Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH TERAPI MUSIK DEGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST ORIF (OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION) FRAKTUR EXTREMITAS BAWAH DI RSUD KABUPATEN TANGERANG Tuti Wahyuningsih; Anwar Wardi Warongan; Fitrian Rayansari
Journal of Islamic Nursing Vol 5 No 2 (2020): Journal Of Islamic Nursing
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/join.v5i2.17664

Abstract

A fracture known as a fracture is a disorder of continuity of bone and soft tissue around it. One of the measures for the treatment of fractures is surgery called Open Reduction Internal Fixation (Orif). As a result, Orif can cause pain side effects. Various attempts were made to overcome post Orif pain one of them with degung music therapy. Degung music is one of the complementary therapies that can be used to reduce the level of pain in post Orif patients. This study aims to determine the effect of degung music therapy on reducing pain levels in post Orif patients. The study design used a quasi experiment with a non equivalent control group pre-test and post- test approach with 12 respondents in the intervention group and 12 respondents in the control group. The results show that there is an effect of degung music therapy on the level of post Orif pain in the intervention group (p = 0.003) and there is an effect of standard therapy in the control group (p = 0.003) and there is a difference in the effect of degung music therapy in the intervention group with the standard therapy in the control group ( 0.045), with the results obtained in the control group the average difference in post Orif pain levels was 0.75, while in the intervention group was 1.58. The conclusion of this study is that degung music therapy can reduce painĀ  levels in post Orif patients, so that degung music therapy can be used as a complementary therapy option to reduce pain levels in post Orif patients .
Pengaruh Hydroterapi Rendam Kaki Air Hangat Dengan Campuran Garam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Meynur Rohmah; Tuti Wahyuningsih; Ahmad Kurtusi
Jurnal Kesehatan Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Yatsi Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37048/kesehatan.v12i1.224

Abstract

ABSTRAK Tekanan darah tinggi/hipertensi merupakan masalah kesehatan yang umum diderita oleh masyarakat indonesia dan merupakan penyakit yang tidak menular, dan menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya. Seringkali penyebab tekanan darah ini tidak menunjukkan gejala atau dikenal dengan istilah Silent Killer, meskipun hipertensi banyak diderita pada penduduk usia lanjut namun remaja juga dapat mengalami hipertensi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh hydroterapi rendam kaki air hangat pada pasien hipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dengan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian pre test sebelum pemberian terapi rendam kaki adalah semua responden berada pada tingkatan hipertensi tingkat 2 dengan 10 responden atau (100.0%), sedangkan sesudah diberi rendam kaki post test pemberian ke 3 adalah pra hipertensi sebanyak 7 responden atau (58.3%) dan hipertensi tingkat 1 sebanyak 3 responden atau (41.7%) dengan nilai p-value: 0.002 atau < 0.005 setelah diberi hydroterapi rendam kaki air hangat. Dengan demikian Disimpulkan bahwa ada pengaruh terhadap hydroterapi rendam kaki air hangat terhadap perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi. Kesimpulan penelitian, Penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan cara terapi rendam kaki air hangat dapat memberikan efek rekasasi karena suhu tubuh merangsang pembuluh darah dikaki dan terjadi pelebaran vasodilatasi yang merangsang parasimpatis memproduksi renin kemudian meningkatkan fasopresin yang memnyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik menurun.
Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Tingkat Kemandirian Dalam Merawat Diri Pada Lanjut Usia Meynur Rohmah; Dewi Nur Puspita Sari; Tuti Wahyuningsih; Tika Fatmala
Jurnal Kesehatan Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Yatsi Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lanjut usia (Lansia) bila dibandingkan dengan kelompok usia lain memiliki keunikan tersendiri, halini dapat diketahui dengan mendalami teori-teori gerontik dan perubahan-perubahan yang terjadi.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan jenis kelamin terhadap tingkat kemandiriandalam merawat diri pada lanjut usia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi denganpendekatan potong lintang (cross sectional), yaitu pengukuran variabel bebas (independent) danvariabel terikat (dependent) dilakukan secara bersamaan. Pengukuran variabel dilakukan denganwawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian berdasarkan umur lanjut usiaterbanyak yang berusia 60-74 tahun sebanyak 10 orang (55,6%), berdasarkan jenis kelamin jumlahlanjut usia yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sama, yaitu lanjut usia laki-laki 9 orang(50%), lanjut usia perempuan 9 orang (50%), berdasarkan pendidikan adalah SMA tamat sebanyak8 orang (44,4%), berdasarkan status perkawinan adalah duda/janda 10 orang (55,6%), dari hasilanalisis bivariat bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadaptingkat kemandirian dalam merawat diri pada lanjut usia. Kesimpulan penelitian, tidak terdapathubungan antara jenis kelamin terhadap tingkat kemandirian dalam merawat diri pada lanjut usia.Disarankan Bagi panti Wredha agar pengurus panti mengajarkan atau memberitahukan kepada paralansia yang masih mandiri dalam melakukan ADL (Activity Daily Living) untuk membantu lansiayang tidak atau kurang mandiri dalam melakukan ADL (Activity Daily Living).Kata Kunci : lanjut usia, jenis kelamin, kemandirian