Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Composition and Pattern of Vegetation Distribution at the Tree Level in the Forest Area of Sorong Nature Tourism Park Ponisri Ponisri; Fajrianto Saeni; Lona H. Nanlohy
Agrologia Vol 10, No 2 (2021): Agrologia: Jurnal Ilmu Budidaya Tanaman
Publisher : Faculty of Agriculture, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ajibt.v10i2.1424

Abstract

 This study aims to determine the species composition, frequency, density, dominance, important value index (INP) and the distribution of tree species. The method used in this research is the Line Transect Plot Method. The total area of the sample plots is 1 ha (10.000 m2) with a total of 25 sample plots, which are placed purposively at the study site. Observational data were analyzed according to the parameters and described qualitatively and quantitatively and presented in the form of tabulations and pictures. The composition of vegetation types in the Sorong Nature Tourism Park forest contains 50 plant species, namely 30 known families and 3 plant species not yet traded, scientific and family names. The number of tree levels is 36 species with the largest density value (K) for resak (Vatica papuana) and guava (Syzygium, sp ) which is 29.81/ha with a Relative Density (KR) of 15.897% with the smallest density value (K). 0.962/ha, and the value of relative density (KR) was 0.5128%, respectively. The largest frequency (F) value is found in guava with a value of 0.731, relative frequency (FR) of 13.19%, and the lowest value of frequency (F) is 0.038 %, the smallest relative frequency (FR) is 0.694%. With the largest dominance value (C) in resak plants of 2,561 and relative dominance of 15.95%, while the lowest dominance was 0.033 and relative dominance was 0.208%. Where the highest Importance Value Index (INP) is on the guava tree at 43.117 and the lowest Important Value Index (INP) is in the Trichadenia tree, sp 1.3964. The distribution pattern at the tree level is based on the morista index, which is spread in groups or in clusters.Keywords: Composition, Vegetation, Nature Park
Inventarisasi Dan Pemanfaatan Nipah (Nypa fruticans ( Thunb.) Wurmb) Oleh Masyarakat Pada Hutan Mangrove Kampung Mariat Pantai Distrik Aimas Kabupaten Sorong Ihsan Febriadi; Fajrianto Saeni
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 10 No. 3 (2018): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.887 KB) | DOI: 10.33506/md.v10i3.176

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan pemanfaatan nipah (Nypa Fruticans) oleh masyarakat  di Kampung Mariat Distrik Aimas  Kabupaten Sorong. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat yang berlangsung pada Tahun 2018. Metode yang digunakan untuk inventarisasi tegakan nipah yang akan dilakukan di lapangan dengan menggunakan metode petak sampling, dengan teknik jalur berpetak. Sedangkan untuk menjelaskan pemanfaatan nipah oleh masyarakat dilakukan pengumpulan data menggunakan wawancara dengan kuesioner.  Penarikan sampel masyarakat dilakukan dengan metode purposive sampling. Penentuan responden dibagi menjadi dua, yaitu responden umum dan responden kunci. Penentuan responden umum dilakukan dengan metode sensus terhadap seluruh atau sebagian besar masyarakat  Kampung Mariat Pantai. Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan pada 3 titik pengamatan didapat 124 pohon nipah dengan nilai kerapatan 86,11 ind/ha. Dengan nilai kerapatan tersebut dapat dikatakan bahwa potensi tegakan pohon nipah di Kampung Mariat Pantai sangat kurang. Sedangakan terkait tentang pemanfaatan nipah dari 60 responden, baik daun (atap,sapu lidi, kertas rokok dan anyaman), batang daun (garam), batang nira (minuman tradisional) dan buah (kolang-kaling), dimana menurut masyarakat, pemanfaatan nipah lebih banyak diluar kawasan Kampung Mariat Pantai.
Kajian Aspek Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat Dalam Melakukan Aktivitas Perladangan Berpindah Oleh Masyarakat Kampung Ibasuf Distrik Aitinyo Kabupaten Maybrat Ihsan Febriadi; Fajrianto Saeni
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 11 No. 1 (2019): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.755 KB) | DOI: 10.33506/md.v11i1.459

