikasinya, maka pemerintah harus terus melakukan upaya edukasi dan mendorong pelibatan masyarakat secara aktif untuk patuh menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Kata kunci: COVID-19, Pemodelan Dinamis, Kebijakan Berpengaruh Tinggi, Efektivitas Vaksin, Dampak Vaksin
Gelombang Kedua Pandemi menuju Endemi Covid-19: Analisis Kebijakan Vaksinasi dan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Indonesia Ibnu Susanto Joyosemito; Narila Mutia Nasir
Jurnal Sains Teknologi dalam Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2021): July 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi COVID-19 di Indonesia masih belum terkendali sampai saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah melalui kebijakanKampanye 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi), program vaksinasi dan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Akan tetapi, angka pertambahan kasus melonjak tinggi yang disebabkan oleh mobilitas masyarakat pada saat libur hari raya Idul Fitri 2021 dan masuknya varian Delta ke Indonesia. Hal tersebut memicu terjadinya gelombang kedua COVID-19 di Indonesia. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menyediakan analisis data dengan pendekatan pemodelan matematika dinamis khususnya terkait vaksinasi dan PPKM serta situasi gelombang kedua. Model mendemonstrasikan bahwa pandemi COVID-19 gelombang kedua di Indonesia diperkirakanakansampai pada puncaknya pada akhir Juli, selanjutnya pada awal Agustus 2021 kasus aktif mulai menurun. Besaran penurunan kasus aktif pada gelombang kedua akan membutuhkan waktu sekitar satu bulan lebih untuk sampai pada level puncak gelombang pertama yaitu pada awal September 2021. Pandemi COVID-19 di Indonesia diperkirakan sudah dapat terkontrol pada akhir bulan Desember 2021 dan kemungkinan akan berubah menjadi endemi pada pertengahan tahun 2022. Kebijakan vaksinasi dan PPKM yang diimplementasikan secara bersamaan berdampak pada penurunan kasus COVID-19. Program vaksinasi harus tetap konsisten dilaksanakan sesuai target dengan menjamin ketersedian vaksin apa pun jenisnya. Sedangkan PPKM dapat terus dilaksanakan terutama pada daerah dengan kasus COVID-19 yang tinggi sampai situasi terkendali. Selain itu, pelaksanaan protokol kesehatan tetap harus dijalankan secara ketat untuk melindungi semua masyarakat.
A STUDY OF MISINFORMATION EXPOSURE OF COVID-19 VACCINE AND THE WILLINGNESS TO BE VACCINATED IN TANGERANG SELATAN CITY, INDONESIA Raihana Nadra Alkaff; Narila Mutia Nasir; Dela Aristi; Jihan Fadilah Faiz
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 12 No 1 (2021): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 12 NOMOR 1 TAHUN 2021
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/kespro.v12i1.4794

Abstract

Abstract Latar Belakang: Vaksin COVID-19 sangat penting dalam upaya mengurangi penyebaran penularan. Namun, penolakan terhadap vaksin yang terjadi mungkin disebabkan oleh beredarnya misinformasi tentang vaksin COVID-19 melalui media sosial. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji paparan misinformasi vaksin COVID-19 dan faktor-faktor yang terkait serta mengidentifikasi hubungan antara paparan misinformasi vaksin COVID-19 dengan keinginan untuk divaksinasi. Metode: Studi potong lintang dilakukan pada orang berusia 18-34 tahun di Kota Tangerang Selatan. Dengan menggunakan metode convenience sampling, kami merekrut 227 responden yang mengisi kuesioner secara online melalui google form. Data dianalisis menggunakan uji chi-square, uji Fisher, dan regresi logistik. Hasil: Responden yang tidak memiliki kuota internet cenderung 2,197 kali untuk terpapar misinformasi. Responden yang temannya tidak peduli jika mereka menyebarkan misinformasi memiliki kemungkinan 2.1 kali lebih besar untuk mendapatkan misinformasi. Responden yang memiliki teman yang menyebarkan misinformasi cenderung 1,9 kali lebih besar untuk terpapar misinformasi. Studi ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara paparan misinformasi COVID-19 dan kesediaan untuk divaksinasi. Kesimpulan: Pengaruh teman sebaya terkait paparan misinformasi vaksin COVID-19 sangat penting. Pengembangan model pendidik sebaya sangat penting untuk mendorong kontribusi kaum muda dalam mengakhiri pandemi. Kata kunci: Misinformasi, Vaksin COVID-19, kaum muda, Teman Sebaya, Indonesia Abstrak Background: COVID-19 vaccine is important to reduce the spread of transmission. However, the objection occurred might be caused by the circulation of misinformation of COVID-19 vaccine through social media. Objective: This study aimed to assess the misinformation exposure of COVID-19 vaccine and its related factors and to identify the association between misinformation exposure of COVID-19 vaccine and the willingness to be vaccinated. Method: A cross-sectional study was conducted on people age 18-34 years in Tangerang Selatan City. Using convenience sampling, we recruited 227 respondents who filled an online questionnaire through a google form. Data were analyzed using the chi-square test, fisher’s exact test, and logistic regression. Result: Respondents who did not have sufficient internet balance were 2.197 more likely to have misinformation exposure. Respondents whose friends were ignorant if they spread misinformation were 2.1 times more likely to get misinformation. Respondents whose friends disseminated misinformation were 1.9 times more likely to get exposed to misinformation of the COVID-19. This study found no significant relationship between misinformation exposure of COVID-19 vaccine and willingness to be vaccinated. Conclusion: Peer influence regarding exposure to COVID-19 vaccine misinformation is very important. Developing a peer educator model is prominent to encourage the role of young people to end the pandemic. Keywords: Misinformation, COVID-19 Vaccine, Young People, Peer, Indonesia
MISINFORMATION RELATED TO COVID-19 IN INDONESIA Narila Mutia Nasir; Baequni Baequni; Mochamad Iqbal Nurmansyah
Indonesian Journal of Health Administration (Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia) Vol. 8 (2020): SPECIAL ISSUE
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jaki.v8i0.2020.51-59

