Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kelor (Moringa oliefera L.) Viktor Janjer Dami; arnold christian hendrik; Hartini R.L Solle
Indigenous Biologi : Jurnal Pendidikan dan Sains Biologi Vol 2 No 3 (2019): Indigenous Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kristen Artha Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33323/indigenous.v2i3.51

Abstract

Kelor merupakan tanaman yang bergizi dan memiliki berbagai manfaat potensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik pada pertumbuhan tanaman kelor. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang.Analisa data menggunakan analisis of varians (Anova). Jika perlakuan memberikan pengaruh signifikan maka dilanjutkan dengan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Berdasarkan hasil uji anova pada taraf 5% pemberian pupuk organik pada kelor berpengaruh signifikan pada pertumbuhan tinggi tanaman karena nilai sig (0,048)<0,05 dan nilai sig. pada diameter batang 0,005<0,05 tetapi tidak berpengaruh pada jumlah daun karena nilai sig. 0,276>0,05. Berdasarkan uji lanjut Duncan Multiple Range Test pada tinggi tanaman perlakuan A (Kontrol) memberikan pengaruh paling tinggi tetapi tidak berbeda secara signifikan dengan perlakuan C (pupuk kotoran kambing) sedangkan berbeda secara signifikan dengan perlakuan B (pupuk kotoran sapi) dan perlakuan D (pupuk kompos sufmuti). Pada diameter batang perlakuan C (pupuk kotoran kambing) memberikan pengaruh paling tinggi tetapi tidak berbeda secara signifikan dengan perlakuan A (kontrol) dan perlakuan B (pupuk kotoran sapi) tetapi berbeda secara signifikan dengan perlakuan D (pupuk kompos sufmuti). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk organik berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kelor, terutama pada pertumbuhan tinggi dan diameter batang tanaman kelor dan jenis pupuk organik yang memberikan pengaruh terbaik yaitu pupuk kotoran kambing terhadap tinggi tanaman, serta pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran kambing memberikan pengaruh terbaik terhadap diameter batang tanaman kelor.
IDENTIFIKASI DAN PENAPISAN ALKALOID PADA JENIS-JENIS TUMBUHAN PAKU (Pteridophyta) DI CAGAR ALAM GUNUNG MUTIS Wempi Silla; Arnold Christian Hendrik; Merpiseldin Nitsae
Indigenous Biologi : Jurnal Pendidikan dan Sains Biologi Vol 3 No 3 (2020): Indigenous Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kristen Artha Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33323/indigenous.v3i3.129