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat peladang berpindah Kampung Ibasuf Distrik Aityo Kabupaten Maybrat pada umumnya melakukan aktifitas perladangan sehubungan dengan aktifitas perladangan yang dilakukan, terutama pada lahan dengan kondisi kemiringan yang curam. Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Ibasuf Distrik Aityo Kabupaten Maybrat yang berlangsung pada Tahun 2019.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan survey dengan tehnik  wawancara langsung  di lapangan.Pemilihan responden untuk wawancara dilakukan secara purposif (purposive sampling), yang terdiri dari kepala keluarga, dan informan kunci (kepala desa, sekretaris desa, tokoh adat/masyarakat, dan kaur), dengan jumlah 10 responden. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Sosial ekonomi masyarakat mempengaruhi dilakukannya perladangan berpindah oleh masyarakat di kampung Ibasuf Distrik Aitinyo Kabupaten Maybrat. Sistem perladangan berpindah oleh masyarakat di kampung Ibasuf dilakukan secaran turun menurun, yang dipengaruhi oleh tingkat umur, pendidikan dan tanggungan keluarga. Dengan luas keseluruhan perladangan berpindah sebesar 16,725 ha
Populasi Burung Air Di Taman Wisata Mangrove Klawalu Kota Sorong Fajrianto Saeni; Azis Maruapey
Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan Vol 4 No 1 (2022): JURNAL RISET PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.56 KB)

Abstract

Taman Wisata Mangrove Klawalu Kota Sorong merupakan destinasi wisata baru di Kota Sorong sekaligus menjadi habitat berbagai jenis burung air. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai populasi jenis burung air. Penelitian dilakukan pertengahan bulan Juli s/d Agustus 2021, dengan menggunakan metode Consentration Counts. Hasil pengamatan populasi jenis burung air yang ditemukan areal penelitian sebanyak 17 jenis dengan rincian di areal pantai terbuka sebanyak 15 jenis sedangkan di areal rawa mangrove sebanyak 7 jenis. Adanya perbedaan habitat burung air tersebut, tidak dapat disimpulkan bahwa hal tersebut menunjukkan eksklusivisme mereka terhadap suatu habitat tertentu, mengingat bahwa lokasi antar habitat yang satu dengan yang lainnya relatif dekat, sehingga tumpang tindih penggunaan habitat untuk berbagai keperluan burung air sangat mungkin terjadi.
Sosial Budaya Suku Mee dalam Merajut Noken di Kampung Beko Distrik Obona Kabupaten Paniai Provinsi Papua Azis Maruapey; Fajrianto Saeni
Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 7 No. 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/jn.v7i2.1565

Abstract

Penelitian dilakukan terhadap masyarakat suku Mee yang memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan baku pembuatan Noken di Kampung Beko Distrik Obano Kabupeten Paniai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan Focus group Discussion (FGD). Hasil Penelitian bahwa Noken merupakan hasil karya seni budaya yang dimiliki oleh Suku Mee khusunya kaum perempuan, dimana sekaligus melambangkan nilai dan fungsi sosial budayanya. Lokalisme suku Mee dalam pembuatan Noken dengan memanfaatkan kulit kayu tumbuhan antara lain pohon Melinjo (Damiyo), kulit pohon Ilam (Tokeipo), pohon anyamin (Kepiyai), kulit pohon (Woge), kulit pohon Watu dan Epiyo yang masih mudah dengan kategori vegetasi tingkat tiang dengan ukuran diameter antara 10 - 20 cm. Proses pengambilan kulit kayu, dapat dilakukan dengan menebang pohon dan langsung diambil kulitnya, dan juga dengan cara menguliti pohon tersebut tanpa menebang pohon tersebut. Perlakuan bahan baku secara tradisional Noken besar yang dilakukan masyarakat suku Mee di kampung Beko adalah dengan cara kulit kayu Melinjo (Damiyo), kulit pohon Ilam (Tokeipo), pohon anyamin (Kepiyai), kulit pohon (Woge), kulit pohon Watu dan Epiyo dilakukan penjemuran, penghalusan kulit kayu dan pewarnaan. Proses perlakuan bahan baku dimaksudkan agar kulit kayu tidak cepat rusak atau busuk dan lebih tahan lama (awet). Proses pembuatan Noken mengikuti pola sulaman dan anyaman, yang tentunya di sesuaikan dengan pola dan ukuran Noken besar yang diinginkan. Pemberian warna Noken besar memakai pewarna alami dengan memanfaatkan beberapa jenis tumbuhan lokal yakni Takai dan Tokeipo. Proses perajutan Noken dilakukan pada saat santai atau istirahat, tempat perajitan Noken besar bisa di rumah, pasar atau tempat pertemuan di kampung.
Penyulingan Minyak Lawang Tradisional Oleh Masyarakat Di Kampung Pasir Putih Distrik Fkour Kabupaten Sorong Selatan Fajrianto Saeni; Azis Maruapey
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 14 No. 1 (2022): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.205 KB) | DOI: 10.33506/md.v14i1.1668