Abstract

Background: An increase in COVID-19 cases has been accompanied by an increase in public misinformation of basic coronavirus facts, its transmission and prevention.Aims: This study described public knowledge of COVID-19 misinformation in Indonesia.Methods: This study was a cross-sectional study using online questionnaires for data collection from 4 to 11 April 2020. The questionnaires consisted of two parts regarding demographic characteristics and knowledge of misinformation. The sample in this study was  530 respondents. Descriptive analysis was used for data analysis.Results: The majority of respondents were below 25 years old (n = 342, 64.5%) and graduated from junior/senior high school education (n = 277, 52.3%). There were 13.2% of respondents who believed the COVID-19 can halt in Indonesia's climate, while 27.7% of them stated that COVID-19 is a biological weapon deliberaly created by a country. Meanwhile, 19.6% believed that gargling with salt water or vinegar can kill the COVID-19.Conclusion: A group of people still did not get misinformation of the COVID-19. Various efforts need to undertake to align community understanding of COVID-19 prevention, and thus they could get accurate  information. Keywords: COVID-19, misinformation, prevention measures, SARC-CoV-2.
Kepatuhan Terhadap Pengobatan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Jakarta Timur : The Compliance on Their Medication of Type 2 Diabetes Mellitus Patients In The Public Health Center In East Jakarta Yardi Saibi; Rizki Romadhon; Narila Mutia Nasir
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) Vol. 6 No. 1 (2020): (March 2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.29 KB) | DOI: 10.22487/j24428744.2020.v6.i1.15002

Abstract

Prevalensi diabetes melitus berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar yang tertinggi di Indonesia terdapat di provinsi DKI Jakarta. Ketidakpatuhan berobat pasien diabetes melitus tipe 2 merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan rendahnya kontrol glukosa darah dan meningkatnya resiko komplikasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil tingkat kepatuhan penggunaan obat di Puskesmas Kecamatan Makasar Jakarta Timur dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan penggunaan obat pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini berdesain cross sectional yang dilaksanakan pada April 2019 sampai Juni 2019 dengan total 175 responden diabetes melitus tipe 2. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara terstruktur menggunakan kuesioner kepatuhan MMAS-8. Data diolah dengan menggunakan software statistik dan dianalisa menggunakan analisa distribusi frekuensi dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 71 responden (40,6%) memiliki tingkat kepatuhan sedang dalam menggunakan obat antidiabetes. Alasan utama ketidakpatuhan responden adalah bosan (43,6%). Ada hubungan bermakna antara tingkat kepatuhan dan hasil tes gula darah. Untuk mengetahui lebih dalam hubungan antara tingkat kepatuhan dengan hasil tes gula darah maka perlu adanya penelitian lanjutan tentang hubungan studi prospektif hasil tes gula darah dengan tingkat kepatuhan.
EDUKASI PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD DI TANGERANG SELATAN Narila Mutia Nasir; Wirda Farah; Ragma Desilfa; Didi Khaerudin; Yunita Safira; Virlian Virlian
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.1.1.45-49

