Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Islam dan Sains Modern (Telaah Pemikiran Nidhal Quessoum Dalam Karyanya Islam’s Quantum Question, Reconciling Muslim Tradition And Modern Science) Ilyas Daud
Jurnal Al-Muta`aliyah : Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol. 4 No. 1 (2019): Pendidikan dan Pendidikan Dasar
Publisher : LP2M STAI Darul Kamal NW Lombok Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.937 KB)

Abstract

Tulisan ini ingin menelaah pemmikiran seorang professor fisika dan astronomi di American University of Sharjah, UEA, yang bernama Nidhal Guessoum tentang relasi Islam dan sains modern. Ia menjelaskan berbagai sudut pandang pemikir muslim tentang kosmologi, dari mulai filsafat Islam klasik (abad pertengahan), sufi, “tafsir saintifik”, tradisionalis, dan sains modern. Hasilnnya menunjukkan bahwa Guessoum mengemukakan pendapatnya tentang gagasan “kosmologi Islami/teistik”. Bahasan Kosmologi diletakan dalam bingkai tauhid. Menurutnya persoalan-persoalan saintifik seperti osmologi tidak bisa dijawab oleh sains, melainkan butuh kolaborasi antara saintis dengan filsuf, atau sains dan agama. dari sini Guessoum menunjukkan jati dirinya sebagai seorang muslim yang menelaah sains tetapi tetap meyakini adanya Tuhan. Ia juga menekankan bahwa kosmologi Islami ini tidak boleh berupa tafsir ilmi atau tafsir saintifik sebagaimana yang agung-agungkan oleh sebagian mufasir.
Pemerintahan di Kabupaten Gorontalo Perspektif Nilai Kekhalifahan dalam al-Qur’an Ilyas Daud
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan Vol 19 No 2 (2022): Jurnal Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan
Publisher : LPPM STAI Diniyah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46781/al-mutharahah.v19i2.524

Abstract

Latar belakang dari penelitian ini adalah melihat pemerintahan di Kabupaten Gorontalo sebagai daerah yang mempertahankan adat berbasis pada al-Qur’an atau kitabullah, untuk itu tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pemerintahan di kabupaten Gorontalo dalam perspektif nilai kekhalifahan dalam ajaran al-Qur’an. Hasil penelitian menunjukkan, berdasarkan nilai kekhalifahan dalam al-Qur’an, Pemerintahan di kabupaten Gorontalo telihat sudah sesuai atau sejalan dengan nilai-nilai tersebut. Misalnya kepedulian pada pelestarian lingkungan, Demikian juga dalam sektor pertanian, peningkatan lahan pertanian, memperkuat keamaanan wilayah, memperhatikan sektor-sektor perdagangan, memperhatikan sektor Pendidikan, menjadikan Limboto sebagai ibu kota kabupaten menjadi daerah Madinatul Ilmi (Kota Ilmu), dan memperbaiki fasilitas Pendidikan, Hal-hal tersebut di atas merupakan bentuk realisasi akan pembumian nilai-nilai kekhalifahan dalam al-Qur’an. Kebijakan Pemda Kabupaten Gorontalo dalam perspektif nilai Kekhalifahan dalam al-Qur’an merupakan upaya mengungkapkan bagaimana penghayatan pemda terhadap ajaran al-Qur’an yang termanifestasikan dalam instrumen falsafat adat Gorontalo yaitu adat bersendi syara’ dan syara’ bersendi kitabullah. Al-Qur’an sebagai teks di satu sisi dan praktik sosial Pemda Kabupaten Gorontalo di sisi lain merupakan proses dialektis dan bukti bahwa praktek sosial dapat diproduksi oleh pemahaman atas nilai-nilai al-Qur’an. Hal ini juga sekaligus menguatkan realitas bahwa teks tidak hanya dibentuk oleh realitas, tetapi teks juga dapat membentuk realitas.
Konsep Wajilat Qulubuhum dalam Tafsir Ruh Al-Ma’ani Hardiyansyah Pakaya; Ilyas Daud; Kamaruddin Mustamin
AL-AQWAM: Jurnal Studi Al-Quran dan Tafsir Vol. 1 No. 1 (2022): Online Journal
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (941.484 KB)