Abstract

Minyak lawang merupakan hasil ekstrasi kulit pohon Lawang (Cinnamomun sp.) melalui penyulingan. Masyarakat Kampung Pasir Putih Distrik Fkour Kabupaten Sorong Selatan sejak lama telah memanfaatkan kulit pohon lawang untuk diambil minyak atsirinya, namun pengolahan masih secara tradisional dan sederhana. kegiatan ini dijadikan industri rumah tangga yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Tujuan ini adalah  mengetahui teknik penyulingan minyak lawang, jumlah minyak lawang yang dihasilkan, dan sistem dan marjin pemasaran minyak lawang oleh masyarakat di kampung Pasir putih Distrik Fkour. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survey dan wawancara FGD. Analisis teknik pengusahaan minyak lawang dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif yang didasarkan atas teknik penyulingan, jumlah dan sistem pemasaran.  Hasil penelitian terlihat bahwa teknik penyulingan minyak lawang oleh masyarakat dilakukan dengan dua cara yakni penyulingan dengan air (water destilation) dan penyulingan air dan uap (water and steam destilation). Jumlah minyak lawang yang dihasilkan sebanyak sebanyak ± 1,4 liter, dari rata-rata kulit kayu yang dikukus sebanyak ± 40 kg cacahan kulit. Biasanya satu pohon lawang dilakukan penyulingan 6 - 9 kali, tergantung diameter batangnya. Sistem pemasaran Minyak lawang dilakukan dengan menjual minyak lawang yang diperolehnya kepada pengusaha, yaitu yang bersifat mutlak dimana masyarakat harus menyerahkan hasil perolehannya kepada pengusaha sebelum proses penyulingan minyak lawang. Sedangkan kemungkinan kedua adalah hubungan tidak mutlak dimana petani penyuling biasanya tidak mempunyai hubungan ikatan kerja, dimana petani penyuling dalam melakukan proses pencarian bahan baku minyak lawang hinga proses penyulingan tidak tergantung dari pengusaha.
Pembibitan Tanaman Sukun (Arthocarpus altilis Park.) Bagi Masyarakat Kelurahan Tanjung Kasuari Distrik Maladum Mes Kota Sorong Azis Maruapey; Fajrianto Saeni
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol. 4 No. 2 (2022): Juli
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v4i2.1604

Abstract

Pembibitan tanaman Sukun (Arthocarpus altilis Park.) oleh masyarakat di Kelurahan Tanjung Kasuari Distrik Maladum Mes Kota Sorong telah dilakukan secara tradisional. Teknik pemindahan tunas akar atau menyapih tunas yang tumbuh secara alami pada akar pohon induk yang menjalar di permukaan tanah, yang kemudian dipindahkan pada media sapih, selanjutnya dipindahkan ke media tanaman polybag. Cara ini sering dilakukan oleh masyarakat karena dianggap tidak akan mengganggu pertumbuhan pohon induknya. sistem pembibitan stek akar sangat mudah dan murah dan ditunjang dengan tersedianya pohon induk sebagai sumber stek akar.
EMPOWERMENT OF THE KLAYILI FOREST FARMERS GROUP (KTH) IN MAKING AGARWOOD TEA IN KLAYILI VILLAGE, KLAYILI DISTRICT, SORONG REGENCY: PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) KLAYILI DALAM PEMBUATAN TEH GAHARU DI KAMPUNG KLAYILI DISTRIK KLAYILI KABUPATEN SORONG Azis Maruapey; Lona Helti Nanlohy; Fajrianto Saeni; Sanny Hahury; Rajab Lestaluhu
Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Development Vol. 2 No. 3 (2022): Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Developme
Publisher : Yayasan Education and Social Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53067/ijecsed.v2i3.71

Abstract

Agarwood plants have been used more parts of the stem which contains high economic value sapwood. However, it turns out that gaharu leaves have the potential to be developed as a source of natural antioxidant compounds so that they can be made into herbal teas that are healthy, safe and suitable for consumption. This workshop is an effort to empower the Klayili Forest Farmers Group (KTH) in Sorong Regency to process agarwood leaf into herbal tea drinks. The method of implementing this Community Service (PkM) activity is a workshop focused on community empowerment efforts through Forest Farmers Groups in making tea from agarwood leaf. Implementation of Community Service (PkM) is carried out in the form of workshops with practical demonstrations. The results of Community Service (PkM) activities in the form of Empowerment of the Klayili Forest Farmer Group (KTH) in the Production of Herbal Tea Made from Agarwood Raw Materials in Klayili Village include among others: 1. Inter-competent preparation and coordination stage; 2). Preparation of facilities and infrastructure for making gaharu tea; and 3). The process of making gaharu tea, which includes taking raw materials, sorting leaves, cleaning leaves, drying, chopping, blending, oxidation of leaves, and packaging. Based on the results of the activity, there was an increase in understanding related to the procedure for making gaharu tea starting from preparation, processing and packaging
PENGHIJAUAN SEBUAH IKHTIAR DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN DI KAMPUNG KLAFDALIM DISTRIK MOI SEGEN KABUPATEN SORONG Azis Maruapey; Lona Helti Nanlohy; Fajrianto Saeni; Rajab Lestaluhu
Indonesian Collaboration Journal of Community Services Vol. 2 No. 3 (2022): Indonesian Collaboration Journal of Community Services
Publisher : Yayasan Education and Social Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53067/icjcs.v2i3.74

