Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TRANSFORMASI ADAPTASI BANGUNAN DI PERMUKIMAN INFORMAL TEPI SUNGAI KAHAYAN Nindita Kresna Murti; Atiek Suprapti; Agung Budi Sardjono
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2020
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.773 KB) | DOI: 10.31848/arcade.v4i1.339

Abstract

Abstract: Many informal settlements in Indonesia have been unable to survive, this is due to changes that occur in the neighborhood. This change resulted in the not surviving of informal settlements, but this did not affect the informal settlements in the city of Palangkaraya, settlements on the banks of the Kahayan river were even more developed, and began to develop towards the mainland.As climate change and the global environment increase, there is a tendency for people to conceptualize adaptation in residential buildings as a process of survival and how adaptation is practiced by people who face the negative impacts of climate change, for example in informal settlements on the Kahayan river bank, where residents adapt to building their homes to be able to withstand environmental changes. Where the neighborhood is located there are tides of the river, as well as other environmental factorsThis study is to find out how the Kahayan River settlement communities can survive, with changes that occur in the environment by analyzing using 6 strategies in building adaptation, namely: Adjustable, Versatile, Refitable, Convertible, Scalable, and Movable (Robert Schmid, 2009). Adaptation that occurs in these settlements, namely on building houses that follow climate change, times, and the environment.Keyword: Informal Settlements, Kahayan River Edge, Adaptation, Transformation.Abstrak: Permukiman Informal di Indonesia banyak yang sudah tidak dapat bertahan, hal ini di karenakan adanya perubahan yang terjadi di lingkungan permukiman tersebut. Perubahan ini berakibat tidak bertahannya permukiman informal, namun hal ini tidak mempengaruhi permukiman informal di Kota Palangkaraya, permukiman yang berada di tepi sungai kahayan ini malah semakin berkembang, dan mulai berkembang menuju ke daratan.Seiring dengan meningkatnya perubahan iklim dan lingkungan global, ada kecenderungan masyarakat untuk membuat konsep adaptasi pada bangunan rumah tinggal sebagai proses untuk bertahan dan bagaimana adaptasi dipraktikkan oleh orang-orang yang menghadapi dampak negatif perubahan iklim, sebagai contoh pada permukiman informal yang berada di tepi sungai Kahayan, di mana warga beradaptasi pada bangunan rumah mereka untuk dapat bertahan terhadap perubahan lingkungan. Di mana lingkungan permukiman ini terdapat pasang surut air sungai, serta faktor lingkungan lainnya.Penelitian ini untuk mengetahui cara masyarakat permukiman tepi Sungai Kahayan dapat bertahan, dengan perubahan yang terjadi di lingkungan dengan menganalisa menggunakan 6 strategi dalam adaptasi bangunan, yaitu: Adjustable, Versatile, Refitable, Convertible, Scalable, dan Movable (Robert Schmid, 2009). Adaptasi yang terjadi pada permukiman ini, yaitu pada bangunan rumah yang mengikuti perubahan iklim, jaman, dan lingkungan.Kata Kunci: Permukiman Informal, Tepi  Sungai Kahayan, Adaptasi, Transformasi.
PENGARUH KEBERADAAN PKL TERHADAP PENGGUNA JALAN DAN KUALITAS KORIDOR JALAN DI SEMARANG Suzanna Ratih Sari; Edy Darmawan; Nindita Kresna Murti; Muhammad Fariz Hilmy
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 1 (2023): April
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lantang.v10i1.54358

Abstract

Fenomena keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang semakin bertumbuh pesat, terutama di sepanjang koridor-koridor jalan perkotaan, memberikan dampak yang cukup signifikan pada perilaku pengguna jalan hingga kualitas koridor jalannya itu sendiri, baik dampak positif maupun negatif. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menjelaskan secara detail pengaruh dari dampak yang ditimbulkan dari keberadaan PKL di koridor jalan terhadap kualitas ruang koridor jalannya itu sendiri. Metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan dan mengeksplorasi secara detail fenomena dan masalah yang terjadi di lokasi studi. Data yang didapat melalui observasi dan wawancara akan dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif yaitu metode analisis yang didukung dengan diagram dan gambar yang relevan. Luaran dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif maupun negatif dari keberadaan PKL terhadap kualitas koridor jalan, dilihat dari aspek kenyamanan pengguna jalan (sirkulasi, iklim, bentuk furniture, kebersihan, kebisingan, keamanan, hingga keindahan).THE EFFECT OF THE PRESENCE OF STREET VENDORS ON THE QUALITY OF STREET CORRIDORS. CASE STUDY: HAYAM WURUK AND KERTANEGARA STREET CORRIDORS, SEMARANG CITY The phenomenon of street vendors overgrowing, especially along urban street corridors, has a significant impact on the behavior of street users to the quality of the street corridor itself, with both positive and negative effects. This research was conducted to explain in detail the impact arising from the presence of street vendors in the street corridor, as well as the implications for street users and the quality of the street corridor itself. Qualitative methods are used to explain and explore in detail the phenomena and problems that occur at the study site. Data obtained through observation and interviews will be analyzed using descriptive analysis methods, namely analytical methods supported by relevant diagrams and pictures. The output of this study shows that there are positive and negative influences from the presence of street vendors on the quality of street corridors, seen from the aspects of street user comfort (circulation, climate, furniture, cleanliness, noise, safety, to beauty).