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan paku dan senyawa alkaloid pada tumbuhan paku yang terdapat di Cagar Alam Gunung Mutis. Penelitian ini akan dilakukan di Cagar Alam Gunung Mutis pada bulan Februari- Maret 2019 dan uji senyawa alkaloid. Pengambilan sampel menggunakan teknik metode jelajah sepanjang jalan yang dilalui dari Oenino hingga padang II pada ketinggian 1.500-1.800 mdpl di Cagar Alam Gunung Mutis. Penapisan alkaloid menggunakan Reagen Mayer, Wagner dan Dragendorff, sampel yang digunakan akar, batang dan daun sekitar 1 gram. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 9 spesies tumbuhan paku di Cagar Alam Gunung Mutis, yaitu Dryopteris filix-mas, Hypolepis tructata, Gleichenia truncata, Asplenium nidus, Trichomanes maximum, Platycerium bifurcatum, Nephrolepis cordifolia, Cyanthea contaminans dan Dyplazium esculentum. Berdasarkan hasil uji alkaloid, pada akar tumbuhan paku yang mengadung senyawa alkaloid adalah Dryopteris filix-mas, Hypolepis tructata, Gleichenia truncata, Asplenium nidus, Trichomanes maximum, Platycerium bifurcatum, Nephrolepis cordifolia, Cyanthea contaminans, pada bagian batang, tumbuhan paku yang mengandung senyawa alkaloid adalah Dryopteris filix-mas, Hypolepis tructata, Gleichenia truncata, Asplenium nidus, Trichomanes maximum, Platycerium bifurcatum, Nephrolepis cordifolia, Cyanthea contaminans dan pada bagian daun, tumbuhan paku yang mengandung senyawa alkaloid adalah Dryopteris filix-mas, Gleichenia truncata, Asplenium nidus, Trichomanes maximum, Platycerium bifurcatum, Nephrolepis cordifolia, dan Cyanthea contaminans. Kata Kunci : Alkaloid, Tumbuhan Paku, Cagar Alam
RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN BAYAM HIJAU (Amaranthus viridis L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (Musa acuminate) Ivone Meiske Letty; Arnold Christian Hendrik; James Ngginak
Indigenous Biologi : Jurnal Pendidikan dan Sains Biologi Vol 4 No 2 (2021): Indigenous Biologi Agustus 2021
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kristen Artha Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman bayam merupakan tumbuhan C4 dan pengikat gas CO2. Selain itu, bayam juga banyak mengandung Vitamin A, B, C, mineral (kalsium, fosfor dan zat besi). Salah satu bentuk atau upaya meningkatkan produktifitas sayur bayam adalah pemanfaatan bahan organik sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman bayam. Bahan organik yang dapat dimanfaatkan adalah kompos limbah kulit pisang kepok. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos limbah kulit pisang kapok terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman bayam hijau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu K0 : Kontrol, P1 : Perlakuan 1, P2 : Perlakuan 2, P3 : Perlakuan 3, P4 : Perlakuan 4. Data hasil pengukuran dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan taraf 5%.. Parameter pengamatan adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan P3 (1250 gr tanah + 750 gr pupuk kompos) memberikan hasil terbaik pada semua parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI PEWARNA ALAMI TENUN IKAT DARI DESA HUNDIHOPO , KECAMATAN ROTE TIMUR, KABUPATEN ROTE NDAO Alan Charis Sabuna; Arnold Christian Hendrik; Novi I. Bullu
Indigenous Biologi : Jurnal Pendidikan dan Sains Biologi Vol 4 No 3 (2021): Indigenous Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kristen Artha Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33323/indigenous.v4i3.271

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi antioksidan dan antibakteri dari ekstrak pewarna alami tenun ikat dari desa Hundihopo, Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – November 2018 di Laboratorium Biosains Universitas Nusa Cendana Kupang untuk uji antioksidan, dan Laboratorium Biologi Universitas Kristen Artha Wacana untuk uji antibakteri. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental di laboratorium yang terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama ekstraksi dengan memanaskan bahan pewarna dengan air, dilanjutkan tahap kedua uji antioksidan menggunakan metode DPPH dan uji antibakteri menggunakan metode difusi agar. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekstrak pewarna alami mengkudu, mengkudu + loba, dan tarum memiliki nilai IC50 6367,5 ppm, 3707,77 ppm, dan 3037,5 ppm sehingga berpotensi sebagai sumber antioksidan alami kategori sangat lemah. Diameter zona hambat ekstrak pewarna alami mengkudu + loba memiliki diameter zona hambat 10,1 ± 0,22 mm pada konsentrasi 5000 ppm sehingga termasuk antibakteri alami kategori lemah.
Keanekaragaman Mangrove dan Pemanfaatannya di Desa Daiama, Kecamatan Landu Leko, Kabupaten Rote Ndao, Propinsi Nusa Tenggara Timur Ratna B. Ngoma; Arnold Christian Hendrik; Apriliana Ballo
SIMBIOSA Vol 9, No 2 (2020): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v9i2.2498