Abstract

Reforestation is one of the planting activities on vacant land with the aim that the land can be restored, maintained, and its fertility improved. Problems related to reforestation are how to make people aware of the benefits of reforestation for the environment and the importance of reforestation as an effort to preserve the environment. The purpose of the service with the topic of Greening an Effort in Environmental Preservation is to increase public awareness of the importance of reforesting the environment in order to reforest critical land by planting a number of trees that are suitable for local conditions. The service method is carried out using socialization by delivering material in classical form about the benefits and importance of reforesting the environment followed by tree planting in Klafdalin Village. The results of the socialization are expected to : a). Relevance: it is hoped that a sense of love for the environment will be fostered in order to maintain a green area in Klafdalin Village, Moi Segen District, Sorong Regency; b) Acceptability: this activity can be accepted by the people of Klafdalin Village, Moi Segen District, Sorong Regency and is supported by the local government and the community; c) Effectiveness: the process of delivering extension materials is carried out in simple language, located in a green area, and immediately ends with the planting of hundreds of tree seedlings by the community participating in the extension, namely Trembesi, Sengon, Kihujan, Linggua, Mahogany, Matoa, Tanjung, Rambutan and Durian trees; and d) Accuracy: the materials and socialization activities are very precise, making the people of Klafdalin Village, Moi Segen District, Sorong Regency more aware of how to take real action with an effort to conserve the environment by directly participating in planting trees in their surroundings
Penilaian Kualitas Kesehatan Pohon Pada Jalur Hijau Kota Sorong Lona Helti Nanlohy; Fajrianto Saeni
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 14 No. 2 (2022): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.772 KB)

Abstract

Pohon merupakan faktor penting pada penanaman Ruang Terbuka Hijau. Pohon dalam kondisi sehat pasti menghasilkan kualitas pertumbuhan yang baik dengan kemampuann untuk mampu bertahan hidup pada kondisi apapun. Pohon yang mengalami kerusakan dapat dilihat dari keberadaan pohon tersebut yang mengalami gangguan pada pertumbuhannya. Tujuan dilaksanakan penelitian ini untuk mengetahui komposisi jenis pohon dan menganalisis kondisi kesehatan pohon pada lokasi green belt kiri kanan jalan di Kota Sorong. Penelitian dilaksanakan pada kawasan green line kiri kanan jalan sepanjang jalan Basuki Rahmat Km. 7 sampai km. 12 Kota Sorong. Penelitian dilaksanakan selama 1 satu bulan yaitu pada bulan April 2021. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sensus. Dengan mengamati seluruh pohon dan kondisi kerusakan pohon di kawasan green belt kiri kanan jalan. Pohon yang diamati meliputi seluruh bagian pohon yaitu akar, batang, dahan, ranting dan tajuk. Pengumpulan data meliputi tipe kerusakan yang terjadi, letak lokasi kerusakan, dan kondisi keparahan. Jenis-Jenis penyusun kawasan green line kiri kanan jalan Basuki Rahmat Kota sorong yaitu 6 jenis pohon dengan 218 jumlah individu pohon. Komposisi jenis tersebut yaitu Linggua (Pterocarpus indicus), Mahoni (Swietenia mahagoni), Ketapang (Terminalia catappa), Trembesi (Samanea saman), Matoa (Pometia pinnata), Jati (Tectona grandis) dan beringin (Ficus sp), dimana pohon yang paling banyak ditemukan adalah jenis Trembesi (Samanea saman) dengan jumlah individu sebanyak 99 pohon (45,41%) dan jenis yang paling sedikit ditemukan yaitu  beringin (Ficus sp) dengan jumlah individu sebanyak 1 pohon (0,46%). Kondisi kualitas kesehatan pohon pada kawasan green line kiri kanan Kota Sorong menunjukan kondisi yang Sehat. Hal ini dikarenakan jumlah pohon yang termasuk kriteria kelas sehat mendominasi yaitu sebesar 64% (139 pohon)  pohon dengan kerusakan ringan sebesar 25 % (54 pohon), pohon dengan kelas kerusakan sedang dan kelas kerusakan berat masing-masing 6 % (14 pohon) dan 5 % (11 pohon)