Abstract

Perilaku mencuci tangan belum menjadi budaya dalam masyarakat, Salah satu penyebab kondisi ini adalah kurangnya pengetahuan tentang hal tersebut, terutama pada anak sekolah. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Tim Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah bertujuan untuk meningatkan pengetahuan tentang CTPS sebagai salah satu upaya untuk mencegah kejadian diare. Kegiatan ini dilaksanakan kepada siswa di SDN 02 Rempoa, Tangerang Selatan dalam bentuk edukasi dan praktik cuci tangan. Hasil pre dan post-test menunjukkan adanya kenaikan rata-rata pengetahuan dari 59 menjadi 78.25 poin. Peningkatan pengetahuan ini dapat berdampak pada peningkatan praktik CTPS yang lebih baik. Selain itu para siswa diharapkan dapat menjadi agen perubahan pada lingkungannya serta menjadikan CTPS sebagai budaya yang merupakan bagian dari kehidupan seharihari. Dengan denikian secara tidak langsung juga akan menurunkan risiko penyakit menular terutama diare.---Hand washing behavior has not yet a culture in the society. This condition is caused by the lack of knowledge about the issue, especially among school children. Community service activity undertaken by the Public Health team of UIN SyarifHidayatullah aimed to increase the knowledge about WHWS as an effort to prevent the occurrence of diarrhea. This activity was carried out for elementary students at SDN 02 Rempoa, South Tangerang by performing educational session and practice of hand washing. The result of pre and post-test showed an improvement of average knowledge, from 59 to 78.25 points. The increasing of knowledge might have an impact to better WHWS practices. In addition, the students are expected to be the agents of change in their environment and make WHWS a culture in the daily life. Thus, it also will indirectly reduce the risk of infectious diseases, especially diarrhea.
Measuring the Success of PeduliLindungi Application Use for Supporting COVID-19 Prevention: A Case Study among College Students in Jakarta, Indonesia Mochamad Iqbal Nurmansyah; Catur Rosidati; Yustiyani Yustiyani; Narila Mutia Nasir
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Volume 17, Special Issue No 1, 2022
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.147 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v17isp1.6057

Abstract

The Indonesian Government has launched PeduliLindungi (PL) mobile apps as a COVID-19 preventive tool. This study aimed to describe the PL utilization and determine the factors influencing its successful use among college students. This study used a cross-sectional design and a total population sampling at a university in the Special Capital Region of Jakarta, Indonesia. The Delone and Mclean Information System Success Model was adopted to measure the use of the apps. The Spearman’s rank correlation test was performed to determine the relationship between two variables. Furthermore, 354 respondents participated in this study. The respondents used the apps mostly to display the vaccination certificate and check in/out from public facilities. The overall user satisfaction value towards the application was 3.83+0.76. The system quality (r= 0.621, p-value<0.001) and information quality (r= 0.626, p-value<0.001) were associated with the user satisfaction while the user satisfaction (r= 0.471, p-value<0.001), was correlated to the perceived benefit. In brief, perceived benefit was positively correlated with the user’s satisfaction, whereas user satisfaction was positively correlated with self-efficacy, system quality, and information quality.
Beliefs about the smoking effect on COVID-19 as significant factors in smoking cessation efforts Mochamad Iqbal Nurmansyah; Yustiyani Yustiyani; Narila Mutia Nasir; Deni Wahyudi Kurniawan
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 12, No 1: March 2023
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v12i1.22105

Abstract

Owing to the various scientific evidence linking smoking to the increased risk of developing severe disease and death from the COVID-19 pandemic, now is a critical time for smokers to cut back or quit. This study aimed to analyze the influence of beliefs about smoking effects in relation to COVID-19 and attempts to quit smoking among university student smokers in Jakarta, Indonesia. This study was conducted in three different universities. As many as 198 respondents who were conveniently selected participated in this study. The health belief model (HBM) was adopted to determine the independent variables in this study. Having had a previous infection of COVID-19 influenced the smoking quitting attempts (AOR: 3.87, 1.49–10.0). Moreover, the belief that smoking increased COVID-19 severity, having a friend who reminded the respondents to not smoke during the pandemic, and having the ability to terminate smoking also increased the possibility for respondents to have a quit smoking attempt. However, perceived barriers such as feeling uncomfortable without smoking (AOR: 0.31, 0.15-0.6) were a protective factor against the attempt to quit smoking. Increasing smokers’ confidence to quit smoking and education about the risk of smoking during the pandemic should be intensified to support smokers in successfully quitting the smoking habit.