Abstract

Mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan lautan. Jenis-jenis mangrove di Desa Daiama khususnya Pulau Rote, pulau paling selatan Indonesia sampai saat ini belum diinventarisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur vegetasi mangrove dan pemanfaatannya di Desa Daiama, Kecamatan Landu Leko, Kabupaten Rote Ndao. Teknik pengumpulan data struktur vegetasi mangrove dilakukan dengan membuat peletakan sebanyak plot 16 pada 4 stasiun. Penempatan plot dilakukan dengan metode purposive sampling. Data pemanfaatan diperoleh dengan wawancara terhadap masyarakat Desa Daiama. Hasil penelitian yang diperoleh terdapat 11 jenis mangrove yang terdapat di Desa Daiama yang terdiri dari 6 family, antara lain: Rhizophoraceae (Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronata, Ceriops spp, Ceriops tagal, Ceriops decandra, dan Bruguiera sexangula), Soneratiaceae (Soneratia alba), Lythraceae (Pemphis acidula), Myrsinaceae (Aegiceras floridum), Rubiaceae (S.hydrophylacea), Sapindaceae (Dodonaea viscose). Jenis mangrove yang paling dominan untuk tingkat pohon yaitu Rhizophora stylosa (89,54%), pancang yaitu Ceriops tagal (40,02%), dan tingkat semai Phempis acidula (59,09%). Indeks keanekaragaman vegetasi mangrove di Desa Daiama tergolong sedang pada setiap stasiun yaitu berkisar 1,67-2,00. Pemanfaatan mangrove di Desa Daiama tercatat dijadikan bahan obat, kayunya bahan bangunan dan pembuatan perahu, buah mangrove dijadikan bahan makanan, digunakan sebagai pewarna alami kain tenun. 
Identifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Teresterial pada Berbagai Ketinggian Dikawasan Taman Wisata Alam (Twa) Ruteng Kabupaten Manggarai Godefridus Afrino; Aprilianna Ballo; Arnold Christian Hendrik
Journal Science of Biodiversity Vol 4 No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Program Studi Biologi, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jsb/vol4i2pp71-79

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, keanekaragaman dan kerapatan tumbuhan paku di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Ruteng, Kabupaten Manggarai. Pengamatan membagi lokasi penelitian menjadi 5 stasiun, yang terdiri dari dua ekosistem antara lain ekosistem pepohonan dengan ekosistem semak. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling dengan memasang plot berukuran panjang 40 m dan lebar 40 m. Di dalam plot 40X40 meter terdapat 5 sub plot yang berukuran 10X10 meter. Setiap jenis tumbuhan paku yang ditemukan dicatat mengenai keterangan lokasi, jenis, jumlah, dan dicatat pula hasil pengukuran faktor abiotik. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis kelimpahan menggunakan rumus analisis vegetasi dan keanekaragaman menggunakan rumus indeks keanekaragaman Shannon-Wiener. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada ekosistem pepohonan ditemukan 13 jenis tumbuhan paku antara lain: Chyateaceae sp, Angiopteris evecta, Chyathea contaminans, Davalia solida, Davalia denticulate, Pteris biaurita L, Vittaria elongate, Vittaria graminifolia, Adiantum cuninghamii, Asplenium nidus L, Nephrolepis cardifolia, Selaginella intermedia, Lygodium circinatum. Pada ekosistem semak ditemukan 9 jenis tumnuhan paku antara lain: Christella dentate, Lycopodium candesis, Glechenia linearis, Pteridium aquilinum, Adiantum cuninghami, Nephrolepis cardifolia, selaginella intermedia, Dipteris conjungate dan Chyathea contaminans. Salah satu diantara jenis tumbuhan paku tersebut yang mendominasi kawasan ekosistem pepohonan yaitu Nephrolepis cardifolia dengan jumlah sebanyak 137 individu dengan nilai kerapatan relatif 44,480 %. Nilai keanekaragaman pada ekosistem pepohonan termasuk kategori sedang dengan nilai sebesar H’=1,934. Tumbuhan yang mendominasi pada ekosistem semak yaitu Glechenia linearis dengan jumlah sebanyak 216 individu dengan nilai kerapatan relatif 49,655%. Nilai keanekaragaman pada ekosistem semak termasuk kategori sedang dengan total nilai sebesar H’=1,464.