Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JURNAL NOKEN : Ilmu-Ilmu Sosial

Sosial Budaya Suku Mee dalam Merajut Noken di Kampung Beko Distrik Obona Kabupaten Paniai Provinsi Papua Azis Maruapey; Fajrianto Saeni
Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 7 No. 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/jn.v7i2.1565

Abstract

Penelitian dilakukan terhadap masyarakat suku Mee yang memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan baku pembuatan Noken di Kampung Beko Distrik Obano Kabupeten Paniai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan Focus group Discussion (FGD). Hasil Penelitian bahwa Noken merupakan hasil karya seni budaya yang dimiliki oleh Suku Mee khusunya kaum perempuan, dimana sekaligus melambangkan nilai dan fungsi sosial budayanya. Lokalisme suku Mee dalam pembuatan Noken dengan memanfaatkan kulit kayu tumbuhan antara lain pohon Melinjo (Damiyo), kulit pohon Ilam (Tokeipo), pohon anyamin (Kepiyai), kulit pohon (Woge), kulit pohon Watu dan Epiyo yang masih mudah dengan kategori vegetasi tingkat tiang dengan ukuran diameter antara 10 - 20 cm. Proses pengambilan kulit kayu, dapat dilakukan dengan menebang pohon dan langsung diambil kulitnya, dan juga dengan cara menguliti pohon tersebut tanpa menebang pohon tersebut. Perlakuan bahan baku secara tradisional Noken besar yang dilakukan masyarakat suku Mee di kampung Beko adalah dengan cara kulit kayu Melinjo (Damiyo), kulit pohon Ilam (Tokeipo), pohon anyamin (Kepiyai), kulit pohon (Woge), kulit pohon Watu dan Epiyo dilakukan penjemuran, penghalusan kulit kayu dan pewarnaan. Proses perlakuan bahan baku dimaksudkan agar kulit kayu tidak cepat rusak atau busuk dan lebih tahan lama (awet). Proses pembuatan Noken mengikuti pola sulaman dan anyaman, yang tentunya di sesuaikan dengan pola dan ukuran Noken besar yang diinginkan. Pemberian warna Noken besar memakai pewarna alami dengan memanfaatkan beberapa jenis tumbuhan lokal yakni Takai dan Tokeipo. Proses perajutan Noken dilakukan pada saat santai atau istirahat, tempat perajitan Noken besar bisa di rumah, pasar atau tempat pertemuan di kampung.
Kearifan Lokal dan Sosial Budaya Suku Maybrat dalam Membuat Koba-Koba (Am) Sebagai Produk Benda Budaya Azis Maruapey; Fajrianto Saeni; Rajab Lestaluhu; Agil Saeni; Muhammad Ridha Suaib
Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 9 No. 1 (2023): Desember in Process
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/jn.v9i1.2978

Abstract

Koba-koba is a unique product of cultural objects (Artifacts) and local wisdom of the Maybrat tribe and has many functions. This research was conducted on the Maybrat tribe community in utilizing forest Pandan as a cultural product in the form of koba-koba (Am). The aim of this research is to find out local wisdom in making koba-koba and the socio-cultural perspective of the Maybrat tribe in interpreting koba-koba. The method in this research is a descriptive method using a Focus Group Discussion (FGD) approach. The results of the research show that the local wisdom of the Maybrat tribe in making and knitting cultural objects in the form of koba-koba is all made from natural materials, starting with the preparation of sheets of Pandan leaves, needles made from bat bones (siwafu) and threads made from gnemon skin fiber (harerem/arus) and stitched by the people. women (mama-mama) form the folds of a coat or umbrella. The socio-cultural perspective of the Maybrat tribe community in making and interpreting koba-koba is a symbol and traditional symbolism that is born from the community and becomes a manifestation of the social and cultural life activities of the Maybrat tribe community in their interaction with their natural environment.