Abstract

The main study discussed in this research is the concept of wajilat qulu>buhum in the interpretation of Ru>h} al-Ma’a>ni Mah}mu>d al-Alu>sy. There are three aspects that want to be answered in this paper, namely: first, the concept of wajilat qulu>buhum in language analysis, second, the concept of wajilat qulu>buhum in the interpretation of Ru>h} al-Ma’a>ni and the third, is to articulate this interpretation and then be faced with the current phenomenon. In this study, the author uses a type of qualitative research that focuses on literature research using a Sufi (Sufism) approach. The results of this research show that the concept of wajilat qulu>buhum according to al-Alu>sy in QS al-Anfa>l/8: 2. Namely: that, the measure referred to as the absoluteness of perfect faith, then the judgment is not correct, then proceeds to the inaccuracy of the measure of faith, then no one knows, if it returns to the knowledge of the measure of faith, on the one hand it is not the same. With the previous rejection, faith, the perfect believer is the one whose heart is sincerely faithful. I am amazed, because i am proud of his majesty and for fear of him the most great, as mentioned in his words: “The most holy and all-high he (with the remembrance of God’s heart to be calm) does not contradict the fear of the previous verse with this verse. Because both, are forms of tranquility of heart, spaciousness of the chest, which is filled with science and belief, then united with fear”. In many ways in this life, we often hear or even meet with the so-called principle of causality (the principle of causality) for example: when the absence of light, means to indicate darkness, here that the absence of light results in darkness. This principle is inconsistent with the heart. If heart is given, then taste is inhern. Interestingly, by Mah}mu>d al-Alu>sy in interpreting this verse, that when we have reached the point of faith, then only by saying his name alone, our hearts will tremble.
Alienasi Manusia Menurut Al-Qur’an Ilyas Daud
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan Vol 20 No 1 (2023): Jurnal Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan
Publisher : LPPM Institut Agama Islam Diniyyah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46781/al-mutharahah.v20i1.660

Abstract

Tulisan ini ingin menjelaskan tentang konsep alienasi manusia dari sudut pandang al-Qur’an. alienasi merupakan bentuk keterasingan manusia dari lingkungannya, baik dengan individu lain, alam, dan dunia, Tuhan bahkan dirinya sendiri. Dalam aspek psikologis alienasi merupakan bentuk kejiwaan yang merasa terasing dari orang lain. Sedangkan dalam ilmu sosial alienasi adalah terputusnya relasi sosial oleh salah satu individu. Bagi al-Qur’an, alienasi tidak hanya dilihat dari putusnya relasi satu individu dengan masyarakat, atau hilanganya sumber-sumber materi seperti yang dikemukakan oleh Karl Marx, namun hakekat alienasi bagi al-Qur’an adalah putusnya hubungan seseorang dengan Tuhan dan agama. Hal ini disebutkan oleh al-Qur’an diantaranya dalam QS. Ali-Imran: 112, Al-Hasyr: 19, al-An'am: 12 dan 20, An-Nisa: 143, Az-Zumar: 23, dan An-Nahl: 107-108. Menurut pemikir Barat seperti Karl Marx, alienasi manusia terjadi karena hilangnya jati diri seseorang akibat tidak memiliki modal, pekerjaan, materi dan sumber-sumber kekayaan. Marx tidak meyakini adanya jatidiri manusia melalui Tuhan dan ideologi. Baginya hanya dengan cara bersatu dengan dunia dan lewat kreativitas, aktivitas yang membangun, dan hubungan-hubungan sosial yang nyata dan kerja samanyalah, manusia akan dapat mewujudkan jatidirinya. Hal ini sangat berbeda dengan al-Qur’an yang lebih menitik beratkan jatidiri dan eksistensi manusia melalui hubungan sesama manusia, pada Tuhan dan agama.
EFEKETIVITAS METODE TAHSIN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN AL-QUR’AN DI KALANGAN SANTRI PONDOK PESANTREN HUBULO Ilyas Daud; Fauzia Khan; Nur Fajria M. Radjak; Susilawati
MARAS: Jurnal Penelitian Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2023): MARAS : Jurnal Penelitian Multidisiplin, Desember 2023
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/maras.v1i3.93

Abstract

Pembelajaran merupakan suatu konsep dari dua kegiatan yaitu belajar dan mengajar yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan belajar. Pendidikan Al-Qur’an adalah pendidikan yang paling utama yang harus diajarkan pada setiap manusia. Fokus kajian penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya santri Pondok Pesantren Hubulo yang mengutamakan hafalan Al-Qur’an tetapi kurang dalam kemampuan membaca Al-Qur’an nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode tahsin dalam pemebelajaran Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Hubulo, Desa Kramat, Tapa Bone Bolango. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa metode tahsin efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an santri Pondok Pesantren Hubulo.